Adik?

"Aldi?" ucapnya kaget melihat Aldi ialah orang yang berbicara tadi.

Aldi adalah salah satu teman satu kampusnya, mereka cukup dekat, bisa dikatakan sahabat. Walau begitu, namun Cinta tidak pernah tau jikalau Aldi adalah anak dari pak Suryadi, karena Cinta sama sekali belum pernah ke rumah Aldi selama mereka bersahabat, Cinta pun tidak pernah menanyakan alamat rumah Aldi, karena biasanya mereka akan memilih pergi ke cafe bersama teman-teman lainnya ketimbang bertemu di rumah salah satunya.

Lain halnya dengan Henny, Cinta memang sudah tau rumah Henny di mana, bahkan ia begitu akrab dengan kedua orang tua Henny, begitu pun sebaliknya. Itu karena Henny dan Cinta adalah teman lama semasa SMA dahulu. Henny dan Cinta sepakat akan berkuliah di kampus yang sama nanti, juga jurusan yang sama, itulah alasannya mengapa sekarang mereka berdua sekelas.

Cinta dan Aldi pertama kenal saat Cinta baru pertama kali menginjakkan kakinya di kampus Jaya Indonesia, saat itu Cinta baru ingin mendaftar masuk di kampus itu, mereka tanpa sengaja bertemu di kantin kampus, yang saat itu Cinta dan Aldi duduk di bangku meja yang sama. Aldi memulai membuka pembicaraan lebih dulu, menanyakan apakah Cinta juga baru mendaftar di kampus itu, dan ternyata benar. Namun, Cinta memilih masuk ke jurusan yang berbeda dengan Aldi, dari situlah pertemanan mereka di mulai.

Walau Aldi dan Cinta berada di semester yang sama akan tetapi umur Aldi setahun lebih muda dari Cinta, itu karena kepintaran yang dimilikinya, membuat ia dapat loncat kelas dan lulus lebih cepat dari umurnya saat masih di bangku SMA.

Semua yang berada di ruang tamu itu sedikit kaget kecuali Cinta dan Aldi tentunya.

"Kamu kenal sama anak om Cinta?" tanya pak Suryadi kepada Cinta, yang ditanya pun langsung menoleh.

"Iya Pa, kami berdua satu kampus," bukan Cinta yang menjawab melainkan Aldi.

"Eh, iya Om. Hehe," jawab Cinta mengiyakan jawaban Aldi.

"Jadi si Cinta Pa, anak rekan bisnis Papa itu?" tanya Aldi.

"Iya Di, baguslah kalau kalian sudah kenal dan akrab," jawab ayah Aldi yang merasa senang jikalau anaknya dan anak rekan bisnisnya berteman.

"Ya sudah Pa aku mau naik ke atas dulu ya, mau ganti pakaian dulu," ucap Aldi kepada ayahnya.

"Cin, aku ke atas dulu ya sebentar," sambung Aldi langsung berjalan pergi ke kamarnya.

Cinta mendadak diam. Kalau Aldi anak dari pak Suryadi rekan bisnis ayahnya, apakah berarti ia akan dijodohkan dengan sahabatnya sendiri? Untuk mengusir rasa kekhawatirannya Cinta memberanikan diri untuk bertanya langsung kepada pak Suryadi.

"Eee..., Om," panggil Cinta kepada pak Suryadi dengan ragu

"Iya Nak Cinta, ada apa?" sahut pak Suryadi yang merasa dipanggil oleh Cinta langsung menoleh.

"Apakah Aldi anak Om yang ingin Om jodohkan ke Saya?" tanya Cinta dengan ragu, dan dibuahi sebuah kekehan kecil dari ibu Fitri.

"Tenang Nak Cinta, anak om itu ada dua. Kamu bukan dijodohkan dengan teman kamu, tapi akan dijodohkan dengan kakaknya," jawab pak Suryadi.

"Cinta kirain sama Aldi, Om," ucap Cinta dengan kikuknya.

Tak lama setelahnya pembantu keluarga pak Suryadi menyuguhkan minuman dan kue di atas meja untuk mereka sebagai tamu.

"Silakan diminum dan dimakan kuenya," suruh ibu Fitri kepada ketiga tamunya.

"Iya silahkan diminum dan dimakan saja tidak usah sungkan," kata pak Suryadi menyambung ucapan istrinya, ibu Fitri.

Aldi terlihat turun dari tangga dengan menggunakan celana jeans dan baju kaos hitamnya.

"Papa, tadi Kak Iqbal menelepon aku, katanya akan pulang sedikit terlambat," terang Aldi yang baru saja mendudukkan dirinya di salah satu sofa ruang tamu.

"Mungkin dia ada yang lagi di urus Mas," timpal ibu Fitri yang sepertinya tau kesibukan anak tertuanya.

"Sekali lagi maaf ya Pak Wahyudi, anak Saya Iqbal malah telat pulangnya, membuat keluarga Pak Wahyudi harus menunggu lama begini," tutur pak Suryadi yang merasa tidak enak hati, karena di pertemuan kedua pun pak Suryadi kembali membuat keluarga pak Wahyudi harus menunggu lebih lama lagi untuk membahas masalah pertunangan antara kedua putra putri mereka.

"Aldi, kamu ajak Cinta ke taman belakang. Kasihan Cinta kalau harus menunggu lama di sini," perintah ibu Fitri kepada anaknya, Aldi.

"Iya Ma." Aldi pun beranjak berdiri dari tempat duduknya.

"Ayo Cinta. Kita ke taman belakang cari angin," ajak Aldi pada Cinta.

"Iya."—Cinta mengangguk pada Aldi dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah ibu Fitri dan pak Suryadi—"Tante, Om aku izin ke taman belakang dulu ya" Izin Cinta kepada ibu Fitri dan pak Suryadi, yang dibalas dengan anggukan kecil dari mereka berdua.

Cinta dan Aldi berjalan ke arah taman belakang, tetapi sebelum ke taman belakang mereka harus melalui ruang keluarga. Tanpa sengaja Cinta melihat lukisan besar di ruang keluarga itu, lukisan keluarga yang begitu indah di lihat. Seorang wanita dan lelaki muda yang sedang menggandeng kedua putranya, Mereka terlihat bahagia di lukisan itu. Mata Cinta beralih melihat foto di figura kecil yang terletak di atas meja yang tidak jauh dari lukisan tersebut.

"Ini Ibu Fitri, Ibumu dan Pak Suryadi Ayah kamu ketika masih muda kan?" tanya Cinta menunjuk figura itu.

"Iya. Mereka terlihat awet muda saja, kan? Wajah mereka dari muda sampai sekarang seperti masih tetap sama, apalagi Papa. Lihat,"—Aldi menunjuk wajah ayahnya pada figura kecil yang sedang dipegang Cinta—"beliau terlihat begitu tampan," puji Aldi pada ketampanan wajah sang ayah yang masih terlihat muda.

"Iya," jawab Cinta yang juga mengiyakan pernyataan Aldi sambil mengangguk.

"Papa siapa dulu dong," ucap Aldi dengan bangga membusungkan dadanya.

"Iya-iya Papa kamu. Tapi kok kamu beda ya sama Papa kamu, kamunya jelek. Bleee hahaha," ejek Cinta.

Diam sejenak, beberapa detik setelahnya Aldi langsung mencubit gemas hidung Cinta.

"Kamu itu ya suka bikin kesal saja, orang ganteng begini dibilang jelek," protes Aldi membalas ejekan Cinta.

"Ishh, Aldi sakit tau, hidung aku jadi merah nih," keluh Cinta sambil menyentuh ujung hidungnya yang memerah.

"Lagian siapa suruh mengejek."

"Baperan ih Si Abang."

Kembali terlihat oleh mata Cinta figura di sebelah foto kedua orang tua Aldi tadi.

"Eh Aldi, ini kamu lagi kecil ya digendong Ibumu?"—Cinta mengambil figura itu dan mengamatinya—"imutnya," gemas Cinta.

"Mana?"—Aldi mengambil figura kecil itu dari tangan Cinta—"ohh, itu Kakak aku Cin, waktu kecil."

"Foto kam–" ucap Cinta yang terpotong akan pertanyaan Aldi.

"Cinta, kamu haus tidak?" Aldi meletakkan kembali figura kecil itu ke meja.

"Haus sih, tapi minuman aku ada di ruang tamu. Masa harus balik lagi?" ujar Cinta bertanya, karena di ruang tamu tadi saat pembantu di rumah Aldi menyuguhkannya minuman ia tak sempat meminumnya, keburu diajak Aldi untuk ke taman belakang.

"Iya sudah, ayo kita ke dapur dulu bikin minuman, sekalian aku juga haus nih. Pulang dari kampus tidak ada minum dari tadi." Cinta mengangguk dan mengikuti Aldi berjalan ke dapur.

To Be Continue...

Terpopuler

Comments

Whiteyellow

Whiteyellow

aku mampir.jgn lupa dkung balik

2021-03-31

1

R_armylove ❤❤❤❤

R_armylove ❤❤❤❤

mampir lagi

2021-02-23

1

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

👍👍👍👍

2021-01-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!