Mulai Mendekati

****

Inilah kehidupan, kadang ada hal yang tidak kita inginkan terjadi. Ada yang menentang suatu kejadian dan berusaha merubahnya namun ada juga yang hanya mengikuti alurnya lurus.

Kemaren sore setelah pulang sekolah Mami langsung mengajak Nayla kerumah Kakek. Menurut Kakek lebih baik Nayla menginap dulu semalam dirumahnya sebelum menikah. Ternyata benar yang dipikirkan Reynand sebelum ini, yang lebih antusias disini adalah Kakek bukan kedua orang yang akan dinikahkan.

Nayla duduk terdiam didepan cermin. Menatap wajah sendunya yang datar. Tak tampak raut kebahagiaan disana. Kebaya putih yang dipilihkan Mami kini melekat ditubuhnya yang ramping. Ia tidak menyangka hari ini datang juga. Ia akan segera menikah. Entahlah dia bingung sendiri, Ia hanya bisa pasrah mengikuti jalan hidupnya saat ini. Sedikit pun Ia tidak menangis saat ini, mungkin karena hari-hari sebelumnya Ia sudah menguras habis air matanya.

Mami masuk kedalam kamar, Ia tersenyum memperhatikan Putrinya dari belakang. Setelah beberapa saat Mami berjalan mendekat kearah Nayla.

Nayla yang tau kedatangan Mami dari pantulan cermin, hanya diam tidak begeming.

“Nay, yuk keluar sayang. Reynand sudah nunggu kamu. Kita akan segera melakukan ijab Kabul.” Mami berusaha berbicara selembut mungkin kepada Nayla.

Nayla berdiri dari duduknya, kemudian berjalan tanpa ekspresi dengan digandeng oleh Mami. Tidak ada yang begitu Ia berdulikan saat itu. Dirinya hanya berharap semua ini segera selesai. Kain yang lumayan sempit membuat Ia agak kesulitan untuk melangkah.

Sementara itu Reynand yang sedari menunggu dengan malas tengah duduk diruang tengah rumah Kakeknya. Sedari tadi Ia hanya menunduk dengan memainkan game diponsel miliknya. Sebenarnya Ia agak ngantuk saat itu. kegiatan syuting yang begitu padat mengharuskan Ia untuk datang kerumah sang Kakek disubuh hari.

Kakek menghampiri Reynand selepas Ia menyelesaikan panggilan telponnya dengan seseorang.

“Rey, penghulunya sudah mau sampai. Ayo cepat duduk ketempat akad nikah.”

Reynand menghentikan kegiatannya bermain game, kemudian segera menuruti sang Kakek untuk duduk ketempat akad yang telah disiapkan. Ia agak terkejut saat melihat Nayla yang rupanya sudah duduk disana. Tanpa menyapa Ia langsung duduk disebelah calon istrinya itu.

****

Semua gembira dan bersyukur setelah kata sah terucap. Tetapi tidak dengan Nayla dan Reynand. Mereka berdua terdiam, tidak tau apa yang harus dilakukan. Terlebih lagi Nayla Ia merasa kikuk dan canggung dengan statusnya saat ini.

“Duh Mama nggak nyangka akhirnya kamu nikah. Perasaan Mama baru kemarin mama gantiin popok kamu, Rey. Waktu memang cepat berlalu ya.” Mama, Ibunda Reynand yang rupanya duduk disebelah sang suami dibelakang Reynand Ia berbisik dan menyentuh pundak Putranya itu. "Gimana gak sabar kan, buat ijab kabul sama Nayla?"

“Apaan sih Ma.” Reynand merasa risih dengan perkataan Mama.

“Malam pertamanya nggak usah buru-buru ya sayang.” Kembali mencoba membual, ingin mengakrabkan diri dengan sang anak.

“Ma.” Reynand menekan perkataannya. Kemudian melirik Nayla sebentar takut gadis itu mendengar perkataan yang menurutnya tidak penting dari Mama.

Tak berapa lama pernikahan pun berlangsung. Surat dan buku nikah pun ditandatangani. Tak lupa juga berpoto untuk meninggalkan jejak digital. Tak ada acara serius setelah itu. Hanya akad nikah. Tidak sampai lama.

“Mis nggak nyangka ya, akhirnya kita besanan.” Mama Reynand yang sedang bersama Mami mempersiapkan makanan didapur terlihat begitu senang. Terlihat beberapa asisten rumah tangga juga begitu sibuk disana.

“Iya, tapi gimana ya Del. Aku kepikiran sama Nayla, kayaknya dia masih belum bisa nerima pernikahan ini.” Mami Miska menghela nafas berat.

“Ah sudah itu urusan belakang. Nanti lama-lama mereka juga saling suka.” Mama tersenyum dengan ucapannya.

Sementara itu Mami menghela nafas panjang, dalam hatinya semoga apa yang dikatakan oleh Mamanya Reynand benar. Ia berharap nantinya Nayla dapat menerima semua ini.

****

Semuanya duduk dimeja makan, sudah mengganti pakaian dengan baju sehari-hari untuk dirumah. Nayla berusaha menelan makanan yang Ia masukan kemulutnya. Rasanya nafsunya benar-benar tidak ada, padahal sudah sejak tadi Ia tidak makan. Terlihat Mami sedari tadi melirik Nayla, memperhatikan makanan dipiring anak gadisnya itu yang belum juga berkurang.

“Nayla barang-barang kamu sudah dibawa kesini semua kan?” Kakek bertanya disela-sela aktivitas makan.

Nayla mengangkat kepalanya menggeleng pelan.

Merasa tidak enak karena Nayla tidak menjawab mami Miska lalu berdehem pelan. “Em belum, nanti sore biar Mami yang bawakan.” Mami mencoba menjawab, tentu saja Nayla belum membawa semua barang-barangnya. Untuk datang kerumah ini saja Mami harus susah payah membujuknya berkali-kali.

“Bagaimana, apa kalian akan langsung pergi bulan madu setelah ini?"

“Ah iya bulan madu, Mama tau loh tempat yang bagus.” Mama begitu semangat menyahuti perkataan Kakek barusan.

“Kek, Ma, jangan mulai deh.” Reynand menggeram kesal. Ya ampun mulai lagi deh orang tua mereka.

“Em, Nayla sepertinya belum bisa pergi kemana-mana sekarang. Soalnya sebentar lagi dia ujian.” Mami mencoba menjelaskan sambil melirik Nayla yang sudah semakin tertunduk malu dan merasa geli mendengar perkataan dari Kakek dan Mama.

Bulan madu yang benar saja. Memikirkan untuk tidur seranjang saja Nayla tidak sanggup.

“Oh Iya, kapan Nayla akan ujian?” Kakek bertanya lagi.

Mami yang menjawab sedari tadi tidak bisa memberitahukan apa-apa. Rupanya Ia juga tidak tahu kapan jadwal ujian kelulusan putrinya itu.

“Nay, kapan kamu mulai ujian?” Mami begitu hati-hati menanyai Nayla, sangat paham apa yang sedang dirasakan Putrinya saat itu.

Tidak ada jawaban.

“Sayang, Nayla nggak apa-apa kan. Apa kamu sakit?” Mama mencoba menunjukkan perhatiannya.

Nayla menggelengkan kepalanya pelan. Dirinya benar-benar sedang tidak mood saat ini.

“Mi Nayla ke kamar ya, kepala Nayla pusing.” Mencoba mencari alasan kemudian berdiri dari duduknya.

“Nay.” Mami menoleh kebelakang mencoba untuk menghentikan.

“Reynand kamu susul istri kamu, tanya dia kenapa.” Perintah Kakek.

Reynand tidak menjawab. Dalam pikirnya, apa Kakek tidak mengerti sebenarnya ada apa dengan gadis itu. Dia itu tidak menerima perjodohan ini dan sekarang Kakek malah memaksa untuk menemuinya, bisa-bisa gadis itu kabur kalau Ia dekati tiba-tiba. Begitulah yang dipikir oleh Reynand saat ini. Garpu dan sendok masih Ia pegang ditangannya, belum ada pergerakan untuk menyusul Nayla sedikit pun.

“Reynand!” Kakek mulai meninggikan suara matanya melotot karena Reynand belum juga berdiri mengejar Nayla. "Susul istri kamu!"

Semuanya kaget dan terdiam tak ada yang berani menjawab Kakek, bahkan Mama Reynand sekali pun. Ia begitu paham sikap sang ayah yang begitu keras, jangan pernah menjawab saat Ia sedang emosi itu yang selalu diingat oleh Mama.

Mama menyentuh lengan Reynand pelan. "Turuti perkataan kakek kamu."

Reynand pun segera berdiri. Terasa denyutan kesal didadanya. Dengan terpaksa Ia akhirnya menuruti perintah sang Kakek untuk menyusul Nayla kedalam kamar.

Kakek memperhatikan susana yang seketika hening itu. “Kenapa kalian tegang? Ayo lanjut makan. Tadi saya cuma menggertak Reynand. Kalau tidak seperti itu, kapan Ia bisa mulai mendekati istrinya.” Kakek mengakhiri ucapannya dengan tawa.

Semua yang ada dimeja makan yang tadinya terlihat sangat kaku dan tegang akhirnya terlihat lega, mereka tidak menyangka bahwa Kakek hanya bercanda.

Terpopuler

Comments

Zhiernaa Azhierr

Zhiernaa Azhierr

neextt

2021-10-13

0

DE'RA'S

DE'RA'S

smpe d sni bgus ,,kata"x rapi

2021-10-10

0

Ayunita Rahman

Ayunita Rahman

ini komen pertama

aku pun tegang krn kakek marah marah

2021-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rasa Bersalah
3 Terpesona
4 Air Mata Tak Terbendung
5 Mulai Mendekati
6 Abang
7 Bisa Masak
8 Dia Itu Masih SMA
9 Tanpa Bertanya
10 Menyebutkan Status
11 Libur
12 Berpikir Jernih
13 VISUAL DAN BIODATA PEMERAN
14 Istri?
15 Jarang Ngobrol
16 Kewajiban Istri
17 Berusaha Mengakrabkan Diri
18 Terjatuh
19 Kamu Dimana?
20 Jangan Pergi
21 Nyaman
22 So Sweet
23 Mulai Cerewet
24 Merasa Kesal
25 Apa Cita-cita Kamu?
26 Temani Aku Tidur
27 Dasar Keras Kepala
28 Lupa Meminta Izin
29 Pembahasan Malam Pertama Gadis Remaja
30 Tertidur Disofa
31 Aku Ikut
32 Tersinggung
33 Kesal
34 Selalu Membuat Khawatir
35 Belum Mengerti Apa-apa
36 Apakah Dia Penculik?
37 Bagaikan Bayang-bayang
38 Alasan Menyusul
39 Gara-gara Syok
40 Tanggung Jawab Terbesar
41 DIHOTEL BERDUA
42 Tabu
43 Apa Yang Kita Lakukan Tadi?
44 Mulai Berani
45 Kamu Nggak Suka Abang Perhatian?
46 Ingin Memberikan Kakek Cicit
47 Pijitin
48 Gemas
49 Jatuh Cinta
50 Kenapa Aku Digigit?
51 Besok Sekolah Bagaimana?
52 Minta Maaf
53 Kenapa Juga Harus Izin Segala
54 Terganggu
55 Gagal Lagi
56 Entahlah....
57 Untuk Apa Marah?
58 Morning Kiss
59 Apa Itu Cinta?
60 Tentang Siapa yang Dia Nikahi
61 Seutuhnya Dimiliki
62 Kamu Lebih Bagus Galak Daripada Pendiam
63 Sepenggal Dari Author
64 Ikut Latihan Yoga
65 Tidak Akan Dimaafkan
66 Dengan Wanita Lain?
67 Sifat Yang Lebih Mengerikan
68 Haruskah
69 Tidak Bisa Dipercaya
70 Harus Tenang!
71 Menanti Kepulangan
72 Mode Galak
73 Menginap
74 Menunda?
75 Salahkah?
76 Terlalu Percaya Diri
77 Pengganggu
78 Uneg-uneg
79 Terjebak
80 Mengasihani
81 I Love You
82 I You too
83 Suap-suapan
84 Pembahasan yang Tidak Nyaman
85 Pedas
86 Penawar Luka
87 Perasaan ini, Indahnya....
88 Kelainan
89 Kejutan?!
90 Tertidur?!!!
91 Sikap yang Tidak Terduga
92 Takut Overdosis
93 Berita yang Dimaksud
94 Cemas
95 Sang Sahabat
96 Mencoba Ikhlas dan Merelakan Itu Sulit
97 Cucu?
98 Menangis
99 Menangis Lagi
100 Panggil Aku dengan Sebutan Sayang
101 Apa Kamu Bahagia?
102 Menempel....
103 Kegundahan
104 Merasa Lapang
105 Ada Apa?
106 Tega
107 Keras Hati
108 Terharu
109 Korban Suasana Hati
110 Ada Apa dengan Dirinya?
111 Keputusan?
112 Dendam
113 Aneh!
114 Tamparan!
115 Membawa pulang
116 Merasa Bersalah
117 Terserah!!
118 Sikap Mami Berlebihan
119 Ketularan?!
120 Kabar Baik
121 Diperutnya???
122 Kenapa?
123 Pergilah!
124 Perasaan Tak Berujung
125 Maaf
126 Cucu Tersayang
127 Tidak Ingin Jauh
128 Kelicikan
129 Candu
130 Ujian Terakhir
131 Bahagia
132 Terungkap
133 Nama
134 Mangga Muda
135 S2 - Obrolan Dimalam Hari
136 S2 - Bekal Makan Siang
137 S2 - Sekretaris Baru?
138 S2 - Emosional!
139 S2 - Kamu Berbeda
140 S2 - Cuek!
141 S2 - Apa Masalahnya?!
142 S2 - Obrolan
143 S2 - Manja!
144 S2 - Cinta Pertama
145 S2 - Jenis Kelamin Bayi
146 S2 - Bosan
147 S2 - Ternyata!
148 S2 - Para Calon Nenek
149 S2 - Apa Maksud?!
150 S2 - Jangan Lagi
151 S2 - Merelakan
152 S2 - Mendadak
153 S2 - Kamu Kemana?
154 S2 - Bayi Mungil
155 Hai
156 Novel "Mana Cinta Suamiku"
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Prolog
2
Rasa Bersalah
3
Terpesona
4
Air Mata Tak Terbendung
5
Mulai Mendekati
6
Abang
7
Bisa Masak
8
Dia Itu Masih SMA
9
Tanpa Bertanya
10
Menyebutkan Status
11
Libur
12
Berpikir Jernih
13
VISUAL DAN BIODATA PEMERAN
14
Istri?
15
Jarang Ngobrol
16
Kewajiban Istri
17
Berusaha Mengakrabkan Diri
18
Terjatuh
19
Kamu Dimana?
20
Jangan Pergi
21
Nyaman
22
So Sweet
23
Mulai Cerewet
24
Merasa Kesal
25
Apa Cita-cita Kamu?
26
Temani Aku Tidur
27
Dasar Keras Kepala
28
Lupa Meminta Izin
29
Pembahasan Malam Pertama Gadis Remaja
30
Tertidur Disofa
31
Aku Ikut
32
Tersinggung
33
Kesal
34
Selalu Membuat Khawatir
35
Belum Mengerti Apa-apa
36
Apakah Dia Penculik?
37
Bagaikan Bayang-bayang
38
Alasan Menyusul
39
Gara-gara Syok
40
Tanggung Jawab Terbesar
41
DIHOTEL BERDUA
42
Tabu
43
Apa Yang Kita Lakukan Tadi?
44
Mulai Berani
45
Kamu Nggak Suka Abang Perhatian?
46
Ingin Memberikan Kakek Cicit
47
Pijitin
48
Gemas
49
Jatuh Cinta
50
Kenapa Aku Digigit?
51
Besok Sekolah Bagaimana?
52
Minta Maaf
53
Kenapa Juga Harus Izin Segala
54
Terganggu
55
Gagal Lagi
56
Entahlah....
57
Untuk Apa Marah?
58
Morning Kiss
59
Apa Itu Cinta?
60
Tentang Siapa yang Dia Nikahi
61
Seutuhnya Dimiliki
62
Kamu Lebih Bagus Galak Daripada Pendiam
63
Sepenggal Dari Author
64
Ikut Latihan Yoga
65
Tidak Akan Dimaafkan
66
Dengan Wanita Lain?
67
Sifat Yang Lebih Mengerikan
68
Haruskah
69
Tidak Bisa Dipercaya
70
Harus Tenang!
71
Menanti Kepulangan
72
Mode Galak
73
Menginap
74
Menunda?
75
Salahkah?
76
Terlalu Percaya Diri
77
Pengganggu
78
Uneg-uneg
79
Terjebak
80
Mengasihani
81
I Love You
82
I You too
83
Suap-suapan
84
Pembahasan yang Tidak Nyaman
85
Pedas
86
Penawar Luka
87
Perasaan ini, Indahnya....
88
Kelainan
89
Kejutan?!
90
Tertidur?!!!
91
Sikap yang Tidak Terduga
92
Takut Overdosis
93
Berita yang Dimaksud
94
Cemas
95
Sang Sahabat
96
Mencoba Ikhlas dan Merelakan Itu Sulit
97
Cucu?
98
Menangis
99
Menangis Lagi
100
Panggil Aku dengan Sebutan Sayang
101
Apa Kamu Bahagia?
102
Menempel....
103
Kegundahan
104
Merasa Lapang
105
Ada Apa?
106
Tega
107
Keras Hati
108
Terharu
109
Korban Suasana Hati
110
Ada Apa dengan Dirinya?
111
Keputusan?
112
Dendam
113
Aneh!
114
Tamparan!
115
Membawa pulang
116
Merasa Bersalah
117
Terserah!!
118
Sikap Mami Berlebihan
119
Ketularan?!
120
Kabar Baik
121
Diperutnya???
122
Kenapa?
123
Pergilah!
124
Perasaan Tak Berujung
125
Maaf
126
Cucu Tersayang
127
Tidak Ingin Jauh
128
Kelicikan
129
Candu
130
Ujian Terakhir
131
Bahagia
132
Terungkap
133
Nama
134
Mangga Muda
135
S2 - Obrolan Dimalam Hari
136
S2 - Bekal Makan Siang
137
S2 - Sekretaris Baru?
138
S2 - Emosional!
139
S2 - Kamu Berbeda
140
S2 - Cuek!
141
S2 - Apa Masalahnya?!
142
S2 - Obrolan
143
S2 - Manja!
144
S2 - Cinta Pertama
145
S2 - Jenis Kelamin Bayi
146
S2 - Bosan
147
S2 - Ternyata!
148
S2 - Para Calon Nenek
149
S2 - Apa Maksud?!
150
S2 - Jangan Lagi
151
S2 - Merelakan
152
S2 - Mendadak
153
S2 - Kamu Kemana?
154
S2 - Bayi Mungil
155
Hai
156
Novel "Mana Cinta Suamiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!