****
Reynand masih memandang gadis polos dihadapannya yang sedang menundukkan kepala itu. Ia dapat menangkap kalau Nayla benar-benar gadis yang polos. Ia banyak mengenal wanita selama ini, jadi dia tau bagaimana seorang wanita hanya dengan sekali melihatnya. Tidak pernah terpikirkan olehnya Ia akan menikah dengan seorang gadis SMA dan akan tinggal serumah dengan gadis itu.
“Jadi bagaimana kalau pernikahan kita lakukan secepatnya?”
Ucapan Kakek membuat Nayla segera mengangkat kepalanya. Begitupun juga dengan Reynand Ia sontak menatap sang Kakek yang duduk disampingnya.
“Kalu boleh tau kapan Om berencana akan menikahkan mereka?” Mami bertanya dengan sopan dan hati-hati.
“Hari minggu ini.” Ucap Kakek mantap.
Nayla membelalakkan matanya menatap Kakek. Ia tidak menyangka Kakek akan membuat keputusan secepat ini. Sejenak ia melirik Reynand yang juga kaget dengan ucapan Kakek. Memikirkan ia akan segera menikah dengan Reynand tiba-tiba membuat Nayla merasa geli sendiri. Ia akan tinggal serumah dengan seorang laki-laki yang tidak pernah dekat dengannya. Jangankan dekat mengobrol saja tidak pernah. Hanya sesekali Ia melihat lelaki tersebut melintas di iklan TV, hanya itu saja. Selebihnya bahkan menonton sinetron atau pun film yang diperankan Reynand pun Ia jarang bahkan mungkin hampir tidak pernah.
“Sebentar Om apa ini nggak terlalu cepat?" Tanya Mama Adel masih dalam keterkejutannya. "Nggak nunggu Nayla lulus dulu?"
Mendengar ucapan mami Miska raut wajah kakek tiba-tiba berubah. Seperti ada sebuah hal yang menyakitkan dalam hatinya.
"Bahkan berdua saja belum dekat satu sama lain.” tambah Mami.
Raut wajah kakek yang terlihat sedih tadi lalu tersenyum. “Masalah itu gampang. Hal itu akan mengalir seiring dengan berjalannya waktu.” Ujar Kakek santai.
“Tapi Dia masih sekolah Kek.” Reynand pun juga ikut menjelaskan. Mencoba menekan ketidaksabaran sang Kakek. Sepertinya dalam hal ini malah Kakeknya yang lebih bersemangat.
“Memang kenapa kalau Nayla masih sekolah. Kalian akan dinikahkan secara diam-diam. Tidak akan ada yang tau. Pernikahan akan dilakukan secara rahasia. Nanti setelah Nayla lulus SMA baru kita adakan resepsinya.” Kakek berucap dengan penuh semangat. Mencoba menjelaskan tidak ada yang bisa mengganggu gugat keputusannya.
Semua yang ada diruangan tersebut tidak bisa berkata apa-apa lagi. Nayla yang sedari tadi terdiam semakin menundukkan kepalanya dalam. Air matanya yang terbendung, sudah tidak bisa ditahan lagi.
“Mami, Nayla kekamar mandi dulu ya.” Berbicara tanpa menoleh kearah Maminya, takut kalau air matanya mengalir tiba-tiba.
Nayla segera berlari meninggalkan ruang tamu. Ia pun masuk kedalam kamar mandi. Melihat wajahnya dicermin, air matanya pun akhirnya bercucuran dengan deras. Entah mengapa Ia merasa Kakek terlalu memaksakan kehendak tanpa menanyakan perasaannya terlebih dahulu. Ia merasa kakek Eno terlalu egois dan lagi kenapa Reynand tidak berusaha untuk menghentikan Kakeknya. Kenapa laki-laki itu tidak melawan Kakek sedikit pun. Memangnya Dia mau menikah dengan orang yang tidak dikenal, gadis SMA pula. Dia kan artis, seharusnya dia bisa memilih jodohnya sendiri. Nayla terus memaki Kakek dan Cucunya itu kesal.
Nayla terus menahan suara tangisnya, namun tidak dengan air matanya yang terus mengalir deras, Ia tidak bisa menahan itu. Sudah lebih dari sepuluh menit Ia berada didalm kamar mandi. Tissu yang terletak didepan kaca hampi habis dikarenakan Nayla menarik-nariknya asal untuk mengusap air mata yang terus keluar.
“Nay, kok lama banget sayang. Kakek Eno sama Reynand sudah mau pulang tuh?” tiba-tiba terdengar suara Mami dari luar kamar mandi.
Mendengar suara Mami, Nayla segera membuka pintu kamar mandi. Ia menundukkan kepalanya, tidak ingin mami melihat dirinya habis menangis.
“Kamu nangis lagi?” Mami mengangkat dagu Nayla.
Nayla tidak menjawab, Ia masih menunduk dan terdiam.
“Sayang.” Mami menarik Nayla dalam pelukannya.
“Maafkan Mami ya, nanti juga Nayla akan terbiasa kok. Tujuan Kakek itu baik untuk menikahkan kalian. Reynand juga laki-laki yang baik. Kamu percaya sama Mami.” Mami mengelus-ngelus rambut Nayla mencoba menenangkan.
Nayla tidak menjawab, Ia masih terdiam dipelukan Maminya.
beberapa saat kemudian Mami segera melepaskan pelukannya, mengusap wajah sembab Nayla.
“Kedepan yuk, temuin Kakek sama Reynand dulu sebentar.”
Nayla mengangguk pelan, sepertinya Ia sudah tidak bisa lagi bicara karena terlalu banyak menangis.
Nayla dan Mami sudah kembali keruang tamu,terlihat Reynand dan Kakeknya masih menunggunya disana.
Sekelibat Reynand dapat melihat wajah Nayla yang habis menangis. Ia dapat mengambil kesimpulan kalau gadis itu sebenarnya tidak menginginkan perjodohan ini. Jadi, dia ditolak untuk pertama kalinya. Jika biasanya gadis seusia Nayla akan berteriak-teriak histeris saat melihat dirinya, mengingat Ia adalah Aktor papan atas yang namanya sedang melejit namanya saat itu. Namun, kali ini berbeda, rupanya ada seorang yang bisa membuat Reynand terlihat normal dan biasa saja.
Reynand sedikit menyunggingkan senyumnya, saat menyelidik gadis polos yang sedang ada dihadapannya itu.
“Nayla. Kakek dan Reynand pulang dulu. Ingat kamu harus jaga kesehatan. Hari minggu kalian berdua akan segera menikah.” Ucap Kakek mengingatkan.
Nayla yang menunduk pun menganggukan kepalanya pelan, tanpa melihat kearah Kakek. Ia takut air matanya kembali mengalir, ini saja Ia sudah sekuat tenaga menahan bendungan air matanya.
Mami yang melirik kearah Nayla paham, ia mengerti kalau putrinya itu sedang menyembunyikan wajahnya yang habis menangis.
Sepulangnya Kakek dan Reynand, Nayla langsung mengurung diri dikamarnya. Ia terus mengutuki dirinya, kisahnya benar-benar mirip seperti kisah Siti Nurbaiti. Kalau teman-temannya dijodohkan dengan Reynand pasti mereka langsung mau dan langsung pingsan ditempat saat dilamar. Mengingat topik tentang Reynad selalu menjadi perbincangan hangat anak-anak cewek dikelasnya. Kenapa Kakek nggak cari anak SMA yang pastinya setuju menikah dengan Reynand. Kan bagus jadi si ceweknya nggak perlu terpaksa dan menangis-nangis seperti dirinya saat ini.
“Nay.” Tiba-tiba Mami membuka pintu kamar Nayla.
“Duh masih nangis aja, udah dong sayang. Nggak capek nangis terus.” Menghampiri Nayla dan membelai rambut anak gadisnya yang sedang telungkup dikasur itu.
Nayla tidak menjawab pertanyaan Mami, Ia masih sesenggukkan menangis. Saat itu matanya benar-benar terasa sangat lelah dan kepalanya pun juga terasa sangat pusing, sampai akhirnya ia pun terlelap tidur dengan posisi masih telungkup.
Menyadari anak gadisnya telah tidur. Mami pun menghentikan kegiatannya membelai rambut Nayla, kemudian membalik tubuh telungkup putrinya itu mengubah posisi tidurnya. Setelah menyelimuti dan mengecup lembut kening Nayla, Mami pun segera keluar kamar. Menutup pelan pintu kamar takut putrinya akan terbangun.
Mami menarik nafasnya pelan, mencoba menghilangkan rasa bersalahnya pada Nayla. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa Nayla akan bahagia menikah dengan Reynand. Itu pasti, Mami akan berusaha memastikan hal tersebut. Pokoknya Reynand harus membuat Nayla bahagia. Jangan sampai laki-laki itu sampai menyakiti Nayla sedikit pun.
Beberapa hari yang lalu saat ia menemui Kakek di kediamannya, Kakek sudah meyakinkan dirinya bahwa Reynand akan membuat Nayla bahagia, Kakek sudah berjanji. Janji tersebut membuat Mami sedikit lega mendengarnya. Walaupun masih tersisa sekelebat rasa khawatir dibenaknya.
Mami juga masih tidak mengerti kenapa kakek begitu cepat ingin menikahkan Reynand dan Nayla. Sepertinya ada sesuatu yang besae dirahasiakan oleh kakek.
•
•
•
•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
De_tYa
serasa dejavu, kyak pernah baca novel ini tpi ga ada di subcribe akunku.. lanjut aja dulu deh ❤️
2023-05-22
0
HARTIN MARLIN
mungkin kakek punya penyakit yang tidak dapat di sembuhkan
2022-12-14
0
IG : @thatya0316
suka sekali ceritanya kak
mampir juga yuk ke karya pertamaku
obsesi cinta pertama
2021-10-12
0