Rasa Bersalah

****

Pagi itu dirumah keluarga besar Soeseno Prasaja, rumah mewah klasik bergaya Eropa. Tampak kesibukan dirumah yang dimiliki oleh seorang pengusaha kaya tersebut. Rumah itu terlihat begitu luas, besar dan megah. Tampak beberapa asisten rumah tangga yang tengah sibuk dengan tugasnya masing-masing.

Soeseno, kala itu Ia sedang duduk sendirian diruang makan rumahnya. Terlihat dua orang aisisten tengah melayaninya menuangkan air dan menyendokkan makanan.

Tak berapa lama terdengar suara derap sepatu mendekat kearahnya. Soeseno menoleh kearah suara tersebut. Cucunya sudah datang.

Reynand menghampiri sang Kakek dan memeluknya. "Kek...."

“Lama sekali kamu datang.” Melepaskan pelukannya kemudian duduk kembali.

“Maaf kek, soalnya tadi aku agak sibuk.” Duduk berhadapan dengan sang Kakek. Kemudian ikut makan bersama.

“Hari ini kamu harus ikut Kakek buat melamar.” Berujar disela-sela kegiatan makan mereka

Reynand menghentikan aktivitasnya, Ia segera meletakkan garpunya kembali ke atas piring. Mengusap mulutnya dengan tissue dan diam sejenak berpikir. Menandakan dirinya tidak baik-baik saja mendengar ucapan kakek barusan.

Kemudian terdengar helaan nafas berat dari anak muda itu. “Kek, aku kan udah bilang, aku belum mau nikah. Aku ini masih muda kek, masih banyak hal harus aku lakuin dari pada hanya memikirkan tentang pernikahan."

Lalu suara berat kakek menimpali. “Kamu enak, usia kamu masih muda. Terus bagaimana dengan kakek? kamu tau, Kakek ini sudah tua, kakek nggak tau sampai kapan usia kakek akan bertahan. Kamu tahu bukan, sebenarnya apa alasan kakek menjodohkan kamu dengan dia."

Reynand mendengus kesal. Mendengar apa sebenarnya alasan kakek untuk menjodohkannya, sebenarnya Reynand merasa tidak enak untuk menolak. Namun, ia merasa tidak bisa menerima perjodohan dari ini. Reynand terlihat bingung harus bagaimana lagi menjelaskannya agar sang Kakek mengerti kalau dirinya benar-benar menolak dan tidak mau.

“Ini adalah janji Kakek dengan sahabat Kakek dulu. Kami ingin menikahkan anak-anak kami jika kami punya anak. Karena kami sama-sama memiliki anak perempuan janji tersebut tidak bisa kami tepati. Sekarang apa salahnya kamu menikah dengan cucu teman Kakek.”

Reynand masih bungkam, ia mengepal kedua tangannya. Nafasnya naik turun menahan kesal. Ia merasa sang Kakek terlalu memaksakan kehendak tanpa memikirkan perasaannya sedikit pun.

Mengambil air dari gelas lalu meminumnya cepat. “Sudah Kek aku mau pergi, hari ini lagi ada banyak kerjaan.” Reynand berdiri hendak pergi, ia merasa malas meladeni permintaan dari Kakeknya. Terburu-buru ia mendatangi sang kakek namun, Ia malah mendengar permintaan perjodohan secepatnya. Hal yang sama sekali tidak ingin dia dengar dan tidak ia inginkan.

“Reynand!!!!." Kakek berteriak kencang karena kepergian cucunya. Mendadak suaranya serak. Seorang asisiten rumah tangga bernama Mbok Yana bergegas mengambilkan air untuknya.

Reynand tidak menggubris, Ia tetap melangkah. Managernya sudah menunggu didalam mobil. Mengisyaratkan Reynand agar segera bergegas.

****

Saat itu dilokasi syuting, semua terlihat sibuk. Seorang make up artis saat itu tengah memoles wajah Reynand. Dari pantulan cermin terlihat Reynand masih menekuk wajahnya, rupanya perkataan sang Kakek tadi pagi masih terus menganggu dan terngiang ditelinganya.

Menikah? Hah, Kakek ada-ada aja. Gue bahkan sampai saat ini belum kepikiran sampai kesana.

Lagi-lagi Reynand mendengkus kesal.

“Oke scene berikutnya.” Seorang Asisten sutradara menepukan tangannya sekali.

Reynand berdiri dari duduknya hendak beradu akting dengan lawan mainnya. Para pemain sudah siap ditempatnya masing-masing. Tinggal menunggu arahan dari sang sutradara. Semuanya sudah bersiap tingggal menunggu arahan dari sang sutradara.

“Camera roll…. ACTION!!”

Kedua pemain sudah mulai memainkan perannya masing-masing dengan begitu professional.

“Sayang terimakasih untuk semuanya. Aku mencintaimu.” Mata sang wanita berbinar-binar menatap kekasihnya.

“Sama-sama sayang aku juga sangat mencintaimu.” Mencium kepala sang wanita. Dan berpelukan.

“Oke Cut!!”

Semua bertepuk tangan merasa puas akan akting kedua pemeran utama.

Selesai melakukan adegan tersebut Reynand kembali untuk duduk dan menuju ketempatnya. Terlihat dua orang stylish merapikan tampilannya. Dari jauh seorang wanita yang merupakan pasangannya difilm yang sedang dibintanginya itu memandang kearahnya, berusaha tersenyuman menggoda, mencoba berusaha untuk menarik perhatian dirinya. Reynand tidak menggubris, entah mengapa Ia malah menganggap wanita tersebut terlihat menggelikan.

Beberapa saat kemudian, ia adalah Dion, lebih tepatnya manager Reynand. Ia mendekat terburu-buru dan terlihat cemas.

“Rey, ada telpon. Ini soal kakek lo.” Dion menyodorkan ponsel milik Reynand.

Deg! Reynand merasakan jantungnya berdegun.

****

Reynand bergegas berlari mencari ruangan disebuah rumah sakit tersebut, terlihat Ia kebingungan celingak-celinguk. Nafasnya ngos-ngosan. Ia menggaruk kepalanya cemas.

“Rey ini dia ruangnya.” Dion yang berjarak tidak terlalu jauh dari Reynand menunjuk ruangan yang ada didepannya. Ia juga terlihat ngos-ngosan.

Reynand pun bergegas, Ia berlari langsung membuka pintu dan masuk kedalam ruangan tersebut. Ia mendadak menghentikan langkahnya saat masuk kedalam ruangan. Tubuhnya tiba-tiba lemas. Ia merasa tidak sanggup untuk melangkahkan kakinya.

Reynand berjalan lunglai menghampiri sang kakek yang tengah terbaring dengan selang infus ditangannya. Ia terus menatap dengan perasaan yang bersalah. Teringat kejadian tadi pagi kala ia mengabaikan sang Kakek yang tengah berbicara kepadanya. Reynand mendongakkan kepalanya rasanya ia ingin menangis saat itu.

“Reynand.” Sang Kakek yang sedang terbaring lemah rupanya tiba-tiba tersadar.

“Kakek!” menghampiri dan langsung menggenggam tangan sang Kakek dengan kedua tangannya.

Sang kakek tersenyum kearahnya. Mukanya terlihat pucat dan matanya sayu.

Reynand mencium tangan kakeknya berkali-kali lega sekaligus masih terselip rasa bersalah.

“Reynand minta maaf, tadi sudah kurang ajar sama kakek.” Tiba-tiba air matanya mengalir.

“Nggak apa-apa. Kamu nggak salah. Seharusnya kakek tidak memaksa kamu.” Berusaha berbicara ditengah tubuhnya yang begitu lemah.

Reynand menundukkan kepalanya dalam, entah mengapa Ia malah semakin bersalah mendengar perkataan kakeknya itu.

“Kakek hanya ingin kamu menikah dengan cucu dari sahabat karib kakek dahulu. Dulu kami sepakat untuk menjodohkan anak kami. Namun tidak bisa ,di karenakan yang lahir sama-sama perempuan.” Kakek kembali menoleh kearah Reynand tersenyum.

“Dulu kami selalu bersama dalam senang mau pun duka. Dia akan membantu kakek dikala susah begitu pun sebaliknya. Hingga akhirnya kami sama-sama menjadi orang yang berhasil.” Mata kakek nanar menerawang saat mengingat masa lalunya.

“Sejujurnya kakek masih berharap kamu akan menerima perjodohan ini. Kakek hanya ingin hubungan Kakek dengan sahabat karib Kakek dahulu tidak terputus, oleh karena itulah Kakek berniat menjodohkan kamu dengan cucunya. Walaupun kini sahabat Kakek tersebut telah tiada.” Terlihat matanya sedih mengenang sang sahabat.

Reynand terdiam beberapa saat, sampai akhirnya ia mendongak. “Baiklah kalau itu yang Kakek mau, aku akan terima perjodohan ini.” Akhirnya walaupun terpaksa, Reynand menundukkan kepalanya kembali. Sekarang ia telah menyutujui perjodohan yang diminta sang Kakek, walau hanya untuk menyenangkan hati Kakeknya untuk saat ini. Setidaknya hal ini membuat rasa bersalahnya terhadap sang Kakek sedikit menghilang.

Dia akan menikah dengan orang yang sama sekali tidak ia cintai.

*

*

*

*

Hai ini novel kedua aku. semoga suka😉

Terpopuler

Comments

Borahe 🍉🧡

Borahe 🍉🧡

Sepetinya ini bru pertama kali aku membacanya.

2024-11-09

0

Geananda Sbrynaa012

Geananda Sbrynaa012

aku udah baca dari 3 thn lalu
tapi udah aku ulang baca berkali2

2024-04-02

1

Geananda Sbrynaa012

Geananda Sbrynaa012

suka banget

2024-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rasa Bersalah
3 Terpesona
4 Air Mata Tak Terbendung
5 Mulai Mendekati
6 Abang
7 Bisa Masak
8 Dia Itu Masih SMA
9 Tanpa Bertanya
10 Menyebutkan Status
11 Libur
12 Berpikir Jernih
13 VISUAL DAN BIODATA PEMERAN
14 Istri?
15 Jarang Ngobrol
16 Kewajiban Istri
17 Berusaha Mengakrabkan Diri
18 Terjatuh
19 Kamu Dimana?
20 Jangan Pergi
21 Nyaman
22 So Sweet
23 Mulai Cerewet
24 Merasa Kesal
25 Apa Cita-cita Kamu?
26 Temani Aku Tidur
27 Dasar Keras Kepala
28 Lupa Meminta Izin
29 Pembahasan Malam Pertama Gadis Remaja
30 Tertidur Disofa
31 Aku Ikut
32 Tersinggung
33 Kesal
34 Selalu Membuat Khawatir
35 Belum Mengerti Apa-apa
36 Apakah Dia Penculik?
37 Bagaikan Bayang-bayang
38 Alasan Menyusul
39 Gara-gara Syok
40 Tanggung Jawab Terbesar
41 DIHOTEL BERDUA
42 Tabu
43 Apa Yang Kita Lakukan Tadi?
44 Mulai Berani
45 Kamu Nggak Suka Abang Perhatian?
46 Ingin Memberikan Kakek Cicit
47 Pijitin
48 Gemas
49 Jatuh Cinta
50 Kenapa Aku Digigit?
51 Besok Sekolah Bagaimana?
52 Minta Maaf
53 Kenapa Juga Harus Izin Segala
54 Terganggu
55 Gagal Lagi
56 Entahlah....
57 Untuk Apa Marah?
58 Morning Kiss
59 Apa Itu Cinta?
60 Tentang Siapa yang Dia Nikahi
61 Seutuhnya Dimiliki
62 Kamu Lebih Bagus Galak Daripada Pendiam
63 Sepenggal Dari Author
64 Ikut Latihan Yoga
65 Tidak Akan Dimaafkan
66 Dengan Wanita Lain?
67 Sifat Yang Lebih Mengerikan
68 Haruskah
69 Tidak Bisa Dipercaya
70 Harus Tenang!
71 Menanti Kepulangan
72 Mode Galak
73 Menginap
74 Menunda?
75 Salahkah?
76 Terlalu Percaya Diri
77 Pengganggu
78 Uneg-uneg
79 Terjebak
80 Mengasihani
81 I Love You
82 I You too
83 Suap-suapan
84 Pembahasan yang Tidak Nyaman
85 Pedas
86 Penawar Luka
87 Perasaan ini, Indahnya....
88 Kelainan
89 Kejutan?!
90 Tertidur?!!!
91 Sikap yang Tidak Terduga
92 Takut Overdosis
93 Berita yang Dimaksud
94 Cemas
95 Sang Sahabat
96 Mencoba Ikhlas dan Merelakan Itu Sulit
97 Cucu?
98 Menangis
99 Menangis Lagi
100 Panggil Aku dengan Sebutan Sayang
101 Apa Kamu Bahagia?
102 Menempel....
103 Kegundahan
104 Merasa Lapang
105 Ada Apa?
106 Tega
107 Keras Hati
108 Terharu
109 Korban Suasana Hati
110 Ada Apa dengan Dirinya?
111 Keputusan?
112 Dendam
113 Aneh!
114 Tamparan!
115 Membawa pulang
116 Merasa Bersalah
117 Terserah!!
118 Sikap Mami Berlebihan
119 Ketularan?!
120 Kabar Baik
121 Diperutnya???
122 Kenapa?
123 Pergilah!
124 Perasaan Tak Berujung
125 Maaf
126 Cucu Tersayang
127 Tidak Ingin Jauh
128 Kelicikan
129 Candu
130 Ujian Terakhir
131 Bahagia
132 Terungkap
133 Nama
134 Mangga Muda
135 S2 - Obrolan Dimalam Hari
136 S2 - Bekal Makan Siang
137 S2 - Sekretaris Baru?
138 S2 - Emosional!
139 S2 - Kamu Berbeda
140 S2 - Cuek!
141 S2 - Apa Masalahnya?!
142 S2 - Obrolan
143 S2 - Manja!
144 S2 - Cinta Pertama
145 S2 - Jenis Kelamin Bayi
146 S2 - Bosan
147 S2 - Ternyata!
148 S2 - Para Calon Nenek
149 S2 - Apa Maksud?!
150 S2 - Jangan Lagi
151 S2 - Merelakan
152 S2 - Mendadak
153 S2 - Kamu Kemana?
154 S2 - Bayi Mungil
155 Hai
156 Novel "Mana Cinta Suamiku"
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Prolog
2
Rasa Bersalah
3
Terpesona
4
Air Mata Tak Terbendung
5
Mulai Mendekati
6
Abang
7
Bisa Masak
8
Dia Itu Masih SMA
9
Tanpa Bertanya
10
Menyebutkan Status
11
Libur
12
Berpikir Jernih
13
VISUAL DAN BIODATA PEMERAN
14
Istri?
15
Jarang Ngobrol
16
Kewajiban Istri
17
Berusaha Mengakrabkan Diri
18
Terjatuh
19
Kamu Dimana?
20
Jangan Pergi
21
Nyaman
22
So Sweet
23
Mulai Cerewet
24
Merasa Kesal
25
Apa Cita-cita Kamu?
26
Temani Aku Tidur
27
Dasar Keras Kepala
28
Lupa Meminta Izin
29
Pembahasan Malam Pertama Gadis Remaja
30
Tertidur Disofa
31
Aku Ikut
32
Tersinggung
33
Kesal
34
Selalu Membuat Khawatir
35
Belum Mengerti Apa-apa
36
Apakah Dia Penculik?
37
Bagaikan Bayang-bayang
38
Alasan Menyusul
39
Gara-gara Syok
40
Tanggung Jawab Terbesar
41
DIHOTEL BERDUA
42
Tabu
43
Apa Yang Kita Lakukan Tadi?
44
Mulai Berani
45
Kamu Nggak Suka Abang Perhatian?
46
Ingin Memberikan Kakek Cicit
47
Pijitin
48
Gemas
49
Jatuh Cinta
50
Kenapa Aku Digigit?
51
Besok Sekolah Bagaimana?
52
Minta Maaf
53
Kenapa Juga Harus Izin Segala
54
Terganggu
55
Gagal Lagi
56
Entahlah....
57
Untuk Apa Marah?
58
Morning Kiss
59
Apa Itu Cinta?
60
Tentang Siapa yang Dia Nikahi
61
Seutuhnya Dimiliki
62
Kamu Lebih Bagus Galak Daripada Pendiam
63
Sepenggal Dari Author
64
Ikut Latihan Yoga
65
Tidak Akan Dimaafkan
66
Dengan Wanita Lain?
67
Sifat Yang Lebih Mengerikan
68
Haruskah
69
Tidak Bisa Dipercaya
70
Harus Tenang!
71
Menanti Kepulangan
72
Mode Galak
73
Menginap
74
Menunda?
75
Salahkah?
76
Terlalu Percaya Diri
77
Pengganggu
78
Uneg-uneg
79
Terjebak
80
Mengasihani
81
I Love You
82
I You too
83
Suap-suapan
84
Pembahasan yang Tidak Nyaman
85
Pedas
86
Penawar Luka
87
Perasaan ini, Indahnya....
88
Kelainan
89
Kejutan?!
90
Tertidur?!!!
91
Sikap yang Tidak Terduga
92
Takut Overdosis
93
Berita yang Dimaksud
94
Cemas
95
Sang Sahabat
96
Mencoba Ikhlas dan Merelakan Itu Sulit
97
Cucu?
98
Menangis
99
Menangis Lagi
100
Panggil Aku dengan Sebutan Sayang
101
Apa Kamu Bahagia?
102
Menempel....
103
Kegundahan
104
Merasa Lapang
105
Ada Apa?
106
Tega
107
Keras Hati
108
Terharu
109
Korban Suasana Hati
110
Ada Apa dengan Dirinya?
111
Keputusan?
112
Dendam
113
Aneh!
114
Tamparan!
115
Membawa pulang
116
Merasa Bersalah
117
Terserah!!
118
Sikap Mami Berlebihan
119
Ketularan?!
120
Kabar Baik
121
Diperutnya???
122
Kenapa?
123
Pergilah!
124
Perasaan Tak Berujung
125
Maaf
126
Cucu Tersayang
127
Tidak Ingin Jauh
128
Kelicikan
129
Candu
130
Ujian Terakhir
131
Bahagia
132
Terungkap
133
Nama
134
Mangga Muda
135
S2 - Obrolan Dimalam Hari
136
S2 - Bekal Makan Siang
137
S2 - Sekretaris Baru?
138
S2 - Emosional!
139
S2 - Kamu Berbeda
140
S2 - Cuek!
141
S2 - Apa Masalahnya?!
142
S2 - Obrolan
143
S2 - Manja!
144
S2 - Cinta Pertama
145
S2 - Jenis Kelamin Bayi
146
S2 - Bosan
147
S2 - Ternyata!
148
S2 - Para Calon Nenek
149
S2 - Apa Maksud?!
150
S2 - Jangan Lagi
151
S2 - Merelakan
152
S2 - Mendadak
153
S2 - Kamu Kemana?
154
S2 - Bayi Mungil
155
Hai
156
Novel "Mana Cinta Suamiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!