Terpesona

****

Disebuah sekolah favorit yang ada dikota tersebut, terlihat aktivitas sekolah telah selesai sore hari itu. Semua murid-murid satu persatu keluar dari lingkungan sekolah melewati pintu pagar. Suasana sangat ramai, berisik dan berdesakan. Beberapa kali terdengar suara deru motor dan tingkah anak-anak SMA yang saling menjahili satu sama lain.

Kala itu suasana sudah sepi, semua anak hampir keseluruhan sudah meninggalkan lingkungan sekolah. Teman-teman Nayla pun sudah terlebih dahulu pulang. Tinggal Nayla seorang duduk sendirian dihalte bus sekolah. Ia tenggelam dalam lamunan, mendekap buku pelajarannya. Perkataan Ibunyanya terus terngiang-ngiang ditelinga. Membuat Ia merasa malas untuk kembali kerumah.

“Nay, nanti malam ada yang mau datang kerumah. Kamu siap-siap ya. Dandan yang cantik. Ingat kamu harus bersikap baik didepan tamu kita nanti. Sebelumnya Mami udah kasih tau kan, ada yang mau melamar kamu.”

“Mami ada-ada aja deh. Masak aku udah mau dinikahin.” Mendengus dengan kesal, suasana hatinya benar-benar suram.

Tak berapa lama seorang cowok ganteng yang mengendarai motor berhenti tepat didepan Nayla. Cowok tersebut merupakan teman sekelas Nayla. Mereka sering bersama, setiap hari Ia akan menwarkan tumpangan untuk Nayla baik saat pergi ataupun pulang sekolah.

“Nay….”

Nayla mendongak, suara tersebut mengehentikan lamunannya. Ia baru menyadari kalau yang berhenti dehadapannya itu adalah teman sekelasnya.

“Riko.” Berujar malas dengan raut wajah yang masih suram.

“Yuk naik.” Tersenyum sambil menepuk-nepuk jok motor belakang.

Nayla pun segera beranjak dari duduknya. Kemudian menghampiri Riko dan duduk menyamping di motor tersebut.

“Pegangan yang kuat nanti jatuh.”

“Em” menjawab dengan malas.

Tak berapa lama motor pun melaju. Hembusan angin sore terasa sangat dingin, menembus seragam tipis Nayla.

“Kamu kenapa?” Riko mencoba menunjukkan rasa perhatiannya disela deru motor yang sedang melaju.

“Nggak ada apa-apa.” Menjawab walaupun sebenarnya malas.

“Tapi kok mukanya ditekuk gitu.”

Pertanyaan tersebut rupanya malah membuat Nayla semakin malas untuk menjawab.

“Ya udah kalau kamu nggak mau jawab.” Riko pun mencoba untuk mengerti.

Motor terus melaju, namun tidak teralu kencang. Melintasi jalanan ramai di perkotaan. Angin kencang terus menerpa, membuat rambut panjang Nayla yang terurai melayang-layang diudara.

Tidak berapa lama akhirnya mereka pun sampai. Motor berhenti tepat didepan rumah Nayla. Nayla pun segera turun dari motor. Kemudian hendak berlalu masuk kedalam rumah. Mengabaikan Riko yang menatap penuh harap pada dirinya.

“Nay….”

Nayla menoleh.

“Hm….”

“Besok gue jemput.” Tersenyum menatap dalam.

Nayla hanya menjawab dengan anggukan. Kemudian segera berlalu meninggalkan Riko.

Riko memandangi Nayla, Ia merasa ada sesuatu dengan gadis pujaannya itu. Tidak biasanya Ia melihat Nayla dengan wajah begitu murung. Biasanya Nayla sangat ceria jika sedang bersamanya.

~

Nayla masuk kedalam rumahnya, tanpa salam. Tidak seperti biasanya, Ia akan bersemangat jika baru sampai rumah, mencari Ibunya didapur dan menghambur memeluk. Bahkan Romeo, adik laki-lakinya yang baru menginjak kelas dua SMP yang sedang duduk disofa sambil menonton serial kartun kesukaannya itu pun diabaikan. Setidaknya Nayla akan sedikit menjahili sang adik saat baru pertama bertemu setelah seharian disekolah.

“Kaak.” Romeo memanggil sang Kakak yang terlihat begitu muram dan kusam.

Nayla tidak menggubris, Ia melewati Romeo dan bergegas masuk kedalam kamarnya.

Ia menaruh sembarang tas sekolahnya. Membaringkan tubuhnya diatas kasur. Lelah, itulah yang dirasakannya saat ini. Sejenak Ia berpikir tentang perjodohan yang diminta Maminya. Memang si Maminya tidak memaksa dengan kekerasan, tetapi Nayla masih tidak bisa menerima ini semua. Menikah diusia 18 tahun saat dirinya masih kelas tiga SMA. Punya pacar saja tidak pernah ini malah disuruh menikah muda. Nayla gusar, Ia menghentak-hentakkan tangan dan kakinya dikasur.

Cklek….

“Nay.” Mami tiba-tiba membuka pintu dan masuk kedalam kamar.

Mendengar suara sang Mami, Nayla bergegas duduk. Ia menundukkan cemberut wajahnya enggan menatap Mami.

“Baru sampai ya.” Mendekat dan duduk mendekati Nayla. Mami membelai kepala Nayla, Ia tahu jika putrinya itu sedang marah padanya.

Mami menarik nafas pelan.

“Nayla, maafin Mami ya. Mami nggak bisa nolak permintaan Kakek Eno.” Masih membelai rambut Nayla.

“Ya tapi kan bisa nunggu Nayla tamat SMA kan Mi.” Nayla menyeka air matanya yang mulai mengalir tak terbendung lagi.

“Nayla masih mau kuliah Mi.” masih berusaha berucap, air mata Nayla mengalir semakin deras. Membuat wajah putihnya memerah dan sembab.

“Sayang maafkan Mami. Kakek Eno sudah tua, dia hanya ingin melihat cucunya dan kamu menikah selagi Ia masih ada.” Memeluk Nayla.

“Walupun sudah menikah, nanti kamu masih bisa kuliah kok sayang. Kamu tidak akan terkekang, kamu masih bisa bebas. Kamu masih bisa melakukan banyak hal. Mami janji.” Melepaskan pelukannya dan menyeka air mata Nayla.

Nayla hanya terdiam mendengarkan perkataan mami, air matanya masih mengalir. Walau apapun yang dikatakan Maminya, Nayla masih belum bisa menerima perjodohan ini. Namun Ia juga tidak enak menolak jika perjodohan itu adalah permintaan Maminya juga. Bagaimanapun Mami adalah pahlawan bagi Ia dan adiknya. Sedari kecil Mami mengurus serta membesarkan Nayla dan Romeo seorang diri. Nayla tidak ingin membuat Mami-nya kepikiran, Nayla tidak ingin membuat Maminya bersedih.

“Ya sudah mandi dulu gih. Usap air matanya, nanti jadi nggak cantik lagi kalau nangis terus.”

Nayla menyeka air matanya dengan kedua tangannya. Setelah itu Ia bergegas mengambil handuk dan segera pergi kekamar mandi.

“Maafkan Mami Nay, Mami nggak punya pilihan. Kakek Eno sudah banyak membantu Kakek kamu dulu.” Memandang nanar.

~

Saat itu pukul 07 malam. Nayla telah selesai mandi, Ia pun juga sudah berganti pakaian dengan baju tidur. Matanya masih merah dan sembab. Dapat terlihat jelas jika Ia habis menangis. Nayla tidak terlalu memikirkan hal tersebut, Ia segera mengambil buku pelajarannya hendak membuat tugas sekolah. Namun entah kenapa rupanya Ia tidak bisa fokus. Ia masih memikirkan kalau Ia kan segera menikah. Air matanya sudah ingin mengalir kembali, namun Nayla mencoba menahannya.

“Nggak bisa fokus belajar padahal sebentar lagi Ujian Nasional. Fokus Nay, Fokus. Nggak usah dipikirin Nay." Nayla terus menyemangati dirinya.

Nayla pun berniat keluar kamar, sepertinya Ia butuh air minum. Setelah menangis tadi ternyata membuat Ia lelah, kepalanya juga terasa pusing.

Saat membuka pintu Nayla dikejutkan dengan sang Mami yang tiba-tiba berada tepat dihadapannya.

“Eh, baru Mami mau ngajak kamu keluar kamar.”

“Kenapa memangnya Mami?”

Mami tidak menjawab Nayla, Ia malah fokus memperhatikan wajah Nayla yang masih sembab.

“Duh kok muka kamu gini sih sayang. Dandan dulu gih.” Mendorong Nayla masuk kedalam kamar.

Belum sempat nayla bertanya kembali Mami sudah memoleskan bedak tabur kewajah Nayla.

“Mmm…. Mami.” Nayla mencoba memundurkan kepalanya.

“Mami kenapa sih? Nayla nggak mau pakai bedak.”

“Kakek Eno sama cucunya udah datang. Mami kesini mau ngajak kamu keluar untuk nemuin mereka. Tapi, lihat muka kamu masih sembab begitu, nanti apa kata mereka kalu lihat muka kamu begini.”

“Ya udah dikit aja.” Ujar Nayla terlihat kesal. Kepalanya kembali dirasuki pikiran ketakutan akan segera menikah.

Beberapa saat kemudian, Mami mengajak Nayla keluar dari kamar. Diruang tamu sudah duduk Soseone bersama Reynand. Rupanya Reynand berpenampilan seadanya tidak terlalu menonjol, sehingga Ia terlihat sesuai dengan usianya.

Reynand memperhatikan Nayla yang berjalan mendekat bersama Mami-nya. Kesan pertamanya adalah, Ia melihat Nayla benar-benar seperti anak SMA pada umunya persis seperti yang diceritakan sang Kakek. Wajahnya sedikit familiar, seperti pernah bertemu tapi Ia lupa.

“Aduh maaf ya Om, nunggunya lama.” Mami duduk berhadapan dengan Kakek dan Reynand. Nayla pun juga ikut duduk disamping Mami.

“Nggak apa-apa.” Kakek tertawa renyah.

“Kamu salam dulu gih sama Kakek Eno dan Reynand.” Mami menyentuh lengan Nayla.

Nayla pun nurut menyalami Kakek. Namun saat menyalami Reynand Ia menundukkan kepalanya. Membuat Reynad yang ingin memperhatikan wajahnya terhalangi oleh rambut panjang Nayla yang terurai kedepan akibat terlalu menunduk.

“Nayla kamu sehat.” Kakek berusaha mengajak ngobrol.

Nayla tidak menjawab, Ia masih menundukkan kepalanya.

“Nay, jawab. Jangan nunduk gitu.” Mami menyenggol lengan Nayla.

“Sehat kek,” Akhirnya Nayla mengangkat kepalanya berusaha tersenyum. Namun tak lama Ia kembali menundukkan wajahnya.

Selintas Reynand dapat melihat wajah Nayla. Hidung yang bangir, matanya indah, bibirnya merah dan tipis, kulit putih dan juga mulus. Ia sering melihat wanita-wanita cantik sebelumnya. Tapi Nayla ini agak beda, seperti cantiknya sangat alami dan juga Ia terlihat polos. Sejenak Reynad terpesona dengan gadis berstatus pelajar yang akan dijodohkan dengannya itu.

*

*

*

*

*

*

*

*

Terpopuler

Comments

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

sepertinya Reynad menyukai Nay

2022-12-14

0

Kawaii 😍

Kawaii 😍

pandangan pertama 😍

2022-11-14

0

Dwi Hartati

Dwi Hartati

ihiiiirrrr terpesona.....

2022-04-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rasa Bersalah
3 Terpesona
4 Air Mata Tak Terbendung
5 Mulai Mendekati
6 Abang
7 Bisa Masak
8 Dia Itu Masih SMA
9 Tanpa Bertanya
10 Menyebutkan Status
11 Libur
12 Berpikir Jernih
13 VISUAL DAN BIODATA PEMERAN
14 Istri?
15 Jarang Ngobrol
16 Kewajiban Istri
17 Berusaha Mengakrabkan Diri
18 Terjatuh
19 Kamu Dimana?
20 Jangan Pergi
21 Nyaman
22 So Sweet
23 Mulai Cerewet
24 Merasa Kesal
25 Apa Cita-cita Kamu?
26 Temani Aku Tidur
27 Dasar Keras Kepala
28 Lupa Meminta Izin
29 Pembahasan Malam Pertama Gadis Remaja
30 Tertidur Disofa
31 Aku Ikut
32 Tersinggung
33 Kesal
34 Selalu Membuat Khawatir
35 Belum Mengerti Apa-apa
36 Apakah Dia Penculik?
37 Bagaikan Bayang-bayang
38 Alasan Menyusul
39 Gara-gara Syok
40 Tanggung Jawab Terbesar
41 DIHOTEL BERDUA
42 Tabu
43 Apa Yang Kita Lakukan Tadi?
44 Mulai Berani
45 Kamu Nggak Suka Abang Perhatian?
46 Ingin Memberikan Kakek Cicit
47 Pijitin
48 Gemas
49 Jatuh Cinta
50 Kenapa Aku Digigit?
51 Besok Sekolah Bagaimana?
52 Minta Maaf
53 Kenapa Juga Harus Izin Segala
54 Terganggu
55 Gagal Lagi
56 Entahlah....
57 Untuk Apa Marah?
58 Morning Kiss
59 Apa Itu Cinta?
60 Tentang Siapa yang Dia Nikahi
61 Seutuhnya Dimiliki
62 Kamu Lebih Bagus Galak Daripada Pendiam
63 Sepenggal Dari Author
64 Ikut Latihan Yoga
65 Tidak Akan Dimaafkan
66 Dengan Wanita Lain?
67 Sifat Yang Lebih Mengerikan
68 Haruskah
69 Tidak Bisa Dipercaya
70 Harus Tenang!
71 Menanti Kepulangan
72 Mode Galak
73 Menginap
74 Menunda?
75 Salahkah?
76 Terlalu Percaya Diri
77 Pengganggu
78 Uneg-uneg
79 Terjebak
80 Mengasihani
81 I Love You
82 I You too
83 Suap-suapan
84 Pembahasan yang Tidak Nyaman
85 Pedas
86 Penawar Luka
87 Perasaan ini, Indahnya....
88 Kelainan
89 Kejutan?!
90 Tertidur?!!!
91 Sikap yang Tidak Terduga
92 Takut Overdosis
93 Berita yang Dimaksud
94 Cemas
95 Sang Sahabat
96 Mencoba Ikhlas dan Merelakan Itu Sulit
97 Cucu?
98 Menangis
99 Menangis Lagi
100 Panggil Aku dengan Sebutan Sayang
101 Apa Kamu Bahagia?
102 Menempel....
103 Kegundahan
104 Merasa Lapang
105 Ada Apa?
106 Tega
107 Keras Hati
108 Terharu
109 Korban Suasana Hati
110 Ada Apa dengan Dirinya?
111 Keputusan?
112 Dendam
113 Aneh!
114 Tamparan!
115 Membawa pulang
116 Merasa Bersalah
117 Terserah!!
118 Sikap Mami Berlebihan
119 Ketularan?!
120 Kabar Baik
121 Diperutnya???
122 Kenapa?
123 Pergilah!
124 Perasaan Tak Berujung
125 Maaf
126 Cucu Tersayang
127 Tidak Ingin Jauh
128 Kelicikan
129 Candu
130 Ujian Terakhir
131 Bahagia
132 Terungkap
133 Nama
134 Mangga Muda
135 S2 - Obrolan Dimalam Hari
136 S2 - Bekal Makan Siang
137 S2 - Sekretaris Baru?
138 S2 - Emosional!
139 S2 - Kamu Berbeda
140 S2 - Cuek!
141 S2 - Apa Masalahnya?!
142 S2 - Obrolan
143 S2 - Manja!
144 S2 - Cinta Pertama
145 S2 - Jenis Kelamin Bayi
146 S2 - Bosan
147 S2 - Ternyata!
148 S2 - Para Calon Nenek
149 S2 - Apa Maksud?!
150 S2 - Jangan Lagi
151 S2 - Merelakan
152 S2 - Mendadak
153 S2 - Kamu Kemana?
154 S2 - Bayi Mungil
155 Hai
156 Novel "Mana Cinta Suamiku"
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Prolog
2
Rasa Bersalah
3
Terpesona
4
Air Mata Tak Terbendung
5
Mulai Mendekati
6
Abang
7
Bisa Masak
8
Dia Itu Masih SMA
9
Tanpa Bertanya
10
Menyebutkan Status
11
Libur
12
Berpikir Jernih
13
VISUAL DAN BIODATA PEMERAN
14
Istri?
15
Jarang Ngobrol
16
Kewajiban Istri
17
Berusaha Mengakrabkan Diri
18
Terjatuh
19
Kamu Dimana?
20
Jangan Pergi
21
Nyaman
22
So Sweet
23
Mulai Cerewet
24
Merasa Kesal
25
Apa Cita-cita Kamu?
26
Temani Aku Tidur
27
Dasar Keras Kepala
28
Lupa Meminta Izin
29
Pembahasan Malam Pertama Gadis Remaja
30
Tertidur Disofa
31
Aku Ikut
32
Tersinggung
33
Kesal
34
Selalu Membuat Khawatir
35
Belum Mengerti Apa-apa
36
Apakah Dia Penculik?
37
Bagaikan Bayang-bayang
38
Alasan Menyusul
39
Gara-gara Syok
40
Tanggung Jawab Terbesar
41
DIHOTEL BERDUA
42
Tabu
43
Apa Yang Kita Lakukan Tadi?
44
Mulai Berani
45
Kamu Nggak Suka Abang Perhatian?
46
Ingin Memberikan Kakek Cicit
47
Pijitin
48
Gemas
49
Jatuh Cinta
50
Kenapa Aku Digigit?
51
Besok Sekolah Bagaimana?
52
Minta Maaf
53
Kenapa Juga Harus Izin Segala
54
Terganggu
55
Gagal Lagi
56
Entahlah....
57
Untuk Apa Marah?
58
Morning Kiss
59
Apa Itu Cinta?
60
Tentang Siapa yang Dia Nikahi
61
Seutuhnya Dimiliki
62
Kamu Lebih Bagus Galak Daripada Pendiam
63
Sepenggal Dari Author
64
Ikut Latihan Yoga
65
Tidak Akan Dimaafkan
66
Dengan Wanita Lain?
67
Sifat Yang Lebih Mengerikan
68
Haruskah
69
Tidak Bisa Dipercaya
70
Harus Tenang!
71
Menanti Kepulangan
72
Mode Galak
73
Menginap
74
Menunda?
75
Salahkah?
76
Terlalu Percaya Diri
77
Pengganggu
78
Uneg-uneg
79
Terjebak
80
Mengasihani
81
I Love You
82
I You too
83
Suap-suapan
84
Pembahasan yang Tidak Nyaman
85
Pedas
86
Penawar Luka
87
Perasaan ini, Indahnya....
88
Kelainan
89
Kejutan?!
90
Tertidur?!!!
91
Sikap yang Tidak Terduga
92
Takut Overdosis
93
Berita yang Dimaksud
94
Cemas
95
Sang Sahabat
96
Mencoba Ikhlas dan Merelakan Itu Sulit
97
Cucu?
98
Menangis
99
Menangis Lagi
100
Panggil Aku dengan Sebutan Sayang
101
Apa Kamu Bahagia?
102
Menempel....
103
Kegundahan
104
Merasa Lapang
105
Ada Apa?
106
Tega
107
Keras Hati
108
Terharu
109
Korban Suasana Hati
110
Ada Apa dengan Dirinya?
111
Keputusan?
112
Dendam
113
Aneh!
114
Tamparan!
115
Membawa pulang
116
Merasa Bersalah
117
Terserah!!
118
Sikap Mami Berlebihan
119
Ketularan?!
120
Kabar Baik
121
Diperutnya???
122
Kenapa?
123
Pergilah!
124
Perasaan Tak Berujung
125
Maaf
126
Cucu Tersayang
127
Tidak Ingin Jauh
128
Kelicikan
129
Candu
130
Ujian Terakhir
131
Bahagia
132
Terungkap
133
Nama
134
Mangga Muda
135
S2 - Obrolan Dimalam Hari
136
S2 - Bekal Makan Siang
137
S2 - Sekretaris Baru?
138
S2 - Emosional!
139
S2 - Kamu Berbeda
140
S2 - Cuek!
141
S2 - Apa Masalahnya?!
142
S2 - Obrolan
143
S2 - Manja!
144
S2 - Cinta Pertama
145
S2 - Jenis Kelamin Bayi
146
S2 - Bosan
147
S2 - Ternyata!
148
S2 - Para Calon Nenek
149
S2 - Apa Maksud?!
150
S2 - Jangan Lagi
151
S2 - Merelakan
152
S2 - Mendadak
153
S2 - Kamu Kemana?
154
S2 - Bayi Mungil
155
Hai
156
Novel "Mana Cinta Suamiku"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!