Setelah Nando pergi, Jaya & Aisyah pun masuk. Mereka membuka amplop yang diberi oleh Nando tadi dan mereka terkejut.
"Masya Allah, Paaak. Uangnya banyak sekali." Seru Aisyah.
"Iya Buu, Sangat banyak. Bapak bahkan baru pertama kali lihat Uang sebanyak ini." Sambung Jaya.
"Ya Allah, ternyata teman mu itu sangat kaya ya pak. Sehingga dia memberikan uang sebanyak ini secara cuma-cuma." Tambah Aisyah lagi.
"Iya Buu. Kalo begitu kita apakan uang sebanyak ini?. Bapak bingung Bu." Tanya Jaya kepada istrinya.
"Bagaimana jika uangnya kita bagi 2 Pak, sebagian kita sumbangkan ke Panti Asuhan sebagiannya lagi kita simpan buat Aira lanjut SMA." Aisyah memberikan saran kepada suaminya.
"Benar juga apa yang Ibu katakan. Ya sudah kalo begitu Ibu simpanlah uang sebagiannya ini dan sebagiannya akan Bapak berikan kepada Panti Asuhan di Kota." Jawab Jaya.
"Baik. Pergilah dan hati-hati di Jalan Pak." Sahut Aisyah
Aisyah sangat mencintai suaminya itu meski sesulit apa pun kehidupan mereka, Aisyah tetap mencintai suaminya dan sangat menyayangi putri semata wayangnya itu. Aisyah bahkan tidak peduli hidupnya akan miskin atau menderita. Yang terpenting adalah Aisyah sangat bahagia bisa memiliki keluarga yang benar-benar harmonis.
"Ada apa buu?." Tanya Aira kepada ibunya.
"Aahh tidak ada sayang." Jawab Aisyah.
"Itu uang apa yang Ibu pegang, kenapa banyak sekali uangnya Bu?." Tanya Aira lagi.
Bu Aisyah pun menjelaskan panjang lebar dari mana datangnya uang sebanyak itu.
"Ooww, begitu." Jawab Aira singkat.
Aira pun langsung pamit kepada Ibunya karna Aira ada kerja kelompok bersama Anaya.
"Bu, Ai pamit dulu ya Bu. Ai Ada kerja kelompok sama Anaya, mungkin Ai juga akan tidur di Rumah Anaya." ucap Aira kepada bunya.
"Loooh, kenapa harus tidur di Rumah Anaya, Ai ?". Tanya Aisyah
"Tidak apa Bu. Siapa tahu saja Aira belum selesai mengerjakan Tugas sekolahnya. Jadi Ibu tidak perlu menunghu Aira pulang."
"Oowh. Begitu!!. Ya sudah. Kamu hati-hati ya Nak." Sambung Aisyah.
"Iya Bu. Aira pergi dulu. Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam".
Aira melangkahkan kakinya pergi kerumah Anaya dengan berjalan kaki. 30 menit kemudian Aira sampai dirumah Anaya dengan wajah dan tampang yang begitu lesu dan ngos-ngosan.
"Huuh. Kaki ku pegel banget. Gilak, ternyata lumayan jauh juga jarak rumah ku dan rumah Anaya ya. Huh." Gumam Aira
Aira memencet bel pintu rumah Anaya, "Ting tong." Tapi tidak ada jawaban dari dalam Rumah Anaya.
Aira beberapa kali memencet bel Rumah Anaya tetap tidak ada jawaban dari dalam Rumah Anaya. Aira merasa bingung harus bagaimana. Dalam hati Aira berkata, "hmmm. Anaya kemana ya. Apa Anaya tidak di Rumah ya. Mana Rumahnya sepi banget lagi. Apa aku pulang saja?. Huu uhh. Menyebalkan!!. Mana besok tugasnya dikumpul lagi. apa aku kerjain sendiri saja ya. Hemm,, ya sudahlah sepertinya aku harus mengerjakannya sendiri." Batin Aira
Aira segera pulang dari Rumah Anaya, baru beberapa puluh meter Aira keluar dari gerbang Rumah Anaya. Tiba-tiba ada mobil dari arah belakang langsung menabrak Aira.
Gubraaaaaaaaaaakkkk....
"Aaaaaaaaaaaaaaaaa..." Aira terpental dan kepala Aira terbentur di Sebuah Batu Besar lalu Aira menyebutkan nama Anaya, "A..aa..nayaaa to..tol..loong a...kuu". Aira pun pingsan.
Karena suara tabrakan itu sangat keras, selang beberapa menit kemudian warga berdatangan melihat kecelakaan itu.
"Siapa itu?." Warga 1
"Siapa yang kecelakaan?." warga 2
"Waah, orang itu benar-benar gila. Habis menabrak langsung pergi begitu saja, bukannya bertanggung jawab." Warga 3
"Itulah orang-orang tidak bertanggung jawab. Kau tenang saja aku sudah mencatat nomor plat mobilnya. Ayoo bantu anak itu kasihan dia." Warga 4
Semua warga berjalan mendekat ke Tempat kejadian kecelakaan tersebut. Ternyata ada salah satu warga yang mengenali Aira.
"Looh, bukannya dia Airaa yaa?. Anaknya Jaya Darma." Warga 5
"Apaa!!!. Apa kau yakin?. Aira anak si pemulung itu maksud mu." Ketus warga 6
"Memangnya kenapa jika dia anaknya Jaya?. Apa ada yang salah. Dia juga manusia sama seperti kita, Kita harus segera membantunya. Jika tidak, anak ini bisa kehilangan nyawanya." Jawab warga 5
"Kalau begitu urus saja oleh kalian. Aku merasa jijik dengan orang-orang miskin ini." Ketus warga 6 dan langsung pergi meninggalkan tempat kecelakaan.
Dari jauh, tampak Anaya sedang berlari kearah Aira. Anaya berlari dengan cepat karna dia benar-benar takut terjadi sesuatu kepada sahabatnya itu. Anaya langsung duduk bersimpuh dan menaikkan kepala Aira dipangkuannya.
"Airaaaaa.. Bangun Airaa.. Banguuun. Airaaaa, Maafkan Akuu. Maafkan Aku. Aku benar-benar minta maaf. Ini semua kesalahan ku. Dia menipu ku, dia mengatakan pada ku kalau kau tidak akan datang kerumah. Karna itulah dia berhasil mencelakai mu. Maafkan aku Airaaaa."
Isah tangis anaya karna melihat sahabatnya terbaring tak berdaya. Tanpa menunggu lama Anaya langsung meminta tolong pada warga sekitar untuk mengangkat Aira masuk ke Dalam mobilnya. Anaya pun segera melajukan mobilnya dan membawa Aira ke Rumah Sakit terdekat.
Sesampainya dirumah sakit, Aira langsung dibawa ke Ruang UGD. Anaya menangis tak henti-henti, Anaya merasa bersalah kepada Aira.
"Dok, tolong. Cepat selamatkan teman saya dok." Pinta Anaya kepada Dokter Lala yang menangani Ruang Gawat Darurat.
"Baiklah saya akan berusaha semaksimal mungkin dan saya akan melakukan yang bisa saya lakukan. Silahkan Anda tunggu diluar Nona." Ucap Dokter Lala dengan sopan.
"Saya mohon Dok." Sambil memegang tangan Dokter Lala. "Tolong selamatkan teman saya, Saya mohon Dok." Anaya memohon kepada Dokter Lala
"Anda tenang dulu Nona, saya sebagai Dokter akan melakukan yang terbaik untuk teman anda." Dokter Lala masuk ke Dalam Ruang UGD untuk segera menangani Aira.
"Airaaa.. Aku mohon jagan pergi Ai.. Ini semua salah ku.. Ini smua salah ku. Aku memang bodoh. Aku bukan sahabat yang baik. Jika saja aku tidak mendengarkan apa yang dikatakan Kak Siska. Kau tidak akan mengalami kecelakaan." Anaya menangis dan masih menyalahkan dirinya atas kecelakaan yang menimpa Aira.
"Kali ini aku tidak akan diam. Jika sampai terjadi sesuatu kepada Aira. Aku akan pastikan kau menyesel seumur hidup. SISKAA." Gumam Anaya sambil mengepalkan kedua tangannya dan tatapan yang begitu mengerikan.
Selang beberapa jam Dokter Lala keluar dari ruang UGD. Tanpa berfikir panjang Anaya langsung bertanya keadaan Aira kepada Dokter itu.
"Dokter Lala, bagaimana keadaan teman saya Dok?."
"Teman mu baik-baik saja. Hanya saja teman mu kehilangan banyak darah itulah yang membuat dia pingsan dan luka dikepalanya juga cukup parah. Jadi teman mu harus istirahat total dan harus menginap beberapa hari di Rumah Sakit." Ucap Dokter Lala.
"Apa kau sudah membayar administrasinya, Nona?. Jika Sudah, kami akan segera pindahkan Nona Aira keruang VVIP." Ucap Dokter Lala
"Baiklah saya akan bayar administrasinya dulu. Terimakasih Dok. Apa teman saya akan dipindah sekarang Dok?." Tanya Anaya kepada Dokter Lala.
"Tentu saja. Jika kau sudah membayar administrasinya maka Nona Aira akan kami pindah ke Ruang VVIP secepatnya" Jawab Dokter Lala.
"Baiklah." Sambung Anaya.
Anaya pun langsung pergi ke bagian administrasi dan membayar semua biaya rumah sakit Aira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Zaniar Niar
kok bpk sama ibu aira ndak di kasi tau ,klu anak nya kcelakaan
2021-03-20
2
Yani Yani
ko ada ya orang jahat buangeet
2021-03-20
1
Opung Boru Caroline
knapa lw euang VVIP siapa yang akan bayar
2021-03-19
1