FLASH BACK ON
Sebelum Nando datang ke rumah Jaya. Nando sudah menyuruh beberapa anak buahnya untuk mencari informasi tentang Jaya tapi tak kunjung ketemu. Karna Nando sudah merasa frustasi, akhirnya Nando memutuskan untuk mencarinya sendiri Di Desa itu. Setelah beberapa hari mencari tidak juga ketemu, hingga Nando hampir putus asa.
"Jaya. kau ada dimana?. Aku sudah mencari mu kemana-mana namun aku tak juga menemukan mu. Apa kau masih hidup?. Apa kau baik-baik saja?. Apa terjadi sesuatu pada mu?." Nando bicara dengan dirinya sendiri
Nando bingung harus mencari Jaya kemana dan bertanya-tanya didalam hatinya. Nando terus berjalan melewati jalan kecil di Desa itu. Sampai akhirnya Nando bertemu ibu-ibu yang sudah renta. Nando masih ingat betul wajah ibu-ibu renta itu. Ternyata ibu itu adalah tetangga lama mereka dulu. Lalu Nando menegur ibu itu.
"Bi Ningsih." Ucap Nando
"Iya. Maaf. Anak muda siapa ya?." Tanya Ningsih sedikit bingung.
"Bi Ningsiih, aku Nando Wijaya yang dulu bertetangga sama Bi Ningsih. Aku Nando sahabatnya Jaya Darma. Apa Bi Ningsih masih ingat?. Kami dulu sering sekali makan masakan Bibi, kami juga sering sekali menumpang makan dirumah bibi." Ucap Nando
Ningsih mengingat-ingat kembali tentang masa-masa itu. Akhirnya Ningsih mengingat waktu itu, "Kamu Nando anaknya Wijaya dan Ratna ya?."
"Iya betul sekali Bi. Alhmdulillah Bi Ningsih masih ingat dengan ku." Ucap nando tersenyum kepada Bi Ningsih.
"Masya Allah, ternyata kamu sekarang sudah menjadi orang sukses ya. Bibi benar-benar pangling melihat mu, bibi kira kau siapa tadi. Maaf ya Bibi tidak tahu jika yang ada dihadapan bibi ini adalah Nando anaknya Wijaya dan Ratna. Oh iya Nak, dimana Wijaya dan Ratna?. Kau datang kemari bersama mereka bukan?."
"Maafkan aku Bi, aku datang kemari sendiri. Mama dan Papa..." Ucap nando terhenti.
"Kenapa berhenti, Mama dan Papa mu kenapa ??. Apa mereka sedang sakit ??". Tanya Ningsih.
"Mereka tidak sakit Bi. Tapiiii.... Mereka sudah meninggal".
"Innalillahiii wa innalillahi roji'un." Jawab Ningsih
"Saat itu kami tidak bisa mengelak dari kecelakaan mobil yang menimpa kami dan alhmdulillah saya masih bida selamat dari kecelakaan maut itu Bi. Mama mendorong ku keluar dari mobil saat mobilnya oleng dan disaat aku terpental keluar, secara bersamaan mobil yang dinaiki Mama dan Papa meledak tak tersisa." Jawab Nando
Mengingat kejadian itu Nando kembali menitihkan air mata, "Tapi sepertinya kecelakaan itu dibuat oleh seseorang, aku merasa mobil yang kami naiki itu sudah disabotase oleh seseorang. Hanya saja Aku tidak tahu siapa orangnya Bi."
"Kau harus sabar Nak. Bibi yakin, dibalik semua cobaan yang kau alami pasti akan ada kebahagian yang sudah menanti. Sudahlah jangan menangisinya lagi, Mama dan Papa mu pasti sudah bahagia disana melihat kau sudah menjadi orang sukses." Ucap Ningsih menenangkan Nando.
"Amiin. Trimakasih Bi." Ucap Nando sambil menghapus air matanya yang membasahi pipi.
"Bibi bersyukur kau baik-baik saja Nak." Ucap Ningsih sambil mengelus pundak Nando. "Oh iya, kamu ada keperluan apa kembali kedesa ini. Tidak mungkin seorang pengusaha dari Amerika datang ke Desa ini tanpa alasan. Apa kau sefang mencari seseorang?."
"Iya Bi, aku sedang mencari keberadaan Jaya Darma Bi. Namun aku tak kunjung menemukannya. Apa bibi tahu dimana Jaya sekarang?. Mungkin Bibi tahu dimana rumahnya Jaya?."
"Tentu saja Bibi tahu. Dia sering sekali mulung disini. Istrinya juga sering berjualan sayur keliling disini."
"Ooww begitu ya Bi". Nando sebenarnya sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Ningsih. Tapi Nando berusaha untuk bersikap biasa saja.
"Jadi Jaya sekarang menjadi pemulung ya. Astagaa". Batin Nando
"Nak Nando. Kenapa kau diam saja?."
"Aah tidak apa Bi."
"Bibi sebenarnya sedih melihat keadaan mereka. Tapi mau bagaimana, Bibi bahkan tidak bisa berbuat apa-apa dan juga tidak bisa membantu mereka. Kau tahu!!. Nando mempunyai seorang putri yang sangat cantik dan baik hati. Gadis kecil itu sekarang sedang duduk dibangku kelas 3 SMP. Saya sendiri bangga terhadap Jaya, meskipun dia seorang pemulung tapi dia tetap berjuang untuk menyekolahkan anaknya." Begitulah penjelasan bik ningsih kepada Nando.
"Apa Bibi bisa mengantar ku kerumah Jaya!!."
"Tentu saja !!. Kebetulan rumah Jaya tifak jauh dari rumah Bibi. Hanya berjarak beberapa ratus meter saja. Mari ikutlah dengan ku, Bibi akan mengantar mu kerumah Jaya." Ucap Ningsih
Mereka berdua pun berjalan menuju rumah Jaya. Sesampai didepan rumah jaya Ningsih menunjuk sebuah rumah kecil yang hampir rubuh.
"Itu rumah Jaya Darma." Ningsih menunjukkan kearah sebuah gubuk reot itu.
Nando sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Nando seperti tidak percaya kalau itu adalah rumahnya Jaya.
"Apa Bibi yakin itu rumahnya Jaya?. Bibi tidak salah menunjuk rumah kan?." Tanya Nando.
"Tidak. Itulah rumah Jaya. Disini hanya dialah yang bernama Jaya Darma." Jelas Ningsih.
"Ya sudah Bi, terimakasih. Bi Ningsih sudah mengantar saya ke tempat yang saya cari selama ini. Oh iya Bi, ini ada sedikit pemberian dari saya anggap saja ini ucapan terimakasih saya kepada Bi Ningsih." Ucap pak nando sambil mencukuhkan amplop yang berisi uang.
"Aah tidak usah Nak, Bibi ikhlas menolong mu." Ucap Ningsih
"Ambillah Bi, jangan menolaknya. Aku mohon Bi!!." Ucap Nando
"Baiklah jika kau memaksa, terimakasih Nak Nando. kamu baik sekali. Semoga kau selalu bahagia." Sambung Ningsih.
"Amiin. Terimakasih untuk do'anya Bi. Jika Bibi butuh sesuatu Bibi bisa menghubungi ku. Ini kartu nama ku, disitu ada nomor telpon dan juga alamat rumah. Jadi jika Bibi tidak berkenan datang kerumah ku, Bibi bisa menghubungi ku melalui nomor telpon itu." Sambung Nando.
Ningsih langsung mengambil kartu nama yang diberikan oleh Nando. "Baiklah, Terimakasih Nak. Jika sudah selesai Bibi pergi dulu. Permisi!!." Ningsih pergi meninggalkan Nando Dan Nando hanya tersenyum melihat kepergian Ningsih.
FLASH BACK OF
Sementara itu dirumah Jaya, Aira baru saja pulang dari sekolah.
"Assalamualaikum." Dari arah pintu.
"Waalaikumsalam." Jawab Aisyah.
Aira langsung masuk dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Lalu Aira bertanya saat melihat Nando.
"Bapak, Om ini siapa?. Ai tidak pernah melihat Om ini sebelumnya." Tanya Aira yang sedikit bingung lebih tepatnya tidak tahu apa-apa.
"Kenalin Ai, Om ini adalah sahabat karib Bapak waktu SD. Namanya Nando Wijaya." Jawab Jaya.
"Oow begitu ya Yah. Maaf Om, Ai tidak tahu kalau Bapak punya sahabat karib waktu SD. Bapak tidak pernah cerita tentang Om." Sambung Aira.
"Iya, tidak apa Ai. Ayo kemarilah, duduk disamping Om."
Aira bingung dan melihat wajah kedua orang tuanya, setelah Ibu dan Bapaknya memberikan isyarat barulah Aira mau duduk disamping Nando.
"Aira sekarang kelas berapa?." Tanya Nando.
"Ai sekarang kelas 3 SMP Om." Jawab Aira.
"Aira ingin sekolah di SMA mana?." Tanya Nando lagi.
"Entahlah Om, mungkin setelah ini Ai tidak lanjut sekolah lagi."
"Kenapa begitu?."
"Ai tidak ingin menyusahkan Bapak dan Ibu." Jawab Aira
"Aira mau ikut Om ke Amerika tidak?. Biar Om sekolahkan Aira disana. Disana juga Aira tidak sendiri, ada anak Om dan istri Om juga." Sambung Nando
"Ai minta Maaf Om. Bukannya Ai lancang atau apa. Tapi Ai tidak ingin meninggalkan Bapak dan Ibu. Ai akan cari pekerjaan apa pun yang penting Ai bisa bantuin Bapak dan Ibu disini." Sambung Aira
"Tidak Apa. Nanti kapan-kapan Om akan ajak Aira main ke Amerika mau ya!!. Om mohon jangan menolaknya." Pinta Nando kepada Aira.
Karna Aira tidak enak harus menolak lagi akhirnya Aira pun menyetujuinya. "Baiklah. kalo hanya main saja Ai tidak keberatan." Jawab Aira
Nando hanya tersenyum kepada Aira. Tiba-tiba ponsel Nando berdering lalu Nando memencet tombol hijau diponselnya. Setelah selesai bicara ditelpon, Nando langsung berpamitan kepada Jaya.
"Jaya. Maafkan aku, jika aku terburu-buru. Tapi hari ini aku harus segera kembali Ke Amerika. Tadi sekertaris ku menelpon ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan." Ucap Nando.
"Baiklah, tidak apa Nando." Jawab Jaya
"Setelah Aira lulus sekolah nanti, jangan lupa memberitahu ku. Ini kartu nama ku, disana ada nomor telpon ku. Kau bisa menghubungi ku, ingatlah perjanjian kita dulu kawan."
Nando tersenyum sambil melihat wajah Aira. Aira hanya diam dan masih bingung dangan apa yang dikatakan oleh Nando kepada Ayahnya.
"Sebenarnya apa ya yang dijanjikan bapak sama om nando. kenapa harus nunggu aku lulus sekolah dulu. Ai bingung. ada apa sebenernya?. Apa ai tanya aja ya ke Bapak atau ke ibu. Aaahh sudahlah." Batin Aira
Aira langsung pergi kekamarnya dangan wajah bingungnya. Jaya dan Aisyah mengantarkan Nando sampai kedepan pintu. Nando memberikan sebuah amplof kepada Jaya.
"Ambillah kawan, aku ada sedikit rezeky. Aku mohon jangan menolaknya kawan. Jika kau menolaknya maka kau menolak persahabatan kita dan perjanjian kita." Ucap Nando sambil tersenyum kepada jaya.
"Kau ini". Jaya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sejak dulu tidak pernah berubah selalu saja memaksaku." Jawab Jaya.
Nando dan Jaya tertawa bersamaan, "hahaha."
Jaya mengambil amplof yang diberikan oleh Nando sembari berkata, "Baiklah, aku terima amplofnya. Terimakasih teman."
"Sama-sama. Saya pergi dulu. Assalamualaikum, jaga diri mu baik-baik Jaya."
"Waalaikumsalam, baiklah. Kau tidak perlu khawatir Teman. Hati-hati di jalan!!."
"Asiiap." Ucap Nando sembari memberi hormat kepada temannya itu. Jaya pun tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Opung Boru Caroline
perjanjian perjodohan kali ya buat anak" mereka
2021-03-19
4
Hiat_ •🍷ᵍᴰᵇᴿ<TM🦅>
aku dah mampir
2021-03-18
1
April Pky
like mendarat thor😊
salam dari "Monster Eyes are My Beautiful Eyes"🙏🙏
2021-01-15
6