Di dalam ruangan berdinding cat putih yang di desain khusus sebagai arena berlatih beladiri sekaligus tempat peralatan gym. Sosok perempuan muda tampak kesusahan melawan pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri di arena latihan beladiri yang berada di dalam rumahnya.
Tendangan demi tendangan yang ia layangkan tampaknya tak berhasil menjatuhkan lawan terkuat baginya sejak ia berumur lima tahun. Jika orang biasa mungkin akan dengan mudah bisa ia kalahkan, tapi tidak dengan pria di hadapannya.
Meskipun sang ayah sudah berusia lumayan tua menurutnya. Tetap saja kekuatan pria itu tidak bisa ia lawan.
"Ayo ... Ara, dimana semangatmu yang selalu menggebu?" Remeh Boy pada sang putri yang sudah hampir satu jam berlatih beladiri taekwondo dengannya, tapi belum bisa mengalahkannya dari tadi.
Ara masih mengatur napas dengan teratur. Meskipun sama-sama sabuk hitam, tapi jam terbang sang ayah lebih jauh darinya.
"Ah ... sudahlah, Pap! Ara capek." Ara tak mau lagi melanjutkan pertandingan antara anak dan ayah tersebut. Gadis itu berjalan sembari mengelap peluh di pelipisnya.
"Mau kemana kamu?" tanya Boy yang melihat putrinya menjauh.
"Cari angin." Terlihat gadis itu melepas seragam taekwondo dan menggantinya dengan jaket kulit.
"Papa tidak izinkan, malam ini ada acara makan malam di rumah Tuan Dilan," ujar Boy sembari mendekati putrinya. Dilan adalah majikan ayah gadis muda itu. Sudah bertahun-tahun Boy bekerja sebagai orang kepercayaan keluarga majikannya.
"Ayolah Pap, Ara punya acara bersama teman-teman Ara. Bukannya Papa sudah janji untuk membebaskan Ara jika sudah selesai kuliah dengan nilai memuaskan?"
"Ini hanya makan malam Ara, Papa tidak enak dengan Tuan Dilan, dia mengundang kita makan malam. Kalau kamu menolak, Papa tidak akan izinkan kamu naik motor lagi, Papa akan membayar supir untuk mengantar kamu kemanapun kamu pergi, titik." Boy meninggalkan putrinya yang masih mematung tak percaya dengan ancaman sang ayah yang tidak masuk akal menurutnya.
Kemana-mana naik mobil dan supir? Bahkan meskipun hanya mimpi, ia tidak ingin hidup seperti putri raja. Memakai gaun mewah, makan disediakan. Pergi kemanapun harus dikawal penjaga serta bersikap lemah lembut dan di rawat bak barang antik di museum.
Arabella bergidik ngeri. "Ara akan pulang sebelum malam, Pap. Ara janji!" teriak gadis itu kuat sebelum Boy keluar dari ruangan berukuran lumayan besar tersebut.
"Awas kalau kamu tidak datang, tidak ada motor, dan tidak ada kebebasan!" Ancam sang ayah lagi.
"Janji, Pap."
"Baiklah, ingat janji kamu!"
Ara menghela napas setelah kepergian ayahnya. Gadis itu melihat jam di ponselnya.
"Pukul tiga sore, 15 menit lagi," gumamnya pelan.
Ara segera menuju Jojo. Jojo adalah panggilan pada motor kesayangannya.
Kawasaki ninja H2R yang selalu menemaninya kemanapun. Kendaraan roda dua berharga ratusan juta itu harus selalu ia jaga, jika tidak sang ayah akan murka karena sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli motor impian anak perempuannya tersebut.
"Ayo Jojoku ... saatnya adu kekuatan." Gadis itu menepuk tangki motor lalu mengelus benda berwarna hitam tersebut dengan penuh kasih sayang.
Dia mengencangkan ikatan rambutnya asal. Rambut sebahu bergelombang itu tidak pernah tergerai kecuali ia tidur. Ingin rasanya Arabella memotong pendek hingga tersisa beberapa centi saja.
Namun sayangnya ancaman mamanya membuat dia lebih baik mengalah daripada harus berurusan dengan sang mama yang apabila marah maka seisi rumah akan ikut terkena imbas. Dengan kesepakatan rambutnya tidak boleh lebih dan kurang dari batas bahu gadis tomboy itu. Ya ... seperti ini lebih baik daripada membawa rambut sepinggang pikirnya.
Jaket kulit, helm, celana jeans hitam yang sobek di bagian lutut, sarung tangan serta sepatu bots sudah melekat sempurna di tubuh langsing perempuan dengan tinggi badan 160 cm itu. Ara bergegas mengendarai motor kesayangannya melewati jalan raya yang tidak terlalu padat menuju basecamp favorit ia dan teman-teman sebayanya.
.
.
.
.
"Aku akan terlambat bila tidak cepat," gerutu Ara di atas motor sambil menambah kecepatan motornya.
Tanpa sadar ia melewati genangan air di jalan yang sedikit tidak rata hingga membuat cipratan dan mengenai pakaian seorang pria yang entah darimana tiba-tiba berada di dekat genangan tersebut.
"Hei ... apa kamu punya mata?!" teriak si korban yang tidak lain adalah Dilano Danuarta yang sedang berdiri di dekat mobil yang berhenti di pinggir jalan.
Melihat sang pengendara motor tidak peduli secepat kilat Dilano mengambil sebuah batu yang kebetulan ada di dekatnya lalu melempar sekuat tenaga ke arah pengemudi kendaraan roda dua yang sudah berani mengotori pakaian mahalnya.
Batu berukuran sekepal tangan itu mengenai tepat pada helm Arabella.
Untung saja Arabella tidak jatuh.
Gadis itu mengerem tiba-tiba.
"Ulah siapa ini?" Ara menoleh kebelakang. Seorang pria dengan tatapan tajam terlihat berdiri dengan muka masam ke arahnya.
Ara turun dari motor dengan wajah tak kalah kesal. Sebenarnya ia tidak ingin peduli karena bisa-bisa ia terlambat untuk balapan dengan teman-teman nongkrongnya.
Ara berjalan dengan santai ke arah pemuda itu tanpa membuka helm, ia hanya membuka kaca helmnya saja.
"Siapa dan apa maumu?" tanya Ara.
"Dia terlihat seperti perempuan tapi gayanya? Aku kira dia laki-laki." Lano bergumam dalam hati. Dia pikir tersangka yang melakukan hal menyebalkan padanya adalah seorang pria ternyata dari suaranya pengemudi motor besar itu adalah perempuan.
"Cepat katakan! Aku sudah telat!"
"Lihat apa yang kamu lakukan dengan bajuku?" Lano menunjuk pakaiannya yang kotor terkena cipratan air yang berwarna kekuningan.
Tatapan Ara menjurus ke pakaian pria berkulit mulus di depannya. Mata gadis itu meneliti raga nyaris sempurna pria yang masih memasang wajah masam padanya.
"Dia terlalu mulus untuk ukuran seorang pria." Dalam hati Ara begitu geli dengan pria yang bahkan jauh lebih mulus dari dirinya yang notabenenya adalah perempuan.
"Aku akan mengganti pakaianmu yang kotor."
"Kamu pikir mampu membeli pakaian seperti ini?"
"Sudahlah, yang penting aku sudah mau bertanggung jawab, lagipula aku tidak sengaja. Mau atau tidak?"
"Sudahlah. Aku tidak mau memakai baju sembarangan." Lano menghela napas. Sungguh sial nasibnya hari ini. Terjebak macet, ban mobil bocor dan sekarang ia harus pulang dengan pakaian bau dan kotor.
"Aku bukan orang yang tidak bertanggung jawab. Apa kamu butuh bantuan? Sepertinya mobilmu mengalami kerusakan." Ara melihat mobil hitam yang berhenti dengan ban yang terlihat tak ada angin.
"Apa mau aku antarkan? Dimana rumahmu?" tawar Ara.
"Tidak usah, sopirku sedang mencari tukang bengkel."
"Apa kalian tidak punya ban cadangan?"
Lano tak menjawab ia malas meladeni orang yang terlalu banyak tanya.
"Ayo ikut aku, ganti pakaianmu setelah itu aku akan mengantarmu." Ara mencoba menawarkan bantuan lagi.
Entah kenapa ia merasa kasihan melihat pria itu sendirian menunggu, lagipula ia harus bertanggung jawab karena sudah mengotori baju lelaki yang bisa Ara lihat dari luar bahwa dia pasti anak dari keluarga tajir melintir.
"Tidak perlu." Lano hendak masuk ke dalam mobil. Namun Ara dengan cepat menarik tangan laki-laki itu.
Bukan Ara bila menyerah sebelum berusaha. "Jangan seperti bocah, ayo ikut aku!"
Ara menepuk jok belakang motornya, menyuruh pria yang tidak ia tau namanya itu untuk duduk di atas motor.
Lano mengerjap mata, apa dia harus menuruti perempuan ini? Seumur hidupnya ia belum pernah di bonceng seorang wanita dengan motor.
"Sebenarnya kamu pria atau wanita?" Lano masih sangat penasaran.
"Aku bukan wanita dan juga bukan pria, puas?" sahut Ara ketus sambil menghidupkan mesin motornya.
"Jangan bilang kamu transgender?" Lano langsung membulatkan mata dan hendak menjauh, tapi Ara langsung memaksa laki-laki itu naik ke motornya lalu mengegas motor tersebut hingga Lano spontan memeluk tubuh langsing itu dari belakang.
Apa maksud gadis aneh ini.
Bersambung ....
~Silahkan tinggalkan jejak, biar Author semangat lanjut^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
moemoe
Brarti cewk yg d lempar batu ma dia tdi
2022-10-25
0
Jajang Wr
seru ey Karak bab dua udah love yeuh Kana novel ieu😁
2022-10-12
0
Anie Jung
Anak Boy masih dlm perut aja udh bikin repot ngidamnya. Ngidam Bella parah, ngk kayak ngidam Sofia🤣🤣
2022-08-25
0