Mentari menyambut pagi dengan segar, semilir angin berhembus. Daun-daun berguguran di bawah pohon Alamanda di depan jendela Ayesha. Kelopak alamanda yang berwarna merah jambu lembut di tepinya dan berwarna merah di tengahnya terbang tertiup angin menerobos jendela Ayesha yang sedikit terbuka, jatuh di atas kasur nya.
Suara kicau burung bersahutan, seperti paduan suara, nyaring tapi tidak memekakkan telinga.
Ayesha membuka jendela kamar nya, mengeluarkan tangan dan membuka genggamannya. Terdapat remahan roti di dalam nya. Beberapa burung gereja berbulu coklat dengan paruh nya yang kecil mematuk roti, ada yang bertengger di pergelangan tangan dan mematukinya, kemudian mereka terbang berpindah ke pohon mangga di halaman dekat tempat parkir kendaraan.
Aroma harum vanilla bercampur susu menggoda perut nya dan membawa Ayesha berjalan menuju dapur untuk mencicipi nya. Pancake kiwi dengan taburan keju di atas nya, terhidang di meja bersebelahan dengan ayam goreng krispi berwarna coklat muda keemasan. Terlihat kulit luarnya yang bertekstur kasar dan renyah, empuk di dalam.
Terdapat sambal pencit yang tak kalah lezat nya. Sambal yang terbuat dari mangga muda yang di serut kasar kemudian dibumbui sambal. Manis, masam, asin, pedas nano-nano rasa nya luar biasa.
Ayah, ibu dan adik sudah memakannya. Ayah ibu sudah berangkat kerja rupanya. Adik sudah masuk sekolah.
Ayesha mengambil sepiring nasi dan ayam goreng, menggigit ayamnya, terdengar suara gigi mencabik daging, lidahnya ******* nya lembut dan mendorong nya ke tenggorokan. Membasahi kerongkongan nya dengan segelas air putih. Makanan mengisi sepertiga bagian perut nya dan membiarkan dua pertiga bagian nya kosong agar sari makanan dapat terserap sempurna oleh tubuh secara sempurna serta tidak menjadi timbunan lemak di beberapa bagian titik tubuh.
Kemudian Ayesha memegang liontin petir di leher nya.
"Haruskah aku melakukan nya lagi untuk memanggil mu, aku seolah menjadi..."kata Ayesha tidak melanjutkan ucapannya lagi dan tampak memerah pipinya.
Dia menaruh liontin di ujung bibir dan memanggil Dastan dalam hati. Kemudian menurunkan nya dari bibir, kembali ke dadanya. Liontin itu berkedip seperti kilat. Tiga detik kemudian Dastan sudah berdiri di depan nya.
"Pagi nona muda....ada apa gerangan memanggilku dini hari, apakah sudah dapat petunjuknya," jawab Dastan
"Jangan memanggilku begitu, ternyata kau bisa bercanda juga Pangeran Dastan." balas Ayesha
"Aku sebenarnya tidak ingin terseret ke masalahmu, namun ternyata masalah ini melibatkan nenek ku. Aku tidak bisa tinggal diam lagi dan akan membantumu." kata Ayesha menatap wajah Dastan yang kelihatan bersinar seperti bulan.
"Panggil aku Dastan saja. Lalu kapan kita mulai bergerak?" tanya nya pada Ayesha.
"Segera...duduklah dulu kita bahas sekarang. Kau pasti lapar karena kemarin belum makan, hanya minum saja." jawab Ayesha sambil menyodorkan seporsi makanan untuk Dastan.
Dastan menyentuh kursi dengan tangan nya, dan kursi bergerak mundur sendiri tanpa perlu menarik nya ke belakang, kemudian duduk dan menyentuh piring nya.
"Aku tidak tahu apakah makanan mu sama denganku, semoga kau menyukai nya dan ini bisa mengusir rasa lapar dari perutmu." kata Ayesha
"Tidak jauh berbeda, hampir sama dengan makanan yang ada di tempatku. Terimakasih, aku akan memakannya." balas Dastan
Dastan menyendok nasi menyuap kan ke mulut nya, dan ayam. Sambal pencit tampak asing baginya, namun dia mengambil nya untuk menghargai Ayesha sekaligus penasaran akan rasa nya. Ternyata ada sensasi panas membakar di lidah, dan keringat mulai bercucuran.
Ayesha hanya diam memandangi nya melahap makanan sendok demi sendok sampai habis. Ada bekas sambal di sudut bibir kiri nya. Dia mengambil tisu yang ada di ujung meja menempelkan ujung jari pada bibir Dastan, membersihkan nya dengan tisu, Dastan pun kaget.
"Ah, tidak perlu, aku bisa membersihkannya sendiri." jawabnya dengan grogi dan sedikit berdebar karena selama ini tidak ada seorang wanita yang menyentuh kulitnya selain Ibu dan adik nya.
"Oh...apa yang telah aku lakukan, aku terbiasa membersihkan bibir Bisma yang belepotan dengan tisu setelah makan." jawab Ayesha merasa tak enak hati takut terjadi salah paham.
"Rasanya luar biasa, aku baru merasakan buah pedas, biasanya kan manis." jawab Dastan kepedasan.
"Itu namanya sambal, rasa nya pedas karena ada campuran cabainya." jawab Ayesha singkat dan tertawa kecil melihat ekspresi wajah Dastan yang kepedasan.
"Apa itu cabai, tidak pernah ada di tempatku." tanya Dastan
"Besok aku ajak berkeliling, akan aku tunjukkan pohon nya. Dastan, sekarang tolong bantu aku menemukan foto nenekku." pinta Ayesha
Ayesha bangkit dari kursi, Dastan mengikuti berdiri dan menyentuh permukaan kursi, kursi itu tertata kembali ke tempat semula sebelum mereka duduki, namun Ayesha tidak melihatnya.
Dastan berjalan mengikuti Ayesha menuju ruangan yang lebih lebar dari tempat makan tadi.
Terlihat hiasan dinding merak besar di sisi kanan atas, lukisan dinding bunga lily, mawar dan lavender di sebelah nya. Di bawahnya ada bonsai bugenvil, bonsai asam, monstera, janda bolong, mawar kuning, mint dan dona karmen berjejer membuat ruangan terasa asri. Di atasnya seperempat bagian atap terbuka, sebagai jalan untuk sinar matahari masuk dan membantu proses fotosintesis tanaman. Di sisi kiri terbentang sajadah dan alat ibadah.
Di sebelah selatan terdapat sofa bed maroon lengkap dengan bantal sandaran nya. Di samping nya terdapat buffet putih dengan hiasan piring kuno. Di bawahnya terdapat laci-laci berisi tumpukan dokumen dan sejenis nya.
Ayesha berjongkok di atas lantai kayu, membuka laci satu per satu untuk menemukan album foto yang pernah diceritakan ibu.
"Dastan ayo bantu temukan album fotonya sebelum ada yang masuk ke rumah." kata Ayesha.
Dastan berjalan dan duduk di sebelah kiri Ayesha. Mereka membuka semua laci dan melihat isinya, belum menemukan album foto. Masih tersisa satu laci di sudut kanan bawah yang belum bisa terbuka karena terkunci. Ayesha menarik nya tetap saja tidak terbuka. Kemudian dia berdiri berjalan menuju rak buku di sebelah pintu dekat sofa. Ada kotak berisi sejumlah kunci didalam nya. Ayesha mengambil sekotak kunci dan kembali ke laci yang belum bisa dibukanya tadi.
Ayesha memasukkan satu per satu kunci ke lubang kunci sampai tak tersisa.
"Tidak ada kunci yang pas. Semoga saja ada kunci yang bisa membukanya." kata Ayesha berharap.
Ayesha memasukkan satu kunci terakhir, agak berkarat ke lubang kunci. Pas, namun macet tak bisa berputar.
"Apa yang harus kulakukan, apa perlu diolesi minyak terlebih dahulu baru bisa terbuka ya?" tanya nya ragu pada Dastan.
Dastan berpindah merapat tepat di samping kiri Ayesha, berjarak dua senti meter.
"Biar kucoba." kata Dastan melihat Ayesha.
Tangan Dastan memegang jari Ayesha yang masih memutar kunci. Jari Ayesha terasa mungil dan lembut di tangan Dastan. Helaian rambut panjang hitam Ayesha menyapu tepi pipi Kanan Dastan. Aroma bunga melati dari rambut Ayesha menerobos ke hidung nya. Lengan kanan nya tanpa sengaja menyentuh lengan kiri Ayesha dan bergesekan. Kulitnya yang putih terasa lembut bagai kapas. Ada desiran halus yang merayap menuju dada nya. Jantungnya berdebar. Karena grogi dia segera memutar kunci nya menggunakan sedikit kekuatan nya dengan masih menggenggam jari Ayesha yang juga memegang kunci nya.
"Braakk...." suara laci terbuka.
Lacinya terbuka, namun membuat Ayesha terpental ke belakang menimpa Dastan dikarenakan kuatnya tenaga yang dihasilkan.
Kali ini degup jantung Dastan menghentak lebih keras merasakan punggung Ayesha yang menghimpit dada nya, dan nafas nya terasa sesak. Kepala Ayesha terdorong ke bawah dagu Dastan yang berlekuk membentuk telaga. Dastan masih memeluk Ayesha agar tidak terjatuh kemudian duduk, tanpa sengaja bibir nya menyapu rambut Ayesha seolah mencium kepalanya. Dengan rikuh Dastan melepaskan tangan dari pinggang Ayesha dan mendudukkan nya, kemudian dia bergeser mundur dan mengatur irama nafas nya yang tersengal.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Dastan untuk menepis rasa takut nya.
"Aku baik-baik saja, terimakasih. Bagaiman denganmu," kata Ayesha merasa tubuhnya kaku tidak bisa bergerak, namun dia memaksakan menggerakkan tangannya.
"Oh...aku tidak kenapa-napa juga," kata Dastan kikuk.
"Syukurlah kau baik-baik saja dan lacinya terbuka." ucap Ayesha sambil menarik laci dan mengalihkan perhatian nya untuk memecahkan kesunyian yang dia rasakan.
Ada tumpukan album foto di dalam nya. Ayesha mengeluarkan semua dan menumpuk nya di lantai.
Kemudian mengambil satu persatu album nya dan membuka helai demi helai lembaran album foto.
Dastan ikut membuka beberapa album, ada foto seorang gadis kecil imut berkuncir dua kiri dan kanan berusia lima tahunan memakai baju kuning bermotif buah jeruk di bagian bawah roknya sedang memberi makan merpati dengan senyum lebar berseri-seri.
"Ehmm....apakah gadis kecil di foto ini adalah Ayesha kecil?" tanya Dastan.
Ayesha menoleh sebentar ke arah album yang di bawa Dastan dan melanjutkan menyusuri halaman album seraya menjawab, "benar itu aku."
Kemudian Dastan membalik lembar demi lembar album, membuat nya gemas melihat aksi gadis kecil itu hingga membuat nya tersenyum kecil. Di sana banyak foto Ayesha kecil mulai dari bayi masih digendong ibu, belajar berdiri yang kemudian terjatuh dan bangkit lagi berjalan, menjaring kupu-kupu dan menaiki sepeda membonceng laki-laki kecil, hari pertama masuk sekolah diantar Ayah.
Dastan membolak-balik seluruh album. Di album terakhir yang dia pegang, tampak sampul depan nya agak dekil karena sudah lama tersimpan, kemudian dia membuka pelan agar tidak merusak lembaran nya. Dia tertegun melihat seorang wanita cantik berwajah mirip Putri Crystal mengenakan kalung kristal dalam balutan busana bukan pakaian seorang putri melainkan gaun panjang biru kemilau yang terbuka bahunya menerima sebuket bunga mawar merah dari seorang lelaki.
"Ayesha coba lihat ini, apakah ini benar nenek mu?" kata Dastan sambil menunjuk foto.
Ayesha mendekat ke Dastan dan melihat fotonya. Seorang wanita yang memukau, rambut nya panjang dan ikal berwarna pirang terurai menutupi tubuh nya yang semampai, bola mata nya berwarna coklat terang seperti bulan purnama, pipi nya berkilau seperti memancarkan sinar, tak terlukiskan kecantikan nya dengan kata. Bukan wajah nenek Clara, istri dari kakek Jhon.
"Aku tidak pernah melihat nya, namun ada sedikit kemiripan dengan wajah nenek Clara. Mungkinkah ini nenek Arumi," kata Ayesha melihat nya takjub.
"Kalung yang dipakai pada foto ini benar kalung milik putri Crystal, dan wajahnya pun mirip walau dalam balutan busana dunia disini." terang Dastan.
Ayesha mengeluarkan foto tersebut dari album dan membalik nya. Ada tulisan tangan bahasa kuno seperti huruf-huruf yang biasa terdapat pada prasasti. Dia mencari lagi foto nenek Arumi lain nya di album lainnya, namun tidak mendapatkan nya, hanya satu foto tadi sebagai petunjuk.
"Dastan apakah kau bisa membaca tulisan ini?" tanya Ayesha
"Aku bisa membantumu, berikan fotonya padaku." kata Dastan meminta foto nya.
Ayesha membuka telapak tangan Dastan dan menaruh foto ke atas nya. Dastan membalik foto nya, ada tulisan dari huruf paphirus, huruf kuno
yang ada di negeri nya, jadi dia bisa membaca dan mengucapkan nya.
"Putri Crystalla Arumi Verda." kata Dastan terlihat shock dan tak sengaja menjatuhkan kan foto dari tangan nya.
Dastan mengambil foto putri Crystalla dan memproyeksikan kejadian di foto itu pada Ayesha dengan memegang tangan nya, kali ini dia mencoba fokus sehingga tangan nya tidak bergetar menyentuh tangan Ayesha.
Ayesha melihat gambaran yang terlintas di benaknya,ada seorang wanita berjalan dari taman bunga sehabis dari bepergian dengan seorang lelaki, memasuki sebuah rumah. Di dalam rumah, sang lelaki menuntun nya untuk duduk dan memberi nya sebuket mawar merah, Nenek Arumi menerima nya sembari tersenyum lebar. Kemudian sang lelaki berjalan ke belakang meninggalkan nya sendirian sementara waktu. Beberapa saat kemudian ada sekelebat bayangan hitam mencoba mencengkeram leher nya dan membawa nya terbang. Setelah itu selesai, tidak ada gambaran dalam pikiran nya lagi.
"Tidak, kembalikan nenek." Teriak Ayesha histeris seolah kejadian itu nyata di depan mata.
"Tenangkan dirimu Ayesha, kejadian itu sudah berlalu di masa lampau. Aku hanya bisa memperlihatkan nya kepadamu sebatas itu, karena memang Putri Crystal mensetting agar bisa di review kejadian nya sampai disitu saja." kata Dastan mencoba menenangkan Ayesha.
"Lalu siapa bayangan hitam tadi dan membawa nenek ke mana?'' tanya Ayesha.
"Sepertinya itu The Darken, ketua para destroyer, entah mereka membawa nya kemana, Putri menghilang dari negeri kristal dan tidak ada yang tahu keberadaan nya." terang Dastan.
Ayesha dan Dastan kemudian memunguti album-album foto, mengembalikan nya ke dalam laci dan merapikan nya seperti posisi awal, membawa satu lembar foto nenek untuk menemukan petunjuk lain nya.
Ayesha mengajak Dastan untuk duduk sejenak di sofabed, menata bantal di sofa agar Dastan bisa bersandar.
Dastan menyandarkan punggung nya ke bantal sofa yang empuk dan halus. Keringat menetes dari dahinya. Ayesha melihat nya, kemudian dia berjalan ke dapur untuk mengambilkan Dastan air minum.
Ayesha membawa segelas besar susu coklat hangat untuk menenangkan syaraf yang tegang dan meningkatkan produksi serotonin di otak, hormon yang dapat menciptakan rasa bahagia.
"Ini segelas susu untukmu Dastan, minumlah, aku lihat kau berkeringat, pasti haus." kata Ayesha sambil menyodorkan gelas ke Dastan.
Tak ada jawaban, dan mata Dastan terpejam, tertidur. Kemudian Ayesha menaruh gelas nya di meja, membiarkan nya terlelap sebentar.
"Tidak jangan pergi, aku akan mengejar mu. Ayesha awas di belakangmu." gumam Dastan.
Ayesha berbalik dan duduk di sebelah Dastan.
"Dastan, bangun. Kau mengigau. Kau mimpi buruk apa, jangan membuatku takut." kata Ayesha sambil mengguncang-guncang bahunya, namun Dastan tak kunjung sadar dan terlihat lengan nya yang tiba-tiba tersayat.
Ayesha kaget dan bingung apa yang harus diperbuatnya untuk segera menyadarkan Dastan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
zsarul_
hai thorr aku mampir nihh 🤗
semangatt yaa
yuk baca lagi cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
ada part baru lohh 😍
mari saling support thorr ❤️
thanks
2021-03-12
0
H.F. RAJAK
Dah 5like
Masih trus nyimak
2021-03-10
0
zien
aku hadir disini dan memberimu like 👍
mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 😊
mari kita saling mendukung karya kita 👍😘
2021-03-03
0