Ayesha sudah bersiap menyerahkan jiwa nya ke naga. Air liur amis dan kental semakin banyak menetes ke rambut nya. Tetesan darah segar mengalir ke bahu nya. Masih terpejam, takut membuka mata. Dia Berpikir darah nya mulai menetes dan akan terus menetes sampai habis. Terdengar suara erangan naga kesakitan.
"Bukankah aku sudah tiada karena tidak merasakan apapun, mengapa naga mengerang kesakitan, bukannya kenyang mengoyak tubuhku, apa aku masih hidup...."gumam Ayesha.
Dia beranikan diri membuka kelopak mata. Para naga tumbang, darah segar berceceran di tanah. Panah menancap ke leher mereka. Satu naga masih terbuka mata nya dan bergerak mau menerkam nya dengan amarah membuncah.
Satu panah melesat melewati wajah Ayesha mengenai tubuh naga, nyaris saja mengenai nya. Kaki nya lemas gemetar karena selamat dan jatuh ke lantai, ternyata Tuhan mengirim kan dewa penyelamat untuk nya.
"Terimakasih Tuhan, engkau dengarkan permintaanku. Aku masih bisa Menghirup udara. Siapa yang menolongku, tunjukkan dirimu." tanya Ayesha menatap ke sekeliling, mencari seseorang.
"Ayesha....untunglah kau tidak terluka. Bagaimana bisa kau kesini?" tanya lelaki itu.
"Sebelumnya aku ucapkan terimakasih, aku sendiri tidak tahu, sebelum nya aku hanya melakukan yoga dan mengimajinasikan hal yang kau perlihatkan kan padaku tempo hari. Dan setelah kubuka mataku, aku tidak di kamarku lagi. Entahlah sejak bertemu denganmu, kau membuatku mengalami banyak kejadian aneh, diluar nalar, Dastan. Bisakah kau kembalikan aku ke tempatku?" tanya Ayesha.
"Kita pergi dulu dari kawasan naga ini dan pindah ke tempat yang lebih aman, pastinya akan berdatangan naga yang lain untuk membalaskan dendam temannya."
Dastan bersiul, datanglah dua burung phoenix menghampirinya. Warna nya indah jingga menyala berkobar api, ekornya menjuntai panjang, ujung jambulnya seperti kuncup bunga . Ayesha melihatnya dengan terkagum-kagum akan pesonanya, tanpa berkedip.
"Leopard, Spinx bawa kami keluar dari kawasan naga ini." perintah dastan.
Phoenix pun langsung membawa mereka berdua terbang menjauh dari area berbahaya ini menuju ke air terjun harapan. Ayesha tidak merasa terbakar menunggang phoenix walaupun sekujur tubuhnya di kelilingi api.
"Kau tidak merasakan terbakar pada tubuhmu?" tanya dastan.
"Dingin rasanya seperti air." jawab Ayesha.
"Hanya keluarga Putri Kristal dan keturunan nya yang bisa menunggangi phoenix. Apakah kau salah satu keturunan beliau?" Tanya Dastan.
"Apa maksudmu, membuatku semakin bingung. Siapa putri Kristal itu, aku bukan garis keturunan putri. Seingat ku waktu masih kecil nenek pernah bercerita kalau ibu nya merupakan cucu dewi Sekartaji tanpa tahu kebenarannya." jawab Ayesha.
Phoenix menurunkan mereka di depan air terjun harapan dan terbang menjauh dari mereka sampai tak terlihat lagi. Tampak Air mengalir deras dari ketinggian dua puluh meter, menuruni bebatuan dan mengalir menggenang menjadi danau. Pelangi terbentang diatasnya. Airnya terlihat hijau, berbau harum mawar. Banyak tanaman lotus dengan bunga berwarna putih dan ungu, seekor ikan bertubuh transparan meloncat ke atas, dan masuk lagi kedalam.
Ayesha mengambil air dari danau, memercikkan nya ke rambut untuk membersihkan air liur naga yang lengket. Dia juga membasuh wajah dan tangan nya, memasukkan kaki yang tadi berdarah ke air danau, rasanya seperti perih meresap ke luka, dan ketika diangkat luka nya menutup.
"Apakah disini asal mu?" tanya Ayesha.
"Bukan, ini negeri kristal. Empat puluh kilometer dari tempat tinggal ku. Aku beruntung sekali bisa kembali kesini, berkat kau." Cerita Dastan
Tanpa disadari mereka menjadi malaikat penyelamat bagi satu sama lainnya.
"Kau telah menemukan rumahmu, sedangkan aku terjebak disini. Tolong Antar aku kembali." pinta Ayesha.
"Aku belum mengetahui cara kembali ke tempat mu, mari ke negeri petir. Mungkin aku bisa menanyakan nya pada peramal." jawab Dastan.
Dastan kembali bersiul, namun yang datang kali ini bukan phoenix, melainkan unicorn. Kuda putih bersih tanpa noda bertanduk dan bersayap berlari menghampiri mereka.
"Ayo kita naik," ajak Dastan pada Ayesha.
Ayesha hanya terdiam menatap unicorn tanpa jawaban dan reaksi, karena sudah melihat banyak hal aneh, melihat unicorn menjadi hal yang biasa baginya. Dia termenung memikirkan hal aneh apa lagi yang menantinya di sana.
Dastan menghampiri nya dan berucap lagi, "ayo pergi dari sini, disini juga tidak aman, kita akan temukan jawaban nya nanti."
Dia tidak mendapatkan jawaban nya, langsung saja Dastan membopong tubuh Ayesha ke unicorn dan mendudukkan nya di depan nya.
"Aku tidak mau pergi." kata Ayesha dengan berontak hendak turun dari punggung unicorn.
"Jangan keras kepala, banyak destroyer dimana-mana, aku akan menjagamu dari mereka karena kau telah menyelamatkanku." cegah Dastan sembari memegang tubuh Ayesha kuat-kuat dan menyandarkan pada dadanya, agar tidak kabur dari dirinya.
Ayesha merasa seperti mendapat pelukan hangat dari ayah, sehingga dia kembali tenang. Terdengar irama detak jantung yang beraturan, meyakinkan nya untuk tetap bersama nya sementara waktu.
"Ayo jalan Starkie," ucapnya ke unicorn.
Starkie berlari dengan kencang menyusuri jalan, melewati bebatuan. Banyak pohon tumbang di sepanjang jalan, rumah-rumah rusak tak berpenghuni, ke mana pemiliknya tidak ada yang muncul. Di depan ada sungai lebar mengalir. Starkie mengepakkan sayap nya dan terbang membelah angkasa.
Nampak aurora berwarna kombinasi biru ,jingga dan hitam. Starkie menuju ke sana. Ada gerbang berlillitkan tanaman sangga langit berbunga kuning, sebuah bangunan istana besar dengan benteng tinggi, sedikit roboh di sebelah depan, di tiap sudutnya ada mercusuar. tempat itu diselubungi cincin emas sebagai perisainya.
"Open sesame...."kata Dastan.
Kemudian perisai emas terbuka, dan mereka masuk.
Dastan berjalan ke mimbar istana, Ayesha mengikutinya dari belakang. Kemudian menyisir seluruh ruangan, kosong, ak berpenghuni. Tampak singgasana berhiaskan batu giok biru dan kristal putih di sisi tengah nya menyala, lengang. Banyak debu dan serpihan batu berserakan di lantai. Seperti sudah lama ditinggalkan.
"Ayah, ibu, Anne....aku kembali." panggil Dastan.
Tak ada jawaban. Kemudian Dastan berjalan ke lorong menuju ruang bawah tanah, di sisi dinding terdapat banyak kristal, dan terlihat banyak bayangan mereka berdua sedang berjalan dari berbagai sisi.
Kemudian berhenti di sebuah ruangan tertutup. Dastan membuka pintunya dan masuk. Ada bola kristal putih ke ungu an di atas meja. Dastan mengusap nya.
"Kristal pelindung petir memancar lah...." ucap Dastan.
Bola kristal berkilauan semakin terang, terlihat sesosok wanita paruh baya berjubah putih di sana.
"Lady Rara....dimana Ayah, ibu, tuan putri dam lainnya?" tanya Dastan.
"Aku sudah lama menunggu tuan muda. Aku mengumpulkan energi agar bisa mengirim pesan penting ini kepada tuan. Jangan khawatir paduka raja dan lainnya aman. Kami berada di supernova untuk berjaga-jaga dari destroyer yang setiap saat mengincar dan merusak. Kristal petir telah dicuri, Paduka raja berhasil merebutnya namun pecah berhamburan, dan serpihan nya tersebar ke berbagai penjuru. Sehingga kami kehilangan kekuatan. Paduka menugaskan anda untuk segera mengumpulkan serpihan petir."jawab lady Rara.
"Aku terlempar ke dimensi lain, dan terjebak dalam pandora kemudian Ayesha membebaskan ku. Aku tidak tahu bagaimana cara menembus dimensi dan berteleportasi."
"Saat itu yang mulia paduka membuka black hole dan melempar kristal petir yang terpecah bersama tuan muda ke dalamnya agar aman dari destroyer. Temukan ke tiga puluh tiga serpihan nya di dunia itu dan satukan kembali. Gadis disebelah tuan adalah kunci nya. Kristal dan petir sudah ditakdirkan untuk berkolaborasi menyelamatkan dunia dan saling mengisi. Cari jawabannya bersama." terang peramal itu.
Kristal itu menjadi redup dan tidak terlihat lagi sosok Lady Rara.
"Tunggu, bagaimana kami bisa kembali ke sana, Lady?" protes Dastan sedikit emosi karena bola kristal itu tidak menyala lagi.
"Aku akan mencoba nya lagi, mungkin bisa." saran Ayesha pada Dastan
Ayesha duduk bersila di lantai memegang ujung jari kaki dan mengepakkan kaki seperti sayap kupu, memejamkan mata membayangkan suasana kamarnya. Dia membayangkan macrame yang tergantung di dinding dan sulur daun Anggur bergoyang tertiup angin yang masuk ke celah jendela. Dia bisa merasakan suara gesekan nya. Pelan dia buka matanya dan melihat sekelilingnya.
"Masih disini rupanya, aku akan coba lagi." kata Ayesha
Dia memejamkan mata lagi. Kali ini membayangkan Ayah dan ibu memanggil nya membawakan sup ayam dan salad buah kesukaannya. Karena memang jam makan siang. Merasakan gurih nya sup dan wortel yang telah ***** melewati tenggorokan dan berhenti di perut dan menambah energi.
"Mungkin ada cara lainnya," saran Dastan meyakinkan.
Ayesha membuka mata dan putus asa. Kemudian dia menggenggam liontin petir, menempelkan di ujung bibir nya seraya membayangkan duduk di atas permadani kamar nya. Tiada reaksi berarti. Merasa kesal tidak bisa melakukan apapun, dia menunduk dengan tatapan kosong, menggigit dan menyesap bibir nya.
Dastan melihat Ayesha frustasi. Rambut hitam lurusnya jadi megar, agak berantakan. Kemudian dia menghampirinya dan duduk disebelah nya, menyentuh rambutnya dan menyisir dengan jemari nya menyisipkan di belakang telinganya. Refleks Ayesha bergeser dan gemetar karena dia kaget selama ini tak ada seorang lelaki pun yang dia izinkan menyentuh nya.
"Maaf aku tidak bermaksud melakukan hal buruk padamu.Tenangkan dirimu." kata Dastan menghibur.
Dia kemudian memegang jari Ayesha dan menggenggam nya lembut. Kali ini Ayesha tidak menolak, malah sebaliknya merasa tenang dan menyambut genggaman nya.
"Kita pasti bisa menemukan cara kembali pulang. Bisa kesini berarti bisa kembali ke rumahmu. Manusia merupakan micro cosmos. Apa yang dipikirkan akan terhempas ke macro cosmos dan mewujudkan nya. Berpikir positif. Istirahat sebentar nanti kita coba lagi." kata Dastan menyemangati Ayesha.
Ayesha menatap wajah Dastan, terlalu dekat bagi nya, terasa nafas sejuk Dastan meniup lirih pipi nya. Terlihat bola mata abu-abu nya yang setenang dan sedalam samudera. Hidung nya yang menjulang lancip, dadanya berdegup kencang, tak pernah sedekat ini sebelum nya dengan lawan jenis nya. Pelan diturunkan nya kembali wajah nya, untuk menutupi rasa malu nya.
"Terimakasih...." ucapnya lirih pada Dastan dan salah tingkah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Emonee
Like Thor 🧡🧡🧡🧡🧡🌟🌟🌟🌟🌟
mohon dukungan
Istriku Dokter Cintaku
My Lovely Gea
2021-04-30
0
@BUMI_06
sudah ku pavoritkan. bom like mendarat
2021-04-01
2
Laras •ZeE\\ off😴
aku mampir kk
2021-03-13
2