CUA Bab 3

Jam 04.30 sore Aruna baru pulang kerumahnya. Hari pertama kerja cukup melelahkan baginya. Berbeda dari pekerjaannya di cafe sebagai waiters, pekerjaannya kali ini cukup menguras tenaganya. Untung saja dia sudah terbiasa melakukan pekerjaan seperti ini dirumahnya.

Sejak kedua orang tuanya meninggal, Aruna dan Alika adiknya, tinggal di rumah pamannya. Rumah peninggalan orangtuanya terpaksa dijual untuk melunasi hutang orangtuanya yang menumpuk semasa mereka masih hidup.

Sejak saat itu Aruna terpaksa berhenti kuliah dan memilih mencari pekerjaan demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk membiayai sekolah adiknya. Untung saja pamannya berbaik hati mau menampung mereka dirumahnya.

''Kenapa jam segini baru pulang?'' seru seseorang saat Aruna hendak masuk ke kamarnya.

Teddy, si pria sok tahu. Dia adalah saudara sepupu Aruna. Dari dialah Aruna tahu kalau TRF membuka lowongan pekerjaan. Teddy orangnya cukup baik, itupun kalau lagi ada maunya. Tentu saja dia membantu Aruna mendapatkan pekerjaan di TRF tidak dengan cuma cuma, itu ada imbalannya. Dia meminta Aruna membelikannya jam tangan bermerek .

''Masih ingat dengan perjanjian kita kan?'' Tanya Teddy. Seakan perjanjian di antara mereka itu sangat penting.

''Iya, masih ingat kok." Jawab Aruna datar.

''Atau sepatu yang kamu simpan itu buat aku saja Run. Yaaa ... Daripada nanti gaji kamu tidak akan cukup untuk kebutuhan kamu. Kan lumayan, uangnya nanti bisa kamu tabung.''

''Kita lihat aja nanti Kak Teddy." Kemudian bergegas masuk ke kamarnya.

****

Sepasang sepatu putih yang sudah dua tahun lamanya menghiasi rak sepatu Aruna itu entah siapa pemiliknya. Meski sampai saat ini Aruna tidak tahu siapa pemiliknya tapi dia masih menyimpannya dengan rapi dan sering membersihkannya agar sepatu itu tidak rusak sampai dia bisa mengembalikan sepatu itu pada pemiliknya nanti.

Sepatu seperti itu mungkin banyak dijual dipasaran. Tapi sepatu itu terlihat berbeda, karena ada inisial nama pemiliknya. ''A'' adalah inisial nama yang tertera di sepatu itu. Mungkin sepatu itu dipesan khusus oleh seseorang yang spesial.

''Dijual saja Kak sepatunya. Mungkin pemiliknya sudah tidak butuh lagi,'' ucap Alika saat melihat Aruna tengah memperhatikan sepatu itu.

Kedatangan Alika seketika membuyarkan lamunannya. Aruna pun langsung mengalihkan pandangannya pada Alika.

Alika menghempaskan tubuhnya di ranjang dan menghela nafas panjang. Dia tampak lelah. Setiap pulang sekolah Alika menggantikan tante Novi menjaga warung sembakonya. Malamnya adalah giliran Aruna yang menjaga warung. Begitu setiap hari. Seakan mereka tidak diberi kesempatan untuk istirahat.

''Siapa yang jagain warung? Nanti Tante Novi marah loh." Cemas Aruna.

''Ada om Heru kok. Om Heru sendiri yang suruh aku pulang." Ucap Alika kemudian membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Aruna kini mengalihkan pandangannya kembali pada sepatu itu.

''Dijual saja Kak, lagipula sudah dua tahun loh Kak. Tidak mungkin kan pemiliknya tiba-tiba saja datang dan minta sepatunya dikembalikan. Lebih baik dijual saja, toh sepatunya juga tidak muat di kaki Kak Runa." Kata Alika menyarankan.

Entah siapa pula pemilik sepatu itu. Dia hanya heran pada kakaknya. Sudah dua tahun berlalu, tapi dia masih saja berharap menemukan sang Cinderella Prince yang meninggalkan sepasang sepatunya itu.

''Yah siapa tahu. Suatu hari kakak akan bertemu dengannya."

Aruna berharap bisa mengembalikan sepatu itu pada pemiliknya nanti. Dia bahkan belum sempat mengucapkan kata terima kasih atas bantuan pemilik sepatu itu. Terkadang rasanya konyol berharap bertemu dengan orang yang bahkan tidak dikenalnya sama sekali.

Flashback on

Dua tahun sebelumnya.

Malam itu Aruna baru pulang dari rumah temannya setelah menyelesaikan tugas kelompok. Dia hendak membersihkan tubuhnya dari keringat yang terasa lengket malam itu saat tiba-tiba telfonnya berdering.

''Halo?'' sapa Aruna dengan perasaan yang mendadak gelisah, seolah akan terjadi sesuatu.

''Apa?'' Pekik Aruna seketika dengan air mata yang mulai bercucuran membasahi wajahnya.

Bagai disambar petir malam itu, seketika perasaan Aruna pun hancur. Isak tangisnya pecah saat itu juga. Semakin lama semakin meraung - raung. Hingga terdengar pilu dan menyayat hati.

Pihak rumah sakit menelfon nya malam itu dan mengabarkan kalau orang tuanya mengalami kecelakaan mobil dan keadaannya sedang kritis saat itu. Mendengar kabar itu Aruna pun bergegas ke rumah sakit.

Dengan perasaan yang hancur dan air mata yang terus mengalir, Aruna berlari sekuat tenaganya. Dia tak tahu harus berbuat apa. Aruna hanya bisa menangis tersedu sedu. Kenapa begitu cepat ayah dan ibunya pergi. Bagaimana dia akan menjalani hidupnya nanti.

Aruna kini menghentikan langkahnya. Nafasnya terengah-engah. Perlahan dia pun kembali melanjutkan langkahnya dengan tertatih - tatih. Kakinya begitu sakit karena dia berlari tanpa menggunakan alas kaki. Saking terkejutnya mendengar kabar itu, hingga dia pun lupa mengenakan alas kaki. Bahkan saat itu dia tidak punya uang sepeserpun.

Karena merasa lelah, Aruna memutuskan beristirahat sebentar sembari duduk di trotoar jalan sambil memijat kakinya yang terasa pegal.

Tiba - tiba saja seseorang yang tak dikenal datang menghampirinya. Seseorang itu terlihat sedang mengeluarkan sesuatu dari ranselnya.

Orang itu mengambil sepasang sepatu putih dari kotak kardus yang dia keluarkan dari ranselnya. Dengan sopan dia memakaikan sendiri sepatu itu di kaki Aruna tanpa meminta ijin Aruna terlebih dahulu. Indera penciuman Aruna saja bisa menebak kalau sepatu itu masih baru.

''Maaf, kamu siapa?'' tanya Aruna canggung sambil mencoba mengintip wajah orang itu dibalik topi hitamnya.

''Kamu mau kemana?'' tanya orang itu sembari memakaikan sepatu yang sebelahnya lagi.

''Rumah sakit.''

Tanpa bertanya apa - apa lagi, dengan sopan orang itu membatu Aruna berdiri dan berjalan kearah taksi yang sedang menunggu. Aruna Pun langsung masuk kedalam taksi itu tanpa berpikir panjang lagi.

Saat itu yang terpenting baginya adalah kondisi orangtuanya yang tengah dalam keadaan kritis. Kekhawatirannya membuatnya tidak bisa berpikir apa - apa lagi. Tidak tahu apa yang harus Aruna perbuat saat itu. Jika terjadi sesuatu pada orangtuanya, bagaimana nasibnya dan Alika nanti.

''Antar dia ke rumah sakit ya pak,'' ujar orang itu sambil menyodorkan selembar uang seratus ribuan pada sopir, lalu menutup kembali pintu taksi itu kemudian.

Aruna terkejut melihat orang itu tidak ikut naik taksi bersamanya. Padahal taksi itu adalah taksi yang ditumpanginya tadi. Aruna bahkan tidak mengenal orang itu. Tapi satu hal yang pasti, orang itu adalah orang yang baik.

.

Sesampainya di rumah sakit Aruna langsung melangkahkan kakinya cepat menuju IGD. Dia melihat Alika sedang ditemani Shanti. Adiknya itu tengah menangis tersedu - sedu dalam dekapan Shanti.

''Alika." Panggil Aruna sembari berjalan menghampiri.

Melihat Aruna datang, Alika pun langsung menghambur ke dalam pelukan kakaknya dengan erat sambil terus menangis.

''Ayah dan Ibu Kak, kata dokter mereka harus segera dioperasi." Kata Alika di sela isak tangisnya.

''Yang kuat ya Run, sabar." Shanti mencoba menguatkan sahabatnya itu. Yang baru saja di landa musibah.

Mereka bertiga berpelukan saling menguatkan. Tak lama kemudian dokter yang menangani pun keluar dari ruangan itu.

''Bagaimana keadaan orang tua saya dok?'' tanya Aruna cemas.

''Mereka harus segera dioperasi." Sahut dokter itu singkat.

''Tolong lakukan yang terbaik untuk orang tua saya dok.''

''Saya akan berusaha semampu saya. Tapi tolong kalian selesaikan dulu administrasinya.''

*****

"Apa?"

Aruna sangat terkejut begitu tahu berapa banyak biaya yang harus dia keluarkan untuk operasi orangtuanya saat itu yang begitu besar. Darimana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu.

''Maaf dek, tapi biaya operasinya sudah dilunasi. Baru saja dilunasi begitu adek kemari." Kata resepsionis yang bertugas malam itu.

''Sudah dilunasi? Tapi, siapa yang melunasinya Sus?'' Siapa gerangan orang yang telah berbaik hati mau melunasi biaya operasi orangtuanya yang begitu besar.

''Orang itu, katanya dia kerabat kamu." Suster itu menunjuk kearah seorang laki-laki yang berjalan tergesa-gesa meninggalkan rumah sakit. Seorang laki-laki dengan topi hitam dan ransel di punggungnya.

Laki-laki itu adalah orang yang telah membantu Aruna di jalan tadi. Pemilik sepasang sepatu putih itu.

''Tunggu." Panggil Aruna kencang sambil berlari mengejarnya. Namun begitu cepat laki-laki itu menghilang dari pandangannya. Sampai akhirnya Aruna hanya melihat bayangan orang itu dari balik jendela mobil yang melintas didepannya saat itu.

Flashback off

*

*

*

Bersambung...........

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

❤️

2021-11-21

0

Leea Ada Rantesalu

Leea Ada Rantesalu

episode 50

2021-06-20

0

Othor Santai Maksimal❤🖤

Othor Santai Maksimal❤🖤

like

2021-05-08

2

lihat semua
Episodes
1 CUA Bab 1
2 CUA Bab 2
3 CUA Bab 3
4 CUA Bab 4
5 CUA Bab 5
6 CUA Bab 6
7 CUA Bab 7
8 CUA Bab 8
9 CUA Bab 9
10 CUA Bab 10
11 CUA Bab 11
12 CUA Bab 12
13 CUA Bab 13
14 CUA Bab 14
15 CUA Bab 15
16 CUA Bab 16
17 CUA Bab 17
18 CUA Bab 18
19 CUA Bab 19
20 CUA Bab 20
21 CUA Bab 21
22 CUA Bab 22
23 CUA Bab 23
24 CUA Bab 24
25 CUA Bab 25
26 CUA Bab 26
27 CUA Bab 27
28 CUA Bab 28
29 CUA Bab 29
30 CUA Bab 30
31 CUA Bab 31
32 CUA Bab 32
33 CUA Bab 33
34 VISUAL PEMERAN
35 CUA Bab 34
36 CUA Bab 35
37 CUA Bab 36
38 CUA Bab 37
39 CUA Bab 38
40 CUA Bab 39
41 CUA Bab 40
42 CUA Bab 41
43 CUA Bab 42
44 CUA Bab 43
45 CUA Bab 44
46 CUA Bab 45
47 CUA Bab 46
48 CUA Bab 47
49 CUA Bab 48
50 CUA Bab 49
51 CUA Bab 50
52 CUA Bab 51
53 CUA Bab 52
54 CUA Bab 53
55 CUA Bab 54
56 CUA Bab 55
57 CUA Bab 56
58 CUA Bab 57
59 CUA Bab 58
60 CUA Bab 59
61 CUA Bab 60
62 CUA Bab 61
63 CUA Bab 62
64 CUA Bab 63
65 CUA Bab 64
66 CUA Bab 65
67 CUA Bab 66
68 CUA Bab 67
69 CUA Bab 68
70 CUA Bab 69
71 CUA Bab 70
72 CUA Bab 71
73 CUA Bab 72
74 CUA Bab 73
75 CUA Bab 74
76 CUA Bab 75
77 CUA Bab 76
78 CUA Bab 77
79 PUA Bab 78
80 CUA Bab 79 END
81 CUAP CUAP AUTHOR
82 Menanti season 2
83 Visual Karakter Season 2
84 CUA S2 - Bab 1
85 CUA S2 - Bab 2
86 CUA S2 - Bab 3
87 CUA S2 - Bab 4
88 CUA S2 - Bab 5
89 CUA S2 - Bab 6
90 Visual Again
91 CUA S2 - Bab 7
92 CUA S2 - Bab 8
93 CUA S2 - Bab 9
94 CUA S2 - Bab 10
95 CUA S2 - Bab 11
96 CUA S2 - Bab 12
97 CUA S2 - Bab 13
98 CUA S2 - Bab 14
99 CUA S2 - Bab 15
100 CUA S2 Bab - 16
101 CUA S2 - Bab 17
102 CUA S2 - Bab 18
103 CUA S2 - Bab 19
104 CUA S2 - Bab 20
105 CUA S2 - Bab 21
106 CUA S2 - Bab 22
107 CUA S2 - Bab 23
108 CUA S2 - Bab 24
109 CUA S2 - Bab 25
110 CUA S2 - Bab 26
111 CUA S2 Bab - 27
112 CUA S2 - Bab 28
113 CUA S2 Bab - 29
114 CUA S2 - Bab 30
115 HELLOW READERS
116 CUA S2 - Bab 31
117 CUA S2 - Bab 32
118 CUA S2 - Bab 33
119 CUA S2 - Bab 34
120 CUA S2 - Bab 35
121 CUA S2 - Bab 36
122 CUA S2 Bab - 37
123 CUA S2 Bab - 38
124 CUA S2 Bab - 39
125 CUA S2 Bab - 40
126 CUA S2 Bab - 41
127 CUA S2 Bab - 42
128 CUA S2 Bab - 43
129 CUA S2 Bab - 44
130 CUA S2 Bab - 45
131 CUA S2 Bab - 46
132 CUA S2 Bab - 47
133 CUA S2 Bab - 48
134 CUA S2 Bab - 49
135 CUA S2 Bab - 50
136 CUA S2 Bab - 51
137 CUA S2 Bab - 52
138 CUA S2 Bab - 53
139 CUA S2 Bab - 54
140 CUA S2 Bab - 55
141 CUA S2 Bab - 56
142 CUA S2 Bab - 57
143 CUA S2 Bab - 58
144 CUA S2 Bab - 59
145 CUA S2 Bab - 60
146 CUA S2 Bab - 61
147 CUA S2 Bab - 62
148 CUA S2 Bab - 63
149 CUA S2 Bab - 64
150 CUA S2 Bab - 65
151 CUA S2 Bab - 66
152 CUA S2 Bab - 67
153 CUA S2 Bab - 68
154 CUA S2 Bab - 69
155 CUA S2 Bab - 70
156 CUA S2 Bab - 71 END
157 CERITA BARU
Episodes

Updated 157 Episodes

1
CUA Bab 1
2
CUA Bab 2
3
CUA Bab 3
4
CUA Bab 4
5
CUA Bab 5
6
CUA Bab 6
7
CUA Bab 7
8
CUA Bab 8
9
CUA Bab 9
10
CUA Bab 10
11
CUA Bab 11
12
CUA Bab 12
13
CUA Bab 13
14
CUA Bab 14
15
CUA Bab 15
16
CUA Bab 16
17
CUA Bab 17
18
CUA Bab 18
19
CUA Bab 19
20
CUA Bab 20
21
CUA Bab 21
22
CUA Bab 22
23
CUA Bab 23
24
CUA Bab 24
25
CUA Bab 25
26
CUA Bab 26
27
CUA Bab 27
28
CUA Bab 28
29
CUA Bab 29
30
CUA Bab 30
31
CUA Bab 31
32
CUA Bab 32
33
CUA Bab 33
34
VISUAL PEMERAN
35
CUA Bab 34
36
CUA Bab 35
37
CUA Bab 36
38
CUA Bab 37
39
CUA Bab 38
40
CUA Bab 39
41
CUA Bab 40
42
CUA Bab 41
43
CUA Bab 42
44
CUA Bab 43
45
CUA Bab 44
46
CUA Bab 45
47
CUA Bab 46
48
CUA Bab 47
49
CUA Bab 48
50
CUA Bab 49
51
CUA Bab 50
52
CUA Bab 51
53
CUA Bab 52
54
CUA Bab 53
55
CUA Bab 54
56
CUA Bab 55
57
CUA Bab 56
58
CUA Bab 57
59
CUA Bab 58
60
CUA Bab 59
61
CUA Bab 60
62
CUA Bab 61
63
CUA Bab 62
64
CUA Bab 63
65
CUA Bab 64
66
CUA Bab 65
67
CUA Bab 66
68
CUA Bab 67
69
CUA Bab 68
70
CUA Bab 69
71
CUA Bab 70
72
CUA Bab 71
73
CUA Bab 72
74
CUA Bab 73
75
CUA Bab 74
76
CUA Bab 75
77
CUA Bab 76
78
CUA Bab 77
79
PUA Bab 78
80
CUA Bab 79 END
81
CUAP CUAP AUTHOR
82
Menanti season 2
83
Visual Karakter Season 2
84
CUA S2 - Bab 1
85
CUA S2 - Bab 2
86
CUA S2 - Bab 3
87
CUA S2 - Bab 4
88
CUA S2 - Bab 5
89
CUA S2 - Bab 6
90
Visual Again
91
CUA S2 - Bab 7
92
CUA S2 - Bab 8
93
CUA S2 - Bab 9
94
CUA S2 - Bab 10
95
CUA S2 - Bab 11
96
CUA S2 - Bab 12
97
CUA S2 - Bab 13
98
CUA S2 - Bab 14
99
CUA S2 - Bab 15
100
CUA S2 Bab - 16
101
CUA S2 - Bab 17
102
CUA S2 - Bab 18
103
CUA S2 - Bab 19
104
CUA S2 - Bab 20
105
CUA S2 - Bab 21
106
CUA S2 - Bab 22
107
CUA S2 - Bab 23
108
CUA S2 - Bab 24
109
CUA S2 - Bab 25
110
CUA S2 - Bab 26
111
CUA S2 Bab - 27
112
CUA S2 - Bab 28
113
CUA S2 Bab - 29
114
CUA S2 - Bab 30
115
HELLOW READERS
116
CUA S2 - Bab 31
117
CUA S2 - Bab 32
118
CUA S2 - Bab 33
119
CUA S2 - Bab 34
120
CUA S2 - Bab 35
121
CUA S2 - Bab 36
122
CUA S2 Bab - 37
123
CUA S2 Bab - 38
124
CUA S2 Bab - 39
125
CUA S2 Bab - 40
126
CUA S2 Bab - 41
127
CUA S2 Bab - 42
128
CUA S2 Bab - 43
129
CUA S2 Bab - 44
130
CUA S2 Bab - 45
131
CUA S2 Bab - 46
132
CUA S2 Bab - 47
133
CUA S2 Bab - 48
134
CUA S2 Bab - 49
135
CUA S2 Bab - 50
136
CUA S2 Bab - 51
137
CUA S2 Bab - 52
138
CUA S2 Bab - 53
139
CUA S2 Bab - 54
140
CUA S2 Bab - 55
141
CUA S2 Bab - 56
142
CUA S2 Bab - 57
143
CUA S2 Bab - 58
144
CUA S2 Bab - 59
145
CUA S2 Bab - 60
146
CUA S2 Bab - 61
147
CUA S2 Bab - 62
148
CUA S2 Bab - 63
149
CUA S2 Bab - 64
150
CUA S2 Bab - 65
151
CUA S2 Bab - 66
152
CUA S2 Bab - 67
153
CUA S2 Bab - 68
154
CUA S2 Bab - 69
155
CUA S2 Bab - 70
156
CUA S2 Bab - 71 END
157
CERITA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!