CUA Bab 4

Keesokan harinya Aruna berusaha berangkat kerja lebih awal, sesuai dengan peraturan TRF yang mengharuskan Karyawan CS datang paling lambat dua puluh menit sebelum karyawan lain berdatangan. Mereka harus membersihkan setiap sudut ruangan tanpa terkecuali.

Bahkan Jaka pun kali ini datang lebih awal. Dia tidak ingin terkena semprotan omelan Bu Diana untuk kedua kalinya.

Dengan semangat empat lima Aruna mengerjakan tugasnya mulai dari menyapu lantai, mengepel, membersihkan kaca jendela, membuang sampah, bahkan sampai membersihkan toilet.

Meskipun pekerjaan seperti ini sering dinilai rendah oleh orang lain, namun tidak sedikitpun Aruna merasa malu. Bagi Aruna semua pekerjaan sama saja. Yang terpenting adalah kita mengerjakan pekerjaan itu dengan sepenuh hati.

Waktu kecil Aruna gemar menggambar. Yang paling digemarinya adalah menggambar seorang putri cantik dengan gaun yang indah. Dia bahkan suka menggambar berbagai model pakaian. Mulai beranjak remaja diapun akhirnya bercita cita ingin menjadi seorang desainer. Namun sayang dia harus mengubur dalam - dalam impiannya itu semenjak kepergian orangtuanya.

Sebuah keberuntungan dia bekerja di TRF, sebuah perusahaan fashion ternama di kotanya. Namun sayang, pekerjaan yang dia dapatkan hanya sebagai Cleaning Service.

Tak berapa lama terlihat karyawan lainpun mulai berdatangan, termasuk si Teddy bear, julukan yang diberikan Alika kala sedang kesal dengan kakak sepupunya itu.

Diantara para karyawan itu ada sesosok pria dengan tampilan yang terlihat berbeda. Sangat rapi dan menawan, ditambah lagi dengan kacamata hitam yang membingkai wajahnya.

Dicko Adiguna.

Pria tampan itu. Dia berjalan dengan santai menuju ruang direktur. Sesekali dia terlihat menganggukkan kepalanya pelan, membalas sapaan karyawannya. Tetapi, tanpa senyuman sedikitpun.

*****

Di pantry kantor itu ...

Seperti biasanya Aruna melihat Jaka tengah sibuk menyiapkan kopi pesanan para karyawan. Sedangkan Shanti sedang membantu Jaka menyiapkan cangkir sesuai jumlah pesanan. Shanti telah menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat hingga dia pun sempat membantu Jaka meski hanya menyiapkan beberapa cangkir.

''Kamu mau kopi apa teh Run?" Tanya Shanti saat melihat sahabatnya datang ke pantry.

''Tidak usah, aku air putih saja." Jawab Aruna sembari mengambil gelas dan menuangkan air kedalam gelas itu dan meneguknya sampai habis.

''Jaka, kopi satu, diantar keruang direktur ya?'' Bu Diana datang dengan tiba - tiba mengagetkan mereka.

''Waduh, maaf Bu. Saya sedang menyiapkan kopi pesanan karyawan lain Bu. Kalau saya lama nanti saya dimarahi lagi Bu." Jaka mencoba menolak dengan sopan.

''Saya saja Bu. Saya bisa." Sela Shanti cepat dengan wajah kegirangan.

Namun Bu Diana malah menatap Shanti dengan tatapan mencurigakan. Dia tahu Shanti sering mencuri pandang kearah Dicko saat membawakan kopi pak Danu kemarin. Dan kali ini, pasti dia ingin melihat Dicko.

''Tidak. Kamu ikut saya, dan kamu Aruna bawakan kopi keruangan Pak Dicko." Titah Bu Diana tanpa bisa dibantah lagi.

Shanti pun cemberut. Bibirnya komat kamit tak karuan. Aruna dan Jaka hanya tersenyum melihat tingkah lucunya itu.

****

Tok tok tok ...

Aruna mengetuk pintunya.

''Masuk."

Terdengar sahutan dari dalam. Aruna pun mulai memutar handel pintu dan mendorongnya perlahan.

"Permisi Pak, saya membawakan kopi pesanan bapak.'' Kata Aruna begitu memasuki ruangan itu dan mendapati atasannya sedang memunggunginya.

''Taruh saja dimeja." Titah Dicko dengan posisi duduk masih membelakangi Aruna.

Aruna kemudian lantas menaruh kopi itu di meja kerja Dicko. Dan bermaksud meninggalkan ruangan itu.

''Saya permisi dulu pak." Pamit Aruna sopan.

''Silahkan." Masih dengan posisi duduk membelakangi Aruna.

Aruna lalu bergegas meninggalkan ruangan itu. Bertepatan saat Aruna hendak keluar, Dicko pun kemudian berbalik. Dan sekilas dia melihat punggung Aruna dan rambut panjangnya yang dikuncir. Sampai gadis itu menghilang dari pandangannya.

Dicko pun mulai menyeruput kopinya, menyesapnya perlahan. Namun tiba tiba saja ...

Byurrrrr ...

Dicko malah menyemburkan kopi itu. Seketika raut wajahnya pun berubah drastis karena rasa yang tidak biasa dari kopi itu.

''Kenapa kopinya pahit? Bukannya tadi aku minta kopinya pakai gula?" Gumam Dicko heran dengan dahi mengkerut.

Segera dia bangun dari tempat duduknya dan bermaksud memanggil Aruna kembali. Siapa tahu saja gadis itu belum jauh dari ruangannya.

Dan benar saja, Aruna masih berada tak jauh dari ruangannya. Meski hanya sekilas namun Dicko masih ingat betul dengan kunciran rambutnya itu.

''Hei, tunggu." Panggil Dicko sembari melangkahkan kakinya mengikuti Aruna. Ditangannya ada secangkir kopi yang dibuatkan Aruna tadi.

Mendengar ada yang memanggilnya berkali - kali, Aruna pun menghentikan langkahnya. Kemudian memutar tubuhnya. Tetapi tiba-tiba saja, kunciran rambutnya itu mengayun dan mengenai wajah Dicko. Hingga mengganggu pandangannya dan akhirnya kopi ditangannya pun tumpah. Dan sedikit mengenai kemeja yang dikenakannya saat itu.

Seketika raut wajah Dicko pun berubah. Wajahnya memerah bak kepiting rebus karena amarahnya yang tak tertahan lagi.

''Heh, kamu kalau kerja yang benar. Lihat, baju saya jadi kotor. Mau kamu saya pecat? Dan ini, apa ini?" Sembari memperlihatkan cangkir di tangannya itu.

"Saya tidak minta kopi pahit. Kamu sengaja mau mengerjai saya?'' Hardik Dicko dengan nada meninggi.

Dengan tangan gemetarnya Aruna pun bermaksud membersihkan kemeja Dicko. Tangannya mulai terulur hendak menyentuh kemeja Dicko. Namun belum sempat tangannya menyentuh kemeja itu, kata-kata pedas telah lebih dulu meluncur bebas dari mulut Dicko.

''Jangan sentuh saya dengan tangan kamu itu." Larang Dicko sembari melirik tangan Aruna yang sudah terulur hendak membersihkan kemejanya. Aruna pun menarik kembali tangannya yang terulur.

''Maafkan saya pak, saya tidak sengaja." Aruna meminta maaf sambil menundukkan wajahnya dalam dalam. Dia nampak ketakutan. Bahkan karyawan lain yang melihatnya pun merasa takut. Baru kali ini Dicko semarah itu.

Melihat Dicko yang tengah naik pitam saat ini, Jaka yang kebetulan berada di sekitar pun segera membalikkan tubuhnya dan bergegas kembali ke pantry. Seolah dia tak ingin menyaksikan kejadian itu.

''Lain kali saya tidak mau hal seperti ini terjadi lagi. Kalau sampai kamu melakukan kesalahan lagi, saya tidak segan-segan akan memecat kamu secara tidak hormat dari perusahaan ini." Amarah Dicko belum juga mereda.

"Bagaimana bisa gadis aneh dan ceroboh seperti kamu bisa bekerja di kantor ini." Tambahnya lagi.

Aruna hanya tertunduk malu. Dia merasa sangat bersalah pada Dicko. Matanya pun mulai berkaca - kaca. Entah kenapa dadanya terasa begitu sesak . Dimarahi atasan didepan umum seperti ini sungguh membuatnya sangat malu, rasanya dia ingin menghilang saat itu juga.

Perlahan Aruna pun mengangkat wajahnya dan memberanikan diri menatap Dicko.

Deg ...

Tatapan mereka pun bertemu. Jantung Dicko seketika seakan berhenti berdetak. Bagaimana tidak, Aruna menatapnya sendu. Matanya berkaca - kaca, hingga setitik air mata pun mulai mengalir dari sudut mata indahnya kini. Segalak - galaknya Dicko, dia tidak akan bisa jika melihat ada wanita yang menangis didepannya.

''Sekali lagi maafkan saya. Saya tidak ada niat sedikitpun mengerjai bapak. Saya hanya melakukan tugas saya, dan saya sudah berusaha dengan sebaik mungkin. Tapi kalau bapak ingin memecat saya, silahkan. Saya terima dengan senang hati.''

Dicko pun terdiam mendengar jawaban Aruna. Mendadak jantungnya berdegup kencang. Dia tak tahu harus berkata apa saat ini. Jawaban Aruna dan tatapan Aruna seakan membuatnya membeku seketika.

Tatapan sendu Aruna membuat perasaannya tak karuan kini. Baru kali ini ada wanita yang membuat perasaannya sekacau ini. Amarah yang tadinya semakin memuncak itu, tiba tiba saja mereda hanya karena tatapan mata indah Aruna. Air Mata Aruna seakan telah meluluhkan hatinya.

''Ma__maaf, saya tidak bermaksud__'' Ucap Dicko tergagap.

''Tidak apa-apa. Orang seperti saya memang pantas diperlakukan seperti itu. Saya hanya bawahan, kelas rendahan. Sedangkan bapak adalah atasan saya. Memang sudah seharusnya bapak bersikap seperti itu." Sela Aruna sebelum Dicko menyelesaikan kalimatnya.

Sambil menghela nafas panjang Aruna kembali meminta maaf kemudian segera beranjak meninggalkan tempat itu. Meninggalkan Dicko yang masih berdiri mematung dan terus memperhatikan punggung Aruna sampai wanita itu menghilang dari pandangannya.

Dicko pun menyadari kalau para karyawan memperhatikannya. Bahkan si Teddy Bear yang sedari tadi berada di tempat itu mencoba menghampirinya.

''Boss tidak apa apa? Mau saya antar ke ruangan boss?'' kata Teddy menawarkan. Kalau untuk urusan cari muka,Teddy ahlinya.

''Tidak apa-apa," jawab Dicko datar.

''Maafkan Aruna ya Boss, dia memang seperti itu. Terkadang kata - katanya halus tapi menyakitkan.''

''Namanya Aruna? Kamu kenal dia?''

''Dia saudara sepupu saya Boss. Sekali lagi saya minta maaf atas nama Aruna. Boss jangan marah ya?''

''Tidak apa-apa.''

Dicko menatap Teddy datar kemudian kembali ke ruangannya dengan perasaan aneh yang mulai menghinggapi relung hatinya.

...----------------...

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Jong Nyuk Tjen

Jong Nyuk Tjen

s jaka kyny s bram deh , anak kandung dr bos besar. Dicko hati2 nih bakal bucin kamu ke aruna /Grin/

2024-09-05

0

Hiskia Midah

Hiskia Midah

penasaran sama Jaka Tarub Thor🤣🤣

2021-06-24

0

Hiatus

Hiatus

Semangat kakak

2021-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 CUA Bab 1
2 CUA Bab 2
3 CUA Bab 3
4 CUA Bab 4
5 CUA Bab 5
6 CUA Bab 6
7 CUA Bab 7
8 CUA Bab 8
9 CUA Bab 9
10 CUA Bab 10
11 CUA Bab 11
12 CUA Bab 12
13 CUA Bab 13
14 CUA Bab 14
15 CUA Bab 15
16 CUA Bab 16
17 CUA Bab 17
18 CUA Bab 18
19 CUA Bab 19
20 CUA Bab 20
21 CUA Bab 21
22 CUA Bab 22
23 CUA Bab 23
24 CUA Bab 24
25 CUA Bab 25
26 CUA Bab 26
27 CUA Bab 27
28 CUA Bab 28
29 CUA Bab 29
30 CUA Bab 30
31 CUA Bab 31
32 CUA Bab 32
33 CUA Bab 33
34 VISUAL PEMERAN
35 CUA Bab 34
36 CUA Bab 35
37 CUA Bab 36
38 CUA Bab 37
39 CUA Bab 38
40 CUA Bab 39
41 CUA Bab 40
42 CUA Bab 41
43 CUA Bab 42
44 CUA Bab 43
45 CUA Bab 44
46 CUA Bab 45
47 CUA Bab 46
48 CUA Bab 47
49 CUA Bab 48
50 CUA Bab 49
51 CUA Bab 50
52 CUA Bab 51
53 CUA Bab 52
54 CUA Bab 53
55 CUA Bab 54
56 CUA Bab 55
57 CUA Bab 56
58 CUA Bab 57
59 CUA Bab 58
60 CUA Bab 59
61 CUA Bab 60
62 CUA Bab 61
63 CUA Bab 62
64 CUA Bab 63
65 CUA Bab 64
66 CUA Bab 65
67 CUA Bab 66
68 CUA Bab 67
69 CUA Bab 68
70 CUA Bab 69
71 CUA Bab 70
72 CUA Bab 71
73 CUA Bab 72
74 CUA Bab 73
75 CUA Bab 74
76 CUA Bab 75
77 CUA Bab 76
78 CUA Bab 77
79 PUA Bab 78
80 CUA Bab 79 END
81 CUAP CUAP AUTHOR
82 Menanti season 2
83 Visual Karakter Season 2
84 CUA S2 - Bab 1
85 CUA S2 - Bab 2
86 CUA S2 - Bab 3
87 CUA S2 - Bab 4
88 CUA S2 - Bab 5
89 CUA S2 - Bab 6
90 Visual Again
91 CUA S2 - Bab 7
92 CUA S2 - Bab 8
93 CUA S2 - Bab 9
94 CUA S2 - Bab 10
95 CUA S2 - Bab 11
96 CUA S2 - Bab 12
97 CUA S2 - Bab 13
98 CUA S2 - Bab 14
99 CUA S2 - Bab 15
100 CUA S2 Bab - 16
101 CUA S2 - Bab 17
102 CUA S2 - Bab 18
103 CUA S2 - Bab 19
104 CUA S2 - Bab 20
105 CUA S2 - Bab 21
106 CUA S2 - Bab 22
107 CUA S2 - Bab 23
108 CUA S2 - Bab 24
109 CUA S2 - Bab 25
110 CUA S2 - Bab 26
111 CUA S2 Bab - 27
112 CUA S2 - Bab 28
113 CUA S2 Bab - 29
114 CUA S2 - Bab 30
115 HELLOW READERS
116 CUA S2 - Bab 31
117 CUA S2 - Bab 32
118 CUA S2 - Bab 33
119 CUA S2 - Bab 34
120 CUA S2 - Bab 35
121 CUA S2 - Bab 36
122 CUA S2 Bab - 37
123 CUA S2 Bab - 38
124 CUA S2 Bab - 39
125 CUA S2 Bab - 40
126 CUA S2 Bab - 41
127 CUA S2 Bab - 42
128 CUA S2 Bab - 43
129 CUA S2 Bab - 44
130 CUA S2 Bab - 45
131 CUA S2 Bab - 46
132 CUA S2 Bab - 47
133 CUA S2 Bab - 48
134 CUA S2 Bab - 49
135 CUA S2 Bab - 50
136 CUA S2 Bab - 51
137 CUA S2 Bab - 52
138 CUA S2 Bab - 53
139 CUA S2 Bab - 54
140 CUA S2 Bab - 55
141 CUA S2 Bab - 56
142 CUA S2 Bab - 57
143 CUA S2 Bab - 58
144 CUA S2 Bab - 59
145 CUA S2 Bab - 60
146 CUA S2 Bab - 61
147 CUA S2 Bab - 62
148 CUA S2 Bab - 63
149 CUA S2 Bab - 64
150 CUA S2 Bab - 65
151 CUA S2 Bab - 66
152 CUA S2 Bab - 67
153 CUA S2 Bab - 68
154 CUA S2 Bab - 69
155 CUA S2 Bab - 70
156 CUA S2 Bab - 71 END
157 CERITA BARU
Episodes

Updated 157 Episodes

1
CUA Bab 1
2
CUA Bab 2
3
CUA Bab 3
4
CUA Bab 4
5
CUA Bab 5
6
CUA Bab 6
7
CUA Bab 7
8
CUA Bab 8
9
CUA Bab 9
10
CUA Bab 10
11
CUA Bab 11
12
CUA Bab 12
13
CUA Bab 13
14
CUA Bab 14
15
CUA Bab 15
16
CUA Bab 16
17
CUA Bab 17
18
CUA Bab 18
19
CUA Bab 19
20
CUA Bab 20
21
CUA Bab 21
22
CUA Bab 22
23
CUA Bab 23
24
CUA Bab 24
25
CUA Bab 25
26
CUA Bab 26
27
CUA Bab 27
28
CUA Bab 28
29
CUA Bab 29
30
CUA Bab 30
31
CUA Bab 31
32
CUA Bab 32
33
CUA Bab 33
34
VISUAL PEMERAN
35
CUA Bab 34
36
CUA Bab 35
37
CUA Bab 36
38
CUA Bab 37
39
CUA Bab 38
40
CUA Bab 39
41
CUA Bab 40
42
CUA Bab 41
43
CUA Bab 42
44
CUA Bab 43
45
CUA Bab 44
46
CUA Bab 45
47
CUA Bab 46
48
CUA Bab 47
49
CUA Bab 48
50
CUA Bab 49
51
CUA Bab 50
52
CUA Bab 51
53
CUA Bab 52
54
CUA Bab 53
55
CUA Bab 54
56
CUA Bab 55
57
CUA Bab 56
58
CUA Bab 57
59
CUA Bab 58
60
CUA Bab 59
61
CUA Bab 60
62
CUA Bab 61
63
CUA Bab 62
64
CUA Bab 63
65
CUA Bab 64
66
CUA Bab 65
67
CUA Bab 66
68
CUA Bab 67
69
CUA Bab 68
70
CUA Bab 69
71
CUA Bab 70
72
CUA Bab 71
73
CUA Bab 72
74
CUA Bab 73
75
CUA Bab 74
76
CUA Bab 75
77
CUA Bab 76
78
CUA Bab 77
79
PUA Bab 78
80
CUA Bab 79 END
81
CUAP CUAP AUTHOR
82
Menanti season 2
83
Visual Karakter Season 2
84
CUA S2 - Bab 1
85
CUA S2 - Bab 2
86
CUA S2 - Bab 3
87
CUA S2 - Bab 4
88
CUA S2 - Bab 5
89
CUA S2 - Bab 6
90
Visual Again
91
CUA S2 - Bab 7
92
CUA S2 - Bab 8
93
CUA S2 - Bab 9
94
CUA S2 - Bab 10
95
CUA S2 - Bab 11
96
CUA S2 - Bab 12
97
CUA S2 - Bab 13
98
CUA S2 - Bab 14
99
CUA S2 - Bab 15
100
CUA S2 Bab - 16
101
CUA S2 - Bab 17
102
CUA S2 - Bab 18
103
CUA S2 - Bab 19
104
CUA S2 - Bab 20
105
CUA S2 - Bab 21
106
CUA S2 - Bab 22
107
CUA S2 - Bab 23
108
CUA S2 - Bab 24
109
CUA S2 - Bab 25
110
CUA S2 - Bab 26
111
CUA S2 Bab - 27
112
CUA S2 - Bab 28
113
CUA S2 Bab - 29
114
CUA S2 - Bab 30
115
HELLOW READERS
116
CUA S2 - Bab 31
117
CUA S2 - Bab 32
118
CUA S2 - Bab 33
119
CUA S2 - Bab 34
120
CUA S2 - Bab 35
121
CUA S2 - Bab 36
122
CUA S2 Bab - 37
123
CUA S2 Bab - 38
124
CUA S2 Bab - 39
125
CUA S2 Bab - 40
126
CUA S2 Bab - 41
127
CUA S2 Bab - 42
128
CUA S2 Bab - 43
129
CUA S2 Bab - 44
130
CUA S2 Bab - 45
131
CUA S2 Bab - 46
132
CUA S2 Bab - 47
133
CUA S2 Bab - 48
134
CUA S2 Bab - 49
135
CUA S2 Bab - 50
136
CUA S2 Bab - 51
137
CUA S2 Bab - 52
138
CUA S2 Bab - 53
139
CUA S2 Bab - 54
140
CUA S2 Bab - 55
141
CUA S2 Bab - 56
142
CUA S2 Bab - 57
143
CUA S2 Bab - 58
144
CUA S2 Bab - 59
145
CUA S2 Bab - 60
146
CUA S2 Bab - 61
147
CUA S2 Bab - 62
148
CUA S2 Bab - 63
149
CUA S2 Bab - 64
150
CUA S2 Bab - 65
151
CUA S2 Bab - 66
152
CUA S2 Bab - 67
153
CUA S2 Bab - 68
154
CUA S2 Bab - 69
155
CUA S2 Bab - 70
156
CUA S2 Bab - 71 END
157
CERITA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!