Lisa duduk termenung di lantai, dengan kepala yang ia sandarkan di kursi, ia memandangi seluruh ruangan, ruangan yang biasanya selalu hangat, tapi sekarang ruangan itu sepi, dan dingin
" Apa yang harus aku lakukan?"
Lisa bertanya pada dirinya sendiri, apa lagi ia di berikan cuti selama 3 hari oleh Arga, mungkin karena ia melihat Lisa kasihan, hingga membuat rasa kekosongan itu sangat terasa bagi Lisa. Lisa berkali-kali menghela nafas berat, ia masih saja merasakan sakit di dadanya, ia begitu kecewa pada suaminya. Tiba-tiba kenangan manis awal mereka menikah muncul di pikiranya, ia mengingat saat merapihkan rumah ini berdua sambil bercanda dan tertawa, hingga tidak terasa ia meneteskan air mata. Tiba-tiba suara pintu terbuka, Lisa langsung melihat ke arah pintu itu sambil menghapus air matanya, ia melihat suaminya yang berdiri di sana. Lisa langsung tersenyum bahagia, ia lupa kalau lelaki yang ada di depanya itu adalah lelaki yang terus melukai hatinya. Lisa langsung berdiri, ia langsung mendekati suaminya, lalu langsung meraih tangan suaminya untuk ia cium. Setelah itu Lisa memandangi wajah suaminya, memandangi lelaki yang sangat ia rindukan
" Akhirnya mas pulang juga, apa mas mau makan? Aku sudah memasak untuk mas"
" Tidak, tadi aku sudah makan, kamu makan sendiri saja."
" Mas berubah, dulu mas selalu suka memakan masakanku, walau pun mas sudah makan di luar!"
Aska tidak berbicara lagi, ia langsung pergi ke kamar. Lisa mengikuti suaminya tanpa berbicara lagi, ia melihat suaminya yang pergi ke kamar mandi, lalu ia langsung menyiapkan baju untuk suaminya, setelah itu ia duduk di atas ranjang. Setelah beberapa saat, pintu kamar mandi itu terbuka, Lisa langsung melihat ke arah suaminya
" Mas, aku sudah menyiapkan baju untukmu."
Aska tidak berbicara, bahkan ia tidak melirik ke arah istrinya, ia langsung berjalan ke arah lemari, lalu langsung mengambil baju ganti, setelah itu, ia langsung masuk ke dalam kamar mandi lagi. Lisa menghela nafas berat, ia pikir suaminya pulang untuknya, tapi ternyata tidak, bahkan ia seperti orang asing di depan suaminya. Setelah beberapa saat, Aska keluar dari kamar mandi, ia langsung menatap istrinya
" Aku pikir mas telah kembali, aku pikir mas telah pulang, tapi ternyata aku salah, hati mas masih tersesat."
" Lisa, mengertilah, keadaan kita sudah tidak seperti dulu lagi. Aku menawarkan perceraian karena aku tidak ingin menyakiti hatimu semakin dalam, tapi kenapa kamu menolaknya?"
" Keadaan kita memang sudah berbeda mas, tapi bukan'kah kita bisa memperbaikinya?"
" Maafkan aku Lisa, aku tidak bisa memperbaikinya lagi, apa lagi Sella lebih membutuhkanku, Sella sedang mengandung anakku."
" Apa karena Sella hamil, jadi mas lebih memilih Sella? Jika itu masalahnya, aku juga bisa memberikan mas seorang anak!"
" Bukan karena Sella hamil saja, tapi aku sangat mencintainya. Maafkan aku Lisa, aku jatuh cinta lagi pada wanita lain selain kamu."
" Kalau begitu, aku akan membuat mas jatuh cinta lagi padaku."
Aska menghela nafas berat, saat istrinya benar-benar keras kepala, lalu ia pun langsung mengalihkan pembicaran
" Sebentar lagi mama dan papa akan berkunjung ke rumah ini, jadi aku minta kamu jangan bicara apapun tentangku pada orang tuaku, karena aku akan membicarakannya pada mereka."
Setelah mengatakan itu, Aska meninggalkan Lisa di kamar. Lisa sudah tidak bisa menahan tubuhnya lagi, karena ucapan suaminya terus terdengar yang mengatakan aku mencintainya. Tidak berpikirkah kalau ucapan suaminya itu lagi-lagi melukai hatinya. Bukan'kah kata-kata cinta hanya milik Lisa, tapi kini suaminya mengatakan kalau ia mencintai wanita lain. Lisa mencoba menahan isak tangisnya dengan membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya, ia tidak ingin tangisannya terdengar oleh suaminya, ia tidak ingin di kasihani, ia hanya ingin cinta dari suaminya lagi. Setelah itu Lisa mencoba untuk berdiri, ia langsung duduk di meja rias, ia mengoles wajahnya dengan make up, karena sebentar lagi ke dua mertuanya akan datang ke rumah. Setelah selesai Lisa langsung pergi ke ruang keluarga, yang sudah ada suaminya, ia duduk bersebrangan, ia merasakan sangat canggung. Ini pertama kalinya Lisa merasakan kalau ia dan suaminya seperti orang asing. Lisa langsung memandangi wajah suaminya, yang sibuk memandangi ponsel, lalu ia langsung tersenyum getir, kenangan masa lalu bersama suaminya kembali teringat, dulu suaminya memanggilnya dengan lembut sambil tersenyum padanya, tapi kini ia hanya bisa memandangi suaminya. Tiba-tiba suara bell berbunyi
Ting-tong
Lisa yang mendengar suara bell, ia buru-buru beranjak dari duduknya, untuk menyambut kedatangan ke dua mertuanya yang sudah ia anggap sebagai orang tua kandung. Lisa memberikan senyuman terbaik untuk ke dua mertuanya, ia berharap bisa menutupi luka yang ada di dalam hatinya. Mama mertuanya yang bernama Key langsung memeluk Lisa, lalu tidak lupa ia mencium keningnya, begitu juga dengan Papa mertuanya yang bernama Dellon Saputra, ia juga memeluk Lisa dengan pelukan hangat. Lisa hampir saja menangis, ia mencoba menguatkan hati agar tidak terbawa suasana
" Bagai mana kabarmu Lisa? Kenapa kamu sekarang menjadi kurus?"
" Aku baik-baik saja ma, hanya saja akhir-akhir ini pekerjaanku menumpuk, jadi aku tidak nafsu makan karena terlalu capek."
Aska langsung memeluk ke dua orang tuanya bergantian, lalu ia langsung mempersilahkan untuk duduk
" Silahkan duduk ma, pa."
Mereka hanya menjawab dengan anggukan kepala, lalu langsung duduk. Setelah duduk, Key langsung menatap ke wajah menantunya, ia yakin kalau menantunya tidak sedang baik-baik saja
" Lisa, apa kamu sedang bertengkar dengan Aska?"
" Tidak ma."
" Jangan berbohong, mama bisa melihat kalau kamu tidak baik-baik saja. Mama tidak akan ikut campur urusan kalian, tapi mama harap kalian berdua bisa menyelesaikannya secara baik-baik."
Lisa yang duduk di samping mama mertuanya, ia langsung memeluk mama mertuanya, air mata yang ia tahan dari tadi, sudah tidak bisa ia tahan lagi. Key juga membalas pelukan dari menantunya sambil mengelus punggungnya. Setelah itu mereka melepaskan pelukannya, lalu Key langsung menghapus air mata menantunya, setelah itu ia memutuskan untuk mengalihkan pembicaran, karena ia tau kalau menantunya tidak akan berbicara tentang masalah yang ia hadapi
" Kalian, kapan akan memberikan mama dan papa cucu?"
" Nanti ma, kita sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing."
Lisa bisa melihat, kalau suaminya sedang kuatir dengan pertanyan mama nya
" Mama tenang saja, sebentar lagi mama akan mendapatkan cucu."
Entah keberanian dari mana Lisa menjawab pertanyan itu, yang jelas ia ingin berbagi rasa sakit hatinya pada ke dua mertuanya
" Kamu sedang hamil Lisa? Kenapa kamu tidak bilang dari tadi?"
Lisa bisa melihat kalau mama mertuanya sangat bahagia, dan papa mertuanya yang tersenyum padanya, tapi tidak dengan suaminya, suaminya sedang memejamkan mata sambil menghela nafas berat
" Bukan aku ma yang sedang hamil."
Lisa tersenyum dengan kedua mata sedikit mengabur, karena kini air matanya sedang menggenang di pelupuk matanya, ia langsung menundukan kepala, untuk menahan air mata yang ingin segera meluncur ke pipi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Tini
suka novelnya bikin emosi baru tiga bab juga
2022-03-21
2
Marice Rorong Fitje
semoga suami mendapat hukuman
2022-03-15
1
DEBU KAKI
terus
2022-03-14
1