Sudah 1 minggu semenjak Lisa dan Aska bertengkar, Aska juga tidak pernah pulang kerumah, walwpun Lisa selalu mengirim pesan padanya, entah itu menanyakan kabar, atau kegiatan sehari-hari. Lisa juga masih tetap bekerja sebagai sekertaris dari pimpinan perusahaan terbesar di kota itu, pekerjaan yang ia tekuni dari sebelum menikah. Pada awalnya Aska memperbolehkan Lisa bekerja sampai kontraknya habis, tapi sekarang ia bahkan memperpanjang kontraknya lagi setelah mereka berdua bertengkar. Hari ini pekerjaan Lisa tidak sebanyak seperti hari-hari biasanya, sehingga ia bisa pulang lebih awal. Lisa langsung berdiri dari duduknya, ia berniat memutuskan untuk pulang, tapi tiba-tiba ia urungkan, ia langsung duduk lagi, ia langsung menghela nafas berat sambil memejamkan mata, karena rasa sakit di dadanya tiba-tiba datang. Arga Wijaya yang sebagai atasan Lisa, ia langsung bertanya karena Lisa masih saja duduk di kursi kerja
" Lisa, kenapa kamu belum pulang? Biasanya kamu senang kalau bisa pulang cepat."
" Tidak apa-apa pak. Apa ada yang bisa saya bantu?"
" Kalau kamu tidak sibuk, bisa tolong temani saya untuk mengantar Putri ke dokter gigi?"
" Tentu bisa pak."
Lisa pun menyetujui permintaan atasanya, karena percuma juga ia pulang, di rumah ia akan kesepian. Arga dan Lisa langsung menuju parkiran untuk mengantar Putri. Putri adalah anak Arga, ia berusia 7 tahun, dari kecil Arga lah yang merawat anaknya sendiri, kalau ia sibuk, ia akan menitipkanya di rumah orang tuanya, karena istri Arga sudah meninggal dunia semenjak melahirkan Putri, untuk itu Arga mengajak sekertarisnya. Sebelum mereka berangkat ke dokter gigi, Arga dan Lisa menjemput Putri di rumah ibunya Arga. Setelah Putri masuk ke dalam mobil, Lisa langsung tersenyum sambil bertanya pada Putri
" Halo Putri, gimana kabarmu hari ini?"
Putri langsung tersenyum saat mendenger pertanyaan dari Lisa
" Halo juga kak Lisa, tentu Putri selalu baik-baik saja. Apa kak Lisa mau menemani Putri ke dokter gigi?"
" Tentu saja, bukan'kah kak Lisa sedang duduk di sini?"
" Asik, kalau ada kak Lisa, Putri tidak begitu takut pada dokter gigi."
Lisa dan Arga langsung tertawa saat mendengar jawaban dari Putri. Apa lagi atasan Lisa bukanlah lelaki yang sombong seperti atasan-atasan pada novel atau pun sinetron, ia begitu ramah pada siapapun itu.Setelah menempuh perjalanan cukup lama, mereka sampai di rumah sakit. Mereka duduk bertiga untuk menunggu giliran Putri. Lisa melihat ibu-ibu hamil yang banyak berlalu lalang, karena tempat poli gigi bersebelahan dengan poli kandungan, hingga matanya berhenti pada lelaki yang sangat ia cintai dan ia rindukan. Jujur saja Lisa ingin lari, lalu memeluk lelaki itu, ia ingin mengatakan kalau ia sangat merindukannya dan selalu menunggunya untuk pulang, tapi sayang di samping suaminya ada Sella yang bergelayut manja di lengan suaminya. Aska sangat terkejut, saat melihat istrinya, mereka saling menatap, termasuk Putri juga melihat Aska bersama wanita lain
" Kak Lisa, bukan'kah itu suami kaka? Kenapa wanita itu bergelayut di lengan suami kaka?"
Lisa berhenti saling menatap dengan suaminya karena mendapatkan pertanyaan dari Putri. Lisa bisa melihat kalau wajah suaminya dan Lisa sedikit pucat, saat mengetahuinya. Lisa tidak bisa menjawab pertanyaan dari Putri, ia merasakan bibirnya terkunci, dan hatinya merasakan sakit, ia melihat suaminya menyembunyikan Sella di belakang tubuh suaminya. Lisa langsung menghampiri mereka hingga berhenti di depan suaminya
" Sebegitu menakutkannya aku di matamu mas? Hingga kamu menyembunyikan Sella di belakangmu?"
Lisa menatap suaminya sesaat, lalu menatap pada Sella yang ada di belakang suaminya. Aska hanya menatap Lisa, ia sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan dari Lisa
" Mas, seolah-olah aku yang melukainya? Bahkan jelas-jelas, Sella lah yang melukaiku mas."
Aska sama sekali masih tidak membuka suara, ia masih diam membisu, matanya terus menatap Lisa. Lisa akhirnya memutuskan untuk meninggalkan mereka, ia langsung berbalik badan,karena ia takut kalau ia tidak bisa mengontrol emosinya, tapi sebelum meninggalkan mereka, ia langsung berbalik badan sambil tersenyum pada mereka berdua
" Mas, semoga anakmu baik-baik saja, dan aku berharap anak itu perempuan, agar ia bisa merasakan bagai mana rasanya di tinggalkan oleh orang yang di cintai."
Aska langsung mengepalkan tangannya, ia menatap Lisa dengan tatapan tajam, lalu ia langsung mengangkat tangannya akan menampar Lisa. Lisa yang melihat itu, ia langsung memejamkan mata. Namen setelah beberapa detik, ia tidak merasakan sakit di kedua pipinya. Lisa langsung membuka mata, ternyata yang menahan tangan suaminya adalah atasanya
" Saya minta maaf, bukan maksud saya untuk mencampuri urusan rumah tangga anda, tapi untuk lelaki gagah sepertimu tidak pantas untuk menampar perempuan, bukan'kah itu akan sangat memalukan untuk anda?"
Aska sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Arga, ia langsung melangkah pergi dengan Sella, sebelum Aska benar-benar pergi, Lisa langsung bersuara
" Pulanglah mas, aku akan tetap menunggu kepulanganmu di rumah."
" Aku tidak bisa, Sella sangat membutuhkanku."
Aska menjawab tanpa membalikan badan
" Mas pikir aku tidak membutuhkanmu?"
Aska tidak menjawab pertanyaan dari istrinya, ia langsung pergi dari situ. Lisa terus menahan air mata yang akan jatuh. Arga langsung menghela nafas berat
" Lisa, kamu tunggu di mobil, ini kuncinya, biar saya saja yang mengantar Putri."
Lisa langsung mengambil kunci mobil dari atasanya, ia langsung berjongkok di depan Putri
" Putri, maaf, kaka tiba-tiba kepalanya pusing, jadi kaka tunggu putri di mobil. Lain kali kaka janji, akan mengantar Putri."
Putri langsung tersenyum manis, lalu ia langsung memeluk Lisa. Putri tau apa yang di rasakan Lisa, walawpun ia masih berusia 7 tahun. Setelah itu ia langsung melepaskan pelukanya
" Kak Lisa, Putri tau kalau sakit kaka di sini."
Putri memegang dada Lisa. Lisa hanya menjawab dengan anggukan kepala, lalu ia langsung memeluk Putri sesaat, setelah itu ia pergi meninggalkan Arga dan Putri. Setelah di samping mobil, Lisa langsung terduduk sambil menangis sekencang-kencangnya, ia tidak peduli banyak orang menatap ke arahnya dengan penuh bertanya-tanya
" Lisa, sebodoh ini'kah kamu, hingga lagi-lagi kamu harus menangis? Mas, kenapa harus seperti ini, selama ini aku selalu menunda kehamilaku hanya untuk tidak membuatmu susah, tapi kenapa setelah kita mulai memiliki segalanya, kamu pergi dengan wanita lain?" batin Lisa
Lisa memukul dadanya sendiri, ia merasakan dadanya benar-benar sakit. Entah berapa kali lagi ia harus menangis. Jelas-jelas ia sudah selalu sabar menghadapi suaminya, agar suaminya bisa pulang ke rumah, tapi lagi-lagi kesabaran itu tidak ada artinya bagi suaminya. Setelah dari dokter, Arga dan Putri sampai di samping mobil. Putri langsung memeluk Lisa yang terduduk sambil menangis, ia juga merasakan sedih, melihat Lisa, lalu pelukan itu juga di balas oleh Lisa
" Jangan menangis Kak."
Lisa hanya menjawab dengan anggukan kepala. Sedangkan Arga, berkali-kali menghela nafas berat, ia tidak tega melihat Lisa, tapi ia juga tidak bisa melakukan apa-apa, selain hanya bisa diam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
🤗🤗
hem lelaki kalau uda kaya hilang akal hilang.
2022-10-08
0
🤗🤗
ih gemesnya.
2022-10-08
0
🤗🤗
salut buat daddy arga
2022-10-08
1