Lahirnya Sang Buah Hati

Ditengah kekalutan, gawaiku berdering.

"[Halo.. Assalamualaikum]" suara disebrang sana.

" [Waalaikumsalam..]"

"[Maaf..apa ini betul dengan mas Ari Alfarisi]" 

"[Iya betul, Saya Ari..ini dengan siapa?]"

"[Saya Pak Harjo..Marbot masjid]" 

Degggg..jantungku berdesir. Khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Vidya. 

"[Jadi gini mas..tadi istri njenengan pingsan di masjid, saya liat udah dari siang dia disini, solat dhuhur dan ashar ikut berjamaah. Tapi saya perhatikan kok nangis terus mbaknya, sepertinya belum makan dari siang tadi. Terus habis solat ashar kami denger jamaah ibu-ibu pada teriak, mbak nya pendarahan. Kami kemudian langsung membawanya kerumah sakit terdekat. Maaf td kami buka tas mbak Vidya utk nyari kontak yang bisa kami hubungi]" penjelasan Pak marbot masjid membuatku panik.

Setalah ku ucapkan beribu rasa terima kasihku untuk Pak Harjo, aku segera memacu motorku menuju rumah sakit tempat Vidya di rawat.

Sesampainya diparkir rumah sakit, ku telpon Ibu Dan Bapakku, mengabari mereka agar menyusul ke rumah sakit ini.

.….....

Dokter menjelaskan panjang lebar bahwa Vidya mengalami pendarahan serta pecah ketuban, sehingga harus  segera menjalani Operasi sesar.

Segera ku tandatangani surat persetujuan untuk dilakukan tindakan medis terhadap istriku. Kelar semua persyaratan, aku segera menemui Vidya yang tengah terbaring lemah di Instalasi Gawat Darurat.

"Vid.., Vidya, sayang...maafin aku.." ku bisikkan beribu kata maaf ditelinganya sambil kucium keningnya.

Dia membuka mata, menatapku lirih, ada bulir bening mengalir dari kelopak matanya.

"Tenangin hatimu yank, aku tau aku salah, kamu yang kuat ya, demi anak kita"

Bahunya bergetar menahan tangis. Ahh..Tuhan ampuni aku. Wajahnya terlihat rapuh dan lemah.

Ku genggam erat tangannya. suster segera mendorong 'ranjang pasien' tempatnya berbaring menuju ruang operasi. aku berjalan disampingnya sambil menggenggam tangannya erat-erat, kami berhenti di depan pintu yang bertuliskan 'Ruang Opreasi'

"Bapak nganternya sampe sini ya..tunggu diluar dulu, doain yang terbaik buat istrinya" suster itu berkata sambil menutup pintu 'ruang operasi.

Lampu merah menyala tanda tindakan operasi sedang dilakukan.

Aku duduk di kursi tunggu tepat di depan pintu. Ku jambak kasar rambutku. Tak lama terlihat Bapak dan Ibu berlari menghampiriku.

" Apa yang terjadi dengan Vidya, kenapa dia pergi dari rumah..???" Ibu menatapku tajam meminta penjelasan

Aku tak tau harus berkata apa. Aku hanya diam, menunduk lesu tak berani menatap mata Ibu.

Tampak rasa cemas dan kecewa dimatanya.

"Ari pasti berulah bu..dia pasti telah menyakiti hati Vidya" ganti Bapak yang mengintrogasiku.

Tanpa aku menjelaskan, mereka mungkin tau apa yang terjadi. Karena sejak dulu, aku memang selalu bermain wanita.

.......

"Bapak Ari Alfarisi..." Suster memanggil namaku dari balik pintu ruang oprasi.

Aku berlari bergegas menghampiri.

"Alhamdulillah Pak..putrinya udah lahir dengan selamat, cantik sehat tanpa kurang apapun. Boleh masuk sekarang kalo mau liat putrinya, sekalian di adzani"

Lega aku mendengarnya.

"Keadaan istriku gimana suster..?"

"Mbaknya baik-baik aja Pak, semua berjalan lancar.."seru suster.

"Alhamdulillah.." aku mengucap syukur.

...…...

Malam ini, malam pertama putri kami lahir ke dunia. Vidya sudah dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Namun dia belum bisa bergerak karena masih ada pengaruh anastesi yang menyebabkan tubuhnya belum bisa digerakkan. 

Selang infus menancap di tangan kanan nya. Pasti sakit bekas operasinya. Pun hatinya yang mungkin masih kecewa. 

Aku duduk tepat disamping kepalanya. Sesekali ku elus rambutnya agar ia merasa terhibur atas sakit yang ia rasakan. 

"Jangan pikirin lagi ya yank masalah chat yang kemarin, aku iseng doank chatingan ama dia, gak lebih dari itu kok yank" Aku berdusta.

"Sekarang kita fokus sama anak kita, liat tuh yank, dedek hidung nya mancung kayak aku, untung ga pesek kayak kamu" gurauku sambil menoleh ke box bayi yang ada disamping ranjang.

Dia diam tak menjawab, matanya menoleh kearah bayi kami.

........

Tiga hari pasca oprasi, istriku sudah diijinkan pulang.

Selama di rumah, dia tak lagi membicarakan masalah Diana. Waktunya sibuk untuk mengurus buah hati kami. Siang malam begadang, membuat Kantung matanya terlihat menghitam karena kurang tidur. 

Pasca melahirkan, dia terlihat awut-awutan, kucel dan tak terawat.  Aku mencoba memaklumi, tapi jiwa lelaki tidak bisa dibohongi..selalu ingin melihat yang indah.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Tak terasa putriku yang diberi nama Aisyah Khumaira, biasa kami panggil Aira, sudah semakin besar, usia delapan bulan sudah bisa ngoceh, memanggilku pap-pap..lucu dan menggemaskan. benar-benar menjadi hiburanku saat capek sepulang kerja. Serta menjadi pengalih perhatianku, karena sampai detik inipun, perasaanku terhadap Vidya masih sama seperti awal-awal kami menikah dulu, terasa hambar. Aku gagal memupuk rasa cinta terhadapnya.

Istrikupun kembali bekerja. Ketika kami bekerja, Putri kami dirawat oleh orang tuaku. 

Waktu itu, Aku dan Vidya sama-sama baru pulang kerja. Saat kami sedang berbaring santai di kasur, dia nangis sesenggukan, nggak jelas apa yang terjadi.

Dengan emosi aku bentak dia, dia balik membentakku. 

"Kalo Mas masih berhubungan dengan Diana, untuk apa kita bertahan"

"Kamu apa-apaan sih..nggak ada angin, nggak ada ujan, nangis gak jelas. bikin ilfil aja"

Dia tak menjawab, hanya memperlihatkan gawainya, Aku kaget menatap layar gawai ada banyak sekali chat whattsaps dari nomer Diana. 

"[Jaga mulutmu ya jgn seenaknya ngatain org..sblm km kenal Ari, kita uda tahun'an jln brg, kita saling cinta, kita ga bs jauh2an. Tapi km dateng dan justru kamu yg ngerusak hubungan aku dg ari, km yg ngerebut dia dari aku!!! ]" Pesan dari Diana

"[Km ga tau kan.. gimana ancurnya aku saat kalian nikah, aku skt ati mbak, aku stress, sampe aku berenti kerja, aku cari kerja di luar kota, demi apa?demi bs lupain Ari]"

Lanjutan pesan dari Diana.

"[Tp hati ga bisa diboongi, aku ga bs lupain dia, dia jg sm ga bs lupain aku. Kami sama2 cinta. Aku cinta pertamanya, dia yang ngambil keperawananku! Aku ama dia tuh uda lebih dr suami istri. Hrsnya dia nikahin aku, ngerti km!]"

Aku membaca dengan seksama rentetan pesan whattaps dari Diana.

"[Aku ga mau ya ceritain ini sm km..tp km ngatain aku wanita murahan, yauda sekalian aku bongkar aja semuanya, Skrg km uda tau masa lalu Ari, aku jg ga mau ada diposisi ini, dianggap jd perusak rmh tangga org. Yauda sih mungkin uda takdir, Biar ari yg nentuin, Dia mlih aku apa km]"

Sampai segininya Diana menjelaskan pada Vidya. Aku nggak sanggup lagi membaca semua pesan whattaps dari Diana.

Gelap rasanya, aku nggak tau harus berbuat apa. 

💔💔💔💔💔💔

Bersambung

Jangan lupa follow akun author ya ❤️ like, komen dan

n bantu votenya ya.

Terpopuler

Comments

Faradilla

Faradilla

buang kelaut laki kek gini mah.. lagian vidya juga pegawai bank.. drai keluarga berada... cerein aja terus bawa anaknya

2021-08-16

0

Suparyanti Yanti

Suparyanti Yanti

wis cari brondong Bae kasih aja sama si gatel

2021-04-25

1

Aisyah Isyah

Aisyah Isyah

buat Q nyesek Thor huhuhu..

2021-03-07

1

lihat semua
Episodes
1 Main belakang
2 Saat Pertama Bertemu
3 Vidya Pergi
4 Lahirnya Sang Buah Hati
5 Dosa Masa Lalu
6 Memperbaiki diri
7 Meeting
8 'Maling teriak maling'
9 Mengetuk Pintu Hati
10 Rahasia terbongkar?
11 Kepedulian Kevin
12 Diana menikah
13 Vidya..Maafin Aku
14 Mimpi Buruk
15 Ancaman suami Dista
16 Bertemu Andy
17 Memar diwajah Ari
18 Pertengkaran Hebat
19 Tentang Andy
20 Impian Andy
21 Memberi pelajaran pada Ari
22 Konseling Pernikahan
23 Bertemu sahabat lama
24 Ponsel Rahasia?
25 Kabar dari Mama
26 Berangkat menemui orang tua
27 Tiba dirumah Mama
28 Sindirian untuk Ari
29 Vidya Tak ikut pulang
30 Sepi Tanpamu?
31 Sebuah Surat Undangan?
32 Nestapa di suatu senja
33 Mampukah setia?
34 Mampukah setia (2)?
35 Membuka aib
36 Perlawanan
37 Sang Papa kembali kritis
38 Kedatangan Ari
39 Bertemu musuh
40 Penyesalan tiada arti
41 Masalah silih berganti
42 Dilema
43 Menebus dosa
44 Penahanan
45 Vonis bersalah
46 Secercah harapan
47 Rindu sang Mantan
48 Kambuhnya penyakit lama
49 Pesona Teman
50 Bayi mungil
51 Tak Ada kelainan
52 Bermain dengan perasaannya sendiri
53 Perdebatan
54 Masih keras kepala
55 Mengurus berkas pernikahan
56 BEBAS
57 Pertemuan
58 Titik Balik?
59 Visualisasi
60 Gak Nahan
61 Sesakit inikah?
62 Bertemu calon
63 Hanya cinta yang bisa...
64 Malam pertama
65 Sandiwara
66 Kevin mendendam
67 Penyerangan
68 Perlakuan Kasar
69 Apakah di maafkan?
70 Kehancuran sang penggoda
71 Depresi
72 Gagal
73 Ancaman Dista
74 Duka
75 Pertikaian
76 Kalap
77 Mental baja
78 The End
79 Pengumuman
80 Pengumuman
81 Sesion II-Part I
82 Bertemu tetangga
83 Seruni
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Main belakang
2
Saat Pertama Bertemu
3
Vidya Pergi
4
Lahirnya Sang Buah Hati
5
Dosa Masa Lalu
6
Memperbaiki diri
7
Meeting
8
'Maling teriak maling'
9
Mengetuk Pintu Hati
10
Rahasia terbongkar?
11
Kepedulian Kevin
12
Diana menikah
13
Vidya..Maafin Aku
14
Mimpi Buruk
15
Ancaman suami Dista
16
Bertemu Andy
17
Memar diwajah Ari
18
Pertengkaran Hebat
19
Tentang Andy
20
Impian Andy
21
Memberi pelajaran pada Ari
22
Konseling Pernikahan
23
Bertemu sahabat lama
24
Ponsel Rahasia?
25
Kabar dari Mama
26
Berangkat menemui orang tua
27
Tiba dirumah Mama
28
Sindirian untuk Ari
29
Vidya Tak ikut pulang
30
Sepi Tanpamu?
31
Sebuah Surat Undangan?
32
Nestapa di suatu senja
33
Mampukah setia?
34
Mampukah setia (2)?
35
Membuka aib
36
Perlawanan
37
Sang Papa kembali kritis
38
Kedatangan Ari
39
Bertemu musuh
40
Penyesalan tiada arti
41
Masalah silih berganti
42
Dilema
43
Menebus dosa
44
Penahanan
45
Vonis bersalah
46
Secercah harapan
47
Rindu sang Mantan
48
Kambuhnya penyakit lama
49
Pesona Teman
50
Bayi mungil
51
Tak Ada kelainan
52
Bermain dengan perasaannya sendiri
53
Perdebatan
54
Masih keras kepala
55
Mengurus berkas pernikahan
56
BEBAS
57
Pertemuan
58
Titik Balik?
59
Visualisasi
60
Gak Nahan
61
Sesakit inikah?
62
Bertemu calon
63
Hanya cinta yang bisa...
64
Malam pertama
65
Sandiwara
66
Kevin mendendam
67
Penyerangan
68
Perlakuan Kasar
69
Apakah di maafkan?
70
Kehancuran sang penggoda
71
Depresi
72
Gagal
73
Ancaman Dista
74
Duka
75
Pertikaian
76
Kalap
77
Mental baja
78
The End
79
Pengumuman
80
Pengumuman
81
Sesion II-Part I
82
Bertemu tetangga
83
Seruni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!