Hari demi hari aku semakin tertantang untuk mendekati Vidya. Sering aku berkirim pesan gombal sekedar untuk merayunya. Namun lagi-lagi dia selalu menanggapi dingin rayuanku.
Tak putus asa aku menelfon ke nomer rumahnya. Kala itu yang mengangkat adalah pembantu rumah tangganya. Aku bertanya alamat rumah Vidya dengan alasan ingin mengembalikan buku.
"Heiiii...Mas kok gak bilang kalau mau ke rumah?" Vidya tersenyum manis sambil membukakan pintu, sesaat setelah sampai di depan rumahnya.
"Hehe..." Aku hanya senyum cengengesan sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Tau dari mana rumah aku?"
"Tau dari rumput yang bergoyang"
"Hahaha...bisa aja. Eh ayo masuk yukk..."
Akupun segera masuk dan duduk di kursi model retro berwarna silver itu. Ruang tamu yang luas dan penataannya rapi sehingga membuat aku betah dan nyaman berlama-lama disini.
"Btw, aku ganggu kamu gak?" tanyaku kemudian saat kami sudah sama-sama duduk dikursi ruang tamu.
"Nggak kok mas, barusan cuma ngerjain revisian proposal, dikit doank. Tapi udah kelar" ia menjelaskan.
"Btw mau minum apa mas?"
"Nggak usah Vid..biar nggak merepotkan!"
"Ah..nggak merepotkan kok mas"
Vidya berdiri dari tempat duduknya, sambil berkata dengan sedikit berteriak "Biiiiiiii..buatin sirup ya, ada tamu"
Tak lama seorang wanita setengah baya keluar membawa nampan yang diatasnya terdapat gelas berisi sirup berwarna orange.
"Eh ini tamunya non Vidya..?Mas Ari yang tadi nelfon bukan?yang mau ngembalikan buku?" tanya si Bibi.
"Eh iya bi..tadi emang saya yang nelfon" Jawabku dengan gugup.
"Makasih ya bi minumannya" Ucapku setelah si Bibi meletakkan minuman itu di meja.
Aku segera menyeruput minuman itu.
"Loh..emang mau ngembalikan buku apa ya Mas?" tiba-tiba saja Vidya bertanya sehingga membuatku yang sedang minum sirup yang dihidangkan Bibi tadi, menjadi tersedak.
uhukk..uhukkkk...
"Anu..tadi aku terpaksa berbohong nanya alamat rumahmu pura-pura mau ngembalikan buku karena si bibi bertanya ada keperluan apa" jawabku malu-malu.
Vidya hanya tertawa mendengar jawabanku.
Itu pertama kali aku maen ke rumahnya. Ternyata dia dari keluarga yang cukup berada, rumahnya cukup bagus dan luas.
Namun aku harus kecewa karena Mey memberi informasi bahwa Vidya kurang tertarik sama aku. Apakah tampang kerenku ini tidak cukup untuk menarik perhatian dia?
Aku makin penasaran sama gadis ini. Ini tantangan buatku, aku tidak akan menyerah. Aku akan terus berusaha mendapatkannya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Suatu hari aku mengajak Vidya menonton film di cineplex 21. Awalnya dia menolak karena sedang sibuk mengerjakan proposal skripsi. Lalu aku minta bantuan Mey supaya membujuk Vidya agar mau nonton di cineplex 21 bareng aku, dan berhasil, akhirnya dia mau diajak nonton bersamaku.
Sejak kejadian nonton bareng itu, kita jadi akrab, seminggu dua kali aku selalu berkunjung ke rumahnya. Aku berasalan meminjam CD film karena dia punya banyak koleksi film.
Disela obrolan saat aku main ke rumahnya, Vidya bertanya kenapa aku tidak kuliah. Aku jawab aku milih kerja karena ingin membantu ekonomi orang tua. Vidya bilang aku bisa menyisihkan separuh gajiku untuk orang tua dan sisanya untuk biaya kuliah.
Singkat cerita Vidya membantuku mencari tempat kuliah yang bisa aku jangkau. Akhirnya akupun mendaftar disalah satu kampus swasta, mengambil kelas karyawan, Jurusan Ekonomi Manajemen. Dia banyak mensupport aku. Aku yang awalnya malas dan tidak peduli dengan pendidikan akhirnya jadi minat melanjutkan kuliah berkat dukungan Vidya.
Aku dan Vidya makin dekat. Kita sering nonton film bersama, sekedar makan bareng bahkan aku makin akrab dengan keluarga Vidya. Entah apa status hubunganku dengan Vidya. Yang jelas Vidya sudah tidak lagi secuek dulu.
Sementara hubunganku dengan Diana masih seperti yang dulu, Putus nyambung. Saat aku sudah dekat dengan Vidya, Diana masih sering mengajakku ketemu di hotel hanya untuk melepas hasrat. Entah kenapa aku tidak bisa menolak. Padahal saat itu Diana juga sudah punya kekasih. Tapi kami masih sering melakukan hubungan badan.
Dari Mey aku mendapat informasi kalau Vidya mulai menyukaiku. Aku senang bukan kepalang, perjuangan menaklukkan hati Vidya akhirnya membuahkan hasil.
Singkat cerita aku dan Vidya sudah menjadi sepasang kekasih walau tanpa proses 'Nembak'.
Iseng suatu waktu, aku mengajak Vidya menginap di hotel. Dia menolak. Berkali-kali aku mencoba membujuknya agar mau. Setelah sekian lama aku merayu, Akhirnya dia luluh dan bersedia kencan denganku. Aku bawa dia ke tempat dimana aku dan Diana terbiasa menginap.
Saat aku bawa masuk ke dalam kamar hotel, Vidya menunjukkan muka ketakutan. Aku berusaha mencumbunya, dia menangis tak berani menatapku, kucoba menciuminya, dia ga bereaksi dan hanya menampakkan wajah sedih dengan berurai air mata tanpa suara.
Aku tak tega. Kuurungkan niat untuk menidurinya. Perempuan ini terlalu polos, dia perempuan baik-baik, sungguh dia bener-bener berbeda dengan cewek-cewek yang selama ini aku kencani. Terlebih dia berbeda jauh dengan Diana.
Terlintas dalam pikiranku untuk berhenti menjadi petualang cinta. Aku ingin serius dengan Vidya. Aku ingin Vidya menjadi istriku, aku ingin ia menjadi ibu dari anak-anakku kelak.
Sebejat-bejatnya aku, aku ingin punya istri wanita yang baik- baik. Akupun mengutarakan niatku pada Vidya. Dia tidak tau siapa aku, Dia tidak tau betapa aku laki-laki bejat dan bangsat. Tapi aku ingin berubah. Aku ingin memiliki keluarga dan anak-anak bersama Vidya.
*****
Tahun 2008
Vidya telah menyelesaikan sarjananya. Dia pun sudah bekerja di salah satu Bank ternama sebagai Staff Back office.
Sementara akupun berusaha menyelesaikan kuliahku dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Semua urusan kuliahku hingga skripsi tuntas, Vidya lah yg punya andil besar membantuku.
Tahun 2009
Begitu gelar sarjana sudah ku kantongi. Segera ku lamar Vidya. Sebelum aku memutuskan melamar Vidya, aku telah dapat info yang valid bahwa Diana juga telah punya kekasih dan bahkan mereka sudah melakukan ikatan pertunangan, Wahyu nama pria yang katanya merupakan tunangan Diana.
Aku mendengar kabar bahwa Wahyu yang merupakan tunangan Diana itu adalah duda beranak dua. Ia adalah pria mapan, mungkin karena itu Diana memilihnya. Walau hatiku memang belum mampu menghilangkan Diana dari pikiranku, namun aku akan tetep memilih Vidya menjadi istriku. Pertimbanganku, Diana bukanlah calon ibu yang baik untuk anak-anakku kelak.
Mungkin Vidya adalah jodohku yang sudah Allah siapkan untukku. Pada Tahun 2010 Aku dan Vidya Resmi menjadi suami Istri.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Jam lima sore, Sepulang kerja aku tidak mendapati Vidya di kamar. Tiba-tiba ibuku masuk dan berkata bahwa selepas membantu ibu memasak dan menyelesaikan pekerjaan rumah tadi pagi, Vidya pamit mau ke Puskesmas untuk periksa kandungannya. Tapi belum pulang sampai sore ini.
Aku agak panik. Aku hubungi ponselnya, tidak aktif. Kemana dia? Aku bertanya-tanya dalam hati. Bukankah dikota ini dia tidak punya keluarga?Keluarganya pindah dinas keluar kota dan sejak menikah kita tinggal dirumah orang tuaku.
Lalu pergi kemana dia? Dia sedang hamil besar dan bulan ini perkiraan melahirkan.
Rasa cemas mulai datang dipikiranku. Ini pasti gara-gara masalah tadi malam. Apakah dia tau aku sering tidur dengan Diana? Bukankah chat yang ketemu itu hanya sekedar aku bilang kangen sama Diana.
Ya tuhan jangan sampai dia tau kelakuan bejatku. harus kemana kucari dia. Gimanapun yang sedang dikandungnya adalah anakku.
Bergegas kupacu motor, kucari dia ke puskesmas terdekat. Nihil, Vidya tak kutemukan di setiap puskesmas yang ku datangi.
💔💔💔💔💔💔💔💔
Kira-kira kemana Vidya pergi?
Bersambung
Jangan lupa like, komen dan vote ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Aprilia Dewi
perasaan tadi katanya tamat SMA tor. kok jadi kuliah yg suaminya🤦
2021-10-19
0
Ambro Sia
bkin psh j thor.. bkin nyesel tuh lakinya v
2021-10-14
0
Sulati Cus
dasar laki2 g py perasaan
2021-08-20
1