Berlalu satu hari, kehidupan Mizell terlihat sangat berwarna karena banyak yang menyapanya dengan sangat ramah, tidak seperti di sekolah lamanya yang rata-rata muridnya terlihat segan dan memilih menunduk saat berselisih dengannya tapi sekarang hal berbeda membuatnya sangat bahagia.
"sayang sedang apa?" suara favoritnya menyapanya yang sedang mengaduk adonan, dia hanya sedang senang sekarang, tidak masalahkan dia membuat sesuatu yang manis?
Samuel baru saja pulang dan di sambut dengan pemandangan adiknya yang terlihat sibuk di dapur, tatapan Mizell jatuh pada dua lelaki yang ada di belakang kakaknya yang menatap kearahnya.
"eh ada kak Julian sama kak Ciko." senyuman Mizell seakan membius tatapan kedua teman Samuel yang jelas-jelas memandang lekat kearah mizell.
Secepat kilat Mizell mencuci tangannya dan mengelapnya dengan tisu lalu menghampiri kedua teman Samuel, sayangnya dia malah terlihat semakin kecil berhadapan dengan para lelaki itu, dia hanya sebatas dada mereka saja.
"ck...sepertinya aku harus rajin minum susu peninggi badan." decak kesal Mizell saat berada tepat di tengah-tengah yang berhasil membuat ketiga lelaki itu tertawa.
"hai manis." Julian mengacak rambut Mizell yang langsung mendapat tatapan tajam Samuel.
Sedangkan Ciko tersenyum tipis, lalu mengikuti langkah Samuel berjalan kearah ruang tamu sambil berbincang.
"buka mulutnya kak..aaa." sedang asik berbincang, Mizell datang dengan biskuit coklat di tangannya yang di arahkan ke mulut Samuel yang langsung di terima olehnya.
Begitupun dengan yang lain mendapat perlakuan sama seperti Samuel dari Mizell, tatapan penuh harap terlihat jelas dari binar mata Mizell seakan menunggu reaksi akan hasil biskuit buatannya.
"wah ini enak sekali, lumer di mulut." Julian terlihat menikmati biskuit mizell, membuat Mizell menyuapkan lagi biskuitnya pada Julian sebagai rasa terimakasih.
"adik mu lucu sekali Sam, seperti manekin begitu mungil." ucap Julian antusias setelah Mizell kembali sibuk di dapur untuk merapikan peralatan masak, terlihat jelas jika Julian mengagumi adik kecilnya itu membuat Samuel langsung memberi peringatan untuk tak memiliki perasaan kepada adik kecilnya.
"dia memang terlihat mungil, tapi sebenarnya dia itu gemuk dan banyak lemak." sarkas Samuel tanpa sadar ada seseorang di dapur yang mendengar apa yang dia katakan.
plukkk
Sebuah serbet kotor melayang tepat di wajah Samuel yang diam terpaku masih mencerna apa yang barusan terjadi padanya, sedangkan Mizell sudah menghilang karena memang pekerjaannya sudah selesai dan ingin menghindari serangan balas dendam dari Samuel kakaknya.
"MIZELLL." dan benar saja suara merdu kakaknya menggelegar ke seluruh ruangan, membuat Mizell tertawa terpingkal di dalam kamar.
Mizell membungkus biskuit coklat hasil maha karya yang di buat satu-persatu dalam pelastik kecil berisi satu biskuit yang dia berikan sedikit hiasan pita di bungkusnya, terlihat sangat cantik.
Dia sudah memutuskan, jika besok dia akan mencari teman baru dengan memberikan satu biskuit untuk satu teman baru, bukankah itu terdengar seru?
•••••
Pagi yang indah mengawali pagi Mizell yang sangat bersemangat, berjalan memasuki kelasnya dan langsung menemukan Mina yang duduk membaca sebuah buku.
"pagi Mina." sapa Mizell yang berhasil membuat Mina sedikit tersentak, lalu tersenyum saat sadar yang menyapanya adalah teman barunya.
"pagi Mizell, kamu terlihat sangat bersemangat pagi ini." Mizell tersenyum mendengar ucapan Mina yang membuatnya langsung mengacak tasnya dan mengeluarkan dua bungkus biskuit untuk Mina.
"makan biskuit ini maka kamu jadi temanku." ucap Mizell memberikan biskuit di atas tangan Mina yang di sambut dengan senyuman penuh binar dari matanya.
Tanpa ragu dia membuka bungkus biskuit dan memakannya dengan mata berkaca-kaca, apakah biskuit Mizell seenak itu sampai Mina ingin menangis?
"ka-kamu tahu Mizell? selama sekolah di sini tidak ada yang mau menjadi temanku, aku hanya jadi target bully." Mina menengadahkan kepalanya menatap Mizell yang juga menatap kearah Mina, tanpa di sangka mizell tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya.
"karena kamu sudah memakan biskuitnya, sekarang kita teman." dengan semangat Mina menerima jabatan tangan Mizell dan Mizell menggoyangkan tangan mereka lalu tertawa bersama saat sadar tingkah kekanakan yang baru saja mereka lakukan.
"terimakasih Mizell." ucap Mina tulus yang membuat Mizell mengacak rambut Mina gemas, mereka tidak sadar bahwa sedari tadi sudah menjadi pusat perhatian satu kelas.
"tidak ada kata terimakasih dalam pertemanan." balas Mizell masih dengan senyuman lebar.
•••••
"aku melemparkannya begitu saja..hahah." Mizell dan Mina berbincang sambil sesekali tertawa menuju kantin, tapi melihat suasana kantin yang penuh membuat mereka menatap sekelilingnya untuk mencari bangku yang sekiranya dapat mereka tempati.
"gini aja deh kamu pesan makan aku yang nyari tempatnya." putus Mizell yang langsung di iyakan Mina yang sekarang melenggang memesan makanan mereka.
Sampai tatapan Mizell menemukan bangku kosong yang berada di tengah-tengah, dimana di tempati oleh dua cowok.
Tanpa pikir panjang Mizell langsung melangkah ke tempat itu, menarik bangku yang berhadapan dengan cowok itu dan alhasil mendapatkan tatapan dingin dari kedua cowok di hadapannya.
Mizell menatap jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 9.45 pagi, ternyata masih pagi.
"selamat pagi kakak-kakak yang tampan." ucap Mizell tersenyum lebar menghiraukan tatapan dingin dari kedua cowok di depannya, masa bodoh yang penting dapat tempat makan, pikir Mizell yang sekarang melambaikan tangan kearah Mina yang berjalan menuju tempatnya.
•••••
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments