Rafa menatap keluar jendela rumahnya dengan seksama. Ia mudah bosan dengan kegiatan apapun, sehingga ia lebih nyaman memperhatikan jalan didepan rumahnya terutama di akhir minggu seperti hari ini.
banyak orang dari penghuni komplek, maupun diluar yang menjadikan jalan besar di komplek rumahnya untuk berolahraga seperti jalan pagi ataupun jogging.
Rafa menyukai pemandangan orang yang jatuh di jalan lalu ditertawakan, bertengkar ataupun bersenda gurau sambil berolahraga. Rafa beranjak dari sofa kecil dibawah jendela kamarnya saat melihat sosok Lea yang keluar dari gerbang rumah Asa dengan sepasang sepatu roda yang terpasang cantik di kaki gadis itu.
Rafa membuka jendelanya, " Lea!!!! tungguin Rafa!!"
Lea menoleh ke atas menatap wajah Rafa yang melambaikan tangannya dengan begitu semangat kepada Lea. Lea membalasnya dengan cukup semangat sambil menunggu pria itu turun ke bawah.
Rafa keluar dari gerbang rumahnya dengan sebuah sepeda. Lea tertawa kecil, " curang banget... aku pake sepatu roda, kamu naik sepeda." canda gadis itu. Rafa terkekeh menanggapi ucapan lugu Lea, " sama-sama beroda, Lea... Lo bahkan rodanya delapan. lebih banyak dari gue.."
Lea tertawa sambil memulai langkahnya dengan sepatu roda itu. Rafa memandangi punggung yang lebih kecil dari miliknya itu dengan seksama, terbesit pertanyaan yang sejak beberapa hari ia pikirkan. " gimana tinggal sama Mas Asa? bosenin ya dia?"
Lea menoleh dengan kerutan jelas di dahinya, ia tak setuju dengan perkataan Rafa. " Engga kok. Kak Asa lumayan bawel dan banyak tanya, makanya seru aja kalo dia baru pulang kerja nemenin aku ngerjain tugas dirumah." ucap Lea.
Rafa mengerem sepedanya dengan cepat hingga menyebabkan suara decitan ban sepeda yang nyaring. Lea menengok dengan kaget. " Kenapa Raf?!" Lea menghampiri Rafa karena khawatir pria itu kenapa-kenapa, tapi ia dapatkan adalah wajah tak percaya nan sangsi milik Rafa.
" Bang Asa? pulang kerja? apalagi tadi, banyak nanya? Bang Asa? Leaa.., lu gak boong kan?" melihat wajah tak percaya Rafa, Lea menggeleng cepat. " engga... beneran tau.."
Rafa menepuk badan sepedanya yang leluasa. " duduk sini Le, mau gue ceritain gak soal Bang Asa?" tawaran menggiurkan itu tentu tak ditolak selagi syaratnya hanya menjadi penumpang.
semenjak menerima tawaran Asa untuk tinggal bersama, Lea sering kali diberi penawaran dengan syarat begitu mudah. Lea jadi merasa sedikit was-was, apakah ia akan segera mati atau mungkin akan ada malapetaka besar datang padanya tak lama lagi.
" Bang Asa itu orangnya pendiem.. apa ya kalo kata si Gara, Introvert... Dia juga dari mulai kerja Sampe beberapa Minggu yang lalu, jarang pulang... pulang tiga bulan sekali mungkin... pokoknya dia dirumah itu masih bisa kehitung jari setiap bulannya.. makanya gue kaget Lo bilang dia pulang kerja, banyak nanya... set dah, itu orang ketabrak terus amnesia kali ya?"
Lea mengangguk-angguk kepala sebagai respon. " Terus Kak Asa punya pacar gak?" pertanyaan Lea mengandung unsur lucu bagi Rafa hingga pria bergigi kelinci dan berambut gondrong itu tertawa terbahak-bahak. " Lo mau naik pangkat dari adek jadi pacar?" pertanyaan sarkas berniat gurau itu tentu berhasil mengejutkan jantung Lea.
Lea menggeleng kepalanya spontan. " nanya aja, mengantisipasi kalo nanti ceweknya labrak aku."
" engga... Maksud gue ceweknya Bang Asa gak bakal labrak lo... tapi itu setau gue aja ya.. gue gak Deket sama ceweknya." bukannya membantu, jawaban Rafa justru membuat Lea berpikiran jauh.
tak mendapat reaksi apapun, Rafa tertawa kecil sambil mengusapkan dagunya di puncak kepala Lea. " Gak usah dipikirin... itu urusannya Bang Asa, tugas lu cuma bahagia aja." Lea hanya mampu mengangguk walau otaknya tidak seperti itu. ia tetap memikirkan gadis yang berstatus kekasih Asa mungkin saja kecewa atau hubungan mereka akan bertemu karam kalau Lea berada diantaranya.
***
" Kak Asa lebih prioritas adik atau pacar?"
pertanyaan tiba-tiba yang Asa dapat setibanya ia sampai dirumah membuat pria tampan itu menarik alisnya keatas sebelah dengan mulut yang menahan senyum karena merasa heran. " kenapa nanya gitu? kamu kedatengan ide nanya kayak gitu darimana coba? hahahaha... aneh-aneh aja." Gurau Asa sambil melanjutkan langkahnya untuk duduk diruang tengah. ia mengambil beberapa kertas Lea yang tergeletak di meja.
" jadi Siapa Kak? Adik atau pacar?"
Asa mengerutkan keningnya, kali ini ia benar-benar heran dan tak merasa Lea tengah bercanda, sehingga ia membenarkan duduknya dan menatap langsung mata Lea. " Adik lah... saudara itu lebih utama."
" kalo aku adiknya?"
" ya tetep kamu. kan kamu udah Kaka anggap adik sendiri."
Lea menggeleng kepalanya sambil melangkah berputar-putar menarik rambutnya frustasi. " Enggaa!!!! gak boleh!! pokoknya kalo ada pilihan nolongin pacar yang tenggelem atau Aku yang mau dimakan buaya, Kak Asa harus berenang nolongin pacarnya Kak Asa!" seruan berupa perintah itu semakin membuat kerutan di dahi pria tampan itu bertambah.
Asa melepas dasinya dan melepas satu kancing kemejanya, dan menggulung lengan kemejanya, lalu kembali menatap Lea. " Lea, kalau soal kayak gitu, Kakak akan tetap milih kamu. dimana-mana adik itu maunya jadi prioritas, ini kenapa kamu mau Ashilla dijadiin prioritas?"
Lea menatap tak percaya pria tampan berhidung mancung bagai perosotan dengan beberapa tahi lalat diwajah yang mempermanis wajah ciptaan tuhan itu. Bagaimana bisa setampan ini tapi sedodol ini juga?
tanpa sadar, gadis itu dengan beraninya mendekati Asa dan memegang kedua bahu pria itu. " kak Asa, Mas itu umurnya udah berapa? dalam hitungan jari mau 30 tahun kan? Kak Asa pasti udah serius sama si mbak silai silai itu,
Jadi, biar kakak gak nyesel, mending dari sekarang menetapkan prioritas Kak Asa. I'm not comparable enough I'm not comparable enough from your girlfriend to be your priority." rupanya, Ucapan Lea sudah mengusik Asa.
sejak beberapa waktu lalu, Asa memang merasa sedikit aneh, tapi akhirnya ia sadar apa yang membuatnya merasa aneh,
" Lea, kamu..." Asa mengusap kasar wajahnya lagi, membuat Lea berpikir bahwa gadis itu baru saja berbuat salah.
" Lea, kamu gak bisa menghargai diri kamu ya?" pertanyaan Asa berhasil membungkam gadis itu. Asa sendiri cukup terkejut karena mengatakannya sejelas itu.
"eh?" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Lea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Edelweiss🍀
Ceritanya ringan, kocak. sangat menghibur😁
2022-04-18
1
Edelweiss🍀
tamvan tp dodol🙊
2022-04-18
0