2. Ada apa Dengan Lea?

Untuk beberapa Minggu awal kemarin, Lea memang begitu bersemangat mengawali kuliahnya, walau di kepalanya memikirkan bagaimana membayar biaya kuliahnya. Namun untuk Minggu ini, pikirannya begitu terganggu.

tentu masih dengan topik yang sama, Uang. Lea benar-benar mulai terusik karena tawaran pria bernama Asa Aldebara seminggu yang lalu. Lea jadi banyak berpikir dan sering mencari kasus pelecehan ataupun pengalaman seseorang yang pernah menjadi Baby Syuger.

nyaris sama dengan apa yang ia alami, tapi semua Bebi Syuger itu mengaku bahwa semua Daddy mereka sudah pernah melakukan hubungan intim dengan mereka barulah menawari harta.

Lea tak mengerti dengan Asa. Badannya bahkan dibilang bagus tidak juga, dibilang jelek juga tidak. biasa saja. Jadi letak menariknya dimana untuk dilecehkan?

" Lea, lu dipanggil Pak Ade."

" hah? Pak Ade?" jantung Lea mulai bekerja hiperaktif hingga tanpa sadar memegang dada kirinya. Lea tahu alasan pria berwajah tampan pujaan beberapa gadis di kelasnya itu memanggil pasti perihal UKT yang masih belum ia bayar,

tapi Lea masih belum memiliki uang yang cukup, sehingga ia merasa gugup. Ia takut akan Cuti atau bahkan keluar. Lea dengan terburu-buru membuka tasnya sambil berjalan menuju ruang administrasi, ruang Pak Ade berada.

" duh mana sih hape gu--" ucapan monolognya terhenti saat ia melihat sebuah kertas yang sedijit keras terlihat netranya. "Asa... iya, Mas Asa.. mungkin gue bisa minta dia bayarin UKT gue dulu? kalo dia beneran bisa bayar, mungkin aja dia beneran cuma minta gue manggil dia Kakak.. iya kan?" Lea masih saja bermonolog tanpa memikirkan bahwa ia sudah diperhatikan banyak mahasiswa lain.

tanpa memperdulikan keraguan dan prasangka yang sejak kemarin menghantuinya, Lea menghubungi Asa.

" Hallo, dengan Mas Asa Aldebara?" sapa Lea saat sambungannya diterima. Sekitar beberapa detik gadis itu tak mendengar apapun terkecuali suara gaduh benda jatuh. " Ha-hallo?" sapanya lagi.

" ya, Ini saya, Asa... kamu Lea?"

Lea mengerutkan keningnya, apakah suarany begitu khas hingga Asa mengetahuinya? Padahal ia belum menyebutkan namanya. Tapi Lea berusaha mengabaikannya " iya, bener Mas.. mhmm sebentar Mas.."

Lea berlari kecil memasuki toilet dan mengunci pintunya agar tidak ada yang masuk ke toilet itu walau sebenarnya ada banyak bilik di dalam toilet itu. " hmmm... gini Mas Asa... saya terima tawaran Mas, tapi boleh minta bayarin UKT saya sekarang banget gak? saya udah di tegur lagi soalnya..." berbalik keadaan dengan Lea yang berwajah gugup dan pias,

Asa di meja kantornya tersenyum menahan tawa kecilnya. ia mengangguk walau tahu Lea tak melihatnya, " Boleh Lea... kamu kirim rekening dan cara pembayarannya lewat wa, sekarang aja."

Pias dan kemuraman yang sejak tadi menghuni wajah Lea kini hilang digantikan keceriaan. Lea merasa hidup kembali, Ia langsung mengirim cara pembayaran dan nomor rekening kampusnya.

" Lea?"

" eh? belom aku tutup? maaf Mas... aku tutup nih ya?*

" kamu..." ucapan Asa terhenti, membuat Lea mengurungkan niatnya untuk menutup panggilan itu. Lea menunggu sambil menatap layar ponselnya yang menandakan bahwa Asa sudah diam selama semenit setelah berkata 'kamu'.

" mas? putus-putus ya?"

" engga... saya lagi mikir... Kamu hari ini ada waktu kapan?"

Lea mengerutkan keningnya. Apa Asa akan macam-macam kepadanya karena telah membayar UKT nya? Lea menggeleng untuk membuyarkan pikiran jahat itu. " ada Mas, tapi cuma jeda aja... aku udah dapet kerja di mini market 24 jam buat jaga tengah malam. nanti mas bisa kesana, atau ke Cafe waktu itu." ucap Lea.

kerutan begitu jelas di dahi Asa. ia tak percaya Lea mengambil pekerjaan tengah malam juga. " ok, di mini market aja. UKT kamu udah lunas. buktinya saya kirim sekarang. kamu masih ada kuliah?"

" udah engga sih, cuma masih ada kerja kelompok mater.. eh Mas Asa kan gak tau ya, hehehehe.." mendengar tawa Lea membuat Asa mengangguk, " saya tutup ya, Lea.." pamit Asa. Lea mengangguk dan membiarkan Asa memutuskan sambungan. helaan nafas lega keluar dari mulutnya.

dering kecil dari ponselnya menyadarkan Lea bahwa ia baru saja mendapat pesan dari Asa melalui WhatsApp. bukti pembayarannya bahwa Ada telah membayar Uang kuliah tunggalnya berhasil membuat Lea menutup mulutnya tak percaya.

disamping itu, Asa masih terus memandangi nama Lea di ponselnya. Pikiran yang sudah bersemayam dikepalanya sejak lama kini muncul begitu jelas. " Farhan, tolong lacak lokasi nomor ini."

Farhan, Asisten pribadi sekaligus sekretasis Asa, mengambil ponsel yang disodorkan Asa dan melaksanakan tugasnya. Setelah mendapatkan lokasinya, Asa langsung memberikan perintah, " kirim makanan untuk kelas Aeleasha Gayatri, untuk lima puluh orang cukup 'kan?"

ucapan Asa membuat Farhan mengerutkan kening sebelum akhirnya mengangguk. " baik, pak."

***

setelah dibuat terkejut oleh pesanan pizza atas namanya untuk satu kelas, Lea jadi lebih banyak melamun selama bekerja. Sebelum ke Mini market, Lea mendapat teguran atasannya di Cafe yang mengatakan ia bisa mengambil waktu istirahat sejenak daripada memaksakan diri bekerja 3 jam terus menerus tanpa mengambil istirahat sedikitpun. Atasannya mengira Lea kelelahan walau ia sudah mengatakan ia baik-baik saja.

" kamu mikirin apa?"

" eh?" kaget Lea saat ia melihat Wajah Asa berada tepat didepannya. Lea menarik mundur wajahnya untuk memberi jarak lebih banyak antara wajahnya dengan wajah Asa. " Mas Asa kapan Nyampenya?" bingung Lea.

Asa tertawa kecil dan mengangguk. " saya gak disapa nih? kalo saya beli sesuatu saya pelanggan 'kan?"

Lea menggaruk kepalanya canggung. " selamat datang, Mas Asa... ada yang bisa saya bantu?"

" bisa kasih saya waktu kamu? cuma sebentar." Lea menoleh ke sampingnya, Tempat Nindy, teman part-timenya tengah memandang penasaran Asa karena pria itu begitu tampan. " Nindy bisa minta gantiin sebentar? nanti aku gantiin kamu deh besoknya, ya?" pinta Lea. Nindy mengangguk antusias, ia langsung berdiri disamping Lea, " mau pesen apa, Mas nya?"

Asa menatap sekelilingnya lalu berhenti dan menatap fokus lemari pendingin berisi Es Krim. ia berjalan dan membawa 3 kotak Es krim ukuran sedang dan membayarnya. " kembalian sama satu kotaknya buat kamu aja. Lea, bisa ikut duduk sama saya 'kan?" ucapan Asa langsung diangguki oleh Nindy dan Lea hanya menatap bingung. sejak tadi, ia berpikir apakah Asa seboros ini?

saat keduanya telah duduk, Asa menyodorkan satu kotak es krimnya, " kita bakal ngobrol sambil ngabisin es krim ini. Lea kamu kerja di mini market ini pulang jam berapa?" tanya Asa.

" jam... hm... dari jam 10 Sampe jam 4 pagi sih. nanti Sam kostan aku bakal mandi terus berangkat ke kampus, baru tidurnya di kampus biar aku gak kesiangan." Jawaban Lea mampu menghentikan gerakan tangan Asa untuk menyuap dan membuat pria itu menoleh menatapnya.

" kamu... di Kosan makan'kan?" tanya Asa lagi. Lea sedikit bingung. apa ia tengah diwawancara untuk menjadi babi syuger Asa makanya ditanyai seperti ini? pikirnya.

" kadang minta makan sama tetangga kamarku, tapi kadang juga beli sendiri pake uang gajiku. makannya jarang kok, kalo inget aja, heheheh.." tawa kecil Lea membuat Asa semakin urung menyuap es krimnya.

" Jum'at nanti, setelah kuliah kamu bisa balik ke kostan?" tanya Asa lagi. Asa sendiri merasa aneh karena ia terus bertanya seperti wartawan.

" eh? buat apa? kalo gak ada kerja kelompok bisa sih.."

" kerja kelompoknya ditunda dulu, karena saya bakal kirim jasa pick up barang buat ngambil barang-barang di kosan kamu."

Asa menyuapi es krimnya beberapa kali hingga sadar bahwa Lea tak merespon apapun. Ia menoleh dan mendapati Lea menatap kosong dirinya. " kamu gak lupa kan? saya biayakan kehidupan kamu, asal kamu tinggal sama saya dan panggil saya kakak."

" eh?? ini beneran Mas Asa mau jadi Dedi syuger?"

mendengarnya bukan lagi membuat Asa tersinggung tapi justru tertawa karena merasa Lea begitu konyol. " anggap aja gitu, kalau saya anggap saya berinvestasi. mungkin kamu bisa sebut saya... apa tadi ya? Brother Sugar?"

Lea membelalakan matanya. ia rasa ia terjebak dengan kasus pelecehan.

Terpopuler

Comments

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

aku suka sama karakter Lea,sdkit polos plus dan agak kocak gimana gitu😂

2022-04-18

1

Salbivia Putri

Salbivia Putri

bagus sejauh ini, kok yg baca sedikit

2021-06-16

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!