Foto Lama

Foto Lama

"Kemana ya flashdisk pekerjaan kantor ku, kok sudah nggak ada disini lagi?"gumam radit sambil mencari-cari benda berbentuk persegi panjang dengan ujung kepalanya yang pipih.

"Bun ngeliat flashdisk ayah gak? kemarin ayah letakin di atas sini, sama beberapa berkas juga yang mau ayah buang. tapi kok berkas-berkas nya sudah nggak ada ya di atas meja kerja ayah?" tanyaku sedikit dengan nada tinggi sambil terus fokus mencari benda tersebut.

"Loh! bukan nya kemarin ayah yang suruh simpan di gudang belakang ya." jawab nya tak kalah berteriak, sampai-sampai memekakan gendang telinga ku. tak ku sangka istri ku yang cantik nan lemah lembut itu, ternyata suara nya cempreng juga ya kalo berteriak. hehehe.

"Terus flashdisk nya bunda taro dimana?" tanyaku kembali dengan lembut.

"Mana bunda tau...! orang pas kemarin bunda beresin dan bawa ke gudang belakang, bunda gak liat ada flashdisk nya. apa ikut masuk di dalam kotak berkas kerja ayah kali?"jawabnya ketus dan masabodo, lalu berpaling pergi.

"Bunda mau kemana? jangan ngambek gitu dong bun, ayah minta maaf deh, tadi udah ngomong kencang sama bunda."cegahku sambil memegangi tangan kamaya.

"Apa-apaan sih yah, lebay banget deh..!! orang bunda pergi juga, mau bantuin cari flashdisk ayah di gudang belakang, siapa tau ada."balas kamaya sambil melepaskan tanganku.

"Oh gitu ya bun..hehe." ayah kira bunda tadi marah sama ayah. tapi gak usah deh bun, biar ayah aja yang cari sendiri di gudang. soalnya ada berkas yang mau ayah ambil juga sekalian, yang beberapa isi di dalam nya mau ayah salin."cegahku sambil nyengir pepsodent menampakan deretan gigiku yang putih bersih.

"Ok deh kalau begitu! bunda juga mau rebahan dulu ngelurusin pinggang, pegel banget soalnya." jawab istri ku pelan, sambil memegangi pinggang nya yang katanya pegal, lalu melangkah keluar dari ruangan kerjaku.

Saat sedang mencari cari di mana letak nya flashdisk kantor ku, aku pun membuka dan membongkari isi kotak tersebut. akhir nya tak berapa lama aku pun menemukan juga flashdisk ku. namun saat aku hendak berdiri kembali, tiba tiba saja kepala ku malah terbentur rak yang ada tepat di atas kepala ku.

Gubbrrraaakkkkk!!"

Alhasil beberapa kotak pun berjatuhan dan menimpa kepala ku. " Aawwww..!! sialan jatoh kok gak bilang bilang sih." umpatku sendiri.

Akhirnya dengan terpaksa aku membereskan, serta memasukan satu persatu kertas kedalam kotak dan mengembalikan ketempat asal nya.

Tiba tiba saja ekor mata ku menangkap salah satu kertas putih bergambar, lebih tepat nya sebuah foto perempuan yang masih berwarna hitam putih. foto tersebut memperlihatkan sosok perempuan berambut panjang, bulu matanya lentik, bola matanya berwarna hitam. ia juga memakai baju seorang perawat, bahkan menggunakan lambang Indonesia di dadanya.

Wajah di foto tersebut, sama persis seperti wajah kamaya istri ku. atau lebih tepat nya itu mungkin memanglah foto kamaya. tapi foto itu nampak nya sudah lama sekali, bahkan sudah terlihat sangat kusut dan lusuh. aku membalik foto itu, terlihat di bagian belakang tertera tulisan. "Amerta 28 Maret 1942" what" aku kaget bukan kepalang, siapa pemilik foto ini?

Langsung saja ku simpan foto itu kedalam saku kemeja ku. aku sudah berfikir untuk segera menanyakan nya langsung kepada kamaya setelah ini, setelah aku membereskan semua kertas-kertas yang terjatuh tadi.

*******

Seperti biasa nya sehabis aku sholat isya, istriku menjajar kan berbagai menu makanan di atas meja makan. namun sekalipun istri ku tak pernah mau ikut makan bersama ku, kadang dia hanya menemani dan melihat ku makan saja sambil tersenyum manis dihadapan ku.

Saat ku tanya" kenapa bunda gak makan sekalian sih? gak yah, ayah saja yang makan. soalnya, bunda gak makan nasi, yah."jawabnya selalu saja begitu dan begitu setiap ku tanya.

Pernah aku paksa dia untuk makan, dengan cara aku suapin dia secara paksa. tapi tiba-tiba saja dia langsung memuntahkan makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya itu, entah kenapa aku juga merasa bingung sendiri.

"Bun! boleh gak ayah nanya sesuatu?" ucap ku secara berhati-hati.

"Boleh ko yah, emang ayah mau tanya apa sih?"balasnya sambil menatap ku lekat.

"Bun! ini ayah nemu foto pas lagi di gudang kemarin, ini foto siapa ya, bun?" sambil ku sodor kan foto yang aku temukan itu.

Mata istri ku pun langsung terbelalak, saat melihat foto itu. serta gelagatnya menjadi salah tingkah gitu, terus nada bicaranya juga jadi gelagapan menjawab pertanyaan ku tadi.

" I.. iitu... ii..itu.... Itu foto almarhumah nenek bunda yah." jawab nya tegas dan terbata-bata.

"Loh! bukan nya kata bunda, bunda yatim piatu sejak dari kecil. bahkan bunda bilang, tidak ingat siapa ayah dan ibu kandung bunda?" balasku menyelidik dan menatap tajam.

"Iya yah. memang bunda tidak tahu siapa kedua orang tua bunda, yah. tapi bunda sempat diurus oleh nenek bunda sebelum dia meninggal, lalu nenek menitipkan bunda di panti asuhan. hanya itu foto yang dikasih oleh ibu panti asuhan kepada bunda. Ibu panti bilang, itu adalah foto nenek bunda saat dia masih muda dan masih berperang melawan penjajah. terus kata Ibu panti juga, nenek bunda memang sangat mirip dengan bunda yah!" Jawab nya berkaca kaca.

Ahh istri ku ini memang sangat pandai dalam mengambil perhatianku, aku yang tadinya marah dan mencurigai nya malah berubah jadi luluh. karena cerita nya yang sangat dramatis seperti di film-film korea, bahkan menurut ku lebih mengharukan dibanding film korea.

"Maafin ayah ya Bun, udah nanya seperti itu sama bunda. sampai membuat bunda jadi bersedih begitu." ucap ku sambil memeluknya dan dibalas anggukan pelan darinya.

"Aduuhh! bunda lupa ngasih makan rara, yah. bunda mau ambilin makanan dulu ya buat rara di dapur, ayah juga makan gih ntar keburu dingin makanan nya."pekik istri ku melepaskan pelukanku, lalu dia melangkah pergi ke dapur.

Baru saja istri ku memasuki pintu tengah menuju dapur, tapi kok dia udah keluar lagi. dengan membawa semangkuk makanan dan segelas air, tapi aneh nya air itu ko berwarna merah pekat bahkan sepekat darah yang sudah beberapa jam lamanya terdiam.

"Bun! panggilku namun tak ada jawaban darinya, ia terus saja melangkah ke kamar rara.

Aku pun langsung membututinya dari belakang, tanpa sepengetahuan nya. tak ku indahkan lagi rasa nikmat yang berjejer di meja makan ku, karena akau penasaran sama gelagat kamaya.

"Bun..!! "ucap ku sekali lagi namun istriku tetap tak bergeming sama sekali.

Akhirnya aku pun segera mengikutinya sampai di depan pintu kamar rara, aku buka sedikit pintu rara agar aku bisa mengintipnya. istri ku pun langsung menyuapi rara yang saat itu sedang asik bermain dengan bonekanya.

Ku lihat istri ku mulai menyuapi rara bubur, yang berwarna merah dan bercampur dengan daging." Hah..!! Itu bukan daging, lebih tepat nya itu adalah tangan dan kaki yang berukuran kecil namun bukan dari kaki binatang.

"Apa !! seperti terlihat kaki bayi, " huuueeekk" perutku seperti bergemuruh." setelah selesai istriku pun langsung meminum kan air berwarna merah darah, yang ada di gelas itu.

Rara pun langsung meminum nya dan tiba tiba saja mulut rara menyeringai, menatap ke arah ku dan membuat air yang dia minum tadi meleleh dari bibir mungilnya. hingga menampakkan gigi-giginya yang berwarna merah, mata istriku lalu mendelik kearah ku.

Aku takut sungguh sangat takut sekali, melihat pemandangan seperti itu. lutut ku pun bergetar, mulutku mulai kaku dan lidahku pun kelu. aku ingin sekali berteriak sekencangnya, namun kenyataannya tidak bisa, ingin ku panggil nama ibu bapak ku tapi aku juga tidak mampu.

"Ya allah, apa yang harus aku lakukan?" namun tiba-tiba saja ada sebuah tepukan tangan dari arah belakang tepat di pundak ku.

"Yah, ngapain di depan pintu kamar rara." ucap istri ku membuat ku terkejut dan beberapa kali mengerjap-ngerjapkan mataku.

Akhir nya aku pun tersadar, ternyata di dalam kamar, hanya ada rara seorang diri yang sedang asik bermain dengan boneka barbie nya.

"Bunda, ngagetin aja! se.. sejak kapan bunda disini? bukan nya bunda tadi di dalam kamar rara ya? sama rara disana." tanya ku terbata.

"Loh, ayah ini gimana sih. bunda kan tadi lagi di dapur bikinin bubur buat rara, yah. ini baru juga bunda selesai, dan mau bunda kasih ke rara." ucap istri ku sambil terkekeh melihat kelakuan suaminya yang seperti orang kurang waras.

"Aduhh hancur wibawa ku di depan kamaya." gumam ku sambil menggaruk kepalaku.

Ku pandangi mangkok yang di bawa oleh istri ku, ternyata isinya adalah bubur biasa lengkap dengan sayur mayur dan sedikit potongan daging ayam. serta air putih yang dibawanya di gelas plastik bergambar mini mouse.

Istriku tersenyum dan berlalu memasuki kamar rara. "Oh apa yang aku lihat tadi ya? apakah djavu?"batin ku sambil menggaruk garuk kepalaku. Radit...Radit....kenapa sih sekarang kamu suka berhalusinasi begini.

****

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

iwuel_coolmom

iwuel_coolmom

anaknya bakal kuyang jg ya

2021-09-07

0

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

plasdisck..😁😁

2021-07-04

0

anggita

anggita

like👍

2021-06-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!