Merasa Aneh

Merasa Aneh

"Bun, udah denger belum berita tentang bu nina?" tanya ku pada kamaya.

"Emang kenapa dengan bu nina yah?" jawab istri ku dengan santai.

"Bu nina kan meninggal dunia tadi pagi, bunda emang gak ngelayat kesana? "tanyaku.

"Oh! ngelayat ko yah. tadi pagi juga, bunda udah kasih uang dua juta rupiah sama suami nya bu nina."jawab istri ku datar.

"Terus, bunda denger gak masalah kematian nya yang gak wajar itu?" ucap ku bertanya lagi.

"Denger yah! ya sudah sih, itu kan juga bukan urusan kita yah. lagian anggap saja itu semua karma atas semua ke Julittan nya dengan kehidupan orang lain." jawab istri ku ketus dan meninggalkan ku masuk ke dalam kamarnya.

Setelah istri ku masuk ke dalam kamar, barulah aku menyadari kata-kata istri ku tadi, ada yang terasa aneh saja di pendengaran ku.

Aku pun mulai membatin....

"Uang dua juta rupiah! dari mana kamaya bisa mendapat kan uang sebanyak itu? bukan kah dia selalu menolak saat ku kasih uang lebih? lalu tak terasa kepala ku rasanya sakit sekali, karena terlalu penuh dan sesaknya dengan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan aneh yang berkecamuk terus di dalam benak ku.

"Ya sudah lah, kan istri ku itu memang pintar. siapa tau selama ini dia selalu menyisih kan juga sebagian uang belanja nya." aku tepis rasa curiga ku itu mengingat kelakuan istri ku yang tidak pernah neko-neko selama ini.

Istri ku Kamaya Lestari yang aku peristri pada tahun 2007 silam, wajah nya cantik, kulit nya mulus dan putih bersih, rambut nya panjang terurai, serta bibir nya berwarna merah muda merekah. sampai sekarang pun tidak pernah berubah bentuk fisiknya, wajah dan tubuh nya tetap sama bak gadis remaja yang masih berusia 17 tahun saja. berbeda dengan diriku, yang semakin hari terlihat bertambah tua saja.

"Bun, ada stok daging gak di dalam kulkas?" ucapku bertanya pada kamaya.

"Ada ko yah, masih stok banyak di dalam kulkas." jawab istri ku singkat.

"Hah banyak! emang nya kapan bunda belanja ke pasarnya?"tanyaku heran.

"Ayah gak bakalan tau lah kan ayah lagi kerja. emang harus nunggu ayah pulang dulu gitu baru bunda belanja ke pasar? yang ada kalau nunggu ayah pulang kerja pergi belanjanya, cacing yang di dalam perut bunda sama perut Rara udah pada berdemo." jawab istri ku sambil terkekeh melihat pertanyaan konyol ku itu.

"Bener juga ya. oh ya Bun, ayah pengen makan steak buatan bunda dong, udah lama banget bunda gak pernah buatin steak lagi!" pinta ku.

"Ya sudah yayang bebeb akoh, di tunggu dulu ya pesanannya."ucap istrku lalu pergi ke dapur untuk membuatkan permintaan ku.

Gak berapa lama kamaya pergi memasak di dapur, kini dia sudah kembali lagi sambil membawa daging steak kesukaan ku. tapi kok rasanya aneh, kayak nya kecepetan gitu. baru juga lima menit dia ke dapur, tapi istri ku sudah kembali lagi membawa daging steak panggang. Lah, bukan nya kalau masak daging itu harus nya lama ya." diriku mulai membatin lagi.

"Kok cepet banget sih bun masak steak nya? emang udah beneran mateng tuh dagingnya. "tanyaku menelisik tajam.

"Matenglah yah! soalnya, bunda kan selalu panggang atau rebus daging setengah mateng dulu. jadi kalau pas ayah minta bikinin dadakan kayak gini nih, jadi kan gak membutuhkan waktu lama." jawab nya sambil melengos pergi.

"Ya deh istri ku yang paling cantik dan paling ku sayang, kamu tuh memang selalu saja pintar dalam menyenang kan hati suami tercintanya." gumam ku dan perlahan memasukan stick itu ke dalam mulut ku yang sudah mangap besar.

"Eemmm nyami! enak banget, bun!! gak kayak biasa nya, daging nya juga empuk banget. istri ku ini sudah cantik, pandai memasak lagi. aku rasa masakan chef rudi juga bakalan kalah deh dengan masakan istri ku ini." hehe canda ya chef gumam ku sambil nyengir pepsodent.

Tapi kok ada yang aneh ya, daging nya agak terlihat putih gini. biasa nya kan kalau daging sapi itu cenderung berwarna merah muda? Tapi gak apa-apa lah yang penting Wuueeenaakk nya polllllll." aku tepis rasa curigaku.

*****

Malam hari nya, kepala ku ini rasa nya sangat pusing sekali. apa iya aku mengalami tensi darah tinggi kali ya? apa mungkin juga karena terlalu kebanyakan makan daging sapi tadi, atau karena terlalu banyak memikirkan hal-hal yang di luar nalar dan akal sehat.

"Ayah, ayah! yaya tadi cole kan lagi main di telas, telus ada teman yaya ngajakin yaya main di dekat taman beyakang. telus yaya ikutin, tapi mukanya malah belubah jadi celem banet. telus dia mau cekik lehey yaya, untung aja ada bunda yang langsung usil anak itu."papar putri ku bercerita dengan nada bicara yang masih cadel

"Terus kata bunda apa?" tanya ku yang masih merasakan keliyengan di kepalaku.

"kata bunda. jangan ganggu yaya, karena yaya anak bunda gitu. telus dia kaya sujud gitu cama bunda yah." ucap putri kecil ku antusias namun tak ku cerna dengan benar perkataan nya karena kepala ku masih sangat pusing sekali.

"Ya sudah rara masuk kamar gih terus cuci kaki dan gosok gigi, abis itu langsung bobo."ucapku.

****

Pagi ini seperti biasanya aku duduk di meja makan, sembari menunggu sarapan yang sedang di buat oleh istri ku. teringat kembali aku dengan perkataan rara tadi malam, yang mengatakan ia sudah diganggu temannya yang berwajah seram. lalu kamaya datang memarahi anak itu, setelah diberi tahu kalau rara anak kamaya, anak itu langsung bersujud padanya.

"Bukan nya sore itu kamaya dan aku sedang sibuk mengobrol ya? membicarakan tentang kematian bu nina, bahkan hingga menjelang magrib tiba. ku lihat saat itu rara juga pulang sendiri. terus siapa yang di maksud rara?"aku masih kebingungan dan sedikit bengong .

"Nih yah sarapan nya di makan dulu, jangan bengong melulu nanti cepat tua loh" ucap istri ku mengagetkan ku, sambil memberikan nasi goreng kesukaan ku dan secangkir kopi hitam.

"Bun, emang bener gitu! kemaren sore rara di gangguin anak-anak iseng, terus kamu dateng tolongin rara. bukan nya waktu itu bunda lagi sama ayah ya, kita kan mengobrol seharian sampai rara pulang juga. bunda gak kemana mana lagi kan?"karena sudah terlalu penasaran akhir nya ku memberanikan bertanya juga.

"Uhuuk Uhuukk! "istriku terbatuk-batuk.

"Ya ampun yah, ayah percaya aja sama ucapan rara gitu. anak segitu mah lagi marak-marak nya berimajinasi atau berhayal yah, jadi maklumi saja kadang perkataan nya sebagian hanya halusinasi belakanya saja." jawab istri ku.

Tapi emang ada benar nya juga sih, kenapa ya akhir-akhir ini aku jadi parnoan banget gitu. hello radit yang ganteng, kok butek banget sih otak lu."gumam ku memuji diriku sendiri.

*****

Bersambung.....

Hai readers jangan lupa di vote, like and sisipkan komentar positifnya ya, serta masukan novelku ini di list favorit kalian. agar kalian bisa tahu kalau Novel ku sudah dilanjut, apalagi kalau dapat hadiah atau koin makin semangat banget deh untuk melanjutkan ceritanya..😊😊

Terpopuler

Comments

Marleni Sovianti

Marleni Sovianti

kuyang ya...

2021-12-05

0

Nawan Damanik

Nawan Damanik

kurang dekat ke Tuhan, punya istri kuntilanak

2021-09-17

0

Fauzi Areski

Fauzi Areski

berdoa dulu sebelum makan

2021-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!