Sumpah Serapah Rara

Sumpah Serapah Rara

"Yah, gimana kerjaan tadi di kantor, lancar gak?"tanya istri ku sambil memijat mijat kepala ku dengan lembut dan pelan.

"Lancar bun. malahan tadi ayah menang tender lagi dengan perusahaan besar, pastinya nanti ayah bakalan untung banyak."jawab ku santai sambil menikmati rasa pijitan istri ku.

"Syukurlah yah, bunda jadi ikutan senang juga mendengarnya. mudah-mudahan aja kerjaan ayah selanjutnya, semakin lancar dan semakin di permudah jalannya."sahut istriku lembut masih tangannya terus memijat mijit kepalaku.

"Aamiin..!! makasih ya bun, atas doanya. karena doa istri yang soleha itu, langsung di dengar dan di ijabah oleh yang maha kuasa."balasku sambil menggenggam tangan istriku lalu mengecup punggung tangannya yang lembut.

Seperti biasanya saat aku mulai beranjak tidur, istri ku selalu saja memijat-mijat kepala ku. entah apa yang di lakukan oleh istriku di kepala, kening dan juga mataku. seperti ada sesuatu yang lagi di oles-oles kan gitu, namun bukan balsem, minyak gosok atau obat yang lainnya yang bisa merelaksasi tubuh.

Pijatan dan olesan sesuatu aneh itu, sampai membuat aku langsung terlelap dan tertidur sangat nyenyak sekali. sampai-sampai untuk bangun ke toilet saja aku tak pernah sama sekali, karena saking pulasnya aku tertidur.

****

Saat waktu sudah melewati subuh, seperti biasanya istri ku sudah terbangun dari tidurnya. setelah bersih-bersih tubuhnya di kamar mandi, kamaya pun bersiap siap di dapur untuk mulai memasak. namun terkadang aku suka heran dan merasa bingung sendiri. segala keperluan dapur sudah tersedia dan berada di sana, jadi kamaya tinggal langsung memasaknya.

Bahkan tidak ada yang kurang sedikit pun bahan pokonya, dari beras, sayur sayuran, buah buahan sampai daging dan bumbu dapur juga sudah tersedia dan berada di dapur rahasianya.

Padahal kan aku sangat jarang sekali, untuk mengantar kamaya pergi berbelanja sembako kebutuhan dapur. karena saking sibuknya aku bekerja seharian di kantor, jadi tak ada waktu luang selain hari minggu saja. aku juga jarang sekali atau tidak pernah melihat kamaya pergi berbelanja seorang diri, entah itu ke pasar tradisional atau pun ke minimarket sekalipun.

Uang belanja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga pun, kamaya tidak pernah meminta banyak dan meminta lebih kepada ku. kamaya hanya meminta kepadaku 1 juta 500 saja untuk satu bulan ke depan, lalu sisa uang yang ku hasilkan dari bekerja selama sebulan. kamaya menyuruh aku untuk menabungnya saja di Bank, untuk keperluan lain di kemudian hari saat kami sudah sangat membutuhkannya.

Terkadang aku pun suka merasa heran dan aneh terhadap kelakuan istriku itu, aku sering sekali makan lauk, daging, atau yang lainnya yang di bilang sangat mahal kalau dibeli di pasaran. tapi dengan jumlah uang segitu saja, isteri ku itu mampu membelinya bahkan untuk stok selama satu bulan lamanya.

"Bun, masaknya belum selesai ya?" kataku pelan memanggil nya sambil mengetuk pintu kayu berukiran naga yang ke arah ke dapur.

Ya begitulah sikap istri ku yang kadang suka terlihat aneh, dapur hanya miliknya dan hanya dialah yang boleh memasukinya saja. makanya saat kami merenovasi rumah yang kami beli dulu dari seorang kerabat, kamaya meminta kepadaku agar dibuatkan pintu khusus untuk menuju ke dapur. katanya, biar tidak ada satu orang pun yang mengganggu nya pas dia lagi sibuk memasak di dapur rahasianya.

Tapi terkadang aku juga merasa penasaran dan juga sedikit kepo, apa yang sedang diperbuat istri ku saat berada di dapur seorang diri. namun sering kali aku tepis rasa penasaran dan kepo ku itu, dikarenakan aku tak mau ribut dan ada salah paham nantinya. soalnya aku sangat sekali menyayangi istriku kamaya, dan aku juga tak ingin kehilangan dirinya.

"Iya ayah sayang..!! sebentar lagi siap ko masakannya, sabar sebentar ya dan tunggu dulu saja di meja makan." jawab nya sambil berteriak namun tak juga membukakan pintunya untuk ku yang masih diluar.

****

"Ayah.. Ayah..!! tadi kan yaya jatoh tau yah, gaya-gaya di dolong cama temen yaya. dia tuh jahat banet, yaya ga cuka cama diya. teyus yaya cumpahin aja deh dia, biyay muyutnya nanti keyuay banyak dayah." umpat putri cadel ku sambil memonyongkan mulutnya.

"Eh, rara sayang anak ayah yang soleha, pintar dan juga baik hati. rara gak boleh ngomong kaya begitu ya, apalagi sama temen sendiri. dengerin ayah nih.. kalau kejahatan itu harus kita balas dengan kebaikan juga, bukannya dibalas dengan keburukan atau mengucapkan sumpah serapah seperti itu."ucapku pelan dan santai memberitahukan kepada rara, sambil ku usap dan ku belai lembut rambut panjangnya.

"Tapi kan yaya kecel ayah, dinda itu udah jahat cama yaya. yaya gak cuka cama cifat jahatnya, udah gitu dinda gak mau minta maaf cama yaya yagi."katanya sambil memonyong kan mulutnya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada lalu menghentak hentakan keras kakinya ke lantai keramik rumah.

****

Seperti biasanya setelah sarapan, aku pun langsung berangkat kerja. namun pagi ini terlihat tak seperti hari biasanya, di sebrang rumahku ada kerumunan warga ramai sekali, tepatnya dirumah pak anas bapak nya dinda.

"Lho, ada apa ini ya pak, ko ramai sekali di rumah pak anas?"tanyaku antusias kepada pak beno tetangga sebelah rumah pak anas.

"Itu loh pak radit, si dinda dari tadi malem terus aja muntah-muntah darah gak berenti-berenti. dari semalam dan tadi, dinda sampai dua kali pingsan loh pak. ini juga lagi mau di bawa ke rumah sakit pake ambulance." jawab pak beno sedikit berbisik kepadaku.

Mendengar perkataan pak beno tadi, membuat aku langsung terbengong-bengong sesaat. lalu aku sedikit berfikir dan melamunkan perkataan rara semalam, kalau dirinya sangat kesal sekali kepada dinda. serta menyumpahi dinda agar keluar darah banyak dari mulutnya.

"Apa mungkin ya perkataan rara ada kaitannya. dengan yang dinda alami sekarang? Ah, itu tidaklah mungkin." segera ku tepis rasa curiga dan ketakutan ku itu. mungkin saja selama ini dinda memang mempunyai riwayat penyakit yang sudah parah, tapi baru saja kelihatan dan muncul sekarang penyakitnya itu.

Tapi, baru saja semalam rara bercerita tentang dinda yang sudah menjahatinya. tapi rasanya itu tidaklah mungkin, masa iya tiba tiba saja dinda langsung menjadi seperti itu. rasa penasaran dan tak mungkin berkecamuk dan saling berdebat di fikiran dan hatiku kala itu.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya pak radit, saya mau kembali pulang ke rumah."kata pak beno sambil menepuk pundak ku dan berlalu pergi meninggalkan ku yang masih mematung.

"I..i..ii..ya pak beno, silahkan."jawabku gelagapan karena kaget dari lamunanku.

*****

Bersambung.....

Jangan lupa ya gaess di Rate, like, vote, and berikan komentar positif nya...😊😊 serta masukan novelku ini di list favorit kalian.

Terpopuler

Comments

Yoko yu

Yoko yu

kisahnya seperti film thailand yg istrinya sdh mati ketika hamil, lalu hidup dgn suaminya dihutan

2022-03-07

0

malangbong bergoyang

malangbong bergoyang

Lanjut

2021-07-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!