Flasback on.
"Nak, tolong jaga Renata ya. Seperti yang kamu ketahui dia cuma punya om doang, ibunya sudah lama meninggal. Cuma kamu yang om percaya bisa menjaga Renata dengan baik" Suara lirih keluar dari mulut Ayah Renata yang sedang terkapar di RSUD.
"Ia om, Dani janji akan menjaga Renata sampai kapan pun. Om jangan banyak pikiran, banyakin istirahat biar cepet sembuh"Jawab Dani meyakinkan ayah Renata. Yang sebenernya Dani adalah pacar Renata, hanya saja Renata belum siap memberi tahu ayahnya masalah hubungan mereka.
"Sebentar ya om saya telpon Renata dulu" Dani pamit keluar ruangan meninggalkan calon mertuanya.
Ayah Renata hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Terimakasih ya nak" ucapnya saat melihat Dani bangun dari tempat duduk di samping ranjangnya.
"Ia om" jawab singkat Dani yang kemudian langsung keluar.
"Hallo Ren" ucap Dani setelah panggilan telponnya terhubung dengan Renata.
"Hallo Dan,ada apa?"
"Kamu udah sampei mana?"
"Bentar lagi kok, paling 30 menitan lagi juga sampai" Jawab Renata yang masih dalam perjalanan pulang dari ibu kota.
"Yasudah hati-hati ya. Nanti kalo udah sampe depan RSUD kamu nelpon aku, biar aku jemput. Aku balik ke kamar lagi" ucapnya semangat karna akhirnya setelah 2 hari berpisah bisa ketemu lagi.
"Ia Dan, titip ayah ya" jawab Renata.
Renata dan Dani memang bekerja di perusahaan AJgroup di ibu kota, hanya saja Dani sedang ambil cuti untuk menengok mamanya di kampung, sekalian menengok calon mertuanya.
Karena banyak karyawan di devisinya yang ambil cuti juga, jadi Dani hanya pulang sendiri, dan Renata memutuskan akan ambil cuti setelah Dani kembali dari kampung. Tapi tiba-tiba ada kabar buruk yang membuat Renata mengharuskannya untuk pulang saat Dani baru 2 hari berada di kampung. Alasannya karena ayah Renata sedang sakit parah saat Dani mampir ke rumah Renata di kampungnya.
Setelah menutup telphonenya Dani tidak langsung masuk ke ruangan dimana calon mertuanya di rawat. Dia hendak membeli kopi di kantin terlebih dulu, karena dirasa matanya sudah mulai mengantuk. Maklum waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari.
Saat pulang dari kantin Dani melihat beberapa perawat berlarian menuju arah ruangan calon mertuanya. Merasa ada hal yang di takutkan Dani pun ikut berlari menuju calon mertuanya.
Dan benar, semua perawat masuk ke ruangan Ayah Renata. betapa terkejutnya Dani saat melihat seluruh bagian tubuh Ayah Renata sudah tertutup oleh selimut. Kopi yang di belinya tadi jatuh dari genggaman tangannya, seluruh tubuhnya lemas, air matanya menetes tanpa ia sadari, terkulai lemas di lantai sambil memegangi tangan Ayah Renata.
"Om bangun om, bangun, sebentar lagi Renata datang. Tolong jangan buat dia menangis, tolong om" suara yang keluar dari mulut Dani begitu berat, bibirnya bergetar, tangannya berkeringat saat memegang tangan Ayah Renata yang sudah mulai sedikit dingin.
"Om bangun" Kini suaranya sedikit lebih kencang dari sebelumnya.
"Permisi mas, kita harus segera mengurus jenazahnya" Ucap 2 perawat laki-laki yang tadi lari bersamanya.
Dani terdiam, dia melepaskan pegangan tangannya yang sedari tadi memegangi tangan calon mertuanya, dia melihat jam tangannya,10 menitan lagi Renata akan sampai, bagaimana dia bilang pada Renata tentang masalah ini, bagaimana Renata akan sanggup menjalani hari-harinya. Yang dulu saja saat Ibunya meninggal Renata benar-benar berlarut dalam kesedihan berminggu-minggu lamanya tidak mau makan dan minum. Begitulah pikirnya saat melihat ranjang calon mertuanya di bawa keluar oleh para perawat tadi untuk di urus.
Tak lama telpon Dani pun berbunyi, dilihatnya ternyata panggilan dari Renata.
"Haaaaaaaaaaaaah" Dani menghela panjang nafasnya, kemudian mengangkat panggilan telpon dari kekasihnya.
"Hallo Dan" terdengeran suara Renata dari telponnya. Dani terdiam, dadanya terasa semakin sesak saat mendengar suara sang kekasih.
"Kamu ngantuk ya ? Maaf ngerepotin kamu, aku udah turun dari Bus, dan sekarang lagi naik ojeg, paling 5 menitan lagi sampai. Tunggu aku di depan ya" Pinta Renata pada Dani. Yang sebenarnya dalam hati Renata sudah merasakan rasa tidak tenang sejak menerima telpon dari Dani tadi sewaktu masih di dalam bus.
"Ia" Dani hanya menjawab singkat, lalu bangun dari duduknya. Dengan kaki yang lemas dia berjalan menuju depan RSUD untuk menjemput Renata.
_______
Tak lama Dani menunggu, Renata pun tiba, turun dari ojek dan tersenyum melihat Dani. Tapi tiba-tiba senyum Renata menghilang saat melihat ekspresi yang Dani suguhkan padanya.
"Dan kamu kenapa? "Tanyanya pada Dani yang membuat hatinya semakin bergejolak khawatir.
Dani terdiam, dia memeluk tubuh Renata dengan erat, membuat Renata tanpa sadar menjatuhkan air matanya, seakan-akan dia tahu bahwa ada yang terjadi pada ayahnya.
"Dan ada apa? " Bibir Renata bergetar, tangannya mencoba melepaskan pelukan Dani.
"Dan" bentak Renata yang membuat Dani akhirnya memberi tahu keadaan sang ayah.
"Om __" Dengan suara yang gemetar Dani mencoba sekali lagi memberi tahu Renata.
"Om udah pergi ke surga Ren" Dani kembali memeluk tubuh Renata yang mulai melemas saat mendengar ucapannya.
"Engga Dan, enggak mungkin, Ayah pasti cuma pingsan, Ayo kita masuk keruangan ayah" Renata mulai meronta dalam pelukan Dani, air matanya semakin mengalir dengan deras, jantungnya terasa sesak, bukan karena di peluk, tapi karena mendengar kabar Kepergian Ayahnya untuk selamanya. Lututnya semakin menekuk tanda tak kuat lagi untuk berdiri, matanya terasa berat, pandangannya kabur, terdengar suara Dani yang memanggil-manggil namanya sambil menepuk pelan pipinya, suara Dani terasa semakin menjauh, pandangannya kini benar-benar gelap
"Sayang bangun." Teriak Dani menahan tubuh Renta yang sudah pingsan, dengan sisa tenaganya di membawa Renata ke dalam, meminta tolong pada suster untuk menangani Renata.
_________
Tiga hari sudah berlalu.
Kematian Ayah Renata membuat Renata benar-benar seperti yang di khawatirkan Dani.
"Sayang ayo makan, gak apa apa kok sedik juga, yang penting kamu makan" Bujuk Dani lembut agar Renata mau mengisi perutnya yang sudah tiga hari belum memakan dan meminum apa pun. Wajahnya pucat, bibirnya kering, matanya sembab karna menangis terus menerus.
"Aku udah gak punya siapa-siapa lagi Dan" suaranya terdengar sangat lemas dan pelan.
Dani meletakkan mangkun yang berisi bubur untuk Renata di meja, dia memeluk tubuh Renata, membelai rambut Renata.
"Sayang ada aku dan juga mamaku, jangan bilang kaya gitu lagi, ok" Dani mengecup kening Renata kemudian memeluknya lagi.
"Ayo makan buburnya, kasian Om sama Tante pasti sedih melihat kamu yang kaya gini, kalau kamu sayang sama Om dan Tante kamu harus bisa hidup dengan bahagia, aku yakin Om dan Tante sedang melihat mu dari atas sana, jangan buat kami yang menyangimu khawatir" Dani kembali membujuk Renata sambil menyodorkan sesendok Bubur ke mulut Renata.
Renata akhirnya membuka mulutnya, memakan bubur dan meminum air yang Dani berikan. Walaupun cuma memakan setengah dari satu mangkok penuh bubur yang Dani bawakan untuknya setidaknya itu adalah sebuah kebahagiaan untuk Dani melihat kekasihnya akhirnya bisa makan dan minum lagi.
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Satu tahun kemudian Dani memutuskan untuk melamar Renata, memenuhi semua janjinya pada Ayah Renata.
Acara lamaran yang sederhana itu pun berlangsung dengan lancar, mereka memutuskan untuk menikah 3 bulan lagi.
Karena Renata masih ingin bekerja dan Dani yang saking sayangnya pada Renata selalu menuruti keinginan Renata, dia mengabulkan permintaan kekasihnya itu, hanya saja mereka harus merahasiakan pernikahan mereka dari teman dan bosnya di kantor.
Alasanya karena di tempat perusahaan mereka bekerja melarang pasangan suami istri bekerja sekantor, dikarenakan salah satu alasannya Menghindari adanya konflik pribadi yang berpotensi membuat lingkungan kerja jadi tidak kondusif, juga kinerjanya yang dikhawatirkan akan menurun
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Tak terasa usia pernikahan Renata dan Dani memasuki tahun ke tiga.
Mereka memang saling menyanyangi satu sama lain. Saat berada di luar, jauh dari kantor khususnya saat di rumah pasangan ini selalu mesra sperti pengantin baru.
Tapi saat mereka melakukan hubungan intim suami istri, Renata sudah berapa kali menangis, membuat Dani merasa bersalah, bingung harus bagaimana.
Dani tak sanggup jika harus melepaskan Renata, begitu pula Renata yang sangat mencintai dan menyangi Dani. Tapi Renata sendiri seorang wanita muda yang masih normal. Yang menjadi masalahnya adalah Dani memiliki kelemahan dalam memberikan Nafkah Batin pada Renata. Segala cara sudah Dani coba untuk mengobati kelemahannya itu hanya saja hasilnya nihil.
Hingga akhirnya Dani memutuskan untuk mengizinkan Renata menikah lagi dengan laki-laki lain. Dengan syarat Renata tetap menjadi Istrinya.
"Tapi Yang, kalo begini apa kamu gak bakalan sakit hati ? Dan lagi aku belum siap" ucap Renata mendengar usulan dari Dani.
"Aku bakal baik-baik saja kok, aku sudah lama memikirkan ini. Bahkan aku sudah punya seorang kandidat untuk jadi suami ke dua mu" jelas Dani sambil tersenyum. Walau dalam hatinya ini adalah sebuah keputusan yang menyakitkan, berbagi istri yang di sayangi dengan pria lain.
"Aku akan memikirkan dulu, tolong beri aku waktu" Renata langsung pergi meninggalkan Dani yang sedang duduk di ruang tamu rumahnya.
Setahun setelah mereka menikah,mereka memutuskan untuk menetap di kota dan membeli Rumah. Mamanya Dani di ajak juga untuk tinggal bersana mereka, tapi beliau malah menolak, gak betah tinggal di kota, itulah alasan mama Dani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Zhumrotulh Yahya Salam
saki ap se deni kok ga d jelasin....apa akunya yg polos ya😅😅setauku klo pun impoten biasa dia tdk bergairah sm perempuan kn d cuek
2021-08-09
0
Bundanya Raya
aku pun punya tetangga yg hidup ber poliandri, .. ada juga kok di kehidupan nyata..
2021-03-23
2
🥀adinta
kelemahan apa si
2020-12-23
1