Married With Dosen
Suasana kelas yang ramai tidak membuat gadis yang sedang tertidur merasa terganggu, bahkan tidurnya semakin nyenyak saja. Teman atau bahkan bisa di bilang sahabatnya pun hanya berdecak sambil menggelengkan kepala. Suasana kelas yang tadinya ramai seketika hening saat ada seseorang yang masuk kedalam kelas sambil mengucapkan salam dan dengan spotan mahasiswa menjawab salam tersebut.
“Baik, perkenalkan saya Arkana Ezra Madava, kalian bisa memanggil saya Pak Arka. Saya disini menggantikan Pak Rendra dosen mata kuliah pengantar sastra klasik. Ada yang ingin ditanyakan?”
“Umur berapa pak?” tanya Rafa.
“Udah nikah belum, pak?” tanya Raihan dan seketika disoraki oleh yang lain, pasalnya yang bertanya adalah laki-laki.
“Umur saya 27 tahun, saya belum menikah. Saya rasa cukup aja ya perkenalannya, sekarang saya absen dulu. Langsung angkat tangan aja ya biar cepet.”
“Aliza Nadia.”
“Ara Bahira”
“Arion Devan.”
“Edzard Faresta”
“Hamra Misha Mahawira.” Syakira yang duduk disebelah Hamra mencoba untuk membangunkan tapi tidak berhasil, sampai kegiatan membangunkan terhenti ketika Arka mendekati Hamra yang sedang tertidur. Arka tidak melakukan apapun selain memerhatikan Hamra. Merasa ada yang memperhatikan Hamra pun bangun dan betapa terkejutnya ia saat melihat pangeran yang sangat tampan.
“Nyenyak tidurnya?” tanya Arka, sontak saja Hamra tersadar, ia malu dan dengan seketika wajahnya berubah menjadi merah.
“Baik kita lanjutkan.” Dan absen pun berjalan kembali, serta materi perkuliahan pun tersampaikan.
***
Kini Hamra sedang merajuk pada sahabat-sahabatnya, pasalnya tadi dia tidak di bangunkan saat sudah ada dosen.
“Tadi aku udah bangunin kamu, Ra. Tapi kamunya aja yang kebluk,” ucap Syakira.
“Yang lain juga kenapa gak bangunin? Aku kan malu jadinya, mana dosennya ganteng lagi,” ucap Hamra hingga bibirnya mengerucut.
“Ya ampun Hamra kita kan udah jelasin tadi, kita mau ngebangunin juga si bapaknya udah nyamperin kamu,” jelas Aliza.
“By the way, tadi katanya umurnya berapa? Udah nikah belum?” tanya Hamra penasaran.
“Katanya sih 27 tahun, belum nikah sih katanya. Apa, mau kamu pepet?” Sudah tidak aneh lagi bagi mereka jika Hamra menanyakan seorang laki-laki sudah menikah atau belum, tandanya dia akan mendekati orang tersebut. Tapi biasanya tidak akan bertahan lama.
“Hehe, tahu aja deh.”
“Udah biasa,” ucap mereka bertujuh kecuali Hamra, dia hanya cengengesan.
“Eh cepet makannya bentar lagi kita ada kelas, mana belum sholat lagi,” ucap Oliv setelah melihat jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
***
Jam menunjukkan pukul empat sore saat kelas Hamra baru saja keluar. Tepat saat akan keluar dari gedung menuju parkiran Hamra berpapasan dengan Arka.
Nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan.
Hamra hanya tersenyum sebagai sapaan dan dibalas dengan tatapan dingin.
“Cih, dingin banget jadi orang, tapi ganteng sih,” bisik Hamra.
“Kamu bicara sesuatu?” tanya Arka. Seketika Hamra menutup mulutnya dia pikir tidak akan terdengar, tapi untungnya tidak terdengar jelas.
“Ha... ngga pak. Bapak salah denger kali. Permisi, Pak,” ucap Hamra dan segera berlari menuju parkiran menemui para sahabatnya yang sudah menunggu.
“Lama beut deh,” ucap Aliza.
“Ya maaf tadi abis ketemu sama calon imam,” ucap Hamra sambil cengengesan dan membayangkan pertemuannya tadi dengan Arka. Walau sedikit menyebalkan tapi dia suka.
“Calon imam, calon imam kuliah dulu yang bener, baru juga semester satu,” ucap Rayna.
“Udah yuk ah kita pergi sekarang nanti keburu malem,” ucap Oliv, Oliv selalu menjadi penengah diantara mereka kalau sudah mulai terjadi percekcokan.
Setelah semua siap, mereka langsung menjalankan motornya sesuai dengan rencana mereka kemarin malam. Mereka akan pergi ke toko buku untuk membeli beberapa novel.
***
Tak terasa jam menunjukkan pukul sembilan malam, setelah membeli beberapa novel dan beberapa buku untuk kuliah, tadi mereka memutuskan untuk sholat dan makan.
Dan sekarang mereka akan pulang menuju kosan, dan untungnya mereka berasal dari tempat kos yang sama jadi tidak begitu khawatir.
Setelah sampai kos mereka langsung masuk ke kamar masing-masing, satu kamar berisi dua orang, Hamra satu kamar dengan Syakira.
“Ra, aku mandi duluan ya. Kamu mandi gak?” ucap Syakira.
“Ngga deh, Sya. Aku gak akan mandi mau baca novel dulu siapa tahu dapet pencerahan buat novelku juga,” ucap Hamra.
“Oh oke deh, aku mandi ya,” ucap Syakira dan langsung masuk ke kamar mandi, Hamra pun langsung membuka bungkusan plastik yang melidungi novel barunya itu. Seketika semerbak wangi buku tercium oleh indra Hamra, membuat Hamra tersenyum senang.
Inilah kesenangan Hamra selain membaca novel adalah mencium harumnya novel baru, dan memba-yangkan suatu saat karyanya akan ada di toko buku.
Lima belas menit kemudian Syakira keluar dari kamar mandi dan sudah menggunakan baju tidur.
“Ra, aku tidur duluan ya ngantuk,” ujar Syakira yang di balas anggukan oleh Hamra.
Tak lama mata Hamra pun terasa berat dan ingin segera di istirahatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
aq pembaca br di crt mu thor...
semangaat 💪
feedbak ya 🤗
2020-07-15
0
Tasha
Hamra hobby nya kek aku dong 🤭
2020-06-19
2
Emalina HiraRey
awal yg bagusss
2020-05-06
3