4

Sesuai janji Arion kepada Hamra, menjemput Hamra, Hamra keluar menggunakan rok overall berwarna baby pink dan kerudung berwarna abu-abu.

“Ayo naik,” titah Arion.

“Miringin ih... udah tahu susah naiknya,” ucap Hamra sambil cemberut.

“Haha iya nih, cepet naik. Eh kok yang lain pada gak kelihatan?”

“Udah duluan mereka, kamu sih beb lama jemputnya.”

“Hehe ya maaf. Udah yuk berangkat.”

Hari ini hari yang ditunggu oleh Hamra, karena hari ini mata kuliah Pak Arka, pengantar sastra klasik.

Saat sampai di kelas para sahabat Hamra sudah sampai, tiba-tiba Salsa bergelayut di lengan Arion dan membuat Arion risih. Hamra yang melihatnya pun ikut merasa risih. Namun karena Arion segan untuk meminta melepaskannya jadinya hanya diam saja.

Malas melihatnya Hamra pun segera duduk di bangkunya, sebelah Syakira.

“Bapak masuk, kan?” tanya Hamra.

“Masuk kok, tadi aku lihat di ruang dosen, udah ada,” jawab Zara. Tanpa sadar Hamra tersenyum.

“Emmm yang lagi jatuh cinta,” ejek Isfana, Hamra hanya terkekeh.

“Assalamualaikum,” salam seseorang dari pintu masuk dari suaranya yang ngebas sudah pasti itu laki-laki.

Seketika Hamra menoleh kedepan karena merasa tidak asing dengan suara itu dan detak jantungnya pun tiba-tiba berdegub kencang.

“Waalaikumussalam,” jawab para mahasiswa.

“Baik kita mulai perkuliahan hari ini, saya Absen dulu,” ucap Arka dan siap untuk memberi materi.

“... Hamra Misha Mahawira.” Hamra pun mengangkat tangannya, sebelum Arka mengabsen kembali Hamra mencegah dan menanyakan sesuatu.

“Eh... pak mau nanya,” ucap Hamra.

“Ya silahkan.”

“Bapak udah ada calonnya belum?”

“Calon apa?”

“Calon istri lah, Pak,” celetuk Rafa. Seketika wajah Hamra  berubah menjadi merah. Hamra gampang sekali tersipu jika dia malu atau suka terhadap seseorang.

“Belum, memangnya kenapa?”

“Alhamdulillah, ngga pak gak kenapa-napa, hehe.” Tanpa membahas lebih lanjut lagi Arka pun melanjutkan mengabsen dan menyampaikan materi.

Kadang saat pembahasan kelas akan ramai ketika Arka bertanya pada Hamra, atau melirik sekilas kepada Hamra. Atau terkadang saat Arka mulai membahas percintaan dengan serentak seisi kelas memanggil Hamra.

Entah semerah apa wajah Hamra saat itu.

Saat sesi diskusi banyak yang menanyakan kepada Arka, secara spontan Salsa membantu menjawab.

“Makasih Salsa,” ucap Arka kepada Salsa, sedangkan itu di belakang.

“Mundur alon-alon aja, Ra,” ucap Isfana sambil menepuk bahu Hamra, ternyata ucapan Isfana cukup keras hingga terdengar sampai depan.

“Itu yang di belakang gak apa-apa?” tanya Arka sambil menunjuk kearah Hamra dengan tatapan jahil. Hamra malu dan terkejut, lagi-lagi pipinya bersemu merah.

“Isfana...,” desis Hamra. Isfana hanya tertawa saja.

“Itu yang di belakang Raihan,” elak Arka.

Idih ngelak segala, padahal tadi jelas-jelas tatapan matanya ke arah aku. Batin Hamra.

***

Satu minggu berlalu, tak terasa kembali bertemu hari di mana terdapat mata  kuliah pengantar sastra klasik. Saat pembahasan belum di mulai Hamra  memanggil Arka.

“Bapak, bapak, lihat sini dulu,” ucap Hamra lalu Arka menengok ke arah Hamra. “Masa depan bapak ada disini,” sambung Hamra seketika kelas di penuhi oleh sorakan dan tepukan tangan ada juga yang tertawa.

Di tengah pembahasan pintu kelas terbuka lalu muncul Ghani, salah satu most  wanted di kelas setelah Rafa.

“Ini Rafa, kan?” tanya Arka memastikan, karena ia belum terlalu hafal mahasiswa di kelas tersebut.

“Bukan, pak, saya Ghani itu yang Rafa,” jawab Ghani sembari menunjuk Rafa.

“Oh kebalik ya, sama-sama ganteng sih,” ucap Arka sontak saja seisi kelas tertawa.

“Tapi masih gantengan bapak kok,” ucap Hamra tiba-tiba.

“Gak sopan,” ucap Arka langsung tatapan mata Hamra meredup. “Di whatsapp aja,” sambung Arka seketika kelas ramai oleh sorakan dan wajah Hamra yang merah.

“Pepet terus...”

“Di whatsapp aja katanya, Hamra.”

“Ada kemajuan nih...”

Masih banyak sorakan dan dukungan kepada Hamra.

“Merah banget muka kamu, Ra,” ucap Isfana.

“Wah iya? Aduh malu aku.”

Setelah kembali kondusif materi dilanjutkan kembali. Setelah materi selesai Arka akan keluar kelas tapi ia berhenti di depan pintu dan menoleh kearah Hamra.

“Oh iya masa depan saya ketinggalan,” ucap Arka seketika suasana kelas riuh kembali. Hamra terpaku di kursinya, sedangkan para sahabatnya sudah tersenyum penuh arti kepada Hamra.

“Ayo,” ajak Arka. Hamra terkejut kenapa Arka bisa ada di depannya.

“Astagfirullah bapak ngapain ih,” ucap Hamra sambil menjauh, karena salah tingkah.

Kok malah di baperin balik sih.

Arka hanya tersenyum kecil, melihat wajah merona milik Hamra dan mimik wajah salah tingkah sudah cukup untuk Arka. Lalu Arka pun berlalu dari hadapan Hamra.

“Demi apa Hamra aku yang lihatnya baper banget,” ucap Zara.

“Kamu aja baper apalagi aku, Zar, udah meleleh ini,” ujar Hamra, saat ini yang ingin Hamra lakukan adalah teriak

sekencang-kencangnya.

“Kalau memang Pak Arka tertarik sama kamu gimana, Ra?” tanya Ara.

“Jangan gitu ah, itu malah bikin aku berharap lebih, aku gamau.”

“Haha iya deh.”

“Oh iya mana aku lihat videonya,” pinta Hamra kepada Aliza, karena Aliza yang merekam tadi. Melihat kelakuannya sendiri di video membuat Hamra malu sendiri.

“Aku malu-maluin duh,” ucap Hamra.

“Gak apa-apa Ra biar kamu dikenal,” ujar Isfana menenangkan.

“Udah yuk ah kita ke kantin,” ajak Rayna.

“Rayna si koordinator kantin,” ucap Syakira, Rayna hanya tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya.

“Mau pulang atau mau di kantin?” tanya Oliv pasalnya masih ada satu mata kuliah namun nanti pukul siang dan sekarang masih pukul sebelas.

“Ngantin aja yuk, sambil nge-wifi,” ujar Syakira.

“Ayo ayo sambil download film,” tambah Ara. Dan berakhirlah mereka disini di kantin sambil ber-wifi ria.

Saat asik-asiknya menonton, tiba-tiba datang Arion dan Rafa.

“Nonton apa beb?” tanya Arion sambil menyuapi Hamra kentang goreng.

“The Meg.” Bukan Hamra yang menjawab melainkan Rayna.

“Eh bebeb Rayna,” sapa Arion sambil tersenyum lebar.

“Gak pulang beb?” tanya Arion kepada Hamra.

“Ngga katanya pengen nonton sambil wifi-an,” jawab Hamra yang dibalas oh  saja oleh Arion.

Tak terasa jam menunjukkan pukul setengah dua setelah sholat dzuhur mereka menuju

ke kelas.

Terpopuler

Comments

Sarie Sheila Subarkah

Sarie Sheila Subarkah

aku bacanya senyum2 ndiri.. bagus thorr... semangat!!!

2020-12-17

0

안녕^¥^

안녕^¥^

ninggalin jejak...

2020-06-18

1

Alya_Kalyarha

Alya_Kalyarha

semangat nulisnya kk, udah aku like ya
kalau sempat mampir baliklah ke karyaku "sahabat atau cinta" dan "berani baca" tinggalkan like dan komen ya makasih

2020-06-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!