Chapter 2

🕰🕰🕰

"Mama Ara, mama Ara" Panggil Aya. "Halo Aya, kok tumben kamu gelap-gelap keluar, bawa Ipang lagi" Sapanya pada gadis kecil yang menggendong adik bayinya itu. Sudah setengah tahun berlalu, dan karena seringnya menginap dan diberi makan olehnya, sekarang anak itu memanggilnya mama.

Ipang menggeliat dan mulai mencebik hendak menangis. "Aya bawa susunya Ipang? Itu haus deh kayanya." Anak itu mengangguk dan mengeluarkan botol susu dari tas yang dibawanya. "Sini mama yang susuin. Aya udah makan? " Gadis kecil itu menggeleng malu. "Lina, tolong brokoli ca sapi ya, sama nasi putih. Piringnya dua." Pesannya pada seorang waitress. "Iya mbak" "Aya makan sama mama ya." Anak itu mengangguk-angguk sumringah. 

"Jadi, kenapa keluar malam begini?" Tanyanya selesai mereka makan. "Ibu yang suruh. Katanya ada temannya yang mau datang. Ma, malam ini Aya sama Ipang tidur sama mama ya. " "Boleh aja" Kadang dirinya tak habis pikir sama ibunya Aya dan Ipang, punya anak ga diurus, bahkan susu formula pun dia yang membelikan karena Aya datang menangis adiknya lapar dan ibunya tidak pulang. Seminggu mereka tinggal bersamanya sampai si ibu itu pulang dan mereka kembali pada ibunya.

🕰🕰🕰 

"Ra, Ara" Matanya langsung terbuka dan menatap pria yang berbaring disebelahnya itu. "Mama" Ara menoleh dan melihat putranya yang sesenggukan sambil menatap ke pria di sisinya itu. "Nevan kenapa? Mimpi buruk? " Anak itu mengangguk. Ara bergerak hendak mengangkat putranya ke ranjang, tapi ditahan oleh Bayu yang langsung meraih Nevan dan meletakkannya ditengah mereka. "Ini Nevan, anak saya. Nevan, ini om Bayu, teman mama. Mama tadi kebentur kepalanya, jadi om Bayu tidur disini untuk jagain mama." "Kepala mama cakit? " Tanyanya cadel. "Udah enggak sih, tapi tante dokter suruh om Bayu buat jaga mama, jadi kalau sakit bisa langsung ke tante dokter" Jawab Bayu sambil separo tertidur. 

Sejam kemudian, giliran Kayla yang menyusup ke tempat tidur. Ara agak geli juga melihat Bayu yang bergeser sambil sedikit menggerutu, tapi memang biasanya anak-anak nya suka ikut tidur bersamanya karena merasa aman. Ara membiarkan mereka selama masih wajar, karena ia pun memahami ada trauma dalam hidup anak-anak itu. 

Bayu terjaga lagi sejam kemudian dan membangunkan Ara, berhati hati agar manusia-manusia kecil yang menyusup diantara mereka tidak ikut terbangun. Hatinya berdegup kencang melihat gadis yang harus dibangunkannya itu memeluk anak-anaknya dengan protektif. Apa sudah waktunya dia menikah ya, senyumnya tipis saat gadis kecil yang tidur disebelah adiknya itu berbalik ke arahnya dan memeluknya erat. Dibelainya rambut yang lembut itu, lalu menggoyang tangan Ara yang langsung terbangun. "Jam berapa ini? " Tanyanya sambil menguap, lalu duduk. Bayu agak tertegun melihatnya. " Jam 5." "Oh" Katanya lalu bangkit berdiri dan berjalan tertatih ke kamar mandi.

Dengan lembut dilepasnya belitan tangan kecil di dadanya itu, lalu segera menyusul Ara dan menggendongnya ke kamar mandi. "Mas! " Bisiknya kaget. "Jangan dipakai jalan dulu. Biar aku bantuin." Katanya mendudukkan Ara di Closet. "Kalau udah panggil ya, Aku tunggu di depan." 

"Mas" Ara membuyarkan lamunannya saat membuka pintu. "Aku mau ke dapur untuk siapin sarapan. " "Aku aja, kamu kan ga boleh berdiri lama-lama. " Katanya sambil menggendong Ara kembali ke ranjangnya. "Kamu istirahat aja." "Tapi mas… " "Udah, kalau sarapan biasa aku bisa kok." "Tapi biasanya aku sambil buatin bekal untuk Kayla dan Nevan." Bisiknya. "Ya udah, kamu lihatin aja sambil kasih tahu aku yang mana." Katanya sambil memutar arah ke dapur. 

"Kayla sekolah jam berapa?" Tanyanya sambil menggoreng telur. Dia juga membuat roti panggang untuk sarapan mereka. Ara kali ini mengijinkan, soalnya Bayu tidak bisa menggoreng nasi, dan tidak bisa mengijinkan juga Ara berdiri untuk memasak. "Jam 7.30. Aku biasanya antar Nevan dulu ke playgroup, lalu Kayla baru ke restoran." Bayu menggaruk kepalanya. Sarapan pagi dia memang bisa, tapi untuk bekal makan… "hmm… nanti aku yang antar aja. Pulang jam berapa? Aku jemputin." Katanya sambil meraih smartphonenya. "Ini hari Jumat ya, Nevan sih jam 11 pulangnya, Kayla jam 1. Tapi Kayla ada pramuka jam 3 jadi mungkin jam 5 baru dijemput. Gapapa mas, nanti biar dijemput karyawanku aja. Udah biasa kok."

"Ga, biasanya kamu yang jemput kan. Biar aku jemput. Kamu selesai dari resto jam berapa?" Tanyanya lagi sambil mengetik. Ara memandanginya sejenak. "Jam 5 biasanya aku antar anak-anak pulang, lalu jam 7 kembali ke Resto sampai jam 9." Ketikannya terhenti. "Kamu ga capek? Ijin aja, kan habis kecelakaan juga." Ara pun memelototinya. "Terus aku dirumah sama siapa? Dan ngapain? Mending di resto ada kerjaan. Lagian juga kalau pagi aku banyak kerjaan." "Iya juga sih, tapi aku bisa minta mamaku atau Adele datang temenin kamu." "Ga ah, jangan malah jadi repotin keluarganya mas. Ini juga kan cuma terkilir aja." "Tapi kan kamu ada kemungkinan gegar otak juga. " "Ya malah bagusan aku di resto dong, banyak yang awasin" "Ada tempat istirahatnya? " "Ada dikantor." "Bawa tongkat ya, dan jangan kebanyakan berdiri dan jalan. Trus habis jemput Kayla aku jemput kamu. Nevan biar di kantorku jadi ga repotin kamu."

"Tapi mas… " "Itu, atau ga ke resto." Dan Ara pun akhirnya menurut meskipun sambil merengut. Selesai membuat sarapan, Bayu menggendong Ara kembali ke kamarnya untuk membangunkan anak-anaknya dan bersiap-siap untuk berangkat. 

Di tengah-tengah sarapan, bel pintu berbunyi. Kayla langsung berdiri untuk membukakan pintu. "Om Bayu, ada yang cari." Katanya lalu melanjutkan sarapan. Bayu kembali sambil membawa dua kantong kertas besar. Ara memperhatikannya membuka bungkusan dan menata beberapa makanan di kotak bekal Kayla dan Nevan. Sisa makanannya dibungkus lagi dan dimasukkan kembali ke kantong kertas itu. " Itu bekalnya mas beli? Aku ganti ya? " Katanya. "Ga kok, itu masakan mama. Aku tadi WA minta sebagian untuk bekalnya anak-anak. Kalau cuma goreng telur aku bisa, tapi kalau nasi dan teman-temannya aku ga bisa." Jawabnya lalu melanjutkan makan paginya. " Wah, malah repotin mamanya mas. Kan bisa bilang aku, nanti aku minta buat dikirim dari resto." "Jangan dong, keburu mereka laper di sekolah."

Kemudian pria itu membawanya masuk ke mobil dan mengantar mereka semua. Ara memperhatikannya turun sambil menggandeng Nevan, lalu bicara pada pak satpam dan ibu guru yang berdiri di depan pintu sebelum membungkuk dan menepuk kepala putranya lalu kembali ke mobil. Hal itu juga diulanginya saat menurunkan Kayla disekolahnya. Dia juga membawakan tongkat pramuka dan kotak bekal Kayla sampai ke pintu.

Dan masih sempat juga meninggalkan pesan ke Lina setelah mengantarnya ke ruangan kantor supaya dia tidak terlalu lelah dan tidak boleh berdiri atau jalan-jalan. Ara jadi malu melihat senyuman geli dari para karyawannya melihat Bayu yang meninggalkan sederet pesan panjang pada staffnya.

Terpopuler

Comments

Erna Rahma Wati

Erna Rahma Wati

masih bingung

2021-03-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!