Mama

Mama

Prolog

🕰🕰🕰

"Bintang Samudra itu ibaratnya seperti Ara untuk papa dan mama. Seperti anak, harus diperhatikan, dirawat supaya tumbuh dan berkembang." Kata papa sambil tersenyum lebar memandang restoran kecil yang akan dibukanya. Papa dan mama saling tersenyum menatap ruangan yang masih kosong itu dengan senyum lebar penuh semangat.

"Jadi ini seperti adiknya Ara ya pa? " Tanya Ara yang waktu itu masih berusia 13 tahun. Kedua orang tuanya tergelak mendengarnya. Anak yang lahir di hari tua mereka itu memang selalu menjadi hiburan. Mama tersenyum sedih. dia tahu bahwa Ara menginginkan seorang adik, tetapi sayang, diamemasuki masa menopause setelah Ara lahir di usianya yang ke 46 tahun. "Iya, bisa dibilang begitu. Jadi Ara juga harus selalu menyayangi dan merawatnya ya. " Mereka bertiga saling merangkul dan menatap ruang kecil sumber pengharapan itu. 

🕰🕰🕰

"Terima kasih atas kunjungannya, sampai jumpa di kunjungan berikutnya." Ara terbangun dan melihat ke arah jam dinding. Hmm, sudah malam, sudah saatnya pulang. Anak-anak pasti juga sudah akan tidur. Dia tersenyum pada pelayan yang datang mengantarkan nota pesanan untuk diinput. 

"Sudah jam setengah sembilan. Last order ya." Kata Ara pada captain yang berdiri di dekatnya, lalu diamenoleh ke kasir. "Tinggal setengah jam, kamu selesaikan ya, saya pulang dahulu. Kasihan Kayla sama Nevan kalau saya terlalu malam." "Baik bu, saya selesaikan." Jawab Lina yang sudah ikut dengannya sejak masih membuka warung tenda di taman sementara renovasi untuk mengubahrestoran yang dulunya kecil itu berjalan. Ara tersenyum dan menepuk bahu Lina lalu mengambil tasnya dan beranjak pulang. 

Tiga tahun sudah berlalu sejak restoran Bintang samudra dibuka kembali di gedung berlantai tiga yang dibangunnya dengan uang santunan dan dukacita kedua orangtuanya yang meninggal dalam kecelakaan pesawat, syukurlah ramai, dan pelanggannya selalu bertambah. Sejenak diamelayangkan pandang pada bangunan yang hampir selesai di sebelah restoran tiga lantai itu dengan senyum lega. dia memang sedang membangun perluasan di sebelah restorannya untuk cafe dan bakery. 

Jika diingat, mungkin kehadiran anak-anaknya dalam kehidupannya yang membawa begitu banyak berkat sampai dia bisa berkembang dari warung tenda kecil sampai ke restoran mewah seperti ini. "Adik Bintang sudah bertumbuh. Papa dan mama pasti senang" Senyumnya sambil berbalik dan meninggalkan restoran itu. 

Bayu menghela napas lega saat dia keluar dari kantornya. Sudah lama sekali dia tidak merasakan adrenalin seperti ini. Tidak disangkanya, orang kepercayaan ayahnya tega melakukan ini pada mereka. Apa yang harus dia katakan pada ayahnya yang sakit?

dia teringat saat mengambil alih perusahaan dari ayahnya yang terserah stroke lima tahun yang lalu. Ketika itu, om Guntur, tangan kanan ayahnya yang membantunya beradaptasi dan mengelola perusahaan ayahnya itu. Tak disangkanya ketika kinerja perusahaan membaik dan dia memutuskan untuk mengambil ISO, audit yang dilakukannya justru membongkar korupsi senilai lima ratus miliar rupiah yang sudah dilakukan oleh om Guntur. 

Dunianya serasa runtuh seketika. Apalagi ketika diamendapati bahwa meski kinerja perusahaan bagus dan masih mendapatkan keuntungan, ternyata tidak begitu dengan kesejahteraan karyawan. Selain itu, bahkan ada praktik mafia jabatan di perusahaannya. Sejak sebulan yang lalu itulah Bayu merestrukturisasi perusahaannya, memecat kaki tangan om Guntur dan melaporkan mereka pada polisi. Kinerja mereka sempat goyang karena perubahan yang dilakukannya, tetapi kepercayaan pada perusahaan menjadi semakin kuat. 

Begitu kalutnya pikirannya, Bayu tidak melihat seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dan hampir saja menabraknya. Untung saja, wanita itu cepat sadar dan segera berlari menghindari mobilnya. dia segera menepi dan menghampiri wanita itu. 

"maaf banget mbak, saya melamun. Mbak gapapa kan? " Wanita itu jatuh terduduk di trotoar, nafasnya terengah-engah setelah berlari menghindari mobil. "Iya, gapapa emas. Kaget aja." Kata wanita itu masih shock. dia mencoba berdiri, tetapi "argh" Jeritnya kecil sambil memegangi tumitnya. Dengan sigap Bayu langsung mengangkatnya dan membawanya ke mobilnya. "Kita ke rumah sakit dahulu ya mbak, takutnya patah atau mengapa-napa. Jangan khawatir, saya yang tanggung jawab. Nanti saya antar mbak pulang juga." 

Wanita itu meringis, setelah agak tenang, kepalanya mulai terasa pusing, dan setelah Bayu mendudukkannya di mobil, dia baru melihat telapak tangannya yang berdarah, juga lututnya yang lecet. Bayu langsung meraih botol air mineral di sebelah kemudi. "Ini tahan sebentar ya mbak, saya bersihkan dahulu darahnya." Dia merintih pelan saat air menyentuh kulitnya. Perih, telinganya mulai berdenging dan pandangannya mengabur. Lalu sayup-sayup kesadarannya mulai menghilang.

Bayu kaget melihat tangan yang sedang dibersihkannya itu tiba-tiba terkulai lemas. "Mbak?MBAK?! " panik, Bayu pun cepat- cepat menyelesaikan membersihkan luka-luka wanita itu dan membawanya ke rumah sakit. 

Terpopuler

Comments

Maryani

Maryani

nyimak.... awal yg bagus 👍

2021-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!