🕰🕰🕰
Ingatan pertamanya adalah perasaan tidak enak yang membuatnya pusing dan lemas. Sudah beberapa hari ibu tidak terlihat, dan tidak ada lagi makanan yang tersisa. Dengan memberanikan diri, ia memanjat bangku di sebelah pintu dan berusaha membukanya, seperti ibu membukakan pintu untuk om-om yang datang berkunjung. Dunia diluar kamar yang dihuninya terasa sangat besar dan menakutkan. Juga sangat sepi. Tidak ada seorangpun yang berada diluar dan hanya ada suara rintik hujan dan hembusan angin yang terdengar seperti suara monster baginya.
Dengan hati-hati ia menuruni tangga. Dua orang ibu yang tengah berbicara memperhatikannya, lalu menghela nafas. "sini dek, kamu belum makan kan? saya tahu ibumu tidak pulang beberapa hari ini." gadis kecil itu memegang perutnya sambil meringis lalu mengikuti ibu yang memanggilnya. "namamu siapa dek? umur berapa?" Ia berpikir sejenak, teringat pada kata yang paling sering diucapkan ibunya. "Aya."
🕰🕰🕰
"Aya? Kamu Aya kan? Kamu ingat saya? Saya om Yusak, teman ibu kamu." Kayla yang sudah lama tidak dipanggil dengan nama itu agak terpana lalu mengerutkan kening bingung. "Non Kayla kenal? " Kayla memandang om itu lagi lalu menggeleng "kayanya sih ga pak." "Tunggu didalam aja Non, papanya nanti marah kalau Non nunggu diluar." Karena takut dengan om yang memandanginya dengan tatapan seperti mau makan orang itu, Kayla tidak mengkoreksi pak Satpam bahwa om Bayu bukan papanya.
Sebentar kemudian, mobil om Bayu muncul. Dan dia melihat om Bayu turun dengan menggendong adiknya. "Aya, kamu masa tidak ingat sama om? Ibu kamu sekarang dimana? Om ingin ketemu. " Tanyanya dengan nafas memburu. "Maaf, anda ada perlu apa sama putri saya? " Tanya om Bayu dingin. "Pa, takut pa. " Rengek Kayla yang sudah mulai ketakutan. "Iya sayang, kamu ke mobil dulu sama Nevan ya, habis ini kita jemput mama. Papa mau bicara dulu sama orang ini. Pak Radji, tolong anterin anak-anak ke mobil ya" Kata Bayu. "baik pak" lalu bapak satpam itu menggiring mereka ke mobil om Bayu yang langsung dikuncinya setelah mereka masuk.
"Jadi, ada urusan apa sama anak saya? " Tanya Bayu galak setelah Kayla dan Nevan aman di dalam mobilnya. "Eh, enggak, saya dulu kenalan ibunya. Cuma tanya aja ingin tahu kabar ibunya." Kata pria itu gelisah. "Oh, kamu kenalan Ara? Kok saya ga yakin ya. Nanti saya tanya istri saya. Kalau sampai ternyata bukan kenalan istri saya, saya laporkan anda ke polisi." "Eh, enggak pak, nama ibunya bukan Ara, ibunya namanya Ayu kok. Mungkin saya memang salah orang. Anak yang saya kenal namanya Aya." "Ya semoga saja memang salah orang kalau kamu ganggu Mikayla lagi saya pastikan kamu membusuk di penjara" Pria itu langsung kabur gemetaran.
Kayla langsung membukakan kunci melihat om Bayu mendekati mobil. "Om, tadi makasih ya, maaf manggil om papa. Kayla takut banget soalnya, om itu kaya mau makan orang." Kata Kayla setelah dia menjalankan mobilnya ke restoran mama Kayla. "Terusin panggil papa juga gapapa kok. Nevan juga panggil papa, soalnya tadi main di kantor om. Daripada diganggu orang, terusin panggil papa aja. Nanti papa yang bilang ke mama. Om yang tadi itu, Kayla kenal ga? Kalau ga ini papa laporin ke polisi." Kayla terdiam dan memandang keluar jendela. "Dia nyebut ibu sih pa, jadi Kayla ga yakin. Tapi kenalan ibu dulu semuanya orang ga baik. Jadi Kayla lebih sering sama mama. Ibu juga, kalau ada kenalan yang mau datang, Kayla pasti di suruh bawa Nevan pergi" Katanya kriptis.
"Ara dimana mbak? " Tanya Bayu dengan sebelah tangan menggendong Nevan dan yang sebelah lagi menggandeng Kayla yang langsung melepaskan diri dan memeluk asisten mamanya itu. "Oh, mbak Ara di gedung sebelah sama desainer interior pak. Mestinya sebentar lagi selesai." Kata Lina sambil membalas pelukan Kayla. "Tadi sibuk ga mbak? Banyak berdiri atau jalan?" Cecarnya. "Ga sih pak, di kantor aja kok, setahu saya ngerjain pembukuan." Bayu melihat ke sekeliling restoran yang sudah mulai ramai karena menjelang makan malam.
Sesaat kemudian Ara masuk ke restoran dari pintu penghubung sambil berbicara pada desainer interior yang ia pekerjakan. "Sebelum pulang makan dulu ya, on the house. " Katanya sambil mendekat ke meja kasir. "Ra." Bayu langsung menurunkan Nevan dan menghampiri Ara untuk menggendongnya. "Eh, mas Bayu udah datang? Anak-anak ga cium mama dulu? " Anak-anaknya pun mendekat untuk menciumnya. Bayu dengan patuh membungkuk supaya anak-anak bisa mencapai pipi mamanya. "Oh, jadi ini suaminya bu Ara, biasanya ga pernah kelihatan pak." "Saya juga sibuk mengurus perusahaan saya, tapi Ara kan lagi terluka, jadi mesti urus istri dan anak-anak saya juga." Katanya memotong Ara yang baru membuka mulutnya.
"Mas? " Tanya Ara bingung. "Hmm? Mau makan di sini atau pesan aja? " Tanya Bayu padanya. "Dirumah aja pa, Kayla capek banget, mau mandi juga" Celetuk putrinya. "Ya udah. Mbak, kursi ya." Lina langsung mendekat membawa kursi. "Papa ambil mobil dulu biar jalannya ga kejauhan. Kayla disini jaga mama. Nevan mau ikut papa apa tunggu di sini sama mama dan kakak? " "Itut" Pintanya sambil mengulurkan tangan minta digendong.
"Kayla? " Tanya Ara bingung setelah semua orang pergi. "Kayla takut ma, tadi ada orang ngaku temannya ibu dan manggil Kayla dengan nama itu. Papa yang urus om itu sih." Ara langsung menegang. "Siapa? Orangnya kaya apa?" Putrinya mendeskripsikan orang yang tadi mengenalinya. "Nanti mama kasih tahu om Dito. Kamu sementara kalau tunggu jemputan jangan keluar ya. Nanti biar mobil yang jemput masuk ke sekolah aja." "Iya ma"
Dalam perjalanan pulang, Ara lebih banyak diam dan berpikir, sesekali menjawab pertanyaan anak-anaknya. Disisinya, Bayu sesekali meliriknya khawatir. Setelah makan dan bersantai sejenak, Bayu mengantar anak-anak tidur dikamar masing-masing sebelum membawa Ara ke kamarnya.
Ara hanya memandang tas koper yang entah sejak kapan ada disana. "Kamu marah? " Tanya pria itu. Ara menggeleng. "Kenapa marah? Kan mas bantuin saya." Bayu duduk disisi ranjangnya, dengan hati-hati menggeser kakinya yang terkilir. "Waktu di resto tadi, aku mengaku suamimu." "Ah, itu. Ga marah sih, tapi Ara bingung, kenapa mas Bayu bilang begitu? Terus Kayla cerita kalau diganggu orang di sekolahnya, malah Ara jadi lupa. " "Iya, tadi ada bapak-bapak yang mengaku kenal sama ibunya Kayla. Kayla udah cerita orangnya? " Ara mengangguk. "Ara sudah WA ke temannya Ara yang kerja di Kepolisian, Ara ga kenal sih, tapi… "
Tok-tok-tok "ma" Ara menatap Bayu yang mengangguk dan membukakan pintu. "Ma, Kayla boleh tidur sama papa dan mama? Kayla ga bisa tidur, keinget om yang tadi sore terus." "Boleh aja, kemarin juga kan kamu tidur sama papa dan mama kan, paling juga nanti Nevan nyusul" Jawab Bayu. "Sana, sudah malam, cepat tidur. Ra, baju kamu aku geser ke kiri ya." Ara hanya mengangguk. "Iya mas. Sini Kayla. Kayla ga usah takut sama om itu, kan ada mama, ada papa, ada om Dito. Mama udah kasih tahu om Dito dan tante Tika. Om Dito bilang langsung diselidiki kalau memang ada hubungan sama ibu, akan langsung ditangkap. Kayla tenang aja ya." "Iya ma. Tapi Kayla tetap tidur sama mama ya." "Boleh aja, kan biasanya juga gimana."
Bayu yang sudah selesai menata bajunya membawa laptopnya untuk bekerja sebentar di sebelah Kayla. "Besok hari Sabtu kalian mau ngapain? " Tanya Bayu sambil menyalakan laptop dan membuka interface perusahaannya, ia berusaha mengalihkan pikiran Ara dan Kayla dari kekhawatiran yang cukup jelas terlihat di wajah mereka. "Mmm, Kayla biasanya kalau Sabtu bantu mama di resto, Sabtu kan hari ramai. Kayla biasanya bantu jadi kasir supaya mbak Lina bisa bantu mencatat pesanan." "Oh gitu, sampai jam berapa?" "Jam 3 pa, setelah selesai jam makan siang trus jalan-jalan sama mama sama Nevan, belanja untuk rumah, kadang juga nonton di bioskop kalau ada film yang bagus."
"Papa besok pagi ada meeting sampai jam 11 sih. Jam 12 papa ke resto sama Nevan deh. Sekalian bawa klien papa juga. Nanti jam 3nya kita pulang barengan ya." Ara langsung menyahut, "Ga repotin mas? Nevan biar ikut Ara sama Kayla aja." "Kan kakimu belum sembuh. Nevan anteng kok di kantor. Udah biar sama aku aja. Kayla, kamu jagain mamamu ya." Kata Bayu masih sambil membaca bahan-bahan untuk meeting besok. "Setelah dari resto, mau kemana? Jangan yang banyak jalan, kasihan mama. Apa mama mau pakai kursi roda aja? " "Ah ga, masih bisa jalan. Lagian kan udah ga sakit banget mas, kalau ga buat jalan nanti Ara ga bisa jalan lagi gimana?" "Hmm, yang banyak jalannya hari minggu aja ya, kan kemarin dokter bilang 3 hari jangan dibebani kan?" "Iya sih. Ya udah, Kayla tidur yuk, udah jam sebelas lho." "Night ma, night pa" Ucap Kayla sambil menguap.
Bayu memperhatikan keduanya tidur sambil tersenyum, lalu mematikan laptopnya dan lampu di kamar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments