Bab 2

"Ma besok lusa Papa ada tugas di luar kota, Mama jagain anak-anak ya Ma jangan lupa istirahat jangan capek-capek kalau ada apa-apa hubungi Papa."

"Iya Pa Papa juga harus hati-hati jangan lupa makan disana, kan Papa disana gak ada yang ngurusin."

Kudengar percakapan Papa dan Mama di ruang tengah. Aku menghampirinya dan duduk di tengah-tengah mereka. Kemudian disusul Kak Reyhan yang juga mendahuluiku.

"Aduh Kakak iniloh ini tempat dudukku." pintaku manja.

"Aku yang duluan kok."

Mereka tersenyum melihat ulah kita berdua. Yah beginilah kami kesehariannya, bercanda dan bermanja-manja bersama. Bisa dibilang kita adalah keluarga yang cukup akrab. Kemana-mana selalu bersama susah senang selalu kita lewati bersama.

"Anak-anak Papa, lusa Papa kan berangkat ke Bandung kalian jaga diri baik-baik ya Jangan nakal. Ingat kalian harus jagain Mama juga ya."

"Baik Pa tapi Papa kapan pulangnya? masih lama ya?" rengekku.

"Belum juga berangkat sayang, kok sudah tanya kapan pulangnya."

"Kita akan selalu merindukan Papa Siska pasti akan selalu kangen Papa."

"Papa juga akan selalu merindukan kalian semua, Reyhan kamu kan cowok kamu harus jagain 2 bidadari Papa ya."

"Siap Papa." sahut kak Reyhan.

...****************...

Hari ini adalah hari keberangkatan Papa aku, kakak begitu juga Mama mempersiapkan semua kebutuhan Papa disana. Mama terlihat sedih sekali berpisah dengan Papa. Kurangkulnya untuk mencoba menenangkannya.

"Mama yang sabar ya kehilangan teman tidur ups." aku menggodanya dengan senyum.

"Siska apaan sih kamu nak."

"Tenang aja nanti Siska temenin Ma." aku masih aja menggodanya.

"Dasar kamu memang anak Mama yang paling cantik." Mama memujiku dengan mencubitku kecil.

"Aah sakit Maaaa." sambil mengelus lenganku.

Pagi itu menjadi pagi yang mendung, bukan cuacanya sih tapi hatinya he hehe . Papa memasukkan semua koper yang dibutuhkannya. Berulang kali mengeceknya dan kemudian menutupnya kembali.

"Ada yang masih ketinggalan gak Pa?" tanya Mama cemas.

"Ada." jawab Papa.

" Loh iya ta Pa? apa dong Mama lupa masukin apa dong Pa?" tanya Mama bingung.

"Kamu dan anak-anak." jawab Papa usil.

Mama menarik nafas dalam-dalam sementara aku dan kakak tertawa terbahak-bahak.

"Dasar kamu Pa buat panik aja."

Papa tersenyum mendekati Mama dan menciumnya serta memeluknya. Rasanya senang sekali melihat mereka serukun itu. Tak lupa aku dan kakak juga diciumnya dipeluknya. Kami meneteskan air mata seakan akan tak berjumpa lagi. Wajar saja kita yang tak pernah terpisah harus berjauhan saat ini dengannya.

"Papa berangkat ya sayang kalian jaga diri baik-baik." ucap Papa sambil melambaikan tangannya.

Kami melambaikan tangan ke arahnya

"Hati-hati ya Papaaaa." ucap kami bersamaan.

Tak lama kemudian mobilnya telah hilang kami masuk kerumah. Mama langsung menuju kamarnya. Aku dan kakak juga begitu sama-sama masuk kamar masing-masing. Aku langsung membuka ponselku kulihat Papa sudah mengirimkan pesan.

"Siska jangan lupa belajar jangan lupa makan jangan lupa sholat ......

Kupastikan pesan ini bukan hanya untukku pasti Mama dan kakak juga dikirimi hal yang sama. Emhhh dasar Papa buat aku rindu aja baru aja ditinggal.

Kulihat hari itu Mama masih berada di dalam kamarnya kuintip dari bilik pintu, dia menangis rupanya memang bukan hal yang biasa Papa meninggalkan kami. Hanya saja Papa saat ini sudah naik jabatan sebagai direktur makanya sekarang dia menjadi orang yang super sibuk.

"Sis ada temenmu tuh di depan." panggil kakak yang mengagetkanku.

Aku segera berlari ke depan kulihat disana ada Nine. Nine adalah sahabatku teman sekelasku yang selalu mendengarkan isi hatiku. Dia juga tuh yang selalu dilirik sama kakakku si Reyhan. Entah dia naksir atau apa ya yang jelas dia selalu memperhatikan Nine. Kuajak dia masuk dan bersantai di dekat kolam sambil menyuruh Bi Inem membawakan jus buah untuknya.

"Nin gimana keadaan Ayah kamu?" aku menanyakan kabar Ayahnya yang masih terbaring di RS.

"Belum pulang Sis, aku kesini mau minta tolong sama kamu."

"Apa?"

"Boleh gak kalau aku pinjem uangmu buat beli buku sekolah?"

"Loh kamu belum beli buku?" tanyaku heran.

"Belum Sis." jawabnya sedih.

Nine adalah anak tukang ojek online , dia tergolong anak yang kurang mampu di sekolah. Kasihan sekali aku melihatnya.

"Iya Nin aku coba ngomong sama Mama aku ya." ucapku sambil berlari ke kamar Mama.

Tidak lama kemudian aku sudah kembali dengan membawa uang kuserahkan uang itu ke Nine.

"Kata Mama uang ini untuk kamu tapi kamu gak perlu balikin ini dikasih sama Mama aku Nin."

"Mama kamu baik sekali ya Sis makasih." jawabnya kemudian dengan meneteskan air matanya.

Mungkin dia teringat dengan almarhumah Ibunya.

"Yaudah kamu jangan nangis nanti biar aku yang antar kamu pulang ya atau kamu mau langsung ke RS?"

"Aku mau langsung ke RS aja Sis, tapi aku pulang sendiri aja ya."

tiba-tiba kakak nongol,

"Aku antar aja Nin."

"Cieeeee" aku meledeknya.

"Apa'an sih kamu Sis." kata kakak yang tersipu malu.

Kulihat wajah Nine juga memerah.

"Aku ikut." aku menyahutnya.

Kemudian aku dan kakak mengantar Nine pergi ke RS. Kami turun semua untuk menjenguk Ayah Nine. Disana aku melihat Ayah Nine terbaring lemah. Nine duduk disampingnya

"Ayah ini teman Nine namanya Siska dan yang ini kakaknya namanya Reyhan." ucapnya memperkenalkan kami.

"Halo om gimana keadaan om sekarang?" tanyaku bersamaan dengan kakakku.

"Alhamdulillah sudah agak baikan mungkin besok sudah boleh pulang." ucap Ayahnya.

"Syukurlah Pak."

Kulihat mata kakak masih aja memperhatikan Nine yang duduk disampingnya. Aku menyenggolnya dan dia malah nyengir. Dasar cowok liat cewek secantik Nine tak bisa berpaling. Nine adalah cewek tercantik di sekolah. Selain ramah dia juga menjuarai segala mata pelajaran. Siapa coba yang gak suka sama dia. Hampir semua cowok kagum padanya. Hanya saja perekonomian dia kurang beruntung. Tapi adil juga sih dia anaknya pintar sehingga bisa mendapatkan bea siswa untuk sekolahnya.

Hampir satu jam aku disana menemaninya. Aku dan kakak segera berpamitan kepada mereka. Aku melangkahkan kakiku ke arah parkiran mobil. Kakak yang dari tadi kulihat gelisah entahlah apa yang sedang terjadi padanya.

"Aayo kak." ajakku membuyarkan lamunannya.

Dengan segera kakak melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Aku masih memperhatikan wajahnya,

"Kamu mikirin Nine ya kak?"

"Kasihan ya dia."

"Iya kak" jawabku sedih.

"Kakak suka sama dia?" desakku lagi.

"Apaan sih kamu Sis." dia masih menyembunyikan perasaannya. Walaupun begitu aku tau kalau dia sedang jatuh cinta padanya. Aku tersenyum melihat wajahnya yang mulai memerah padam.

Terpopuler

Comments

Hanna Devi

Hanna Devi

jejak lagi 😄

2021-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!