Kabin mate misterius

Sudah beberapa embarkasi Erika berada di kapal. Jadi ia sudah mulai mengikuti ritme kehidupan pekerja di kapal pesiar. (Embarkasi adalah saat tamu-tamu kapal pergi dan digantikan dengan tamu-tamu yang baru. Saat embarkasi digunakan untuk mengisi bahan bakar kapal. Loading barang-barang ke kapal.Semua crew kapal sibuk bekerja. Terutama housekeeping. Mereka harus melakukan pekerjaan dengan cepat karena waktu pergantian tamu baru dan lama hanya sekitar 3 jam. Sementara kabin- kabin tamu dan ruang di publik area harus sudah siap dan bersih.

Erika akan mulai bekerja lebih awal. Kira-kira jam 5.15am waktu kapal. Dia dan rekan-rekan akan melakukan liquor table ( liquor table adalah mengembalikan minuman yang dibawa para tamu. Biasanya para tamu sebelum masuk sering membawa minuman beralkohol. Sedangkan penumpang selama cruise di larang membawa minuman, minuman yang dibawa akan di sita sementara dan dikembalikan saat mereka mengakhiri cruise mereka)

"Kenapa bukan departemen bar yang melakukan liquor table. Bukankah ini tentang minuman?" tanya Erika pada Manoj yang baru pertama melakukan liquor table.

"Entahlah, sejak dulu memang seperti itu. Bahkan mini bar yang tugas mereka saja yang melakukan departemen housekeeping. Di kapal ini housekeeping itu multi task, harus bisa melakukan apa saja," jawab Manoj sedikit emosi.

"Sudahlah, lanjutkan kekerjamu!" Manoj mengecek meja ketiga meninggalkan Erika.

"Kenapa tidak komplain ke houskeeping manajer?" keluh Erika pada Putu, ia menjawab.

"Karena houskeeping manajer itu takut pada bar manajer, FnB manajer dan lainnya. Saat ada komplain pada crew housekeeping, bukannya mengcover anak buahnya tapi malah menyalahkan anak buahnya begitu. Aku sudah 4 kontrak di kapal ini, jadi aku tau desas desus yang beredar," bisik Putu tampak serius.

"Benarkah?"

"Dan yang lebih parah lagi. Housekeeping manajer itu menerima suap dari anak buahnya."

"Tapi anak buahnya siapa?"

"Itu para kabin steward menyuap untuk diberikan section yang bagus. Seperti di dek 8, kan kabinnya suite semua. Kabin steward akan mendapatkan banyak tip jika memegang section di dek itu."

"Kukira semua kabin di dek berapapun sama saja."

"Tentu saja beda senoritaaa..."

"Hei kalian itu kerja atau mau mengobrol," Manoj melihat Erika dan Putu dengan melotot.

Erika dan Putu tahu diri, lalu mereka memisahkan diri. Mereka tahu kalau ada assiten housekeeping bar 2,5 ada disitu untuk mengecek persiapan. Kalau tidak ada asisten housekeeping bar 2,5 disitu, Manoj tidak akan melotot. Karena kalau ketahuan, Manoj yang akan dimarahi habis-habisan.

Selesai melakukan liquor table Erika bergabung dengan restroom team. Restroom team selama embarkasi anggotanya cuma Su doang. Jadi Erika membantu Su membersihkan seluruh publik rest room di dek 5, 6,7. Rest room pria dan wanita.

Mengisi persediaan tisu, parfum toilet, mengepel, mengambil sampah, dan mengisi sabun. Tak lupa membersihkan kaca. Mereka harus membersihkan dengan cepat sebelum tamu-tamu datang.

"Rasanya mau mati," kata Erika ketika di loker housekeeping.

"Aku juga, capek sekali. Tapi itu mending. Biasanya aku melakukan sendirian tanpa bantuan," keluh Su.

"Memang kenapa?"

"Crew houskeeping itu kurang, tapi manajer ga minta crew tambahan, makanya kita yang di kapal harus bekerja keras," jelas Su.

"Kenapa ga minta crew tambahan."

"Entahlah, hanya manager housekeeping yang tahu."

...***...

Setelah shift kerja Erika selesai, ia pergi ke kabin. Ada sebuah luggage tersimpan di sebelah luggagenya. Kabinet di atas sink satu sisi sebelah Erika sudah terisi dengan sikat dan pasta gigi, sampo, sabun, dan cologne.

"Aku punya kabin mate baru," gumam Erika.

Erika mengamati sekeliling. Lemari disamping lemarinya terkunci, bahkan drower diantara sink dan dibawah tempat tidur juga terkunci salah satunya.

"Tampaknya kabin mate ku ini orangnya sangat berhati-hati. Takut barangnya aku curi apa? Semuanya dikunci."

Erika melihat ada note yang menempel di pintu refregulator saat ia hendak mengambil minuman dingin.

"Aku tidur di bawah kamu di atas. Barang-barangmu sudah kupindahkan ke atas! Jangan coba-coba membuka curtain bed di bawah!" baca Erika. Ia kesal dan meremas note itu lalu dibuangnya di garbage bin.

Erika menarik paksa curtain di bed bawah dengan keras. Ada sebuah note lagi di atas bed.

"Sudah kubilang jangan membuka curtain di bed bawah!💀" lengkap dengan gambar tengkorak. Erika bertambah kesal. Dilihatnya bed sheet terpasang rapi di bed bawah, juga ada speaker portable merek Dbl di atas drower bed. Ia melongok ke atas, bed sheet juga sudah terpasang, tapi kabin mate Erika meletakkan barang Erika sembarangan di atas bed. Buku,snack tortila tortila berserakahan di bed, botol aroma terapi lavender isinya tumpah. Mau tak mau ia harus mengganti bed sheet yang baru.

Erika berjalan ke linen room, minta bed sheet baru. Awalnya tailor tidak mau memberikan bed sheet ganti dengan alasan ini bukan waktu untuk linen change. Tailor pun sedang sibuk dengan loading barang linen dibantu seorang linen keeper dan linen manager. Setelah memperlihatkan bed sheet kotor, linen manager menyuruh tailor mengambil bed sheet baru untuk Erika. Tailor pun melaksanakan perintah bosnya sambil menggerutu dalam bahasa Tagalog atau Indonesia, Erika tidak mengerti.Hanya linen keeper yang tertawa melihat tailor menggerutu.

Selesai mengganti bed sheet Erika pergi ke laundry crew, ia mencuci pakaiannya di sana. Tanpa Erika ketahui kabin mate Erika masuk. Sepanjang koridor menuji kabin, ia marah sekali. Pasalnya ayahnya menelpon hanya untuk memarahinya saja. Namun sampai di kabin amarahnya mereda. Ia mencium aroma terapi lavender yang menentramkan. Ia pun tertidur. Dering telpon membangunkannya. Ia bangun sambil mengumpat.

"Shi**!"

"Hei bro sekarang waktunya mengambil seragammu. Cepat datang lah ke store room. Sebentar lagi tutup dan water tight door juga segera ditutup!"

"Kau saja yang mengambilkan! Aku malas!"

"Aku tidak mau! Kamu disini untuk bekerja, bukan untuk bersenang-senang. Lagian pangkatku disini lebih tinggi dari pada kamu. Jadi cepatlah!"

Setelah meletakkan telpon kabin secara sembarangan, ia bergegas pergi ke store room.

"Akhirnya datang juga!"

Store keeper memberikan 2 buah seragam berwarna putih dengan celana warna senada. 2 buah sepatu berwarna putih, emblem, seragam untuk formal night berupa jas dan celana berwarna biru tua, dan sepatu fantovel berwarna hitam.

...***...

Sejak mempunyai kabin mate, Erika belum pernah bertemu dengannya. Mereka tampaknya bekerja di shift yang berbeda. Erika tidak tahu siapa nama kabin mate nya, jabatannya dan dimana ia bekerja. Jadi Erika serasa tidak mempunyai kabin mate. Setidaknya tidak ada yang mengganggunya, jadi ia tidak peduli dengan kabin mate nya. Ia bisa istirahat dengan tenang tanpa ada yang mengganggu.

...***...

Terpopuler

Comments

R.F

R.F

2 like, like balik ya

2020-12-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!