Flash back sebelum bekerja di kapal

Erika adalah seorang pelayan restoran dan penginapan di Ensenada Baja Mexico. Di Ensenada ada sebuah dermaga yang digunakan untuk bersandar kapal pesiar. Saat penumpang turun, menggeliatlah pariwisata dan perekonomian di sana. Tamu-tamu yang datang ke restoran tempat Erika bekerja kebanyakan adalah crew kapal. Mereka kelihatannya selalu bahagia dan banyak uang. Karena mereka tak segan memesan banyak makanan dan tak sedikit pula yang memberikan Erika tip dalam bentuk dolar.

Melihat mereka, muncul niatan Erika untuk bisa bekerja di kapal. Bisa mendapatkan gaji besar sambil bepergian ke seluruh penjuru dunia. Tentu saja ibu dan kakaknya Mauricio akan terbantu perekonomiannya. Mereka tak perlu lagi menyewa apartemen kecil. Erika akan membeli sebuah apartemen untuk keluarganya, jadi tak perlu lagi mengeluarian uang untuk memyewa apartemen. Tapi dia sama sekali buta tentang lowongan di kapal pesiar dan harus bagaimana melamar disana. Erika memutuskan untuk mencari informasi, Yaitu dengan bertanya pada tamu yang datang ke restorannya.

"Hai, how to get a job in cruise ship?" tanya Erika pada seorang laki berkulit kuning yang duduk bertiga dengan temannya.

"Make love with me then I'll tell you letter," jawab salah satu pria itu dengan seringai mesum.

Erika segera pergi mendapatkan jawaban seperti itu. Melihat Erika ngacir, ketiga pria tersebut tertawa terbahak.

"Dasar pria-pria mesum," dengus Erika dengan kesal.

Lain waktu Erika bertanya pada seorang pria berkulit gelap dengan hidung mancung dan rambut berombak.

"Hai how are you?" tanya Erika berbasa basi.

"I'm good," jawabnya pendek.

"Benar-benar tidak sopan," batin Erika. Pria itu bahkan tidak berniat bertanya balik kabarnya dan menjawab dengan masih melihat asyik ke ponselnya.

"How to get a job in the cruise ship?" tanya Erika, tapi feelingnya mengatakan akan mendapat jawaban yang kurang sesuai dan benar saja.

"I'll tell you, but you must give me 100$ first," jawab pria itu sambil menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"No, thank you. Dan ini pesanan anda!" Erika memberikan gelas yang berisi jus dan piring berisi pesanan pria itu sambil berlalu.

"Cowok matre. Kelaut aja!" Erika kesal.

Ternyata tidak mudah mendapatkan informasi mengenai lowongan bekerja di kapal pesiar step by step. Erika sudah mencari di mbah google mengenai informasi itu. Tapi kebanyakan tertulis kalau harus mengikuti kelas hospitality dulu dengan biaya kira-kira 700$. Tentu saja Erika tidak mau membayar uang sebesar itu. Lebih baik untuk nambah-nambah bayar sewa apartemen dari pada harus kursus dulu.

Erika memutar otak, dan cara yang paling logis di benaknya adalah dengan bertanya pada crew yang datang ke restorannya lagi. Restorannya menyediakan menu makanan asia, makanya orang-orang asia yang menjadi crew tak sedikit yang datang ke restorannya untuk makan. Sekedar untuk melepas rindu dengan masakan kampung halaman. Tapi kali ini ia harus selektif. Orang Asia katanya baik-baik tapi kemaren ia mendapatkan jawaban yang kurang pas dan cenderung melecehkan dari orang Asia.

"Tapi tunggu! Orang asia kan banyak. Orang asia dari mana dulu," Erika berkata dalam hati. Ia mengingat kemaren bertanya dengan orang Pilipin, melihat mereka menggunakan sedikit bahasa Spanyol dalam berbicara. Lalu yang kedua dengan Orang India, kulit dan bahasa tubuhnya saat berbicara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, Erika bisa mengenalinya dari mana ia berasal.

" Baiklah aku tidak akan bertanya lagi pada orang dari 2 negara tersebut." Masih ada asia-asia lain. Thailand, Myanmar, Indonesia, Cina dan lainnya. Aku akan bertanya pada orang dari negara tersebut. Erika memutuskan.

Sudah beberapa hari Erika mengamati orang-orang yang datang dari asia, terutama dari Asia tenggara, namun ia belum menemukan momen yang pas. Orang dari Asia tenggara umumnya datang ke restorannya berombongan, Erika takut akan ditertawakan jika bertanya lalu ditertawakan dan dilecehkan seperti saat pertama kali ia bertanya pada orang Pilipin yang lalu.

Dan momen yang ditunggu Erika pun tiba. Pagi itu ada seorang dari Asia Tenggara lebih tepanya dari Indonesia duduk sendiri sambil memandangi laptopnya. Erika tahu orang itu dari Indonesia setelah membaca id card yang menggantung di leher. Jayden Adam namanya. Restoran Erika bekerja menyediakan free wife jadi membuat orang berlama-lama di sana.

"Hai, how are you today?" sapa Erika.

Jayden menoleh ke arah Erika dengan heran dan menjawab "I'm good."

"Whats wrong? " tanyanya melihat Erika memandangnya dengan aneh.

"Nothing. Ehmm.. bolehkah aku bertanya bagaimana caranya bisa bekerja di kapal pesiar?"

"Oh itu, " Jayden mengira tadi ada yang salah dengan penampilannnya dan Erika berniat memberitahunya. Tapi Erika malah bertanya hal lain.

"Kalau di negaraku kamu harus lolos seleksi agen dulu. Lalu melengkapi dokumen yang diperlukan..."

"Dokumen?" potong Erika.

"Ya dokumen. Jika ingin kerja di kapal kamu harus mempunyai paspor, seaman book, sertifikat bst, sat, ccm, medikal chek dan visa. Kalo di negaramu aku nggak tahu gimana caranya.

"Apakah mungkin jika seseorang bekerja di kapal tanpa ikut kelas hospitality dulu?"

"Itu mungkin saja. Asalkan kamu punya pengalaman di bidang yang akan kamu lamar."

Jawaban Jayden seperti angin segar pada Erika, ada sebuah harapan untuk bisa bekerja di kapal pesiar, walaupun masih samar.

"Eh kamu mau pesen apa?"

"Aku sudah pesen tadi, " jawab Jayden.

Erika segera mengambil dan mengantar pesanan Jayden, lalu ia menambahkan 2 minuman coconut water.

" Aku tidak pesan ini, "kata Jayden sambil menunjukkan 2 botol coconut water.

"Ini ucapan trimakasihku karena kamu telah memberikan informasi. Terimalah!"

"Ah ini tidak perlu, tapi baiklah kalo kamu memaksa," Jayden melihat wajah Erika yang memelas dan untuk menghargai ucapan Erika, Ia menerima minuman kemasan itu.

"Oh iya, namamu siapa?" tanya Jayden.

"Aku Erika dan kamu Jayden kan?"

Jayden mengernyit, bagaimana bisa tau namaku. Lalu Erika menunjuk id card yang menggantung di leher sambil tersenyum

"Oh,"Jayden menyadarinya lalu ikutan tersenyum

"Aku harus pergi, ada pelanggan yang harus kulayani. Gracias," pungkas Erika.

"Denada," jawab Jayden lalu menikmati pesannya.

...****...

Informasi dari Jayden memang cukup membantu, tapi Erika masih butuh Informasi lain. Seperti di mana agen kapal di negaranya yang terpercaya. Soalnya mbah google menulis ada beberapa agen. Dan Erika bingung. Kali ini ia harus mencari orang yang berasal dari negaranya. Tapi susah menemukan crew dari Mexico yang datang di restoran.

"Martin aku tinggal ke sana dulu!"

Orang yang bernama Martin masuk ke dalam restoran setelah temannya pergi. Erika langsung menghampiri. Namanya Martin dia pasti dari Mexico, setidaknya dari Amerika latin seperti dirinya. (Ada udang di balik bakwan eh batu😆 nih Erika)

"Buenos dias. Silahkan tuan meja di sebelah sana kosong," Erika menunjuk dan mengantarkan Martin ke meja yang dimaksud. Martin hanya menaikkan alisnya tapi mengikuti Erika.

"Mau pesen apa?" tanya Erika setelah Martin duduk.

"Spageti dan orange juice," jawab Martin cepat.

"Ada apa?" tanya Martin melihat bahasa tubuh Erika yang kelihatan ragu dan masih mematung di hadapannya.

" Bolehkah aku bertanya?" tanya Erika ragu.

"Tanya apa?"

"Apakah kamu crew kapal?" Erika mendapati Martin tidak mengalungkan id card.

"Iya kenapa?"

"Kamu berasal dari mana?"

"Amerika."

Pantas dia dia menggunakan bahasa Inggris dan tak mengerti bahasa Spanyol. Erima sedikit kecewa.

"Ada apa sih?" giliran Martin yang penasaran.

"Tadinya aku mau bertanya dimana agen kapal di Mexico yang terpercaya. Aku kira kamu berasal dari Mexico mendengar temanmu memanggil namamu Martin.Tapi bahkan kamu bukan berasal dari Mexico. Kamu pasti tidak tahu."

"Apakah Abdul qodir, Ahmed, Farouk berasal dari Arab semua? Tentu saja tidak, orang Indonesia banyak bernama Arab. Begitupun aku, namaku Martin tapi bukan berarti aku berasal dari Amerika latin, " jelas Martin.

"Tapi tadi kamu bilang, mau tanya tentang agen kapal pesiar? Apa kamu tertarik bekerja di kapal?" lanjut Martin.

"Iya, tapi aku tidak tahu caranya."

"Ini menarik," batin Martin.

"Aku tahu caranya," senyum Martin mengembang, mendadak ia mempunyai ide.

"Tolong, beritahu aku bagaimana caranya? Aku berjanji akan membayar semua pesananmu," tawar Erika.

Martin tertawa, ini akan semakin menarik. "Apa umurmu sudah 21 tahun?"

"Bertanya umur pada seorang wanita itu tidak sopan," Erika mulai mendengus, akan kah Martin berakhir dengan melecehkannya seperti orang Pilipin dan India dulu.

"Bukan begitu maksudku," Martin yang menyadari Erik kesal buru-buru menambahi. "Untuk bekerja di kapal pesiar terutama kapal pesiar Amerika kamu minimal harus berusia 21 tahun. Tahu kenapa alasanya, karna kemungkinan kamu akan menyajikan minuman beralkohol dan di Amerika kamu dianggap sudah dewasa jika usiamu 21 tahun. Mengerti senorita?"

"Begitu ya?! Bukan lalu aku berusia 21 tahun. Syarat lainnya apa lagi dong?"

Martin tak langsung menjawab, ia mengeluarkan notes kecil dari dalam tas selempangnya lalu menulis sesuatu dan menyerahkannya pada Erika.

"Kamu kirimkan ke email itu cv kamu. Dan vidio perkenalan tentang dirimu dan yang menbuat kamu ingin kerja di kapal. Vidio dalam bahasa Inggris ya. Juga lengkapi scanan paspor, seaman book, Bst, Ccm, dan Sat. Kalau kamu sudah diterima dan mendapat Loe, kamu segera mengurus visamu. Atau hubungi agen ini di negaramu. Untuk membantu menguruskan dokumenmu.," Martin mengambil kembali kertas di tangan Erika dan menuliskan nama agen lalu menyerahkan kembali pada Erika.

"Sampai sejauh ini paham?" Martin melihat Erika yang diam saja mematung.

Erika saking girangnya mendapatkan informasi penting malah diam, tidak tahu harus bagaimana. Ia bahagia, harapannya muncul.

"Eh, paham," menyadari Martin memperhatikannya, lalu Erika menyimpan kertas pemberian Martin baik-baik.

"Apa tawaranmu msih berlaku?"

"Tawaran apa?"

"Kamu janji akan membayari pesananku jika aku meberitahumu informasi tentang pekerjaan di kapal. Aku sudah lapar nih," Martin mengusap perutnya.

"Oh Ah! Aku lupa. Tunggu sebentar ya," Erika lalu berlari kecil masuk ke dapur untuk memberitahu koki tentang pesanan pelanggan.

Martin tertawa melihat tingkah Erika. "Gadis lucu!" katanya.

...***...

Tanpa Erika tahu Martin bukanlah sembarang crew. Ia mempunyai jabatan penting di kapal yaitu sebagai hotel direktur. Sebelumnya ia bekerja di kantor pusat perusaahan Happy cruise line di Miami. Namun untuk alasan tertentu ia di pindahkan ke kapal. Tentu alamat email yang diberikan pada Erika adalah alamat emailnya. Dengan begitu jika Erika mengirimkan cv nya, ia akan menghubungi pihak agen meminta agar Erika diterima. Hal seperti itu sangat mudah di lakukan Martin Chavez. Entah kenapa sejak bertemu Martin merasa Erik gadis yang menarik. Karna itu ia memutuskan membantunya.

Namun sampai 1 bulan, Erika belum mengirimkan email. "Apa gadis itu berubah pikiran?" tanyanya dalam hati.

Saat kapal bersandar di Ensenada, Martin pergi keluar. Tak jauh dari gerai Starbuck, ia melihat Erika berlari kecil ke arahnya. Namun Erika tak menyadari kalau ada Martin, andai saja Martin tak memegang lengannya.

"Hei, apa bisa menemaniku minum kopi?" sebelum Erika menjawab, Mart8n menariknya masuk ke Starbuck.

"Ini," Martin menyerahkan capucino dan 2 potong muffin pada Erika yang s3dang tterkagumkagum melihat gerai Starbuck, sesemurumur tinggal di Ensenada, ia belum pernah masuk kesini. Kopinya sangat mahal minima 8 $. Sayang uang ssegit hanya untuk membeli segelas kopi.

"Kok melamun. Eh apakah kamu jadi mengirimkan email?" Martin membuka pembicaraan.

" Ehmm belum. Aku tak punya uang untuk membayar semua sertifikat jadi aku memutuskan menabung dulu. Setaun lagi aku akan mengirimkan email. Kalo uangku sudah cukup, " jawab Erika jujur.

"Jadi soal uang, kukira berubah pikiran," kata Martin dalam hati.

"Begini saja. Ini uang pakailah dulu mengurus dokumenmu, kamu bisa membayar setelah kamu diterima kerja, kembalikan padaku," Martin menyerahkan 1500$ pada Erika.

"Aku tidak mau, lagian aku ini orang asing untukmu. Kenapa meminjami uang sebanyak itu," tolak Erika.

"Aku bilang ini tidak gratis, ini hutang. Aku tahu mana orang yang bersungguh sungguh ingin kerja mana yang tidak. Lagi pula aku tau dimana tempat kerjamu. Kalau kau tak bayar aku akan mendatanginya dan bertanya mana rumahmu. Gampangkan?"

Setelah berpikir lama Erika akhirnya setuju untuk menerima uang itu.

"Oh iya, aku lupa mau menyerahkan kunci apartemen pada kakakku," Erika tersedak capucinonya.

"Jadi kamu mau pergi?"

"Aku juga, sebentar lagi kapalku sailing, " Martin memasukkan dompet yang masih di meja ke tas selempangnya.

Erika dan Martin ke luar dari Starbuck. Mereka berjalan bersama dan berpisah di gerbang pier, Erika tidak ada bisa masuk karena tidak memiliki id card.

Setelah mengucapkan selamat tinggal, Erika segera mencari Mauricio. ia menemukan Mauricio sedang mencari botol plastik di tempat sampah tak jauh dari pier.

"Primo, " panggil Erika. Primo adalah sebutan untuk kakak laki-laki.

Yang dipanggil Erikapun menengok dan tersenyum lebar. Ia menghentikan kegiatannya.

"Dapat banyak?"

" Lumayan. Ada apa mencariku?"

Erika menyerahkan botol minuman pada Mauricio dan menyerahkan kunci. Mereka duduk di bangku panjang sambil memandang dermaga.

"Primo, jika aku kerja di kapal pesiar seperti itu. Apakah kamu setuju? Aku bisa mendapatkan uang banyak, hingga ibu tak perlu lagi bekerja keras," cerita Erika.

"Selama adikku ini bahagia, aku akan mendukungmu. Tapi jika kamu kerja disana, dari mana uangnya?" Mauricio walaupun agak oon tapi dia tahu kalau kerja di kapal pesiar membutuhka modal yang sangat besar.

"Kakak tenang saja, aku sudah mendapatkannya."

"Kau tidak menjual dirimu kan?" Mauricio begidik ngeri.

"Hahaha! Tentu saja tidak. Seorang teman memberikan pinjaman padaku."

"Kalau begitu terserah kamu saja," Mauricio bernafas lega.

Mauricio dan Erika duduk di bangku panjang melihat sunset yang begitu indah di Ensenada.

"Tunggulah aku. Sebentar lagi aku akan berada disana," kata Erika dalam hati sambil memandang kapal pesiar yang perlahan meninggalkan dermaga.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!