"Non Lita tidak akan mengerti. Ada saatnya nanti, non Lita akan bebas dari penderitaan ini.Percayalah nona, saya akan berdiri tegak di sisi nona sekalipun nyonya Sukma dan nona Dewi yang menantang anda, sekalipun tuan besar sendiri yang berdiri tegak untuk mereka. Karena kebenaran, tidak akan selamanya hanya menjadi bayang-bayang".
~part sebelumnya~
"Mama........."
Jelita menangis hingga meraung. Pasalnya, Sepuluh menit yang lalu, Ambar dinyatakan keadaannya semakin drop. Nama Yusman alias papa Jelita adalah orang yang di panggil-panggil Ambar saat itu.
Dengan membuang harga diri, Jelita tanpa pikir panjang segera berlari dengan menggenggam ponsel dam merekatkannya di telinga Jelita. Menghubungi Radhi adalah pilihan terbaik saat ini agar membantu menjaga mamanya.
Jelita muda saat itu berlari tanpa mempedulikan rintik ringan air hujan yang jatuh menempa tubuh ringkihnya. Sungguh, Jelita hanya ingin papanya menjenguk mama meski hanya sekejap saja. Sudah Tiga belas hari setelah mama Jelita di rawat di rumah sakit, papa nya tak sekalipun menjenguk mamanya. Terakhir Jelita bertemu papanya, saat papanya mengantar mama ke rumah sakit.
Sambungan telepon terhubung, Jelita berbicara dengan Radhi sambil berlari melawan dinginnya air hujan. Menerobos kabut dengan menajamkan penglihatan.
"Hallo, mas Radhi? Kau dimana sekarang, mas?".
"Aku perjalanan ke rumah sakit untuk menjenguk nyonya besar, ada apa nona?".
"Cepatlah sedikit. Aku menyusul papa".
"Apa terjadi sesuatu?".
"Cepatlah Sampai. Aku tidak punya banyak waktu".
Tut Tut Tut...
Panggilan terputus.
Radhi semakin dalam menginjak pedal gas mobilnya.
Sedang di jalan menuju rumah besar kediaman Yusman Nugroho, Jelita sampai di depan pintu gerbang yang cukup tinggi. Dengan menggedor sekuat tenaga, security pun segera membukakan pintu.
Tanpa mempedulikan sapaan security, Jelita berlari kencang menuju pintu masuk yang terbuka lebar. Alangkah terkejutnya jelita saat melihat dua wanita beda generasi tengah duduk di ruang tamu dengan memangku majalah dan tertawa ringan.
Jelita meradang.
Pasti dialah Sukma dan Dewi, anak haram hasil perselingkuhan papanya.
Tapi, Jelita tidak perduli. Biarlah masalah wanita itu, akan Jelita selesaikan nanti. Yang penting sekarang adalah, Jelita harus segera menemui mamanya.
"Papa....... Keluar paa.... papaaaa..... papa harus jenguk mama, mama butuh papa, sekarang".
Dua wanita yang tak jauh dari Jelita, berdiri dan menghampiri jelita yang menggigil kedinginan.
"Hei, Tidak bisakah berbicara baik-baik tanpa berteriak?"
"Mas...", Tegur wanita paruh baya itu dengan menggelengkan kepalanya.
"Ayo kerumah sakit, pah. Mama butuh papa. Jelita mohon, kali ini saja.". Ucap jelita dengan mengatupkan ke dua tangannya dan mata yang sudah siap meluncurkan buliran bening.
"Sekarang hujan. Pergilah! Aku akan kesana besok".
"Papa". Suara Jelita melemah. Entah apa yang merasuki papanya kali ini yang telah berubah drastis. Jelita terkejut dan tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun lagi.
"Mas, Pergilah. Mbak Ambar pastilah sangat membutuhkanmu. Aku mohon.". Sukma mengiba pada suaminya, Yusman.
Yusman tak bereaksi. Entah bagaimana, Yusman tidak lagi ingin menemui Ambar setelah kejadian tiga belas hari yang lalu.
Jelita terpukul.
Jelita terpuruk.
Bahkan di saat-saat terakhir sang mama, papanya bahkan tidak Sudi menengok barang sebentar saja.
"Benarkah ini papaku?", Air mata itu lolos begitu saja melewati mata dan pipi mulus Jelita yang tak berdaya saat itu. Jelita mundur beberapa langkah sebelum akhirnya pergi.
Naas, belum sempat Jelita pergi. Tangan hangat meraih lengannya, memperkenalkan diri sebagai adiknya, Dewi.
"Ini kak Jelita? Kak, aku Dewi adik nya kak jelita. Kita satu sekolah kok kak, Ayo kita bersaudara dan Ki......"
plakk
Tamparan tepat mendarat di pipi Dewi. Dewi pun menoleh Ke arah Jelita dengan air mata yang sudah mengalir.
Melihat itu, Yusman murka.
Sukma hanya bisa mendesah dan tidak berdaya.
Kenyataannya, Sukma lah yang menjadi duri disini.
"Lita. Keterlaluan, kau".
plak...
plak...
Jelita benar-benar terpukul kali ini. Pasalnya, baru kali ini lah papanya menampar Jelita. Itu pun karna sang papa membela anak selingkuhannya.
Bukan hanya meradang, Jelita lebih dari sekedar murka.
"Baik. Papa benar-benar tidak mau menjenguk mamaku. Aku harap, papa tidak menyesal. Papa tidak akan pernah bertemu lagi dengan mamaku".
Jelita muda berlari. Membawa luka dan pedih. Masa depan Jelita jelas akan penuh dengan tatapan masa lalu yang menyakitkan, menyesakkan.
"Aku bersumpah Tidak akan mengampuni siapa pun yang merenggut kebahagiaanku. Bukan tangan suci ku yang akan membalas kalian, Tapi tangan Tuhan lah yang akan melaksanakan. Kau akan membayar mahal lukaku hari ini dan dua puluh tahun terakhir luka mamaku Yusman Nugroho!".
Teriak Jelita sebelum enyah dari gerbang. Bibirnya membiru, matanya memerah.
Jelita harus kembali pada sang mama.
*******
Di rumah sakit.....
Setelah Radhi mendapat kabar dari Jelita, Radhi lantas mempercepat perjalanannya. Rasa khawatir tiba-tiba menyeruak, Spekulasi buruk tentang tentang Ambar Sayu, menari-nari indah di kepalanya.
Setibanya di ruang rawat Ambar, Ambar nampak sangat pucat pasi. Nafasnya tersengal dan melambaikan tangan dengan lemah ke arah Radhi.
"Nyonya", Radhi tercekat.
"Radhi", Ambar tersenyum. Senyum yang selalu mengingatkan Radhi dengan masa lalunya.
"Apa yang nyonya rasakan".
"A....aku tau waktuku tidak banyak. Jika boleh, aa aku titip putriku, kumohon", Ambar meremas pelan tangan Radhi yang terasa dingin Radhi gemetar.
"To-tolong jaga Jelita untukku, Radhi. Pastilah saat ini papanya tidak akan menoleh lagi padanya. Ja-jaga baik-baik putriku seperti kau menjaga separuh nafasmu".
Radhi menghela nafas. Biarlah Radhi dianggap lancang. Yang Jelas, Radhi harus mengatakan tentang isi hatinya pada Nyonya besar Ambar.
"Saya mencintai putri anda, nyonya. Jika Nyonya mengizinkan, saya mohon berilah restu pada kami agar saya dapat menjaga nona muda dengan baik sepanjang hidup saya". Radhi mengatakan kalimat itu dengan tegas. Ambar bahagia dan tersenyum Menganggukkan kepala dan merasa lega.
"Restu ku menyertaimu anak-ku".
Tepat saat itu, Jelita muncul dengan tubuh basah kuyup. Matanya memerah, mungkin air matanya telah menyatu dengan air hujan.
"Jelita...", Jelita berhambur mendekati sang mama. Hatinya teriris pilu melihat mamanya yang tersengal-sengal.
Ambar meraih punggung tangan putrinya dan menyatukan dengan tangan Radhi di atas perutnya.
"Ber-berbahagialah kalian. Mama Akan sangat bahagia nanti di surga. Jelita, Jika jalanmu pulang sudah buntu dan dirumah tidak ada yang memperlakukanmu dengan baik, maka pulanglah pada Radhi. Dia akan menjagamu untuk mama. Radhi sangat mencintaimu, nak".
Jelita tersentak. Tubuhnya menegang. Berbeda dengan Radhi yang bersikap tenang.
"Ma... maksud mama?".
"Ma...mama me...meres....tui ka...Lian", Nafas Ambar berubah pendek-pendek.
Dengan suara bergetar, Radhi menuntun Ambar untuk mengucap kalimat syahadat. Dengan benar dan sempurna meski tidak terlalu lancar. Jelita menangis dalam diam.
'Selamat tinggal, mama. Akan aku buat wanita-wanita ular itu menderita. Akan ku buat wanita-wanita ular itu membayar mahal atas penderitaan mama dua puluh tahun ini'
Jelita menjerit dalam hati. Tangannya terkepal kuat.
Tidak ada yang tau, apa yang akan Jelita lakukan. Tapi saat ini, biarlah ia memenangkan diri.
Setelah Jelita keluar dari ruangan, Radhi membawa Jelita ke mobil untuk berganti pakaian. Mungkin dengan kemeja cadangan miliknya yang selalu Radhi bawa di dalam mobil.
Sesampainya di mobil.......
"Mas Radhi..."
"Ya, non Jelita?".
"Sebarkan kabar kematian mama. Tapi tolong, sembunyikan jasad mama dengan tidak memberi tahukan siapapun termasuk keluarga Nugroho". Ucap Jelita dengan tegas meski bibir dan seluruh tubuhnya menggigil kedinginan.
"Apa pun untukmu, nona. Apapun. Akan segera aku urus segalanya".
🍁🌺🍁
Jumpa lagi dengan neng Tia. Jangan lupa tinggalkan jejak dan ramaikan kolom komentar ya.....
😚😚😚😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
smoga karma y lbih mnyakit kan buat bpk y sm istri muda jg ank y
2022-10-18
1
Sunarti W Spdi
ya ampun min nahan nafas bacanya...tisu mana tisu
2022-08-19
3
Malha Chubie
jir sedih bgt Thor berasa lagi Qt yg ngalamin
2021-12-09
1