Luka Dibalik Jelita

Luka Dibalik Jelita

Bab 1

Seorang remaja, tengah bergelung nyaman dengan selimutnya pagi ini. Suara kicauan burung dan bisikan angin yang begitu merdu, membuatnya seolah enggan untuk beranjak dari peraduannya. Di tambah lagi dengan udara yang terasa sejuk, membuat gadis ini semakin nyaman mengeratkan selimutnya.

Gadis remaja berusia delapan belas tahun ini, Jelita namanya. Jelita Ayudya Nugraha. Parasnya yang ayu membuat ia banyak di minati oleh kaum lelaki. Namun sayang, kenyataan dan takdir seolah memperoloknya bak seonggok sampah yang ternistakan.

Semua berawal dari sini. Berawal dari usianya yang menginjak angka delapan belas tahun.

Pagi itu, Jelita sayup-sayup mendengar suara-suara yang saling teriak di iringi isak tangis yang begitu histeris. Dengan penasaran, Jelita beranjak dan keluar kamar berjalan menuju lantai satu. Karena letak kamar Jelita berada di lantai dua, tepat di samping kamar utama.

Semakin dekat, semakin jelas perdebatan mereka. Jelita semakin menajamkan pendengaran untuk mencari tau apa yang mereka debatkan.

"Kau tega, mas. Selama ini, Aku mengurus rumah dan mengurusmu dengan baik. Apa kurangnya aku sampai kau berpaling dan memiliki wanita simpanan? Dan kau bilang apa? Kau punya anak dengan wanita busuk itu? Dan kau akan membawa mereka kerumah ini? Kau gila, mas. Kau gila".

plakk

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Ambar Sayu, mama Jelita.

Jelita membelalakkan mata dan menutup mulutnya tak percaya. Papa yang selama ini selalu bersikap hangat di depan Jelita, nyatanya kini telah berani melakukan kekerasan pada sang mama.

"Jaga ucapanmu, Ambar Sayu. Kau pikir siapa dirimu? Kau hanya wanita lemah dan jauh dari kata pantas untuk di sandingkan denganku. Jangan lupakan asal usulmu. Kau tak lebih dari sekedar wanita yang di jodohkan ayah denganku".

"Meski hubungan kita berawal dari pernikahan, tapi ingat, mas. Ada Jelita di antara kita. Kau menyakitinya juga, mas. Kau...."

"Aku hanya memperjuangkan cinta ku, Ambar. Sukma Wati adalah cinta ku semenjak kami duduk di bangku SMA. Kau hanya wanita bodoh yang mau-mau saja di nikahkan denganku. Aku menikahimu dan memberimu nafkah lahir batin, harusnya kau bersyukur. Aku tidak mencintaimu, dan sudah berusaha untuk menerimamu. Jadi jangan melunjak dan menuntut hal lebih lagi, Ambar".

Sumpah demi apapun juga, Jelita tidak pernah melihat perangai papanya yang demikian kasar terhadap sang Mama. Jelita meneguk ludahnya dengan kepahitan yang kian terasa.

Fakta demi fakta telah tersuguhkan di depan mata. Jelita terpukul dengan sangat keras.

Baru seminggu yang lalu Jelita selesai melakukan ujian akhir sekolahnya, Jelita merasa lega karena ia tinggal memikirkan untuk mendaftar di universitas yang ia inginkan.

"Dua puluh tahun bukan waktu yang sebentar bagiku menerima kenyataan kalau kamu harus membagi kasih dan waktu untuk Sukma mu itu. Aku juga mau di perhatikan, mas. Jelita juga butuh waktu kamu. Kamu selalu melakukan alasan pekerjaan di luar kota demi menghabiskan waktu dengan wanita itu".

"Diam, Ambar! Sekali lagi kau teriak, akan ku buat kau meraung setelah ku ceraikan!".

"Tidak. Aku tidak akan Sudi kau ceraikan. Wanita jalangmu itu akan bersorak menang jika aku mundur dan melepaskan mu. Ayah dan ibumu pasti menangis di surga melihatmu begitu busuk karena tidak adil memperlakukan Jelita dan anak mu dengan jalang itu!".

Tanpa kata, ayah Jelita, Yusman Nugroho membalikkan badan. Alangkah terkejutnya Yusman karena mendapati Jelita sudah berada di ujung anak tangga dengan air mata yang sudah mengucur deras.

"Lita?". Yusman bergumam lirih. Yusman tidak mampu lagi menahan rasa keterkejutannya itu. Disusul sang mama Jelita yang juga mengalihkan tatapannya pada Jelita.

"Lita?", Ambar hanya bisa meneguk ludahnya kasar.

Dengan menguatkan langkah kaki yang terasa gemetar, Lita berjalan menghampiri dua paruh baya yang mematung itu.

"Sejak kapan papa punya simpanan? Jadi benar papa tidak mencintai mama?". Jelita bertanya dengan suara bergetar. "Jawab pa" Jelita bertanya dengan suara lirih.

Ambar, mama Jelita adalah wanita yang lemah lembut. Tutur katanya juga sopan. Wajah ayunya menjadi pelengkap yang membuktikan bahwa Ambar adalah wanita yang nyaris sempurna.

Tapi sayang sungguh sayang, Semua kebaikan dan kecantikan itu tidaklah terlihat oleh mata Yusman. Bagi Yusman, tidak ada wanita yang lebih sempurna dari Sukma. Cinta pertamanya semenjak Yusman masih di bangku SMA.

"Papa......".

"Sebelum mama hadir dan dijodohkan oleh eyang Kakung mu, Lita".

"Ambar....."

"Jika kau tidak mampu menjawab, biar aku yang menjawabnya, mas. Lita sudah dewasa, sudah waktunya dia tau kebenaran tentang kenyataan ini. Kenyataan yang kamu buat sendiri", Jawab Ambar dengan tangisan yang mengucur deras

"Jelaskan dari awal, ma. Jelita ingin tau semuanya". Jelita berjalan menuju sofa ruang tengah di ikuti oleh orang tuanya.

Saat ini, mereka tengah duduk di sofa. Suasana tegang dan mencekam. Jelita menatap tajam sang papa yang hanya diam seribu kata. Entah mengapa, Jelita tak percaya dengan kebenaran tentang simpanan sang papa.

"Mama dan papa menikah atas dasar perjodohan Lita, Mama........"

"Teruskan, ma. Lita rasa, papa tidak akan mengatakan apa pun pada Lita", Lanjut Jelita dengan tatapan yang tak pernah lepas dari sang papa.

"Mama tahu dari awal kalau papa mu tidak pernah bisa lepas dan tidak bersedia lepas dari Sukma, cinta pertama papa semenjak mereka duduk di bangku SMA. Dan papamu telah menikahi Sukma setahun setelah papamu menikahi mama, namun mereka menikah sebatas nikah siri".

Tatapan Ambar nampak jauh menerawang. Meski menyampaikan itu dengan tenang, namun tak dapat menyembunyikan rona luka yang selama ini di pendam-nya.

"Mama mencoba mengerti dan berusaha menerima. Hingga mama mendengar terlahir ya seorang putri dari pernikahan siri mereka, mama tetap berusaha tegar, Lita. Tapi siapa sangka, dua puluh tahun lalu mama mencoba menerima kenyataan, tapi mama menyerah hingga di titik ini".

"Rumah tangga macam apa yang di jalani dengan ke egoisan sesaat? Mama mencoba memahami perasaan papa mu. Tapi papamu bahkan.... tanyakan pada papa mu, Apakah dia memikirkan perasaan mama dan mengesampingkan egonya selama dua puluh tahun ini?".

degg

Yusman tertampar dengan kalimat akhir Ambar yang begitu menusuk sanubarinya.

"Dua puluh satu tahun berumah tangga dan dua puluh tahun hidup mama di madu. Tanpa papamu tau bagaimana penderitaan mama, meski mama selalu mengutamakan perasaan papamu dengan membiarkannya menikahi kekasihnya. Tapi kali ini, mama lelah Jelita. Mama menyerah. Bukankah kesabaran ada batasannya?".

Suara Ambar melemah. Ambar merosot ke lantai dan pingsan saat itu juga. Yusman terkejut dan Jelita berteriak histeris melihat mama nya.

"Ambar...?"Suara Yusman melemah dengan nada bergetar.

"Mama......, ma bangun ma. Mama harus kuat. Mama harus kuat demi Lita, ma. Mama jangan tinggalkan Lita!" Lita menangis sejadi-jadinya dengan membawa kepala sang mama ke dalam pangkuannya.

"Kita bawa mama mu ke rumah sakit", tegas Yusman dengan segera menggendong Ambar dan membawanya menuju mobil.

Terpopuler

Comments

Henny Piri Tjiang

Henny Piri Tjiang

pelakor ohh pelakor.. orang ketiga lg..

2021-12-02

0

Sulati Cus

Sulati Cus

baru baca udah bikin emosi meledak

2021-07-05

2

Meliala Kolompoy

Meliala Kolompoy

siap mampir...terimakasih udh masuk notif ku
semoga ceritanya mnyenangkan..dn oyornya ga marah2 klo qta koment..🤭😁😁✌😃

2021-07-01

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!