Bab 2

Matahari sudah merangkak naik. Pagi sudah berganti siang. Panas mulai terasa menyengat kulit siapa saja yang berhalu lalang tanpa mengenakan pelindung kulit.

Seorang wanita paruh baya tengah terpejam rapat. Raut wajahnya yang tenang menyimpan berjuta luka yang ia pendam bertahun-tahun lamanya. Sinar wajahnya meredup.

Di sisinya, sang putri tengah menunduk sedih dengan menggenggam erat telapak tangan kiri sang mama. Gadis yang kuat, tidak lagi meneteskan air mata. Tapi siapa sangka bahwa hatinya cukup hancur karna mengetahui fakta tentang papanya yang telah berbagi kasih sekian lamanya.

Pikiran sang gadis mengelana jauh. Mengumpulkan kembali ingatan masa lalu serupa kepingan puzzle yang berserakan.

Kepingan masa lalu.

Ambar Sayu.

Sang mama, Wanita dengan ketegaran yang luar biasa. Masih bisa bersikap biasa saja di depan sang putri, meski hatinya cukup rapuh karna penghianatan sang suami.

Sebelas tahun lalu, tepatnya saat usia Jelita menapaki usia tujuh tahun, Jelita ingat, sang papa berjanji untuk datang ke acara ulang tahun Jelita yang mengundang banyak teman sekolahnya.

Namun, hingga saat acara berlangsung hingga semua tamu undangan sudah pulang, Jelita masih terpaku di pintu menunggu sang papa yang masih jelita harapkan kehadirannya.

Ke esokan harinya....

Sang papa datang dan meminta maaf atas ketidak hadirannya dalam pesta ulang tahun putrinya. Entahlah, mungkin takdir yang menuntun Jelita untuk mengetahui sesuatu.

Jelita tiba-tiba saja memiliki keinginan untuk masuk ke dalam mobil papa. Hingga mata jelita terpaku pada sebuah paperbag dan Jelita segera menyambar dan memeriksa isinya.

Sebuah gaun berwarna merah maron dengan ukuran yang lebih kecil dari tubuh Jelita. Jiwa anak-anak Jelita seketika meronta.

Dalam fikirannya mengapa sang papa membelikannya gaun yang tidak muat untuk Jelita kecil pakai?

Jelita kecil berlari dan menghampiri sang papa. Jelita sempat menangkap mata basah sang mama seperti baru saja menangis, Namun sang mama hanya menyanggah dengan alasan matanya kelilipan.

Jelita kecil akhirnya menangis karna gaun itu tidak bisa Jelita pakai.

Kini jelita mengerti, bahwa gaun itu bukan untuk dirinya, melainkan untuk putri lain milik papanya. Mirisnya, Jelita baru mengetahui setelah sebelas tahun berlalu.

Jelita kembali berpikir tentang sang mama. Betapa tegarnya mama saat itu. Bukan satu atau dua tahun, melainkan dua puluh tahun.

Dalam hati, Jelita bertekad untuk merebut kembali papanya. Ia tidak akan membiarkan siapapun merebut sang papa begitu saja.

.................

Radhi Praja Bekti. Sekertaris sekaligus orang kepercayaan papa jelita. Parasnya yang rupawan di usia yang menginjak Dua puluh tiga tahun. Pria dengan ketegasan luar biasa di usia yang masih muda.

Pria berkulit putih, dengan alis tebal cukup menunjukkan bahwa Radhi ialah sosok yang begitu tegas dan tak terbantahkan. Matanya yang tajam setajam mata elang, menunjukkan tidak lah mudah menaklukkan seorang Radhi.

Kulit putih serta hidung yang begitu mancung, menunjukkan, bahwa Radhi terbukti menjadi incaran para wanita, baik dari kalangan bawah, menengah, maupun kaum elit sekalipun.

Ketegasan rahang dan tubuh kekar menunjukkan kekuatan seorang Radhi sudah sangat terlatih. Usia muda tidak menjadi alasan untuk Radhi mudah di tindas dan di sepelekan begitu saja.

"Non jelita". Suara seorang pria yang begitu tampan. Radhi Praja Bekti. Dia lah Radhi, satu-satunya saksi atas tindakan bodoh Yusman karna telah menyia-nyiakan Ambar dan putrinya, Jelita. Itu pun Yusman lakukan demi Sukma yang di gadang-gadang sebagai wanita yang sangat di cintai.

"Ya...?". Jelita mengalihkan pandangannya pada Radhi. Radhi terpesona, seperti terbius oleh kecantikan sang putri. Meski ini bukan pertemuan pertama, namun Radhi seolah selalu mengagumi gadis polos putri majikannya.

Radi segera berusaha menormalkan detak jantungnya yang selalu berdegup kencang saat berdekatan dengan Lita. Seperti petir yang bergemuruh hebat di dasar hatinya.

Setelah Radhi bisa menguasai diri, Radhi mendekat dan bersikap biasa saja. Radhi berdiri di seberang tempat Kania duduk.

"Tuan meminta saya untuk mengurus nyonya besar. Jika ada yang nona butuhkan, katakan pada saya".

"Apakah papa sudah benar-benar tidak menginginkan mama lagi, mas Radhi?". Jelita tertunduk sedih. Mungkinkah, sang papa akan benar-benar meninggalkan Jelita dan mamanya?

"Sabar lah non Lita. Saya akan mendukung apapun keputusan non Lita. Apapun yang non Lita perintahkan pada saya, saya akan berdiri tegak untuk merealisasikannya. Yang jelas, Non Lita tidak sendiri''.

"Terima kasih mas Radhi. Tapi, bisakah mas Radhi menceritakan sedikit tentang putri papa yang lain selain Jelita?". Jelita memohon.

Sungguh, hati Radhi seperti tersayat saat itu juga. Apa yang harus Radhi katakan? Jika Jelita mendengar semuanya, pastilah luka Jelita akan semakin dalam dan lebar. Radhi hanya tidak mau wanita yang menjadi poros dunianya menjadi hancur hatinya.

"Sebaiknya, non Lita tidak usah tau", Radhi menyunggingkan senyum tipisnya. Tapi Jelita tetap menggeleng pertanda ia masih keukeuh untuk ingin tahu tentang putri papanya yang lain.

"Mas Radhi, tadi bilang apapun yang kita pinta, mas Radhi akan turuti, kan?". Radhi mengangguk.

"Baiklah, mari kita berbincang di sofa, non".

Berjalan lah mereka menuju sofa di ruang rawat Ambar.

"Tuan, telah menikah dengan seorang wanita desa yang berasal dari desa yang sama tempat tuan di lahirkan. Nyonya Sukma namanya. Pernikahan mereka hanya sebatas pernikahan siri, dan nyonya Ambar tau semuanya. Tapi nyonya besar Ambar, entah terbuat dari apa hatinya yang begitu luas seluas samudra. Masih bisa mentoleransi kesalahan tuan".

"Lanjutkan, mas Radhi". Lanjut Jelita yang sudah tidak sabar mengetahui lebih dalam lagi. Radhi menghela nafas karna semakin takut Jelita akan semakin terluka karna ceritanya.

"Tuan menceritakan semuanya pada saya, dan tidak ada yang terlewat. Dari pernikahan tuan dan nyonya Sukma, mereka telah di karuniai seorang putri yang berusia tujuh belas tahun saat ini, Dewi Anjar wati namanya, sering di panggil Dewi".

"Baenarkah bahwa paap menceritakan semua tanpa terlewat?", Tanya Jelita lagi. Radhi mengangguk. "Lalu, Dimana mereka sekarang?".

"Tinggal di kota ini, non Jelita". Jelita memejamkan matanya. meresapi setiap rasa sakit yang semakin beranak Pinak. Seperti membentuk sebuah lautan.

"jelaskan tentang putri papa itu". Ada tekat yang begitu kuat dalam sorot mata Jelita remaja. Meski hatinya rapuh, tapi tidak menyurutkan tekad keingintahuannya. Hal itu semakin membuat Radhi semakin menggila pada nona mudanya ini.

"Dewi usia anda dan Dewi sebelas bulan lebih muda Dewi, non Lita. Ia juga bersekolah di sekolah yang sama dengan non Lita. Semua itu juga atas kehendak tuan besar sendiri".

"Jelaskan padaku tentang mereka, mas. Bagaimana tentang sosok mereka sampai membuat papa berpaling dari mama dan aku". Mata Jelita yang sedari tadi memanas, kini mulai berkaca-kaca. Sekuat tenaga jelita menutupi dari Radhi.

"Nyonya Sukma dan nona Dewi adalah sosok yang lemah lembut dan baik. Bahkan, mereka nampak peduli pada nyonya besar Ambar. Jangan salahkan nyonya Sukma sepenuhnya atas ini semua non Lita. Sesungguhnya, tuan besarlah yang salah langkah Karena lebih mengutamakan cinta mereka daripada ketulusan dan kesetiaan nyonya besar. Cinta bisa hadir pada siapa saja, bukan? Hanya saja, kita sendiri tidak bisa menentukan, pada siapa hati dan cinta akan berlabuh".

"Lalu? Bukankah Sukma sudah melakukan kesalahan karna merebut suami orang?".

"Non Lita tidak akan mengerti. Ada saatnya nanti, non Lita akan bebas dari penderitaan ini.Percayalah nona, saya akan berdiri tegak di sisi nona sekalipun nyonya Sukma dan nona Dewi yang menantang anda, sekalipun tuan besar sendiri yang berdiri tegak untuk mereka. Karena kebenaran, tidak akan selamanya hanya menjadi bayang-bayang".

Ingin rasanya Radhi membawa lari Jelita dan Ambar sejauh mungkin. Namun, Radhi masih menahan diri.

🍁🌺🍁

Terpopuler

Comments

Nartadi Yana

Nartadi Yana

oh Thor belum belum dah ngupas bawang 🌹🌹🌹

2021-08-11

1

Rima Agustina

Rima Agustina

radhi jelasin yg sejelas jelasnya napa
ngambang amat sech
buat kepo

2021-03-17

1

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

😭😭😭😭😭😭😭

2021-02-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!