Eps 5

"Hana?"

Freddi sangat mengenal Hana jadi dari sudut pandang manapun ia akan mengenali nya. Tapi saat ini Freddi berusaha berfikir positif dan mengendalikan diri karena masih ditempat keramaian. Freddi secara diam-diam memotret seseorang yang diduga Hana tersebut. Tak berfikir panjang akhirnya Freddi melanjutkan perjalanan pulang.

Sesampainya dirumah, rumah tampak sepi tidak ada yang menyambutnya seperti biasa. Freddi menuju dapur untuk menaruh cake yang dibelinya lalu ia menuju kamar Qyara, ternyata Qyara sudah tidur setelah makan siang.

"Tuan sudah pulang?" tanya suster yang baru menyadari kehadiran Freddi

"Iya suster, apa dia rewel hari ini?"

"Tidak tuan bahkan hari ini nafsu makannya bertambah"

"Syukurlah, kemana Hana? Kenapa tidak menemani Qyara?"

"Nyonya muda pergi Tuan"

"Kemana?"

"Saya tidak tahu Tuan, Nyonya juga tidak mengatakan akan pergi kemana"

"Baiklah lanjutkan pekerjaanmu"

Freddi ke kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah selesai, keadaan kamar masih tetap sepi. Tiba-tiba terlintas dipikiran nya apa yang baru saja telah dilihatnya dicafe.

"Apa benar tadi Hana? Tapi bersama siapa? Fotografer yang mana lagi? Dan kenapa bertemu diluar biasanya di studio atau kantor?" gumam Freddi

Untuk menghilangkan pikiran buruknya yang belum tentu benar ia memeriksa pekerjaan yang ditinggalkannya dikantor melalui email yang dikirimkan oleh Johan. Freddi selalu lupa waktu jika menyangkut pekerjaan.

"Papa" panggil Qyara. Qyara baru saja bangun diberi tahu suster bahwa papanya sudah pulang langsung merengek minta diantar ke kamar papanya

"Hai princess kau sudah bangun?" jawab Freddi menutup laptopnya beralih memangku sang putri

"Papa pulang?"

"Iya nak, papa besok akan bekerja di luar kota"

Melihat Qyara yang hanya diam Freddi mengerti bahwa Qyara sepertinya juga enggan ditinggalkan. Dan hal itulah yang membuat Freddi semakin berat untuk pergi

"Papa hanya beberapa hari nak, kau dirumah bersama mama ya" Freddi mencoba membujuk Qyata

"Tadi papa membeli cake untukmu, kau mau?" tanyanya

"Mau"

Freddi menggendong Qyara menuju dapur lalu Freddi meminta tolong kepada pelayan untuk mengambilkan kue untuk Qyara

Qyara makan kue sangat lahap hingga dalam waktu sekejap dia mampu menghabiskan 2 cupcake.

"Wahh anak papa pintar sekali, mau lagi?"

"Tidak" jawab Qyara singkat karena memang belum pandai berbicara kalimat panjang

"Sayang.. Kau pulang lebih awal?" Hana yang baru saja pulang mendengar suara suaminya langsung mencarinya ke sumber suara

"Iya karena besok aku akan ke kantor cabang" jawab Freddi

"Kau dari mana?" imbuhnya

"Eee.. Aku tadi ada meeting dengan crew majalah sayang" Jawab Hana sedikit gugup

"Qyara, mama ke kamar dulu sebentar ya nak"

Qyara hanya mengangguk sambil tersenyum.

Tiba-tiba Freddi teringat sesuatu, baju yang dikenakan Hana sama dengan orang yang tadi sempat dilihatnya di cafe.

"Princess, sebentar papa mau angkat telfon dulu ya" pamit Freddi

"Suster tolong jaga Qyara sebentar ya" imbuhnya

"Baik Tuan"

Freddi ke menjauh dari anaknya lalu melihat kembali foto yang diambilnya tadi dan benar dugaannya, baju yang dikenakan Hana sama dengan yang ada di foto tapi siapa laki-laki itu? Freddi kembali menyangkal pikiran buruknya, ia berusaha untuk berpikir positif. Bagaimanapun juga ia sendiri yang memberi izin untuk Hana kembali bekerja di dunia modelling.

***

Rumah Cecil

Kedua kakak beradik asyik mendekor kamar Cecil hingga lupa waktu bahkan melewatkan jam makan siang.

"Devan aku lelah" keluh Cecil

"Kau istirahatlah biar aku lanjutkan" jawab Devan

"Tunggu dulu, ini sudah hampir sore kau belum makan siang" imbuhnya

"Aku tidak lapar Devan, aku lelah" Cecil merebahkan dirinya di kasur

"Setidaknya makanlah dulu sedikit, aku tidak mau direpotkan jika kau sakit" bantah Devan

"Tunggu sebentar aku akan mengambilkan makanan untukmu"

Devan turun menuju dapur dan meminta untuk menyiapkan makanan untuk Cecil. Tapi saat Devan kembali ke kamar, Cecil sudah terlelap.

"Sudah kubilang tunggu sebentar, kenapa tidak sabar sekali" guman Devan

Devan melanjutkan pekerjaannya hingga benar-benar selesai. Lalu ia keluar membawa kembali nampan berisi makanan yang tadi dibawanya. Sedangkan Cecil masih saja terlelap hingga jam makan malam tiba. Setelah Devan membersihkan diri, ia berniat memanggil kakaknya untuk makan malam karena pasti orang tuanya sudah menunggunya dibawah

Tok tok tok

"Kak ayo turun makan malam" panggil Devan

Tidak ada jawaban hingga beberapa kali memanggil. Akhirnya Devan membuka pintu kamar Cecil dan melihat Cecil masih saja meringkuk ditempat tidur. Devan mendekat dan membangunkan Cecil

"Hey perempuan macam apa kau ini, ini sudah malam masih saja tidur"

Cecil tak bergeming

"Kak bangun!!" teriak Devan

"Ada apa Devan?" tanya Cecil dengan suara khas bangun tidur

"Kau tidak lapar? Kau melewatkan makan siang hingga makan malam tiba"

"Ini sudah malam?" Cecil terkejut

"Kau lihat saja ini sudah jam berapa?" tunjuk Devan pada jam dinding

"Cepat mandi, papa mama pasti sudah menunggu" imbuhnya seraya berlalu keluar dari kamar Cecil

Cecil bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri secara kilat karena pasti orang tuanya sudah menunggu di meja makan. 10 menit setelahnya Cecil turun ke meja makan.

"Sudah selesai dekorasinya?" tanya Tomi

"Sudah pa"

"Kau sepertinya sangat lelah nak" ucap Sarah

"Lelah tidur maksudnya? semuanya Devan yang menyelesaikan" ketus Devan

"Hei aku tidak memintamu untuk membantuku. Kau sendiri yang menawarkan diri" jawab Cecil

Tomi dan Sarah hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya

"Sudah tidak perlu ribut, cepat makan"

Akhirnya mereka makan dalam diam, tidak ada suara apapun kecuali dentingan sendok yang terdengar.

"Cecil, kau tidak ingin ke rumah nenek?" tanya Tomi setelah selesai makan

"Kerumah nenek?"

"Iya nak. Kau boleh ajak Devan kesana untuk berlibur sejenak sambil menunggu pengumuman dari sekolahmu" ujar Tomi

"Kau mau kan Devan?" tanyanya pada Devan

"Tidak pa, Devan lebih baik dirumah" tolak Devan

"Kalu begitu aku juga tidak pergi" Cecil ikut menolak

"Kenapa kau mengikutiku? Pergilah sana" ketus Devan

"Aku tidak akan pergi jika kau tidak pergi bersamaku" Cecil tak mau kalah

"Sudah ya.. Tidak usah berdebat. Besok kalian berdua pergi bersama ke rumah nenek. Kali ini kalian boleh bawa mobil sendiri tanpa supir. Tidak ada penolakan" ucap Tomi meninggalkan anak-anaknya yang akan memulai berdebat

"Kalian turuti saja apa kata papa ya.. Kalian merindukan nenek bukan?" tanya Sarah

"Devan merindukan nenek tapi Devan tidak mau pergi dengan kakak"

"Devan, kau tega kakakmu pergi sendiri?"

Devan menggelengkan kepala

"Ya sudah.. Pergilah bersama. Nenek sangat menyayangimu sama seperti nenek menyayangi Cecil nak" ucap Sarah

Ya.. Nenek yang dimaksud adalah ibu dari Tomi yang berada diluar kota. Mereka sekeluarga berkunjung 3 bulan sekali jika ada waktu luang. Kali ini Tomi menyuruh anak-anaknya mengunjungi neneknya supaya neneknya tidak kesepian di rumah dan kebetulan mereka berdua sedang libur.

"Baiklah ma, Besok Devan pergi bersama kakak"

"Terimakasih adikku sayang" ucap Cecil sambil mencubit pipi Devan

"Kakak!!" teriak Devan kesakitan

Cecil secepat mungkin berlari menghindari kejaran Devan. Lagi-lagi mama Sarah hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya tersebut.

.

.

.

Segini dulu yaa.. Eps selanjutnya pada pergi semua nih , ada kejutan apa kira-kira?

Stay tune ya. Jangan lupa like, coment dan vote ya teman-teman😊

Happy reading..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!