Pagi ini Cecil menjalani hari seperti biasa. Ia tetap bangun pagi meskipun tidak ke sekolah. Ia terbiasa membersihkan kamarnya sendiri karena menurutnya Cecil kamar adalah ruang pribadi untuknya dan semua orang menghargai keinginan Cecil. Hari ini tiba-tiba Cecil ingin mendekorasi ulang kamarnya dan telah membuat list beberapa hiasan yang akan dibelinya.
tok tok tok..
"Nona sarapan sudah siap" ucap salah satu pelayan diluar kamar
"Iya bi.. sebentar lagi Cecil turun" jawab Cecil
Dengan semangat Cecil turun dan menuju meja makan. Disana sudah terlihat papa dan mamanya tapi masih ada yang kurang
"Selamat pagi papa.. selamat pagi mama" sapa Cecil sambil mencium pipi papa dan mamanya secara bergantian
"Selamat pagi sayang" jawab papa dan mamanya kompak
"Hm.. dimana Devan? apa belum bangun?"
"Devan jogging sayang, baru saja dia berangkat, mau menyusul?" tawar mama Sarah
"Tidak ma, Cecil malas hehe" jawab Cecil sambil nyengir kuda
Merdeka bertiga akhirnya sarapan tanpa Devan. Cecil yang semula sangat ceria berubah murung saat tidak ada Devan. Hal itu sering terjadi dan kedua orang tua sudah menyadarinya, mereka manganggap bahwa anak-anaknya sudah saling menerima dan menggantungkan satu sama lain justru membuat mereka bahagia.
"Cecil, sekolahmu masih libur kan? Kau ada acara hari ini?" papa Tomi membuka pembicaraan setelah selesai sarapan
"Sekolah Cecil masih libur pa, nanti pasti dapat kabar jika sudah waktunya masuk dan hari ini Cecil full dirumah"
"kalau begitu temani mama belanja ya nak" kali ini Mama Sarah yang berbicara
"Wahh.. kebetulan sekali ma, sebenarnya Cecil ingin sekali mendekorasi ulang kamar Cecil. Jadi ada beberapa barang yang harus dibeli" jawab Cecil cepat
"Apa boleh Cecil mendekorasi kamar Cecil sendiri pa? tanyanya
"Tentu boleh nak.. temani mama kamu belanja sekalian kamu juga beli keperluan kamu"
"baiklah pa.. ma.. Cecil siap-siap dulu"
Cecil kembali ke kamarnya untuk siap-siap dan mengambil list barang yang akan dibelinya. Cecil dan mama Sarah pergi diantar pak Imron supir keluarganya karena papa Tomi sudah berangkat bekerja.
Setelah sampai di mall, Cecil dengan santainya membantu mamanya untuk berbelanja bahan makanan dan keperluan rumah yang lain. Mama Sarah sudah terbiasa belanja sendiri untuk memastikan barang yang dibeli benar-benar berkualitas
"Ma.. nanti setelah mama selesai, mama tunggu di mobil aja ya" ujar Cecil sambil membantu mendorong keranjang belanja
"Loh kenapa sayang?" mama Sarah penasaran
"Cecil nggak mau mama kecapean.. biar Cecil yang belanja sendiri untuk dekorasi kamar"
"Mama temani tidak apa-apa nak"
"Ma.. Cecil cuma sebentar kok, nanti kalau Cecil kesulitan membawa barang Cecil hubungi pak Imron untuk jemput Cecil" Cecil berusaha memberi pengertian kepada mamanya
"Baiklah terserah kau saja"
Setelah membayar semua barang belanjaan, Cecil dan mama Sarah menuju ke basement parkir. Sesuai dengan kesepakatan, Cecil kembali masuk sendiri untuk membeli beberapa hiasan. Karena Cecil sudah membuat lisrt barang apa saja yang diperlukan jadi tidak butuh waktu lama untuk menemukannya.
"hai Cecil"
Cecil spontan menoleh ke arah suara tersebut
"Alex?"
"Ya ini aku. Kau sedang cari apa?"
"Aku cari barang untuk hiasan kamar"
"Sendiri?"
"Tidak, mama menunggu di mobil bersama sopir"
"Tidak bersama Devan?"
"Tidak, Devan hari ini menemani papa dirumah" jawab Cecil berbohong. Jelas-jelas papanya tidak ada dirumah
"Mari aku bantu Cecil" ucap Alex sambil mencoba merebut keranjang belanja milik Cecil
"Tidak usah Alex, biar aku saja" Cecil mencoba merebut kembali karanjangnya tapi tidak berhasil
"Alex!" teriak Cecil
Alex tidak menghiraukan ucapan Cecil dan Cecil pun menyerah membiarkan Alex membantunya.
Setelah merasa cukup,Cecil pergi ke kasir untuk membayarnya.
"Alex, kemarikan barang-barangku" pinta Cecil
"Sekalian aku bawakan ke parkiran"
"Terserah kau saja" tidak mau berdebat lagi Cecil mendahului Alex menuju basement
Setelah sampai, Cecil disambut senyum ramah mama Sarah yang menunggu di dalam mobil
"Sudah nak?"
"Sudah kok ma, ayo pulang"
"Ini siapa Cecil?" tunjuknya pada Alex
"Saya Alex tante. teman Cecil sejak kecil"
"Oh.. Bukankah kamu anaknya Tuan Edward?" Tanya mama Sarah kepada Alex
"Benar tante" jawab Alex ramah
"Baiklah kalau begitu terimakasih sudah membantu Cecil nak"
"Tidak masalah tante, kalian hati-hati"
Setelah drama pertemuan dengan Alex, Cecil kembali murung dan melamun seakan jiwanya sedang tidak seirama dengan raganya. Hingga sampai di rumah pun Cecil tetap murung. Cecil memasuki kamarnya diikuti pak Imron yang membawakan barang-barangnya.
Cecil mengganti baju dengan baju rumahan lalu mulai membersihkan kamarnya walaupun sebenarnya moodnya sedang tidak bagus
"Kudengar ada yang sedang mendekorasi kamar, ada yang bisa ku bantu?"
Dengan malas nya Cecil menoleh
"Devan.." teriak Cecil lalu berhambur memeluk Devan
"Sepertinya kau sangat merindukanku, tidak bertemu beberapa jam saja kau sudah seperti anak anjing ditinggal majikannya"
"Hey kau samakan aku dengan anjing? yang benar saja" Cecil menghempaskan tubuh Devan sambil mencebikkan bibirnya
"Sudahlah tidak akan ada yang membujukmu jika kau marah"
"Devan!!!"
"Ayo mulai dekorasi kamarmu, mulai detik ini aku akan ada bersamamu" ucap Devan dengan percaya diri
Mendengar ucapan Devan, mood Cecil kembali membaik dan bersemangat untuk mendekorasi kamar.
Tak heran bila orang-orang mengira Cecil dan Devan adalah sepasang kekasih. Devan membiarkan sifat manja Cecil terhadapnya karena menurutnya sudah cukup kakaknya bersedih beberapa tahun belakangan ini. Devan sangat mengerti keadaan Cecil sehingga ia berusaha sebisa mungkin membahagiakan kakak tirinya tersebut. Apakah ada maksud lain dari semua perlakuan Devan? Entahlah Hanya Devan yang tahu
***
Perusahaan Rahardi Corp.
Pagi ini Freddi berangkat ke kantor seperti biasa bersama Johan asistennya. Freddi memasuki ruangannya dan mulai memeriksa beberapa berkas yang bertumpuk.
Tok Tok Tok
"Masuk" perintah Freddi
"Meeting dimulai 10 menit lagi Tuan" ucap Johan yang baru saja memasuki ruangan Freddi
"Baiklah"
"Hm.. Tuan" panggil Johan ragu
"Ada apa lagi?"
"Tuan ada masalah dengan kantor cabang dan harus segera ditangani"
"Kau segeralah kesana, pasti kau bisa menyelesaikannya kan?"
"Tapi kali ini kantor cabang membutuhkan kehadiran anda Tuan" sanggah Johan
"Pekerjaan disini biarkan saya yang handle Tuan" imbuhnya
"Baiklah besok pagi saya akan kesana"
"Baik Tuan"
Setelah mendengar kabar dari Johan tentang masalah dikantor cabang, Freddi jadi tidak fokus saat meeting. Freddi sebenarnya enggan untuk pergi ke luar kota karena akan berpisah beberapa hari dengan istri dan anaknya. Tapi sebagai CEO ia tidak boleh egois , ia tetap harus menjalankan tanggung jawabnya.
Freddi memilih untuk pulang lebih awal hari ini. Ia ingin menghabiskan waktu dengan putri kecilnya sebelum ia pergi ke luar kota. Sebelum pulang ia singgah ke mall untuk membeli kue tiramisu yang pernah dibelinya tempo hari.
"Saya mau 1 box cupcake tiramisu. take away ya"
"Baik Tuan"
Tak berselang lama pesanan Freddi sudah siap. Setelah membayar pesanannya, Ia melangkah keluar dari toko menuju lift terdekat. Namun, saat melintasi sebuah cafe ia seperti melihat seseorang yang sangat ia kenal bersama seorang laki-laki sedang asyik berbicara
"Hana?"
.
.
.
Mohon dukungannya ya reader. maaf kalau masih berantakan karena ini novel pertama.
Happy Reading😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments