Pemilik kafe

Budaya tap like dan berikan vote ya jika sudah membaca karyaku. Karena dukungan kalian sangat berarti.

Happy Reading

" Lagu ini hanya untuk kamu, Sintya. " tutur Adit yang sedang berdiri di atas panggung.

Adit melantunkan lagu cinta, dengan suara yang merdu dan menyentuh hati.

Awalnya Sintya tak tahu, siapa yang bernyanyi di atas panggung. Tetapi setelah penyanyi menyebut nama Sintya, dia pun tersentak kaget.

" Adit ?" kaget Sintya dalam hati. Matanya masih fokus, melihat seseorang yang dia kenali berdiri di atas panggung.

" Yang bernama Sintya, silakan maju dan naik ke atas panggung. " panggil MC yang berada di dalam kafe.

" Ya ampun Adit, kamu bikin aku malu aja." gumam Sintya dalam hati. Kemudian pipinya mulai memerah di wajahnya yang putih mulus.

Lalu Sintya pun menuju ke atas panggung, untuk menghampiri Adit. Dan Sintya sudah berdiri di hadapan Adit.

" Terima kasih Sintya, yang sudah menerimaku menjadi kekasihmu." ucap Adit seraya memberikan sebuket bunga mawar merah

Lalu Adit memeluk Sintya dengan erat, menandakan dirinya sangat bahagia hari ini.

" Ih, malu aku, Dit ..." bisik Sintya ke telinga Adit.

" Aku, hanya ingin mengungkapkan rasa bahagiaku. " kata Adit yang telah melepaskan pelukannya.

Dan mereka berdua, langsung menuju meja makan.

" Dit, aku lapar." ujar Sintya yang memegang perutnya.

" Kamu, mau makan apa?" tanya Adit.

" Menu di sini, adanya apa aja?" balik Sintya bertanya.

" Lihat aja sendiri." balas Adit seraya memberikan daftar menu.

" Kali ini kamu yang traktir, ya?" celetuk Sintya sambil membaca daftar menu.

" Iya, kamu mau borong makanannya juga boleh. Pilih aja makanan yang kamu suka" balas Adit seraya tersenyum.

" Siang Pak Adit , hari ini Bu Sisca tidak masuk. Saya ingin melaporkan kalau stok ayam sudah menipis. Jadi siapa yang belanja, Pak? " sapa salah satu pegawai kafe yang sudah berdiri di sebelah Adit.

Sisca Eka Putri adalah kakak pertama Adit. Sisca diberikan tugas oleh Adit sebagai manajer kafe. Dia yang mengurus segala kebutuhan kafe.

Tapi setelah belanja kebutuhan kafe dan melakukan tugasnya , Sisca langsung pergi hangout dengan teman-temannya, dan itu adalah hobi Sisca.

" Pak Adit, belanja?" tanya Sintya bingung dengan panggilan seorang karyawan kafe di sebelah Adit

" Iya, nanti aku yang urus." jawab Adit kepada pegawai kafe dan menyuruh nya untuk kembali ke posisi kerjanya.

" Kamu? " tanya Sintya dengan tatapan mata yang tajam ke arah Adit.

" Iya, aku pemilik kafe ini." ucap Adit sambil tersenyum.

" Pantas, aku disuruh borong makanannya." ketus Sintya dengan wajah yang cemberut.

" Selesai makan, antar aku belanja ayam ke pasar." ajak Adit yang masih memegang ponsel.

" Belanja, ke pasar ?" keluh Sintya seraya mengerutkan keningnya.

" Iya, memangnya kamu tidak suka?" Tanya Adit sambil mengangkat satu alisnya.

" Iya udah, pesenin aku roti bakar aja." kata Sintya dengan senyum pias.

Sintya tak menyangka, jika Adit pemilik kafe mewah tempat dia berada saat ini.

Setelah menyantap makanan nya, Adit langsung mengajak Sintya. Mereka berjalan keluar kafe, menuju ke arah parkiran mobil.

" Loh, bukannya ini parkiran mobil?"

" Terus, motor kamu dimana?" tanya Sintya kepalanya menoleh ke arah kanan dan kiri.

" Kita berangkat pakai mobil." tutur Adit sambil memegang tangan Sintya.

" Memangnya, kamu bawa mobil? balik Sintya bertanya.

" Ada kok mobil kantor, udah ayo jalan jangan nanya mulu. " sergah Adit dan menuntun tangan Sintya menuju mobilnya.

Mereka sudah masuk ke dalam mobil, dan Adit mulai melajukan nya.

" Dit, besok aku sudah mulai kerja. " ucap Sintya menjelaskan besok dia mulai bekerja.

" Hem ..." balas Adit dengan jawaban yang singkat.

" Kok hem aja, gak ada jawaban lain?" gerutu Sintya sambil memutar kedua bola matanya malas

" Aku harus jawab apa, Sin? " kata Adit dengan tangan masih memegang kendali stir mobilnya.

" Kamu, gak mau kerja di kantorku. Aku mau besarin toko kue milik mamamu, kamu juga gak mau." balas Adit sambil konsentrasi melihat jalanan dan memegang stir mobilnya.

Lalu suasana menjadi hening, sepanjang jalan Sintya hanya mendengarkan lagu lewat headset.

" Sudah sampai, Cantik ..." kata Adit yang langsung memarkirkan mobilnya di depan halaman peternakan ayam.

" Bukannya kita mau ke pasar, ya?" tanya Sintya seraya menyatukan alisnya.

" Kalo beli di pasar mahal, Cantik. Jadi kita langsung ke peternakan ayam. Nanti kalo kamu uda jadi nyonya Adit, belanja ayamnya disini, ya! " canda Adit sambil mengelus pipi Sintya. Adit sangat berharap, jika kelak Sintya akan menjadi istrinya.

" Ih, apaan sih! " ketus Sintya yang menepis tangan Adit dari pipi mulusnya.

Mereka berdua langsung masuk ke kandang ayam, yang ukurannya cukup besar. Di sana sudah terlihat pemilik peternakan ayam.

Pemilik peternakan pun datang menghampiri Adit.

" Pacarnya ya, Mas Adit?" ledek pemilik peternakan ayam.

" Calon istri." jawab Adit dengan santai.

Lalu Sintya mencubit perut Adit, karena merasa malu telah di ledek oleh pemilik peternakan ayam.

" Auw ...."

Adit meringis kesakitan, namun hanya sakit kepura-puraan.

" Iya, ampun." kata Adit

Sintya hanya tersenyum kecut, melihat tingkah konyol Adit.

Kemudian Adit memilih ayam, yang akan dibeli. Lalu pemilik peternakan pun, mulai memotong ayamnya satu persatu. Setelah itu Adit mentransfer uang, sesuai jumlah ayam yang di potong.

" Pak, langsung kirim ya ke kafe. " titah Adit. " Udah di transfer ya ..." sambil menunjukkan ponselnya sebagai bukti transfer melalui m bangking.

" Oke bos, siap ... " sahut pedagang ayam yang memberikan hormat sebagai isyarat kalau semuanya sudah beres.

Pemilik peternakan ayam merupakan langganan kafe milik Adit.

Biasanya Adit selalu menghubungi pemilik peternakan ayam, tanpa mendatangi nya. Namun Adit ingin mengajak Sintya jalan-jalan, untuk mengetahui bisnisnya.

Berharap saat mereka menikah nanti, Sintya sudah paham tentang pekerjaan Adit.

Lalu Adit dan Sintya pergi meninggalkan peternakan ayam.

" Memangnya sudah pasti, aku menjadi istri kamu, Tuan Adit ?" ledek Sintya sambil menyisir rambutnya dengan tangan.

" Pastilah, kamu ingin aku lamar sekarang?" sahut Adit yang menantang nya sambil tangannya mencubit pipi Sintya.

" Ih, aku cuma becanda tau." gumam Sintya yang melepaskan tangan Adit yang sedang mencubit lembut pipinya.

" Aku serius." kata Adit seraya memberhentikan mobilnya ke pinggir jalan. Lalu memegang tangan Sintya. Adit menatap nya dengan tatapan intens.

" Dit, aku harap kamu bisa bersabar. Aku ingin mewujudkan cita-citaku dulu. " ungkap Sintya sambil menatap mata Adit.

" Oke, Cantik. Aku akan sangat sabar menunggumu." ucap Adit dengan tangannya sambil mengelus pipi Sintya.

-

-

Adit masih aja sabar, sampai mana sih sabarnya? Liat lagi episode berikutnya 🙏

Jangan lupa like dan komen ya, jika ada kata-kata yang kurang berkenan bisa chat Author 🙏

Episodes
1 Kelulusan
2 Menyentuh hati
3 Pemilik kafe
4 Persiapan kerja
5 Jatuh cinta
6 Akal-akalan Riki
7 Kecemasan Adit
8 Cemburu Adit
9 Suksesnya rencana Mira
10 Penyesalan Sintya
11 Lamaran Riki yang mendadak
12 Menuju pernikahan yang mendadak
13 Temu kangen dengan sahabat
14 Kekesalan Mira
15 Bukti yang sudah tidak berarti
16 Perhatian Riki
17 Masih perhatian
18 Bebek bakar
19 Terbongkarnya kejahatan Mira
20 Ketakutan Riki
21 Kedatangan Mommy Jessica
22 Hasutan Mira part 1
23 Hasutan Mira part 2
24 Penyesalan Riki
25 Adit yang bijaksana
26 Kesempatan untuk Riki
27 Rencana bulan madu
28 Boomerang yang kedua untuk Mira
29 Kecemburuan Riki
30 Hanya ingin Sintya bahagia
31 Sampai di Australia
32 Bulan madu
33 Cincin pernikahan
34 Pengorbanan Riki
35 Kepanikan Sintya
36 Sakitnya Sintya
37 Sintya periksa ke dokter
38 Kembali ke apartemen
39 Alasan Riki hanya ingin dirawat Sintya
40 Sintya mulai bekerja
41 Pengganti Riki
42 Sintya kembali trauma
43 Kecemasan Adit
44 Kekecewaan Riki terhadap kakaknya
45 Emosi Riki kepada Dani
46 Permohonan maaf Mommy Jessica
47 Sintya meminta cerai
48 Cek kehamilan
49 Keputusan Sintya
50 Kepergian Riki
51 Perhatian Adit
52 Muncul Mira
53 Fitnahan Mira
54 Sintya melahirkan
55 Kepergian ayah Sintya
56 Kehadiran Riki
57 Penyesalan Riki
58 Pengakuan Mira
59 Penjelasan Riki
60 Kembalinya Sintya ke apartemen Riki
61 Riki yang perhatian
62 Tasya namanya
63 Kedatangan Mommy Jessica dan Dani
64 Perhatian Riki yang diabaikan Sintya
65 Sintya begitu menggoda
66 Pesona Sintya yang memikat hati para lelaki
67 Keliling Mall
68 Bertemu Reno yang merupakan saingan Adit saat SMA
69 Reno menguntit
70 Kemunculan Reno di apartemen
71 Reno yang mengesalkan
72 Sintya melepas rindu dengan keluarganya
73 R' Fruit yang artinya Reno Fruit
74 Karena wanita harus di mengerti
75 Riki yang merajuk
76 Riki yang tidak menyukai bau durian
77 Teror Reno
78 Reno yang terus membuntuti
79 Kepanikan Sintya
80 Ketakutan Sintya
81 Reno yang mengesalkan
82 Reno bagian dari rencana Riki
83 Ide menyewa asisten rumah tangga
84 Perhatian Riki
85 Mama Anita menginap di apartemen Sintya
86 Ketangkap basah
87 Sintya harus bahagia
88 Rencana resepsi pernikahan
89 Imunisasi
90 Adit yang menghilang
91 Kebahagiaan Riki
92 Kejutan untuk Sintya
93 Rumah mewah untuk Sintya
94 Kebingungan Sintya
95 Kasih sayang keluarga Riki
96 Menghafal nama asisten rumah tangga
97 Tugas untuk Pak Rahman
98 Mencoba gaun pengantin
99 Perancang baju pengantin adalah Jelita
100 Pemilik separuh saham hotel
101 Ciutan negatif dari kaum sosialita
102 Wanita sulit di tebak
103 Mata-mata Adit
104 Kebersamaan dengan mommy mertua.
105 Pesan terakhir Adit
106 Kepergian Mommy Jessica
107 Kebahagian Riki
108 Sebar undangan
109 Siapa Saraswati?
110 Kegelisahan Riki
111 Sintya yang sibuk
112 Mama Anita menginap
113 Karina Saraswati suruhan Mira
114 Rencana Mira yang gagal
115 Menjelang resepsi
116 Acara resepsi pernikahan/ END
117 PENGUMUMAN Kisah Aditya
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Kelulusan
2
Menyentuh hati
3
Pemilik kafe
4
Persiapan kerja
5
Jatuh cinta
6
Akal-akalan Riki
7
Kecemasan Adit
8
Cemburu Adit
9
Suksesnya rencana Mira
10
Penyesalan Sintya
11
Lamaran Riki yang mendadak
12
Menuju pernikahan yang mendadak
13
Temu kangen dengan sahabat
14
Kekesalan Mira
15
Bukti yang sudah tidak berarti
16
Perhatian Riki
17
Masih perhatian
18
Bebek bakar
19
Terbongkarnya kejahatan Mira
20
Ketakutan Riki
21
Kedatangan Mommy Jessica
22
Hasutan Mira part 1
23
Hasutan Mira part 2
24
Penyesalan Riki
25
Adit yang bijaksana
26
Kesempatan untuk Riki
27
Rencana bulan madu
28
Boomerang yang kedua untuk Mira
29
Kecemburuan Riki
30
Hanya ingin Sintya bahagia
31
Sampai di Australia
32
Bulan madu
33
Cincin pernikahan
34
Pengorbanan Riki
35
Kepanikan Sintya
36
Sakitnya Sintya
37
Sintya periksa ke dokter
38
Kembali ke apartemen
39
Alasan Riki hanya ingin dirawat Sintya
40
Sintya mulai bekerja
41
Pengganti Riki
42
Sintya kembali trauma
43
Kecemasan Adit
44
Kekecewaan Riki terhadap kakaknya
45
Emosi Riki kepada Dani
46
Permohonan maaf Mommy Jessica
47
Sintya meminta cerai
48
Cek kehamilan
49
Keputusan Sintya
50
Kepergian Riki
51
Perhatian Adit
52
Muncul Mira
53
Fitnahan Mira
54
Sintya melahirkan
55
Kepergian ayah Sintya
56
Kehadiran Riki
57
Penyesalan Riki
58
Pengakuan Mira
59
Penjelasan Riki
60
Kembalinya Sintya ke apartemen Riki
61
Riki yang perhatian
62
Tasya namanya
63
Kedatangan Mommy Jessica dan Dani
64
Perhatian Riki yang diabaikan Sintya
65
Sintya begitu menggoda
66
Pesona Sintya yang memikat hati para lelaki
67
Keliling Mall
68
Bertemu Reno yang merupakan saingan Adit saat SMA
69
Reno menguntit
70
Kemunculan Reno di apartemen
71
Reno yang mengesalkan
72
Sintya melepas rindu dengan keluarganya
73
R' Fruit yang artinya Reno Fruit
74
Karena wanita harus di mengerti
75
Riki yang merajuk
76
Riki yang tidak menyukai bau durian
77
Teror Reno
78
Reno yang terus membuntuti
79
Kepanikan Sintya
80
Ketakutan Sintya
81
Reno yang mengesalkan
82
Reno bagian dari rencana Riki
83
Ide menyewa asisten rumah tangga
84
Perhatian Riki
85
Mama Anita menginap di apartemen Sintya
86
Ketangkap basah
87
Sintya harus bahagia
88
Rencana resepsi pernikahan
89
Imunisasi
90
Adit yang menghilang
91
Kebahagiaan Riki
92
Kejutan untuk Sintya
93
Rumah mewah untuk Sintya
94
Kebingungan Sintya
95
Kasih sayang keluarga Riki
96
Menghafal nama asisten rumah tangga
97
Tugas untuk Pak Rahman
98
Mencoba gaun pengantin
99
Perancang baju pengantin adalah Jelita
100
Pemilik separuh saham hotel
101
Ciutan negatif dari kaum sosialita
102
Wanita sulit di tebak
103
Mata-mata Adit
104
Kebersamaan dengan mommy mertua.
105
Pesan terakhir Adit
106
Kepergian Mommy Jessica
107
Kebahagian Riki
108
Sebar undangan
109
Siapa Saraswati?
110
Kegelisahan Riki
111
Sintya yang sibuk
112
Mama Anita menginap
113
Karina Saraswati suruhan Mira
114
Rencana Mira yang gagal
115
Menjelang resepsi
116
Acara resepsi pernikahan/ END
117
PENGUMUMAN Kisah Aditya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!