Beberapa menit yang lalu...
Ketika Pak Adi hendak menemui Pak Wira tiba-tiba seorang perwakilan keluarga Laura datang menghampirinya dan meminta bertemu dengan pihak keluarga Keenan.
"Pak Maaf, ada perwakilan keluarga Laura ingin bicara dengan bapak, Ibu Vero dan Tuan Keenan," ucap Pak Adi setengah berbisik.
Kemudian ketiganya menemui orang tersebut.
"Saya selaku perwakilan keluarga Laura memohon maaf sebesar-besarnya. Kami terpaksa harus membatalkan pernikahan ini, Laura mendadak pergi dari rumah tanpa kami tahu penyebabnya. kami sudah berusaha mencarinya tapi tidak ada hasil. Saya tahu saya tidak pantas meminta maaf kepada anda tapi ini adalah kebenarannya. Saya tidak mau anda mengharapkan sesuatu yang tidak pasti dari Laura." orang itu menundukan kepalanya dengan penuh rasa bersalah sekaligus malu.
Mama Vero begitu shock mendengar kabar tersebut bahkan sampai tak sadarkan diri beruntung dengan sigap Keenan dan Pak Wira menahannya agar tidak terjatuh.
Keenan segera mengambil ponselnya dan menghubungi teman-teman serta orang suruhannya untuk mencari keberadaan Laura.
Setelah beberapa saat akhirnya Mama Vero siuman.
"Pa, bagaimana ini?," Tanya mama Vero sendu. "Mama tidak punya muka lagi di depan keluarga dan teman-teman mama, apa kata mereka nanti," mama Vero mulai menangis.
"Bagaimana pun juga pernikahan ini harus tetap di lanjutkan," ucap Pak Wira tegas.
"Ken kamu harus mempertanggung jawabkan semua ini, Papa tidak mau membuat keluarga kita malu, apalagi kita telah menyebar ribuan undangan,"
"Iya Pa, Ken sedang berusaha mencari Laura, tolong tunggu sebentar lagi,"
"Bagaimana kalau Laura benar-benar tidak datang ken? Mama pasti jadi bahan ejekan semua orang."
"Pernikahan ini harus tetap di lanjutkan dengan ada tau tidaknya Laura," ucap Pak wira tegas.
"Maksud Papa apa?" tanya Ken bingung.
Kemudian pak Wira pergi menemui Pak Adi yang sedari tadi menunggu di luar ruangan.
"Apa ada masalah pak?," tanya pak Adi yang melihat wajah Pak Wira begitu kacau.
"Adi kamu harus tolong saya sekarang, Laura melarikan diri dari pernikahan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana malu nya kalau acara pernikahan ini di batalkan sedangkan ribuan undangan telah di sebar dan para tamu sudah menunggu di bawah. ini juga akan berdampak pada reputasi keluarga dan bisnis,"
"Apa yang bisa saya bantu pak?," tanya Pak Wira sedikit heran.
"Putri mu, saya mau dia mengantikan Laura dan menikah dengan anak saya," ucap Pak Wira sedikit memohon.
"Alin? Tapi pak Alin anak ceroboh dan manja walaupun usianya sudah 18 tahun tapi dia masih kekanak-kanakan saya takut dia hanya akan membuat malu keluarga bapak," Pak Adi jujur bagaimana watak anaknya dia takut membuat pak Wira kecewa nantinya.
"Tidak masalah. saat ini hanya kamulah satu-satunya orang yang saya percaya dan saya andalkan, untuk itu saya mohon ijinkan Alin menikah dengan Keenan," Pak Wira memegang bahu Pak Adi dengan penuh harap.
"Saya coba bicarakan dengan Alin dan ibu saya dulu pak," pamit Pak Adi
Setelah cukup lama berdiskusi dan sedikit bernegosiasi dengan sang ibu akhirnya dengan berat hati sang ibu mengijinkan Alin untuk menikah dengan Keenan dan tugas terberat untuk Pak Adi adalah berbicara kepada putrinya.
**
"Ken kamu akan menikah dengan Alin putrinya Pak Adi, Papa tidak terima penolakan," ucap pak Wira tegas.
"Yang benar saja Pa? Ken tidak mau," tolak Keenan.
"Pa, Dia masih kecil, Mama memang ingin Ken menikah tapi tidak dengan gadis itu, apa tidak ada calon lain? pokoknya Mama tidak setuju" Mama Vero ikut protes. Mama Vero tentu tidak setuju apa kata orang nanti.
"Tidak ada pilihan lain lagi. Hanya keluarga Pak Adi yang bisa Papa percaya. pokoknya kamu haru nurut apa kata papa. Dari awal papa sudah tidak setuju dengan hubungan kamu dan Laura terbukti kan ucapan papa? dan untuk Mama, Mama selalu menginginkan calon menantu cantik, sosialita dan berkelas itu saja tidak menjamin hatinya cantik juga ma , lihat sekarang Laura bahkan membuat malu keluarga kita. Harusnya Mama bersyukur dan berterimakasih karena Pak Adi rela menikahkan putrinya yang masih remaja dengan Keenan. Papa sudah bersusah payah membujuk Pak Adi"
"Pa.."
"Cukup Ken, papa tidak menerima penolakan dari siapa pun. ini sudah keputusan mutlak papa,"
***
"Maafkan Ayah nak, ayah juga ingin yang terbaik buat Alin, Ayah yakin Keenan dan keluarganya orang baik dia pasti memperlakukan kamu dengan baik juga," Pak Adi mengelus rambut Alin seraya memeluknya.
"Cucu nenek yang nakal, ingat ya Alin harus jadi istri yang baik harus nurut apa kata suami Alin nanti. ingat apa yang selalu nenek ajarkan sama Alin, nenek yakin Alin akan bahagia," sang Nenek ikut menghambur dalam pelukan.
"Iya Ayah, Nenek selama ini Alin sudah sudah sangat banyak merepotkan Ayah dan Nenek kini saatnya Alin membahagiakan kalian. Alin bahagia jika kalian bahagia, Alin sudah berjanji pada diri sendiri untuk jadi anak yang patuh dan penurut ."
Kini acara ijab kabul akan segera di mulai, Para tamu sudah bersiap menyaksikan jalannya acara. Keenan sudah nampak duduk di hadapan penghulu namun mempelai wanita belum juga terlihat batang hidungnya padahal acara sudah di undur 2 jam dari jadwal.
"Dimana mempelai wanitanya?," bisik seorang tamu.
"Iya ini sudah di undur dua jam masa belum siap juga," jawab yang lainnya. Mereka pun sibuk dengan asumsi masing-masing mengenai dimana keberadaan mempelai wanita.
Tak berselang lama Seorang gadis cantik berjalan di karpet merah. gadis itu nampak cantik dengan balutan gaun yang sedikit kepanjangan sebenarnya gaunnya juga sedikit kebesaran namun beruntung sang designer bisa mengakali nya sehingga bisa terlihat pas. Dengan make up tipis dan tanpa aksesories kepala seperti pengantin kebanyakan. Ya Alin memang menolak untuk di make up tebal apalagi untuk di sanggul.
Kemudian sang nenek menuntunnya menuju acara ijab kabul.
Rasa penasaran para tamu undangan pun semakin tinggi. bagaimana bisa wajah calon mempelai wanita berbeda dengan yang sudah di cetak di undangan terlebih lagi teman-teman Arisan Mama Vero sudah tidak asing dengan Laura yang terkenal di kalangan sosialita.
"Baiklah apa acaranya sudah bisa di mulai?" Tanya Pak Penghulu.
"Sudah," jawab mereka serempak.
Kemudian acara pun di mulai.
"SAH," suara teriakan dan tepuk tangan dari pada hadirin saat Keenan berhasil mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas. walaupun Keenan harus mengulang satu kali karena salah menyebut nama Laura saat ijab kabul pertama.
"Astaga mimpi apa gue semalem bisa tiba-tiba nikah gini? sama om-om lagi untung aja ganteng," batin Alin memandangi wajah Keenan yang terlihat tidak bersemangat duduk di pelaminan.
"Om emang tante Laura kemana sih? kok bisa-bisa nya kabur di hari pernikahan?," tanya Alin penasaran.
"Jangan banyak tanya," jawab Keenan ketus.
"Ih Om galak banget sih," Alin mencebikan bibirnya.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Widia Aja
Alin
2023-01-17
0
Widia Aja
Semoga Alvin tidak bisa di intimidasi, di sakit secara verbal dan punya mental kuat
2023-01-17
0
CebReT SeMeDi
semangat kak
2021-12-15
1