Hangat sinar mentari pagi menyapa memberikan semangat baru bagi setiap kehidupan. Begitu juga dengan Alin yang begitu bersemangat karena hari ini adalah pengumuman kelulusan hasil test masuk Universitas.
"Pagi Ayah, pagi Nek," sapa Alin ceria seperti biasanya kemudian Alin mencium pipi kedua orang tersayangnya.
"Pagi putri ayah yang cantik, Ayo sarapan dulu nak."
"Alin sarapan di luar aja Ayah, Nek soalnya udah di tungguin teman di depan," Alin menyalami keduanya kemudian segera berlari keluar rumah.
"Lama banget sih lo," omel Farrel melemparkan helm ke arah Alin, dengan sigap Alin menangkapnya.
"Elah baru jam segini, lo aja yang kepagian," Alin segera memasang helm dan naik motor Farrel. Farrel salah satu teman dekat Alin rumah mereka juga berdekatan dan kebetulan test di Universitas yang sama.
Setibanya di kampus ternyata teman-teman satu geng sewaktu SMA sudah berkumpul di depan gerbang.
"Dua sejoli baru datang nih," ledek Della, selama ini mereka tahu kalau sebenarnya Farrel menyukai Alin diam-diam.
"Apaan sih kalian, udah yuk masuk gue laper belum sarapan," ucap Alin mengalihkan perhatian. Alin bukannya tidak tahu bagaimana perasaan Farrel hanya saja dia tidak tertarik dengan hal-hal yang berbau percintaan yang hanya memusingkan diri sendiri, dia banyak melihat dari teman-temannya bagaimana bucin dan ribetnya orang pacaran.
"Wah bener ya kata orang-orang di sini bibit unggul semua, ceweknya cakep-cakep," kagum Reno si playboy cap buaya.
"Tapi mereka belum tentu mau sama lo juga No," celetuk Alin.
"Cewek mana sih yang gak mau sama gue?" ucap Reno dengan PeDe nya. Reno memang memiliki wajah tampan, badan tinggi bersih dan mata elang yang tajam menjadi daya pikat nya belum lagi tutur katanya yang manis bak gula biang membuat kaum hawa klepek-klepek di buatnya.
Della memutar bola malas mendengar celotehan Reno dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi tersebut.
"Jangan gitu Del, tar lo suka sama gue repot,"
"Najis gue suka sama lo, kaya gak ada cowok lain aja," Della bergidik ngeri membuat teman-temannya tertawa.
"Biasanya kalo yang suka berantem itu jodoh," Tambah Rizal.
Mereka berlima berjalan menuju kantin kampus sekalian berkeliling sebelum pengumuman kelulusan jam 9 nanti.
***
Pagi ini Keenan tampak sibuk dengan setumpuk berkas di hadapannya. Keenan memang sengaja mempercepat pekerjaannya agar bisa mengambil cuti lebih awal untuk mempersiapkan pernikahannya.
"Selamat pagi pak, ini kopi nya," Risa sekertaris Keenan membuatkan kopi seperti biasanya.
"Simpan saja di atas meja," jawab Keenan datar matanya masih fokus pada layar monitor di hadapannya.
"Baik pak, saya permisi" kemudian Risa meninggalkan ruangan Keenan.
Sumpah ya itu cowok susah banget di taklukannya, bertahun-tahun gue ngincar dia tapi gak dapet juga.
Tiba-tiba Risa di kejutkan dengan kedatangan Laura yang sudah memasang wajah masam terhadap dirinya.
"Pagi mbak Laura," Sapa Risa ramah.
Tidak ada jawaban dari Laura dia berjalan melewati Risa begitu saja.
"Sayang," panggil Laura begitu memasuki ruangan Keenan kemudian dia berjalan menghampiri Keenan serta memeluk manja sang tunangan.
"Ada apa sepagi ini udah datang? aku masih banyak kerjaan," ucap Keenan datar.
"Kamu gak suka aku datang kesini?" Laura mengerucutkan bibirnya.
"Bukan gak suka, tapi aku bakalan kehilangan konsentrasi karena aku akan lebih fokus sama kamu dari pada kerjaan," Keenan menggenggam tangan Laura. senyum Laura seketika mengembang.
"Aku cuman kangen sama kamu, sayang aku gak suka sama sekertaris kamu yang kecentilan dan suka cari perhatian itu," ucap Laura dengan manjanya.
Keenan tersenyum, "Kamu cemburu? Kita sudah mau menikah masih saja cemburu, lagian dia cuman buatkan kopi saja tidak lebih, dan lagi dia kerjanya bagus gak mungkin aku ganti dia tanpa alasan yang jelas,"
"Kan kamu bisa minta OB yang buatkan, jangan dia lah aku gak suka" Kini Laura berpindah duduk pangkuan Keenan.
"Aku maunya kamu yang buatkan aku kopi tiap hari," Keenan mencium bibir Laura sekilas.
***
Alin tertunduk lesu seakan tidak ada lagi semangat dalam dirinya setelah menerima pengumuman kelulusan dengan hasil yang tidak sesuai dengan yang di harapkan.
Alin sudah berusaha kerasa agar bisa lulus tapi nampaknya dia belum berhasil kali ini sedangkan teman-temannya di nyatakan LULUS.
"Semangat Lin masih ada tahap kedua, gue yakin lo pasti lolos," Della berusaha menghibur dan menyemangati Alin.
"Iya jangan cemberut gitu lo jelek, lagian kan masih bisa masuk pake jalur lain," celetuk Reno.
"Iya bener tuh, ada duit mah gampang," tambah Rizal.
"Ini lagi berdua malah ngajarin gak bener," protes Della.
"Yaudah gue cabut duluan ya," pamit Alin tampak lesu berbanding terbalik dengan tadi pagi yang penuh semangat.
"Lin!" panggil Della.
"Udah biarin dulu dia sendiri Del," Farrel mencegah Della mengikuti Alin.
Sesampainya di rumah Alin merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang di ruangan tamu.
"Bagaimana hasil test nya?," tanya nenek yang duduk di sebelahnya.
"Alin gak lulus nek," Alin memejamkan matanya seraya menarik nafasnya dalam.
Nenek mengelus rambut Alin, "Tidak apa-apa, Alin pasti lulus di kesempatan selanjutnya. itu kenapa nenek membatasi Alin bermain supaya Alin bisa lebih fokus belajar. Lagi pula sekarang Alin sudah berusia 18 tahun bukan lagi anak kecil yang pantas bermain kelereng dan layangan apalagi Alin seorang perempuan, nenek bawel juga buat kebaikan Alin," Nenek tidak pernah bosan menasehati Alin meski kadang Alin tidak pernah menuruti nasehatnya.
Kemudian Alin bangun dan memeluk sang nenek, "Maafin Alin ya nek, Alin janji Alin bakal berubah tapi sedikit-sedikit ya nek" ucap Alin cengengesan. Sang nenek hanya bisa tepuk jidat setiap di nasehati pasti jawaban Alin seperti itu yang artinya dia tidak berubah dan selalu mengulanginya lagi.
***
Malam hari di kediaman Keenan.
"Bagaimana persiapan pernikahan kamu Ken?," tanya Mama Vero.
"Sudah 90 persen Ma, mama jangan khawatir Ken sama Laura sudah mempersiapkan semua dengan sangat matang," jawab Ken yakin.
"Syukurlah kalau begitu, Mama sudah tidak sabar punya mantu seperti Laura. Dia gadis idaman para ibu-ibu bahkan teman-teman arisan Mama saja banyak yang memuji dia," puji Mama Vero.
"Iya Ma, Ken juga," Ada kebahagiaan tersendiri saat melihat sang Mama sebahagia ini. Mama Vero memang selalu mendesak Keenan untuk segera menikah ya maklum saja jika di lihat dari usianya Keenan memang sudah tidak muda lagi beruntung dia memiliki wajah yang awet muda hingga di usianya yang menginjak 32 tahun masih terlihat keren dan tampan . Sang Mama pun ingin segera menimang cucu seperti teman-teman yang lain. belum lagi terkadang ada saja orang yang berbicara tidak mengenakan tentang anaknya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa like, komen dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
⏤͟͟͞R ve
Benar tuhh bang Rizal...
orang yang sering berantam katanya Jodoh 🤭
2022-01-24
0
🇰 ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷⁸
nexttttttttttt 🏃♂️🏃♂️🏃♂️
2022-01-10
1
🇰 ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷⁸
nexttttttttttt 🤣
2022-01-10
1