Bab 5.Keraguan...

Sayup-sayup Rachel membuka matanya perlahan-lahan, kesadarannya belum pulih seutuhnya. Samar-samar dia melihat langit-langit kamar berhiaskan lampu gantung kristal klasik berwarna gold yang tidak asing, dia edarkan pandangan ke sekitar terlihat wallpaper serta beberapa perabotan yang terlihat senada,

di dinding sebelah kanan terdapat banyak frame potret dirinya tergantung. Diapun akhirnya tersadar tengah berada di kamar tidurnya sendiri.

Rachel melihat penampakan dirinya, masih melekat baju yang sama.Dia mencoba mengingat kejadian kemarin... dan.....

"Oh my god!!! Bagaimana caranya aku bisa sampai di kamar ini??" Ujarnya Sambil menepuk

Pelipisnya. Dengan segera dia bangkit menuju ke toilet membersihkan diri. cukup lama waktu yang Rachel habiskan dalam memilah-milah pakaian lamanya, beruntung ukuran tubuhnya masih sama seperti dulu hingga beberapa dress masih sangat pas di tubuh nya.

Sementara diruang bawah, tepatnya di ruang makan telah berkumpul Pak.Wijaya, Ny.Amitha dan Mahavir tengah menikmati sarapan pagi sembari berbincang-berbincang.

"Bik'.. Coba tengok Rachel udah bangun apa belum!!" Perintah Pak Wijaya kepada Bik Santi asisten rumah tangganya yang tengah beberes-beres.

Belum sempat Bik Santi beranjak dari tempatnya terlihat Rachel berjalan turun menapaki anak tangga. Kaki jenjangnya yang putih dan mulus terekspos dengan indah, sementara dress mini berwarna Lemonade Pink dengan bukaan lebar di bagian punggung dan aksen tali dibagian belakang, melekat sempurna di tubuh rampingnya

Rachel berjalan mendekat ke arah ruang makan yang terletak tak jauh dari tangga.

"Morning mom, dad... " Sapa Rachel kepada daddy dan mommy nya ketika mulai mendekat ke meja makan tanpa memerhatikan kehadiran satu orang lagi. Begitu menarik kursi untuk duduk, barulah dia melihat wajah Mahavir dengan jelas.

"Astaga... Kamu mengagetkan ku!! Apa yang kamu lakukan disini?" Tanyanya pada Mahavir yang hanya dibalas dengan senyuman. Tadinya Rachel berfikir yang duduk di samping daddy nya itu Bryan, adik laki-laki semata wayang nya. Tapi ternyata malah orang yang tidak diharapkannyanya itu.

"Rachel...Yang sopan dong..." Ucap Ny.Amitha sambil mengupas buah.

"Oh iyya bagaimana caranya semalam aku sudah berada di kamarku, bukankah terakhir kali aku berada di mobilmu?" Tanyanya kepada Mahavir "kau tidak macam-macam denganku kan?" Lanjutnya lagi sambil melotot ke arah orang yang saat ini berhadapan dengannya.

"Hush...Sebentar lagi kalian akan menikah, jangan suka berantem." Ujar daddy melerai "semalam kamu sudah ketiduran, jadi daddy yang menyuruhnya untuk menggendong mu ke kamar."

Mendengar penjelasan daddy nya Rachel hanya terdiam. "Sepercaya itu kah daddy pada pria dihadapanku ini??" Gerutunya dalam hati sambil menatap tajam ke arah Mahavir yang lagi-lagi hanya dibalas dengan senyuman. Entah mengapa setiap Rachel melihat senyuman Mahavir ada perasaan bergejolak di hatinya. Rachel kemudian menyambar gelas yang ada di hadapannya kemudian meneguk airnya.

"Daddy sudah mengurus pernikahan kalian, besok pagi kalian akan menikah disini, dan mengenai resepsinya daddy serahkan pada kalian akan menggelar nya dimana". Ucap Pak Wijaya tegas.

Mendengar ucapan daddy nya,membuat air putih yang tengah turun ke kerongkongannya tiba-tiba terasa naik kembali dan berhasil membuatnya tersedak.

"Besok?" Ucap Rachel bersamaan dengan Mahavir lalu kemudian mereka saling tatap tak percaya dengan perkataan Pak Wijaya barusan.

"Paman bukannya itu terlalu... " Ucap Mahavir terpotong ,ada sedikit guratan keraguan di ekspresi wajahnya.

"Iyya besok, makin cepat makin bagus kan, atau kalian mau hari ini?? Daddy bisa mengatur nya kalau mau.. " Ujar Pak Wijaya membuat Rachel dan Mahavir setengah tak percaya dengan perkataannya.

"Iyya dad.. Bukannya ini terlalu terburu-buru, kan banyak yang perlu dipersiapkan."

"Emangnya mau mempersiapkan apa baby?? Besok kan baru nikahnya dulu, yang penting itu kalian nikah dulu. Mengenai resepsinya kan bisa seminggu, atau dua minggu kemudian. tergantung dari kalian." Ucap Ny Amitha enteng.

"Hah???" Rachel semakin tak berdaya dengan jalan pikiran orang tua nya. Tubuhnya lemas seketika, seakan tak punya tenaga untuk membantah lagi. "Terserah kalian saja, aku sudah tidak mau pusing, toh bagaimanapun juga aku harus menikah dengannya kan?"

Rachel pasrah, terpaksa menyerah dan mencoba mengikuti kemauan mereka.

Rachel memandang ke arah Mahavir mencoba menanyakan pendapat nya tapi diurungkan begitu melihat Mahavir tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Mahavir dengan tenang menyantap sarapan nasi gorengnya tapi jelas terlihat dia juga sedang memikirkan sesuatu. Perkataan Pak Wijaya barusan sukses membuat Mahavir tersentak kaget, sama kagetnya dengan Rachel.

"Kami akan menikah besok katanya?" Batin Mahavir mengulang perkataan Pak Wijaya, Mahavir tahu dia akan menikah tapi tidak menyangka akan secepat ini. Bukannya dia tidak menginginkannya, malahan ini adalah impiannya sejak dulu. Tidak, bahkan membayangkan nya saja itu sudah sangat membahagiakan untuk Mahavir, tapi klo secepat ini...hatinya juga belum siap, sungguh keadaan yang serba salah untuk Mahavir.

"Nah gitu dong...Jadi Putri daddy yang manis" Puji Pak Wijaya pada keputusan putrinya. Rachel hanya mendengus kesal, sama sekali tidak merasa senang dengan pujian tersebut.

"Bryan mana? Kok gak keliatan dari kemarin?" Tanya Rachel mengubah topik pembicaraan.

"Adikmu itu lagi liburan ke rumah temannya. Mungkin besok sudah pulang." Ucap Ny.Amitha, Rachel hanya mengangguk tanda mengerti.

"Kamu sudah cantik begitu mau kemana sih?" Tanya Ny. Amitha kepada Rachel.

"Mom kan tau kemarin aku gak bawa apa-apa, dilemari ku cuma ada baju-baju yang udah ketinggalan jaman, aku mau belanja kebutuhan ku selama disini. Sepertinya aku juga butuh ke salon dan mengunjungi beberapa tempat."

"Biarkan Mahavir yang mengantar mu." Perintah Pak Wijaya yang kemudian dibalas anggukan tipis oleh Rachel. Rachel sudah menerkanya, sangat bisa tertebak dengan mudah jalan pikiran daddy nya saat ini.

Rachel menatap ke arah Mahavir, dia masih saja terlihat tidak fokus seperti tengah memikirkan sesuatu. Tapi juga ikut mengangguk pelan atas instruksi Pak Wijaya, yang sangat bisa dipastikan dia sendiri tidak menyimak pembicaraan tadi. Entah apa yang dipikirkan nya. Kalau bisa berharap, Rachel ingin Mahavir berubah pikiran dan membatalkan pernikahan mereka.

"Ok, kalau gitu kita jalan sekarang?" Tanya Rachel ke Mahavir dan sukses membuat lamunannya terhenti. Mahavir menatap Rachel heran.

"Are you ready?" Tanya Rachel sekali lagi, dan sekali lagi Mahavir hanya mengangguk.

"Kalau begitu saya pamit dulu paman dan bibi, anaknya pasti akan saya jaga dengan baik." Ujar Mahavir berbasa-basi membuat Rachel merasa geli dengan perkataannya.

* * *

Mereka kembali berduaan di dalam Porsche hitam yang telah melaju dengan santai membelah jalan dipagi hari yang cerah, beberapa ruas jalan terlihat sudah mulai padat karena aktivitas rutin orang-orang yang bersiap memulai harinya. Dan mereka? Ya,masih terdiam sejak tadi!

Mahavir masih berkutat dengan alam pikirannya

Bermacam-macam rasa khawatir menenggelamkan dirinya, membawa pikirannya jauh berlabuh ke masa lalu...

Rasa takut selalu datang membayangi pikirannya.

Bagaimana kalau Rachel mengetahui diriku yang sebenarnya...?

Bagaimana kalau Rachel sadar kalau aku adalah orang yang paling dia benci, yang untuk melihatku saja dia tak sudi...?

Bagaimana kalau akhirnya Rachel tidak bisa menerima diriku...?

Pikiran-pikiran buruk semakin menguasai nya, kesiapan batinnya seolah terpuruk kedasar yang paling dalam.

Semakin berpikir semakin membawa nya jauh dari kenyataan yang ada, membuatnya melupakan kehadiran Rachel yang sejak tadi berada bersama nya.

Rachel melirik kesal ke arah laki-laki yang sedang menyetir itu. "Rasanya kok jengkel ya dicuekin gini" gerutu Rachel dalam hati karena sedari tadi Mahavir tidak menggubris nya.

Diam-diam Rachel mengganti musik yang tengah mengalun lembut dengan musik yang sedikit menghentak serta meninggikan volumenya.

"BUT I'M BAD LIAR.. BAD LIAR...NOW YOU...."

Seketika seluruh isi Porsche hitam itu ikut bergetar karena getaran suara yang cukup kuat hingga memilukan gendang telinga

Mahavir tersentak kaget, tanpa sadar melotot tajam ke arah Rachel. Bunyi lirik lagu yang terdengar malah seakan menyindirnya.

"Kamu akan jadi pria melankolis kalau sering dengerin musik lembut terus" Ledek Rachel dengan setengah teriak karena suara musik menggema dengan kerasnya.

Mahavir hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dengan perasaan gusar dia mengecilkan volume pada musik player.

Seakan ingin menantang kesabaran Mahavir, Rachel meninggikan kembali volume musik tersebut. Mahavir menarik nafas panjang kemudian kembali mengecilkannya,

Tak mau kalah Rachel kembali lagi meninggikan dan Lagi-lagi dengan sabarnya Mahavir mengecilkan kembali.

Rasa jengkel Rachel sekarang sudah naik ke ubun-ubun, tak mau kalah kemudian kembali meninggikan volume musik di batas maksimalnya.

"RACHEL!!!" Teriak Mahavir kemudian berusaha mematikan musik tersebut. Tanpa sadar tangan mereka saling bersentuhan pada layar musik player tersebut.

Rachel tersentak kaget, ada suasana sedikit mencekam pada wajah Mahavir yang membuatnya membatu seketika. Mahavir seperti bukan dirinya yang kemarin yang selalu penuh dengan senyuman.

Tangan Mahavir masih berada di atas tangan Rachel, telapak tangannya terasa dingin. Akhirnya Rachel mengalah dan mengecilkan volume musik hingga nyaris tak kedengeran. Rachel kemudian mencoba menarik tangannya tetapi di tahan oleh Mahavir dengan keras. Pelan-pelan Mahavir membalikkan punggung tangan Rachel dan menautkan jari-jarinya ke sela jari-jemari Rachel.

Tanpa aba-aba dari otaknya, jari-jari Mahavir kini telah saling terpaut dengan jari-jemari Rachel dan yang membuat kebahagiaan terpancar kembali dalam hati Mahavir karena Rachel tidak menepisnya sama sekali.

Ada perasaan aneh yang menghampiri Rachel, entah mengapa hatinya tak kuasa untuk menolak genggaman tangan Mahavir. Tangan nya seakan telah terbiasa berada dalam genggaman pria itu. Diam-diam Rachel melirik Mahavir yang hanya memegang stir dengan satu tangannya. Wajahnya terlihat serius dengan pandangan lurus kedepan, tak tahu dengan apa yang ada dalam benak nya.

Porsche hitam itu terus melaju mengitari jalan-jalan ibukota, Tangan mereka masih saling terpaut satu sama lain diantara keheningan yang tercipta. Rachel merasakan jari-jemari Mahavir mulai menghangat, wajah nya mulai kembali terlihat normal. Dia pun memberanikan diri untuk membuka suara...

"Apa keraguan muncul menyelimuti pikiran mu?"

"Maksudnya?" Ucap Mahavir bertanya balik.

"Yah... Soal pernikahan kita yang mendadak, it's not too late to cancel" Jawab Rachel.

Mahavir tertegun sejenak,

"Ya... Aku tidak boleh menjadi pengecut lagi...

Aku akan berusaha membuatmu menerima diriku yang sekarang dan pelan-pelan membuat mu menerima diriku yang dulu.... " Ujar Mahavir dalam hatinya.

Mahavir kemudian menatap wajah Rachel dengan lembut, mencoba menembus manik matanya, memberikan sinyal akan ketulusan hatinya. Tanpa ragu lagi dia tarik genggaman tangan Rachel ke depan bibir nya,

"Tak ada sedikit pun keraguan untuk dirimu." Ucapnya, kemudian mengecup punggung tangan Rachel. Dengan Refleks Rachel menarik tangannya dari genggaman Mahavir, wajah nya dia palingkan ke arah jendela sambil menggosok punggung tangannya bekas kecupan tersebut hingga terlihat punggung tangannya memerah.

"Ehmm...Se..sepertinya Mall belum buka di jam segini,...jadi antar aku ke salon langganan mommy dulu. Ra..rambut ku sepertinya butuh creambath." Perintah Rachel secara terbata-bata mencoba mengalihkan suasana, dia masih saja menghadap ke jendela enggan berbalik memperlihatkan wajah nya. Hingga Mahavir hanya mampu melihat punggung mulusnya.

"Ok,Tunjukkan jalan ke arah mana Salon itu."

Ucap Mahavir yang hanya dibalas dengan sebuah anggukan kepala dari Rachel.

Mereka pun kembali terdiam, terhanyut dengan pikiran masing-masing. Kesunyian kembali membentang diantaranya.

* * *

~Terima Kasih sudah membaca 🙏 jangan lupa like, vote dan komen yaa 🤗🤗 Supaya Author juga semangat nulisnya... 🥰🥰

* * *

Terpopuler

Comments

lalalisa

lalalisa

Hai kak ceritanya menarik aku suka, udah aku like juga. Btw jangan lupa mampir yah ke karya ku, judulnya :
"pengagum kakak santri"

2021-01-11

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1.Pria aneh.
2 Bab 2.Fans or Stalker?
3 Bab 3.London,Seminggu yang lalu...
4 Bab 4.Jawaban hatiku atas pertanyaanmu
5 Bab 5.Keraguan...
6 Bab 6.Hari yang panjang.
7 Bab 7.Flashback Masa Lalu Mahavir....
8 Bab 8.Pernikahan
9 Bab 9.Mengunjungi Ibu Mertua
10 Bab 10.Terpaksa Menginap
11 Bab 11.Apa yang salah dengannya?
12 Bab 12. Pesona Mahavir.
13 Bab 13.Kejutan.
14 Bab 14.Uring-Uringan
15 Bab 15. Jalan bareng Bryan.
16 Bab 16.Bertemu Sahabat.
17 Bab 17.Mencari Tahu.
18 Bab 18.Maaf....
19 Bab 19.Terenyuh
20 Bab 20.Kepanikan
21 Bab 21.Dilema
22 Bab 22.Damai.
23 Bab 23.Menjelang Pesta pernikahan.
24 Bab 24.Pesta Pernikahan.
25 Bab 25.Bryan dan Raya.
26 Bab 26.Meminta penjelasan.
27 Bab 27.Pertengkaran kecil yang mengakrabkan.
28 Bab 28.Saling Curhat.
29 Bab 29.Perjalanan ke Pulau.
30 Bab 30.Di Villa
31 Bab 31.Di Villa (2)
32 Bab 32.Sepenggal kisah Raya dan Rey...
33 Bab 33.Ketahuan.
34 Bab 34.Ketahuan (2)
35 Bab 35.Di Villa (3)
36 Bab 36.Menatap senja.
37 Bab 37. Menahan emosi.
38 Bab 38.Emosi Jiwa.
39 Bab 39.Ingatan...
40 Bab 40.Kepergok.
41 Bab 41.Nasehat Pak Wijaya.
42 Bab 42.Ke London.
43 Bab 43. Menjelang keberangkatan.
44 Bab 44. Welcome London.
45 Bab 45. On Journey.
46 Bab 46.Senandung Cinta.
47 Bab 47.Sepertinya kamu berhasil membuatku jatuh hati....
48 Bab 48.Kram Otot.
49 Bab 49.Bertemu Granny.
50 Bab 50.Berbohong tuk terakhir kalinya...
51 Bab 51.Ke Paris
52 Bab 52.Bryan Vs Rey
53 Bab 53.Makhluk Cantik Sedunia.
54 Bab 54.Manis tapi absurd.
55 Bab 55.Kakak ASTAGANAGA.
56 Bab 56. Kotak Rahasia Mahavir.
57 Bab 57.Katakan aku merindukanmu.
58 Bab 58.Kepanikan Bryan.
59 Bab 59.Foto.
60 Bab 60.Ketakutan Rachel.
61 Bab 61. Memadu kasih.
62 Bab 62.Memadu kasih (2)
63 Bab 63. Raya dan Risya.
64 Bab 64.London Fashion Week
65 Bab 65.Mantan.
66 Bab 66.Manjanya Rachel.
67 Bab 67. Kerepotan Bryan.
68 Bab 68.Drive in
69 Bab 69.Sarapan bersama.
70 Bab 70.Mau Kamu.
71 Bab 71.Kesempatan buat Rey.
72 Bab 72.Dirman??
73 Bab 73.Perasaanku...
74 Bab 74.Perubahan sikap.
75 Bab 75.Mempercayaimu.
76 Bab 76.Rencana Granny.
77 Bab 77.Hangover Risya.
78 Bab 78.Risya Pulang, Bryan ke Oxford.
79 Bab 79.Bertemu Sam.
80 Bab 80.Terungkap.
81 Bab 81.Amarah Rachel.
82 Bab 82.Tamparan.
83 Bab 83. Hamil.
84 Bab 84.Takkan melepasmu...
85 Bab 85.Tidak siap.
86 Bab 86.Mencintai dan menyakitimu.
87 Bab 87. Meminta waktu untuk sendiri
88 Bab 88.Dilema.
89 Bab 89.I will love you always
90 Bab 90. Kabar buruk.
91 Bab 91. Membutuhkanmu.
92 Bab 92.Amarah Mahavir.
93 Bab 93. Menjemputmu.
94 Bab 94. Promise.
95 Bab 95. Kritis.
96 Bab 96. Tak ingin terpisah.
97 Bab 97. Jangan membawanya
98 Bab 98. Mengetahui kebaikan Mahavir.
99 Bab 99.Antara Rey dan Bryan
100 Bab 100. Mengingat pertemuan pertama dengannya.
101 Bab 101.Awal kebencian padanya...
102 Bab 102. Cheesecake.
103 Bab 103.Raya, Bryan dan Risya
104 Bab 104.Kalau aku bilang jatuh cinta padamu?
105 Bab 105.Kesialan Bryan.
106 Bab 106.Kesepakatan Bryan dan Rey.
107 Bab 107.Merindukannya.
108 Bab 108.Will you marry me?
109 Bab 109.Me too...
110 Bab 110.Jangan dilihat kak!
111 Bab 111.A whole new World.
112 Bab 112. Risya my Fairy
113 Bab 113.Cantik dan Indah sepertimu.
114 Bab 114.Terjebak bersama Risya.
115 Bab 115.Aku nikahin kamu!
116 Bab 116.Ikatan Batin.
117 Bab 117.Dimana dia?
118 Bab 118.Bukan apa-apa tanpamu.
119 Bab 119. Saling Menunggu.
120 Bab 120.Bersimpuh deminya.
121 Bab 121. Kembali dijauhkan.
122 Bab 122. Bertahanlah, Rachel!!
123 Bab 123. Penyesalan Terdalam
124 Bab 124. Menjemput Rindu.
125 Bab 125. Melepaskan Rindu.
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1.Pria aneh.
2
Bab 2.Fans or Stalker?
3
Bab 3.London,Seminggu yang lalu...
4
Bab 4.Jawaban hatiku atas pertanyaanmu
5
Bab 5.Keraguan...
6
Bab 6.Hari yang panjang.
7
Bab 7.Flashback Masa Lalu Mahavir....
8
Bab 8.Pernikahan
9
Bab 9.Mengunjungi Ibu Mertua
10
Bab 10.Terpaksa Menginap
11
Bab 11.Apa yang salah dengannya?
12
Bab 12. Pesona Mahavir.
13
Bab 13.Kejutan.
14
Bab 14.Uring-Uringan
15
Bab 15. Jalan bareng Bryan.
16
Bab 16.Bertemu Sahabat.
17
Bab 17.Mencari Tahu.
18
Bab 18.Maaf....
19
Bab 19.Terenyuh
20
Bab 20.Kepanikan
21
Bab 21.Dilema
22
Bab 22.Damai.
23
Bab 23.Menjelang Pesta pernikahan.
24
Bab 24.Pesta Pernikahan.
25
Bab 25.Bryan dan Raya.
26
Bab 26.Meminta penjelasan.
27
Bab 27.Pertengkaran kecil yang mengakrabkan.
28
Bab 28.Saling Curhat.
29
Bab 29.Perjalanan ke Pulau.
30
Bab 30.Di Villa
31
Bab 31.Di Villa (2)
32
Bab 32.Sepenggal kisah Raya dan Rey...
33
Bab 33.Ketahuan.
34
Bab 34.Ketahuan (2)
35
Bab 35.Di Villa (3)
36
Bab 36.Menatap senja.
37
Bab 37. Menahan emosi.
38
Bab 38.Emosi Jiwa.
39
Bab 39.Ingatan...
40
Bab 40.Kepergok.
41
Bab 41.Nasehat Pak Wijaya.
42
Bab 42.Ke London.
43
Bab 43. Menjelang keberangkatan.
44
Bab 44. Welcome London.
45
Bab 45. On Journey.
46
Bab 46.Senandung Cinta.
47
Bab 47.Sepertinya kamu berhasil membuatku jatuh hati....
48
Bab 48.Kram Otot.
49
Bab 49.Bertemu Granny.
50
Bab 50.Berbohong tuk terakhir kalinya...
51
Bab 51.Ke Paris
52
Bab 52.Bryan Vs Rey
53
Bab 53.Makhluk Cantik Sedunia.
54
Bab 54.Manis tapi absurd.
55
Bab 55.Kakak ASTAGANAGA.
56
Bab 56. Kotak Rahasia Mahavir.
57
Bab 57.Katakan aku merindukanmu.
58
Bab 58.Kepanikan Bryan.
59
Bab 59.Foto.
60
Bab 60.Ketakutan Rachel.
61
Bab 61. Memadu kasih.
62
Bab 62.Memadu kasih (2)
63
Bab 63. Raya dan Risya.
64
Bab 64.London Fashion Week
65
Bab 65.Mantan.
66
Bab 66.Manjanya Rachel.
67
Bab 67. Kerepotan Bryan.
68
Bab 68.Drive in
69
Bab 69.Sarapan bersama.
70
Bab 70.Mau Kamu.
71
Bab 71.Kesempatan buat Rey.
72
Bab 72.Dirman??
73
Bab 73.Perasaanku...
74
Bab 74.Perubahan sikap.
75
Bab 75.Mempercayaimu.
76
Bab 76.Rencana Granny.
77
Bab 77.Hangover Risya.
78
Bab 78.Risya Pulang, Bryan ke Oxford.
79
Bab 79.Bertemu Sam.
80
Bab 80.Terungkap.
81
Bab 81.Amarah Rachel.
82
Bab 82.Tamparan.
83
Bab 83. Hamil.
84
Bab 84.Takkan melepasmu...
85
Bab 85.Tidak siap.
86
Bab 86.Mencintai dan menyakitimu.
87
Bab 87. Meminta waktu untuk sendiri
88
Bab 88.Dilema.
89
Bab 89.I will love you always
90
Bab 90. Kabar buruk.
91
Bab 91. Membutuhkanmu.
92
Bab 92.Amarah Mahavir.
93
Bab 93. Menjemputmu.
94
Bab 94. Promise.
95
Bab 95. Kritis.
96
Bab 96. Tak ingin terpisah.
97
Bab 97. Jangan membawanya
98
Bab 98. Mengetahui kebaikan Mahavir.
99
Bab 99.Antara Rey dan Bryan
100
Bab 100. Mengingat pertemuan pertama dengannya.
101
Bab 101.Awal kebencian padanya...
102
Bab 102. Cheesecake.
103
Bab 103.Raya, Bryan dan Risya
104
Bab 104.Kalau aku bilang jatuh cinta padamu?
105
Bab 105.Kesialan Bryan.
106
Bab 106.Kesepakatan Bryan dan Rey.
107
Bab 107.Merindukannya.
108
Bab 108.Will you marry me?
109
Bab 109.Me too...
110
Bab 110.Jangan dilihat kak!
111
Bab 111.A whole new World.
112
Bab 112. Risya my Fairy
113
Bab 113.Cantik dan Indah sepertimu.
114
Bab 114.Terjebak bersama Risya.
115
Bab 115.Aku nikahin kamu!
116
Bab 116.Ikatan Batin.
117
Bab 117.Dimana dia?
118
Bab 118.Bukan apa-apa tanpamu.
119
Bab 119. Saling Menunggu.
120
Bab 120.Bersimpuh deminya.
121
Bab 121. Kembali dijauhkan.
122
Bab 122. Bertahanlah, Rachel!!
123
Bab 123. Penyesalan Terdalam
124
Bab 124. Menjemput Rindu.
125
Bab 125. Melepaskan Rindu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!