“Aku mengerti,” jawab Bagas yang menerima alat dungeon yang berbentuk ponsel pintar.
“Kenapa tidak kamu nyalakan?” seru Arathena.
“Iya,” jawab Bagas.
Alat itu serupa dengan ponsel pintar dengan memiliki tombol yang sama. Dia menekan tombol panjang disamping alat itu dan alat itu pun menyala dengan awalan gambar symbol timbangan emas yang merupakan symbol dari Arathena.
Setelah menyala disana terdapat beberapa ikon-ikon yang diperlukan oleh Dungeon Master seperti pasar, pesan, telepon, unit, map, status bahkan ada gudang saku.
“Benda ini benar-benar seperti ponsel pintar,” ucap Bagas yang memperhatikan alat tersebut.
“Memang aku membuatnya seperti dan aku beri nama DMP atau Dungeon Master Portable,” jawab bangga Arathena.
“Aku mengerti,” ucap Bagas.
Bagas pun sadar ada sesuatu ikon yang menarik perhatiannya lalu, dia pun menekannya dan mengarahkan DMP nya ke hadapan Arathena.
Cekrekkk!!
Suara camera DMP berbunyi yang membuat Arathena terkejut.
“Kamu memotretku?!” tanya kesal Arathena.
“Maaf, tapi memang bagus kameranya dan Kak Dewi sangat cantik,” ucap Bagas.
“Huu, dasar! Tentu saja bagus! Aku membuatnya camera itu dengan 69 pixel,” jawab Arathena yang mengelengkan kepalanya.
“Hehe …” tawa kecil Bagas yang mengarukan kepalanya.
“Bagas, satu hal lagi yang harus kamu laksanakan!” seru Arathena.
“Apa itu?” tanya Bagas.
Arathena pun mewujudkan Tablet PC yang lain dan menunjukannya kepada Bagas.
“Sekarang untuk bekal awalmu, coba putar lingkaran keberuntunganmu!” seru Arathena.
Bagas pun melihat tablet pc itu, disana terdapat gambar lingkaran dengan berbagai hadiah disana. Karena Bagus memiliki pekerjaan Dungeon Master maka hadiah yang ditunjukan tidak jauh dari kebutuhannya seperti DP, unit, dan bangunan khusus serta Jackpot disana.
“Wow, gede banget jackpotnya!” kaget Bagas saat melihat jackpot dengan nilai 16.134.532.452 DP.
DP atau Dungeon Poin adalah nilai tukar untuk pembuatan dan pembangunan didalam dungeon serta untuk membeli barang dari Market yang dijual oleh Dungeon Master yang lainnya.
“Hmm … ini dikarenakan banyak Dungeon Master yang gagal mendapatkan Jackpot selama ratusan tahun. Mungkin jackpot ini memang memilihmu,” ucap Arathena.
“Semoga saja,” jawab Bagas yang memulai menekan tombol [putar].
Roda pun berputar dan berhenti tepat di Jackpot.
“Benaran aku dapet Jackpot!” seru pelan kaget Bagas.
Arathena yang tidak percaya, dia pun melihat roda tersebut.
“Memang ini jackpot, selamat ya. Bagas!” ucap Arathena yang juga terkejut.
“Terima kasih,” ucap Bagas.
Bagas pun memeriksa ikon [status] dan disana sudah tertulis 16.134.532.452 DP, Dia tersenyum senang melihatnya.
Tidak lama kemudian, ada butiran cahaya mengelilingi Bagas.
“Kenapa denganku?” tanya Bagas.
“Sepertinya sudah waktunya kamu untuk pergi,” ucap Arathena dengan tersenyum.
“Terima kasih Arathena sudah menghidupkan kembali diriku,” ucap Bagas yang menundukan kepalanya.
“Sama-sama, selamat bekerja dan berkarya, Bagas Wijaya!” ucap Arathena.
“Aku akan bekerja sebaik mungkin, selamat tinggal Dewi Arathena!” ucap Bagas.
“Sampai jumpa lagi Bagas,” jawab Arathena yang melambaikan tangan.
Bagas pun juga membalasnya dengan melambaikan tangannya dan cahaya pun semakin terang hingga menutupi pandangan Bagas.
Beberapa saat kemudian, cahaya pun memutar dan dia berada di ruangan kubus yang berwarna serba putih baik tembok dan lantai.
“Sungguh ruangan yang tenang!” ucap Bagas yang tersenyum dan membentakan tangannya.
Kling!
Suara dari DMP berbunyi dan Bagas pun mengambilnya.
Saat dibuka, terlihat ada pesan pemberitahuan masuk. Disana tertulis buku aturan Dungeon Master maka, saat melihat itu Bagas pun membukanya.
Disana tertulis beberapa peraturan diantaranya, Dungeon Master harus mempertahankan nyawanya agar dungeon bisa tetap hidup jika Dungeon Master mati maka para unit diharuskan menghidupkan kembali sebelum 24 jam.
Dungeon Master tidak izinkan untuk meninggalkan Dungeon, Pembangunan dibatasi dengan maksimal 100 lantai, Dungeon Master diizinkan memilih satu satu unit terbaiknya untuk bertanggung jawab permasalahan Dungeon dan semua transaksi dalam pembangunan dan pembuatan ruangan, unit, serta barang-barang lainnya mengunakan Dungeon Poin (DP).
Setelah Bagas membaca semua peraturan, dia pun menutup pesan tersebut.
“Baiklah sekarang, waktunya aku membuat tempat tinggal sebelum yang lain,” ucap Bagas.
Bagas pun membuka ikon (Bangun) dan memilih katagori tempat tinggal.
“Wew, sepertinya aku bisa membeli jenis semua disini,” ucap Bagas saat melihat pilihan didalamnya.
Pada menu itu terdapat berbagai macam dan jenis ruangan tempat tinggal dengan fasilitasnya dengan bermacam harga. Dari pemahaman Bagas, pilihan tempat tinggal sama seperti jenis apartemen di dunianya dahulu.
“Aku memiliki DP banyak kenapa harus berhemat?” ucap Bagas.
Bagas pun memilih tempat tinggal termahal disana yaitu ruangan penthouse dengan harga 50.000 DP [16.134.482.452].
Lalu, Bagas pun menempatkan Penthouse di ruangan tempat dia berdiri dan setelah terbentuk munculah sebuah pintu disisi kanan Bagas.
“Baiklah, sekarang kita lihat rumah baruku!” ucap Bagas.
Bagas pun masuk keruangan itu dan dia terkejut kagum melihat mewahnya dan elegan nya rumahnya tersebut.
Berbagai perabot modern juga sudah tersedia. Diawal masuk ruangan, Bagas melihat lemari sepatu yang begitu besar dan keset di sangat lembut.
Berjalan masuk di ruang tamu, sofa yang besar berjajar rapih dengan dua sofa dan satu sofa dengan meja kaca ditengahnya dengan hiasan bunga di atasnya. Lanjut ke ruang makan, disana terdapat meja makan dan kursi kayu jati rapih disana dengan paket buah diatasnya juga ada bar disampingnya dengan peralatan dapur bersih seperti oven dan kulkas, disisinya terdapat dapur yang luas dengan peralatan masak yang lengkap.
Dalam ruangan itu juga terdapat 2 kamar yang luas dengan kamar mandi didalamnya juga 3 kamar yang tidak memiliki kamar mandi dan 2 kamar mandi diluar.
Yang membuat istimewa, ruangan itu memiliki fasilitas kolam berenang didalam ruangan, ruangan fitness, spa, bathup, minimarket, lapangan indoor dan menurut keterangan dari ikon [bangun] Bagas bisa membuat ruangan baru di penthouse.
Gurgggg!!
Suara perut Bagas yang berbunyi.
“Ahh, aku lapar. Baiklah, aku akan coba mengambil beberapa makanan dari minimarket,” ucap Bagas.
Setibanya disana, Bagas sangatlah senang karena kebutuhan sehari-sehari sudah ada dalam satu ruangan dan tidak perlu memikirkan makan lagi. Disana Bagas mengambil mie, telor dan sekarung beras.
Lalu, dia kembali ke dapur. Langkah awal, Bagas menaruh sekarung beras di tempat besar dan membuat tempat beras itu penuh. Setelah itu, dia mengambil beberapa kg untuk dimasaknya di rice cooker.
Sambil menunggu nasi matang, Bagas memasak mie dengan telor. Setelah matang semua, Bagas pun menyantapnya.
Cruppp!!
Suara Bagas menyeruput makanannya.
“Ahhh, enaknya!” ucap Bagas yang sedang menyantapnya.
Setelah selesai makan, Bagas mencuci piring dan membuang sampah ditempat khusus didapur. Proses pembuangan sampah disana mengunakan system sihir sehingga sampah langsung menghilang. Begitu juga piring, saat ditaruh di laci pencuci secara otomatis piring itu dibersihkan.
Bagas pun melamun di ruangan santai karena tidak adanya televisi dan music dalam ruangan itu, Bagas pun mengerti dengan hal itu karena dia menyadari bahwa dirinya hidup di dunia lain meski tidak bisa melihat dunia luar.
“Baiklah daripada aku sendirian disini, kenapa tidak mencoba membuat seseorang untuk mengisi ruangan besar ini?!” ucap Bagas.
\*
Ilustrasi Dewi Arathena dari Dissidia Final Fantasy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
DewaSistem05
anjay
2023-06-04
0
Author Smile🍁
foto Dewi mirip sama yang ada di Final Fantasy...
apakah ini sebuah konspirasi?
2021-02-18
0
Nirvana
makan mie telor doang? Ya ampun, master dungeon atau anak kost?
2020-12-24
2