"Zahra sayang." Laras segera menghampiri Zahra yang masih diam ditempat bersama Dion.
Rama yang melihat Laras berjalan menghampiri Zahra pun mengikuti dari belakang.
"Halo Zahra." sapa Rama pada gadis kecil berpipi tembem itu.
"Capa?" tanya Zahra melihat kearah Rama.
"Kenalin Om namanya Rama temennya Ante Ayas." kata Rama menirukan suara Zahra membuat Laras tersenyum geli, sedangkan Dion hanya menatap keduanya dingin.
"Om Yama?" tanya Zahra.
"Iya Om Yama juga nggak apa apa." kata Rama terkekeh geli mendengar Zahra belum fasih menyebut namanya.
"Mas mau makan siang disini juga?" tanya laras pada Dion.
"Ya.."
"Mau barengan sama kami nggak?" tawar Laras yang sebenarnya sudah tau jika Dion masih marah namun Ia juga hanya sekedar basa basi karena sudah terlanjur bertemu.
"Nggak, ya udah Zahra bilang sama Ante dan Om, kita duluan yaa." suruh Dion pada putrinya.
"Ita Uyuan yaa ante om (Kita duluan ya tante om)." kata Zahra lalu melambaikan tangan pada Laras dan Rama.
Laras dan Rama pun kembali ke meja mereka,
"Kok kayaknya kakak ipar kamu dingin banget sama kamu?" tanya Rama pada Laras.
"Iya memang gitu orangnya." jawab Laras tak ingin menceritakan masalahnya pada Rama karena tak ingin Rama terlalu mengkhawatirkan nya.
"Kamu nggak mau cerita sama aku?" tanya Rama.
"Ya bukan nya nggak mau cerita, aku cuma nggak ada masalah aja." jawab Laras.
"Ya sudahlah, kita makan aja aku udah laper banget." ajak Rama kala makanan yang mereka pesan sudah tersaji dimeja mereka.
Selesai makan Rama mengantar Laras pulang kerumah Dion,
"Makasih ya, udah traktir makan siang sama nganter pulang." kata Laras sebelum keluar dari mobil Rama.
"Eitss, nggak gratis ya." goda Rama.
"Ya udah ni uangnya." Laras membuka tas nya untuk mengambil uang.
"Aku nggak butuh uang kamu." kata Rama yang langsung menghentikan tangannya kala mengambil dompet.
"Trus apa?" tanya Laras.
"Aku mau kapan kapan kamu masakin aku dirumah aku." pinta Rama.
"Ya ampun, cuma gitu doang?" tanya Laras tak percaya.
"Iyalah, kamu mau kan?" tanya Rama karena memang sejak tinggal dengan Dion, Laras jarang sekali main keruamahnya padahal dulu sering sekali Laras main kerumahnya dan memasak untuknya.
"Oke deh, nanti kalau luang aku kesana." kata Laras yang langsung diangguki oleh Rama.
"Ya udah aku pulang dulu ya, kamu hati hati nyetirnya." kata Laras dan langsung keluar dari mobil Rama tak lupa melambaikan tangan kala Laras akan memasuki gerbang rumah Dion.
Rama terlihat masih menatap Laras yang kini sudah memasuki rumah Dion, terlihat Rama menghela nafas panjang.
Rama lantas mengeluarkan kotak beludru warna merah dan membukanya, Cincin berlian yang sudah lama Ia beli dari hasil kerja kerasnya untuk melamar Laras wanita pujaannya akhirnya harus Ia simpan lagi.
Hari ini sebenarnya Rama ingin melamar Laras namun gagal lagi melihat raut wajah Laras yang sepertinya sedang ada masalah membuat Rama mengurungkan niatnya untuk melamar Laras. mungkin nanti jika waktunya tepat Rama pasti akan melamar Laras batin Rama kekeh, segera Rama melajukan mobilnya meninggalkan rumah Dion.
Laras memasuki pekarangan rumah dan terkejut melihat mobil Dion sudah terparkir disana, padahal baru saja Dion dan dirinya bertemu direstoran tapi kenapa cepat sekali Dion sampai batin Laras.
Laras memasuki rumah melihat Dion dan Zahra sedang bersantai disofa depan.
"Ante Yaya." teriak Zahra girang melihat Laras memasuki rumah.
"Eh Zahra juga udah pulang." kata Laras yang kini sudah membawa Zahra kegendongan nya.
Dion terlihat masih mengenakan seragam kantornya. Dion bangkit dari duduknya "Aku harus kembali kekantor, dan mungkin malam ini tak pulang." jelas Dion yang hanya diangguki oleh Laras.
Dion jongkok didepan Zahra "Sayang, Papa kerja lagi ya, Yaya dirumah nggak boleh nakal." kata Dion pada Zahra.
"Oce Pa." balas Zahra mengacungkan jempolnya entah siapa yang mengajari Zahra mengacungkan jempol namun tingkahnya itu sukses membuat Laras dan Dion tertawa bersamaan.
Seperginya Dion, Laras mengajak Zahra naik keatas untuk tidur siang.
Malam hari setelah makan malam, Laras mengajak Zahra untuk segera tidur namun sayang Zahra tak kunjung tidur, Laras pun juga sama Ia tak merasakan kantuk namun merasa sangat gelisah.
Tok tok... pintu terbuka dan Bik Inah memasuki kamar Zahra dimana disana Zahra dan Laras sedang asik menonton televisi sambil rebahan diranjang.
"Ada apa Bi?" tanya Laras.
"Anu non, dibawah ada pak rt nyariin Non Laras sama Tuan Dion." kata Bik Inah.
"Duh ada apa ya Bi." Laras terlihat binggung dan cemas.
"Nggak tau Non,"
"Ya udah, Yaya sama Bik Inah dulu ya." kata Laras pada Zahra yang hanya diangguki Zahra.
Laras segera bangkit dan turun kebawah, Cukup terkejut karena tak hanya pak rt yang ada disana namun juga dua pria yang tak lain adalah tetangga Dion.
"Mbak Laras ya?" tanya Pak Rt saat Laras sudah terlihat keruang tamu.
"Iya pak, ada apa ya ini." tanya Laras binggung.
"Kami kesini ingin menemui Mbak Laras dan Mas Dion karena ada beberapa hal yang harus kami bicarakan dan ini penting sekali." kata Pak Rt.
"Tapi Mas Dion belum pulang pak." jawab Laras.
"Kami akan tunggu sampai Mas Dion pulang." kata Pak Rt itu.
Laras tercekat dan binggung, ada apa ini sebenarnya padahal Dion tidak pulang hari ini apa Dia harus memanggil Dion untuk pulang sebentar? batin Laras.
"Sebentar ya Pak, biar saya telepon Mas Dion." kata Laras beranjak dari duduknya.
Laras berjalan keruang tengah dan segera mendial nomer Dion, bersyukur karena tak berapa lama Dion menjawab panggilan nya.
"Ada apa?" Dion terdengar dingin.
"Ada Pak Rt dan dua warga kesini nyariin Mas Dion sama aku, dan katanya bakal nunggu sampai Mas Dion pulang." kata Laras.
"Shitt... " terdengar Dion mengumpat sebelum mematikan panggilan nya.
Laras hanya mendesah sambil terus khawatir karena bingung dengan apa yang terjadi.
20 menit akhirnya Dion sudah sampai dirumah dan Laras terlihat menunggunya didepan.
"Sebenarnya ada apa?" tanya Dion ketus.
"Aku juga nggak tau mas." jawab Laras.
Keduanya pun memasuki rumah dan memang benar Pak Rt dan dua warga telah menunggu Dion pulang, Dion sedikit penasaran sebenarnya ada apa karena dirinya juga tak memiliki masalah dengan siapapun.
"Malam Mas Dion." sapa Pak Rt.
"Iya Pak malam, sebenarnya ada apa ini ya pak?" tanya Dion tidak basa basi.
"Jadi gini mas, saya disini mewakili suara masyarakat disekitar sini yang merasa resah melihat Mas Dion tinggal satu rumah dengan Mbak Laras tanpa ada ikatan, kami takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan terjadi maka dari itu kami meminta mbak Laras dan Mas Dion mengerti keresahan kami." kata pak Rt yang membuat Dion terlihat emosi tak hanya Dion, Laras pun cukup terkejut.
"Bapak tau kan, Istri saya sedang koma dan Laras ini adik istri saya, jadi bisa saya pastikan semua kekhawatiran warga tidak akan terjadi." kata Dion dengan wajah memerah emosi.
"Iya saya juga bisa mengerti, tapi tidak semua warga disini bisa mengerti posisi Mas Dion." kata Pak Rt.
"Saya yang akan pergi dari sini."
Semua yang hadir disana terkejut dan menatap kearah Laras.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
nnk pw
komplek lebay
2024-04-15
0
roza prasinta
ribet amat pk rt
2022-08-15
0
Ida Sriwidodo
Kompleknya blom merdeka ini!!
Lagian aneh juga.. di komplek ada begitu.. klo di perkampungan masih mungkin..
Lagian Laras dan Dion kan ngga tinggal ber 2 ajaa?Ada Zahra dan masih ada si bibik juga
Alasannya terlalu mengada2 🤦🏻♀️🤦🏻♀️😬😬
2022-07-01
1