03

Setelah pertanyaaan yang dilontarkan oleh Zahra membuat Dion sedikit kalut, tentu saja Ia kalut melihat putri nya merindukan Naya.

Memang semenjak kecelakaan Naya dan Naya koma, Dion lebih sering menemani istrinya dari pada putrinya.

Sepulang kerja Dion selalu datang kerumah sakit untuk melihat sejenak perkembangan istrinya meskipun tak ada tanda tanda Naya akan segera sadar dan diwaktu libur Dion akan seharian berada dirumah sakit untuk menemani Naya. Itu lah yang membuat Zahra merenggek setiap paginya saat melihat Dion akan berangkat kerja. Namun mau bagaimana lagi, Dion juga tak ingin membuat Naya merasa sendirian berada dirumah sakit meskipun Dion sudah memperkerjakan orang untuk merawat Naya namun tetap saja Dion harus datang setiap hari.

"Mama kan lagi kerja dan belum pulang jadi Zahra harus pinter kalau Zahra rewel nanti Mama sedih." selalu itu yang Dion ucapkan pada Zahra kala Zahra menanyakan sang Mama dan Dion cukup bersyukur putri kecilnya itu mengerti dan hanya mengangguk.

"Pak.. kita sudah sampai." kata Reno yang sedari tadi sudah membukakan pintu untuk Dion namun Dion tak kunjung keluar.

"Ohh, yaa." balas Dion yang tersadar dari lamunannya. Segera Dion keluar dan memasuki gedung kantornya.

..

Laras terlihat mengandeng Zahra untuk bermain ditaman dekat rumah Dion. Bermain ditaman adalah jurus andalan Laras agar Zahra mau berhenti merenggek dan merajuk karena ditaman banyak permainan anak dan juga anak kecil yang juga bermain disana.

"Wahh, emen nya anyak (Wah temennya banyak)." kata Zahra tersenyum senang melihat banyak anak kecil ditaman.

Tanpa menunggu aba aba, Zahra segera berlari untuk menemui teman seumurannya.

"Sayang, hati hati jangan lari." teriak Laras saat Zahra lepas dari gengamannya.

Laras cukup senang melihat Zahra yang terlihat bahagia bermain dengan teman temannya, Laras duduk disalah satu bangku taman sambil terus mengawasi Zahra takut terjadi sesuatu dengan Zahra.

"Eh ada mbak Laras toh." Vina salah satu tetangga Dion dan Naya yang juga selalu ketaman untuk mengajak putrinya bermain.

"Iya mbak, Zahra maunya ngajak ketaman." jawab Laras sopan.

"Anak anak memang seneng kalau diajak ketaman gini kan ketemu temen nya banyak." kata Vina yang langsung diangguki oleh Laras.

"Oh ya gimana kabar mbak Naya? udah sadar belum?" kali ini Nita yang bertanya, dia juga tetangga Dion yang juga sedang mengajak anaknya bermain ditaman. Para tetangga Dion yang ada dikomplek sudah tau mengenai musibah yang dialami Naya, bahkan mereka juga sudah menjenguk Naya kerumah sakit.

"Masih belum." jawab Laras dengan raut sedih, jika mengingat Naya sang kakak memang membuat Laras sedih.

"Ya ampun, kasian ya sama Zahra harus pisah sama Mamanya dulu." kata Nita.

"Yang sabar ya mbak." Vina terlihat iba.

"Nggak apa apa mbak, minta doanya saja biar mbak Naya cepet sembuh." kata Laras menanggapi kedua tetangga kakaknya itu dan langsung mendapat anggukan dari keduanya.

"Kalau koma nya lama nanti bisa bisa Mas Dion diambil orang, kan mas Dion cakep banget." celetuk Nita dengan kekehan yang langsung mendapat senggolan dari Vina.

Laras hanya tersenyum "Kayaknya mas Dion bukan tipe suami yang kayak gitu mbak."

"Ya kan kita nggak tau kedepannya mbak." kata Nita yang entah mengapa membuat dada Laras berdenyut ngeri.

Membayangkan saja tidak pernah apalagi memikirkan kakak iparnya akan menikah lagi karena Naya yang tak kunjung sadar.

Ohh jangan.. jangan sampai itu terjadi.

"Sudah sudah, tak usah membahas yang aneh aneh." kata Vina yang melihat perubahan raut Naya.

"Kan bercanda." kekeh Nita tanpa merasa bersalah.

"Ya udah ya mbak, saya kesana dulu, Zahra manggil tuh." kata Laras melihat lambaian tangan Zahra membuatnya lega dan bisa meninggalkan kedua tetangga Dion yang sudah membuat pikirannya kalut.

Vina dan Nita hanya mengangguk melihat kepergian Laras.

"Kayaknya lama lama ntar jadi masalah deh." kata Nita.

"Masalah apa mbak?"

"Ya itu, Laras kan tinggal seatap sama Dion, padahal Naya lagi dirumah sakit." jelas Nita.

"Kan Laras adiknya Naya mbak, ya kan nggak apa apa." kata Vina yang sebenarnya malas diajak ghibah oleh Nita.

"Ya ampun kamu ini, biar gimana gimana mereka itu pria dan wanita dewasa, kita nggak tau apa yang mereka lakuin meskipun Laras adiknya Naya, tapi kok aku nggak percaya ya sama Laras." kata Nita "Kayaknya dia bukan wanita baik baik." kata Nita lagi.

"Husss, nggak boleh ngomong gitu mbak, jangan suudzon dulu." kata Vina.

Sedangkan Nita hanya mendengus sebal melihat Vina membela Laras.

...

Sepulang dari taman komplek, pikiran Laras sedikit berkecamuk, apalagi mengingat ucapan mbak Nita. Bagaimana jika semua benar? bagaimana jika Dion lelah menunggu Naya dan menikah lagi.

Ah tidak, jangan sampai itu terjadi.

Laras tak ingin benar benar tak ingin itu semua terjadi. Segera Laras membuang pikiran kotornya jauh jauh.

Malam ini Laras menyempatkan makan malam bersama Dion kakak iparnya. jika biasanya Laras selalu menghindari Dion, Laras makan malam lebih dulu atau terkadang tidak makan malam karena Ia merasa canggung jika hanya berdua dengan Dion dimeja makan.

Dion sendiri pun sedikit terkejut, untuk pertama kalinya Laras menemani makan malam dirinya, setelah hampir 3 bulan tinggal bersama tak sekalipun Laras makan malam bersamanya, hanya sarapan pagi saja itu pun karena ada Zahra yang mungkin membuat Laras harus menemani dimeja makan.

Dion cukup paham, mungkin Laras sedikit canggung dengannya, lagipula mereka juga tak terlalu dekat selama ini, meskipun dulu Dion lah yang membiayai hidup Laras tak lantas membuat Laras menjadi dekat padanya.

"Apa Zahra nakal hari ini?" tanya Dion memulau pembicaraan karena Ia merasa hening tak ada yang bicara hanya dentingan suara sendok dan piring yang terdengar.

"Tidak, aku mengajaknya jalan jalan ketaman, dia sangat senang karena disana banyak sekali temannya." cerita Laras yang hanya diangguki oleh Dion.

"Syukurlah, aku hanya takut Zahra menyusahkanmu." kata Dion.

"Tidak mas, Zahra sangat pintar dan pengertian, dia jarang sekali rewel." puji Laras yang membuat Dion sedikit lega.

"Ohh ya Mas, bagaimana kabar mbak Naya? apa ada perkembangan?" tanya Laras dengan hati hati yang langsung saja membuat raut wajah Dion berubah.

"Masih belum terjadi apapun." jawab Dion lesu "Kenapa? kau mau menjenguknya?" tanya Dion.

"Kalau boleh." jawab Laras lirih.

"Tentu saja boleh, besok aku akan pulang lebih awal, jika kau ingin datang kerumah sakit biar Zahra dirumah bersamaku." jelas Dion.

"Baiklah Mas,"

Dion merasa aneh dengan raut wajah Laras yang terlihat bimbang dan ingin menanyakan sesuatu.

"Apa ada yang ingin kau tanyakan lagi?" tanya Dion yang membuat Laras terlonjak kaget karena gugup.

"Eh, tidak mas, tidak ada kok." balas Laras gugup.

"Kau yakin?" selidik Dion.

"Mas ada yang ingin kutanyakan tapi jangan marah yaa?" kata Laras yang langsung diangguki oleh Dion.

"Jika Mbak Naya belum juga sadar, apa Mas punya rencana buat nikah lagi?" tanya Laras.

TBC.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜

༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜

Nita itu tipe tetangga yg julid,suka ngomporin juga,ratu ghibah juga 😒😤😡

2021-10-29

1

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

Nita kompor nihh

2021-10-15

0

Sinbi

Sinbi

dion nikah sama laras tar naya sadar ,, dion berat sama naya lagi,,,, mudah2an sih jangan klasik ya thor ceritanya,

2020-12-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!