"Selamat siang tuan!" sapa Axel yang baru saja memasuki ruang kerja Jonathan
"Ada berita apa hari ini?" tanya Jonathan
"Saya dengar tuan besar baru saja berkunjung ke ke gedung kantor L&S, Inc"
Jonathan menyunggingkan senyumnya "Pak tua itu. Akhirnya mau merestuiku."
"Tuan, sihir apa yang telah ada gunakan untuk meluluhkan hati tuan besar?" Tanya Axel sangat penasaran, karena selama ini yang ia tahu tuan besarnya tidak pernah terbantahkan.
"Bukan sihir, tapi sebuah ancaman haha..!!" ujar Jonathan tertawa puas
Axel mengangkat sebelah alisnya, ia merasa bingung "Apakah anda mengancam meminum racun? Layaknya cerita Romeo and Juliet??" tanyanya begitu polos
"Aku tidak segila itu!" bantah Jonathan dengan cepat
"Lalu?" tanya Axel dengan sangat penasaran
"Saat itu —" Jonathan mulai menceritakan
*Flash back,
3 hari yang lalu.
Setelah Jonathan menemukan identitas lengkap Kiran, ia segera pulang untuk menemui Papanya. Setibanya dikediaman orang tuanya, ia bergegas menaiki anak tangga dan menuju kekamar Papa Edward
Tok..Tok.. Tok
Suara ketukan Jonathan pada daun pintu kamar milik Papa Edward
"Pah ini Jonathan" Panggilnya dari balik pintu
"Masuk lah Joe!" Pinta Papa Edward dari dalam kamar
Jonathan menarik handel pintu kemudian melangkah masuk. Terlihat Papa Edward yang sedang asik membaca buku, dan Jonathan ikut mendudukan tubuhnya diatas kursi tepat dihadapan Papa Edward
Dengan pelan Papa Edward menutup buku yang sedari tadi ia baca, dan meletakkannya diatas meja "Katakan!"
"Papa. Aku sudah menemukan identitas lengkap wanita yang selama ini aku cari" ujar Jonathan begitu bersemangat
Papa Edward tersenyum puas saat mendengar putranya berhasil mendapatkan informasi dengan cepat "Baguslah! Cepat ajak dia bertemu Papa!!"
"Tapi ada satu kendala Pa" ujar Jonathan, kemudian mengubah raut wajahnya
Papa Edward menyunggingkan senyumnya "Kendala! Sejak kapan kau tidak bisa menangani kendala sendiri?" ujarnya dengan sedikit meremehkan
"Ini berkaitan dengan Papa, dan harus Papa yang menyelesaikannya"
Papa Edward mengerutkan keningnya "Apa maksudmu??"
Ia langsung memperbaiki posisi duduknya untuk mendengarkan penjelasan lebih lanjut
"Wanita yang sudah aku cari bernama Kiran Lawrence, ia merupakan cucu Michael Lawrence pemilik perusahaan L&S, Inc. Papa jelas mengerti maksudku bukan?"
Raut wajah Papa Edward tiba-tiba berubah tidak senang "Perjanjian batal! Menikahlah dengan Lanie bulan depan!!" pintanya dengan nada dingin
Jonathan menyandarkan tubuhnya pada kursi "Jika Papah tidak merestuiku, itu tidak menjadi masalah besar!" ujarnya dengan begitu santai
"Kau melawanku!?" ujar Papa Edward dengan nada yang meninggi
"Maaf Pa, untuk masalah satu ini aku harus melawan" ujar Jonathan sedikit gugup, namun ia berusaha menutupinya.
"Tidak bisakah kau mengikuti keinginan ku kali ini!?"
"Pah! Bukankah seharusnya kata-kata itu aku yang mengucapkannya!?"
Papa Edward menghela nafas beratnya "Apa yang akan kau lakukan!"
"Jika Papa tidak merestui ku, aku akan pergi dari rumah ini dan membangun sendiri kerajaan ku! Apa papa lupa dengan keinginan ku selama ini!?" ujar Jonathan dengan begitu santainya, namun penuh ancaman
"Kau benar-benar anak yang menyebalkan! Berhentilah mengancam ku!! Sepertinya aku harus menyesal menyekolahkan mu, hingga membuat mu terlalu pintar seperti ini" ujar Papa Edward dengan ketusnya
"Terserah apa kata Papa! Cukup katakan Ya atau Tidak? Keputusan ada ditangan papa"
"Kau sungguh menyebalkan! Sama saja seperti kakek mu!!"
"Jangan sebut kakek, jika papa tidak ingin merasakan pukulan tongkatnya"
"Sungguh menyebalkan!!"
"Jawab lah permintaan ku!"
Sejenak Papa Edward berpikir "Beri aku waktu, aku harus berpikir bagaimana caranya agar si tua Bangka Michael itu mau merestui kalian!"
"Tenang saja! Dalam beberapa hari papa akan mendapatkan jalannya. Aku harus kembali ke kantor, bersantai lah dengan baik!!" ujar Jonathan lalu bangkit dari duduknya dan meninggalakan Papanya yang terlihat masih kebingungan
Flash back end*.
—Begitulah ceritanya" ujar Jonathan
Axel bertepuk tangan, ia kagum dengan keberanian Tuannya "Sungguh luar biasa! Anda mampu menaklukkan sang raja hutan"
Jonathan menarik sedikit sudut bibirnya "Apa kau lupa jika aku anak dari raja hutan itu"
Axel pun terkekeh "Maaf tuan!"
"Apa jadwal siang ini?" tanya Jonathan
"Hari ini anda free tuan"
"Bagus! Aku harus menemui Papa!! Ingin tahu perkembangannya. Oh ya Axel?"
"Iya tuan?"
"Aku belum mengucapkan terimakasih atas kerja kerasmu selama tiga hari ini. Kau pasti tidak memiliki waktu istirahat yang cukup. Besok kau boleh beristirahat selama sehari, dan terimakasih telah membantuku" ujar Jonathan tulus, sambil menepuk ringan sebelah bahu Axel
"Terimakasih tuan atas kemurahan hati anda! Saya akan menggunakan sebaik-baiknya waktu yang anda berikan" ujar Axel sembari membungkukkan sedikit tubuhnya
Jonathan pun tersenyum "Kembalilah bekerja!" pintanya
Axel sedikit tercengang melihat Jonathan "Dahulu, sewaktu kecil, aku sering melihatnya tertawa bahagia dan tak pernah berhenti tersenyum. Akan tetapi setelah kejadian naas itu, aku hampir tidak pernah melihatnya lagi, bahkan untuk sekedar tersenyum pun sangat berat. Setelah ia menemukan keberadaan wanita pujaannya, moodnya mulai membaik dan sudah bisa sedikit tersenyum" gumamnya dalam hati
"Kalau begitu, saya permisi!" Pamit Axel, dan segera melangkah keluar
***
Siang hari dikediaman Phillip,
"Selamat siang tuan Edward!" Sapa Jonathan dengan begitu bersemangat yang baru saja tiba
Papa Edward yang kala itu berniat ingin makan siang, menghentikan niatnya sebentar "Berhentilah berasa basi! Aku tahu betul kedatanganmu kemari untuk apa?" ujarnya dengan begitu ketus
Jonathan segera mendudukan tubuhnya diatas kursi tepat disamping Papanya "Kalau begitu katakan hasilnya?"
"Kuberikan dia waktu 1x24 jam untuk berpikir"
"Wow! Aku tak menyangka Papa mau memberikan seorang waktu untuk berpikir" ujar Jonathan sedikit meledek.
Karena yang Jonathan tahu papanya bukanlah orang yang mudah memberikan waktu lama untuk berpikir, ia akan terus mendesak untuk sebuah kepastian
"Aku tidak sejahat itu Jonathan! Bagaimana pun ini tentang masa depannya. Lalu, bagaiman jika dia menolak!?" tanya Papa Edward dengan serius
"Maka aku akan membuatnya untuk menerima" ujar Jonathan dengan santainya
Papa Edward menggeretakkan giginya, ia tidak senang dengan ucapan putranya "Kau—!" ucapannya terpotong
"Aku belajar dari dirimu papa. Jangan marah!"
"Keterlaluan! Bagaimana pun caramu benar-benar tidak bisa diterima!!" ujar Papa Edward sambil menggebrak meja
"Inilah caraku agar diantara kedua belah pihak mau menerima"
"Bisakah kau tidak membantahku!?" tanya Papa Edward mulai habis kesabaran
"Baiklah berhenti bertengkar! Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih pada Papa yang sudah mau merrstui ku, dan berusaha menghilangkan permusuhan dengan keluarga wanita yang aku cintai"
Papa Edward menarik sedikit sudut bibirnya "Omong kosong!"
"Papa! Aku tulus mengucapkan terima kasih. Maaf telah menyulitkan mu beberapa hari ini. Bukan kah papa menginginkan agar aku bahagia? wanita itu lah letak kebahagiaan ku!" ujar Jonathan dengan bersungguh-sungguh
"Sifat seseorang gampang berubah Joe. Apa kau yakin sifatnya akan sama seperti dulu!?"
"Aku yakin Pa! Sekitar satu Minggu yang lalu aku pernah menyaksikanya langsung bagaiman dia menolong seseorang, dan itu sama persis yang ia lakukan 7 tahun yang lalu saat menolong ku"
Papa Edward menghembuskan nafasnya secara kasar "Papa harap dia tetap seperti itu"
"Bagaiman penilaian Papa terhadap Kiran?" tanya Jonathan mulai penasaran
"Menarik!" ujar Papa Edward
"Baiklah! Aku sudah mengerti" ujar Jonathan, ia melirik jam dilengannya, dan segera bangkit dari duduknya.
Papa Edward yang bersiap-siap untuk makan siang, menengadahkan kepalanya saat melihat putranya berdiri "Kau mau kemana?"
"Bekerja! Aku ingin menghasilkan uang yang banyak, agar nantinya Kiran tidak kekurangan uang sedikit pun"
"Makan lah dulu! Kau sudah lama tidak makan siang dengan papa" ujar papa Edward dengan penuh harap
"Aku akan sering makan siang dengan papa setelah Kiran menjadi istriku!"
Papa Edward sedikit kesal dengan ucapan putranya "Berhentilah berhayal! Cepat pergi!! atau bistik ini akan melayang kedalam mulut mu!!!"
"Papa! Apa yang kau lakukan sungguh jahat!!" ujar Jonathan dan berlalu meninggalkan Papanya
"Menyebalkan!!" gumam Papa Edward, dan sedikit menarik sudut bibirnya.
"Aku berharap semoga tua Bangka Michael itu mau menerima putra ku! Aku tidak ingin ditolak seperti dulu ia menolak ku" gumam Papa Edward
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments