Malam hari dikediaman keluarga Phillip,
Jonathan mendatangi Papa Edward yang kala itu sedang duduk santai memainkan gadgetnya Ia segera medudukkan tubuhnya tepat disebuah kursi yang berhadapan dengan Papa Edward
"Pa!" Jonatan memanggil dengan serius
Papa Edward menaruh gadgetnya dan menatap putranya "Ada apa Joe? Apa ini tentang Lanie??"
"Papa memang selalu tahu maksud kedatanganku"
Papa Edward menyunggingkan senyumnya "Katakan!"
"Kenapa Papa menyetujui pernikahanku dengan Lanie? Kemarin malam Papa sudah berjanji memberikanku waktu selama 1 bulan" tanya Jonathan dengan ketusnya
"Kenapa kau tidak ingin dengan Lanie? Dia itu sederajat dengan kita, parasnya cantik, ia sangat menawan, pintar, dan dari latar belakang yang begitu jelas"
"Tapi aku tidak mencintainya Pa. Selama ini dia hanya ku anggap sebagai adik dan tidak lebih!"
Papa Edward mengambil cangkir yang berisikan teh smyang tinggal setengah, kemudian menyesapnya dengan tenang, kemudian menaruhnya dan kembali memperbaiki posisi duduknya
"Baiklah terserah kau saja! Apa kau seyakin itu bisa menemukan wanita pujaanmu itu!?" tanya Papa Edward seakan tidak percaya
"Papa jelas tahu kemampuanku" ujar Jonathan mulai menyombongkan diri
Papa Edward menyunggingkan senyumnya "Lalu, kenapa belum ada perkembangan sampai sekarang?"
"Semua butuh waktu Pah!"
"Jika memegang prinsip seperti itu, maka kau akan selalu terbelakang"
"Lalu! Apa yang harus aku lakukan?"
Papa Edward pun mengekuarkan sebuah amplop berwarna coklat dari selipan bukunya dan meletakkan diatas meja
"Ini! Sisanya kau yang melanjutkan!" ujarnya lalu bangkit dari duduk dan meninggalkan Jonathan
Jonathan pun segera meraih amplop tersebut kemudian membukanya, kedua bola mata Jonathan mebelalak sempurna
"Kiran!?" ujarnya, lalu melanjutkan melihat data-data yang lainnya
Jonatan menyunggingkan senyumnya "Harus aku akui, kekuasaan Papa belum bisa kutandingi. Padahal aku jelas tidak mengatakan tentang Kiran, tapi Papa dalam waktu 1 hari sudah menemukannya" gumamnya.
Jonathan pun mengambil ponselnya dan segera mengirimkan data-datanya kepada Axel yang merupakan Asisten Pribadinya.
***
Pagi hari, di gedung DM Insurance Group
Jonathan melangkah masuk menuju ruangannya dengan begitu gagah
"Selamat pagi Tuan!" Sapa Axel dari dalam ruang kerja Jonathan diiringi dengan senyum termanisnya
"Jangan sapa aku, jika kau belum menemukan informasi selanjutnya!" ujar Jonathan dengan gaya angkuhnya, dan langsung duduk dikursi kebesarannya tanpa memperdulikan Axel yang menyambutnya
Senyum manis Axel tiba-tiba meredup saat mendapat jawaban dingin dari Jonathan "Maaf Tuan, aku baru menemukan sebagian —" ucapannya langsung terpotong
"Sstttttt.. ! Aku tidak suka setengah-setengah, atau kau akan menerima gaji setengah bulan ini!!"
Axel menghela nafas beratnya "Selalu saja mengancam!" gumamnya dalam hati
"Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi!" ujarnya dengan sedikit lesu, dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Jonathan.
Tak lama kepergian Axel, masuklah seorang wanita cantik yang berpenampilan sexy. Ia adalah sekretaris Jonathan, bernama Livia. Ia melangkah masuk dengan membawa beberapa berkas ditangannya, mencoba mendekat kesamping kursi Jonathan bermaksud untuk merayu, namun tiba-tiba langkah langsung terhenti
"Stop!!" pinta Jonathan
Livia merasa keheranan "Maaf!"
"Mulai sekarang kau harus jaga jarak, minimal setengah meter dari depan mejaku"
"Hah!"
"Apa kau tidak mendengar apa kataku!"
"Siap Pak!" ujar Livia yang begitu kebingungan
"Oh ya! Pakaian mu mulai besok harus lebih tertutup. Memakai rok minimal selutut, jangan menampakkan belahan dadamu, dan terakhir makeup yang kau gunakan jangan terlalu menor" Pinta Jonathan
"Ah bapak bisa aja! Pasti bapak tidak mau kan jika lekuk tubuh saya dinikmati laki-laki lain" ujar Livia mulai besar kepala
Jonathan menyunggingkan senyumnya "Kau sangat besar kepala. Dengar! Jika bukan karena Pak Edward, aku sudah lama memindahkan kau ke divisi lain!! Aku menyuruhmu seperti itu karena aku sangat risih melihat penampilan andhmu!! Apa kau paham!!!" ujarny sambil menggebrak meja
Livia langsung terkejut dia sedikit ketakutan "I-iya Pak, saya paham." ujarnya terbata-bata
"Mana berkasnya!!"
"I-ini pak, silahkan tanda tangan disini" ujar Livia sambil menyerahkan berkasnya dengan tangan gemetar
Jonathan pun menerima berkas tersebut "Kau boleh keluar, aku harus mempelajarinya terlebih dahulu" pinta Jonathan tanpa melihat kearah Livia
"Kalau begitu saya permisi!" Pamit Livia
Segera ia melangkah keluar dengan tergesa-gesa, perasaannya campur aduk saat melihat perubahan bossnya tiba-tiba dingin
"Benar kata Pak Edward, jika atasanku ini memiliki sifat yang gampang berubah! Aku harus lebih bisa menyesuaikan diri!!" gumam Livia dalam hati
***
"Selamat siang Tuan!" sapa Axel yang baru saja masuk kedalam ruangan Jonathan
"Katakan!" ujar Jonathan dengan singkat dan jelas, matanya masih fokus membaca beberapa berkas ditangannya tanpa menatap Axel
"Saya sudah menemukannya! Wanita yang anda suruh saya untuk menyelidiki berkaitan dengan wanita yang anda cari selama ini"
Jonathan mengerinyitkan dahinya, ia segera menutup berkasnya dan menatap tajam kearah Axel "Apa maksudmu?"
"Mereka adalah wanita yang sama Tuan! Didalam sini sudah ada informasi lengkap tentang wanita tersebut, hanya saja..." ragu-ragu Axel menjawab
"Kau berencana ingin memotong gajimu bulan ini!?" ujar Jonathan penuh ancaman, ia tidak sabar mendengar jawaban selanjutnya
"Ah maaf Tuan! Hanya saja wanita ini adalah cucu dari Tuan Lawrence"
"Maksudmu Tuan Michael Lawrence, yang mempunyai bisnis kosmetik cukup besar dinegara ini?"
"Benar Tuan! Anda mungkin tahu jika Tuan Edward dan Tuan Michael memiliki hubungan yang bisa dikatakan sedang tidak baik"
"Ya aku tahu itu"
"Masih ada satu informasi lagi Tuan"
"Apa?"
"Wanita itu kabur dari rumah dan tinggal di pemukiman yang padat penduduk karena menghindari perjodohan dengan tuan William Arthur. Dari kabar yang kudengar tuan William sempat menjalin hubungan dengan Nona Kiran, namun tak berlangsung lama karena sifat asli Tuan William yang suka bermain dengan wanita diketahui oleh Nona Kiran. Karena Tuan William sangat menyukai nona Kiran dan tidak ingin melepasnya, akhirnya Tuan William mengajukan pernikahan politik pada keluarga Lawrence. Tuan William saat ini sedang berusaha mencari nona Kiran, namun belum menemukan hasilnya sampai sekarang"
Jonatan mengeraskan rahangnya saat mendengar kabar tersebut "Kalau begitu aku tidak boleh kalah cepat. Katakan! Apa yang harus ku lakukan!?"
"Bagaiman kalau tuan menemui nona Kiran?" saran Axel
"Tidak! Aku belum siap. Aku tidak ingin dia melihatku seperti sekarang, aku ingin dia mengingatku terlebih dahulu"
Axel mulai kebingungan dan tak ingin salah memberi saran akhirnya ia menyerah "Maaf tuan! Saat ini hanya solusi itu yang dapat saya berikan"
Jonathan memainkan jarinya diatas meja sambil berpikir "Ah aku lupa dengan kemampuanmu! Kau mahir dalam masalah memainkan saham, aku tunggu kabar baiknya"
"Maaf! Apa maksud tuan saya harus—" ucapan Axel langsung terpotong
"Ya.. Lakukanlah secepatnya! Untuk masalah Tuan Edward aku bisa mengatasinya" ujar Jonathan dengan seringai jahatnya
"Tuan Jonathan dan Tuan Edward tidak jauh berbeda, melakukan segala macam cara untuk mendapatkan keinginannya, termasuk dengan cara licik sekalipun. Semoga ini berakhir dengan baik" gumam Axel dalam hati kemudian menghela nafas beratnya
Jonathan memalingkan tubuhnya saat merasa tak mendapat jawaban dari Axel "Apa kau mendegarku!?"
"Ah Maaf! Saya akan menjalankannya sesegera mungkin tuan" ujar Axel sedikit gugup
"Aku tunggu kabar baiknya"
"Kalau begitu saya permisi" Pamit Axel
"Oh ya Axel, kau jangan berpikiran buruk tentangku. Aku tidak selicik Papaku, aku hanya ingin menempatkan dia disisiku" ujar Jonathan menjelaskan
"Maaf tuan! Saya sempat berpikiran buruk tentangmu" ujar Axel sambil membungkukkan sedikit tubuhnya
"Ya aku tahu! Oleh karena itu aku meluruskannya" jawab Jonathan sambil menepuk ringan sebelah bahu Axel dan memberikan senyumnya "Kembalilah bekerja!"
Axel bernafas lega saat mendengar jawaban Jonathan, ia pikir akan segera berakhir hari ini "Kalau begitu saya permisi tuan" Pamitnya dan dijawab anggukan oleh Jonathan.
Jonathan mulai membuka berkas yang diberikan Axel padanya ia ambil sebuah foto didalamnya
"Ternyata! kau adalah Kiran Lawrence? Kau benar-benar sudah tumbuh besar sekarang, wanita yang berparas cantik, pintar, dan mahir dalam bela diri. pantas saja sekarang William mengejarmu, mungkin dia akan menjadi rival terberatku. Aku yakin bisa meluluhkan hatimu" gumamnya sambil tersenyum menatap foto Kiran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments