Second Life Bab 4

Sreet!

Tubuh Shasha diambil alih dari belakang. Membawa Shasha yang tengah menangis di dalam pelukannya. Mengusapnya dengan lembut dan mengatakan semua baik-baik saja.

Evan menyunggingkan senyum sinisnya. "Oh lu punya simpanan juga? Oke fine, kita putus!" Tandas Evan langsung mendorong Shasha. Ia pergi begitu saja dengan Anin yang masih ketakutan.

Rayyan yang sedang memeluk Shasha menjadi geram. Sepertinya lelaki tadi harus diberi pelajaran oleh dirinya. "Dhira, Cyra, kalian jaga Kak Shasha dulu." Rayyan melepaskan pelukannya dengan Shasha dan langsung mengejar lelaki yang tadi. Nadhira dan Cyra langsung membawa Shasha untuk duduk di dekat tempat itu.

Rayyan berlari lalu disusul oleh Karel yang juga ikut berlari. Rayyan langsung mencekal tangan Evan dan langsung meninjunya setelah jarak antara keduanya telah terkikis.

Bugh!

"Lo salah kalau berurusan dengan keluarga gue." Satu bogeman mentah dari Rayyan terkena pipi kanan Evan. Nada bicaranya datar, namun menyimpan banyak kekesalan dalam dirinya.

Bugh!

Satu bogeman kembali mendarat di pipi bagian kanan. Kali ini bukan dari Rayyan, melainkan Karel yang melakukan hal tersebut. Anin yang melihatnya berteriak histeris. Banyak pengunjung yang melihat namun tak ada satupun yang berniat untuk memisahkan. Mereka hanya menonton adegan tersebut.

"Dan lo salah kalau mau mempermainkan hati perempuan." Ucap Karel setelah meninju pipi Evan. Beda orang, beda pula sifatnya. Jika Rayyan dapat menahan emosinya, lain halnya dengan Karel. Tampak sekali wajah Karel yang memerah padam.

Ingin sekali Karel meninju pria itu namun tangan Rayyan sudah lebih dulu menahannya. "Orang-orang udah banyak yang nonton. Ayah dan Uncle pasti bakal ngeliat hal ini" bisik Rayyan mengingatkan Karel. Segera Karel menggeleng, ia lupa bukan hanya dirinya yang akan disorot saja, tapi seluruh keluarganya juga.

Rayyan berbalik berjalan meninggalkan Karel lebih dahulu. "Lo dalam pantauan gue!" Ancam Karel sebelum berlalu. Tubuhnya memutar mengikuti langkah Rayyan yang telah lebih dahulu berlalu.

Sampai di tempat mereka tadi, keduanya bingung karena tak ada satupun keluarganya disana. Rayyan mengambil ponselnya dan mulai menghubungi Kakak dan kedua Adiknya. Tak ada satupun panggilan darinya diangkat.

"Mungkin di parkiran. Kita cek kesana. Gue coba hubungi Kak Rena atau Kak Aland." Usul Karel mulai berjalan ke parkiran lalu diikuti oleh Rayyan di belakangnya.

"Ya, aku kesana" baru saja panggilannya terhubung, Rena langsung memberitau lokasi mereka ada dimana. Setelah mengetahui hal itu Karel langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Iya di parkiran. Cepet, Kakak lo ngamuk kayaknya!" Ucap Karel berlari. Ia ingat tadi saat baru sampai Karel memberikan kunci mobil milik Daffa kepada Shasha. Bisa-bisa Shasha meninggalkan mereka berdua di tempat wahana bermain itu.

Mata Rayyan membulat sempurnya. Sekarang ia harus berlari secepat mungkin supaya tidak di tinggal ataupun terjadi hal yang lebih parah dari itu.

Langkah Karel dan Rayyan terhenti di parkiran tempat Karel memarkirkan mobilnya. Beruntung mobil itu masih terparkir di tempatnya semula namun sudah dalam keadaan menyala. Mereka berdua mendekat lalu membuka pintu mobil. Aland sudah duduk di kemudi dan memegang setirnya.

Rayyan masuk dan menatap sang Kakak yang tertidur dengan bekas jejak air mata yang masih membekas di kedua pipinya. Dalam pangkuannya ia memegang banyak sekali camilan disana. Karel menyusul masuk dan langsung menutup pintu tengah bagian kiri.

Rayyan menoleh ke belakang menatap Adik-adiknya yang sibuk dengan ponsel mereka. "Kalian gak papa kan duduk di belakang?" Tanya Rayyan memastikan. Biasanya kedua Adiknya sangat enggan duduk di bagian paling belakang mobil karena guncangan disana sangat terasa jika jalannya rusak ataupun ada polisi tidur.

Baik Nadhira maupun Cyra menggeleng menandakan keduanya tidak apa-apa jika duduk di bagian paling belakang. "Cyra gak mau deket sama Kak Caca dulu. Takut ngamuk kayak tadi" celetuk Cyra yang langsung dibenarkan oleh Nadhira. Semua yang mendengar langsung terkekeh kecil.

Rayyan beralih menatap sang Kakak kembali. Ia menyandarkan kepala Shasha di bahu bagian kanannya. Lalu memindahkan kantung plastik berisikan camilan yang Shasha beli ke sampingnya. "Ngapain pacaran sih." Gerutu Rayyan kesal dengan keputusan Shasha.

Padahal kedua orang tuanya telah melarang seluruh anaknya untuk berbuat kemaksiatan. Berpacaran juga termasuk dengan perbuatan zina. Berpegangan tangan dengan yang bukan merupakan mahram nya juga merupakan perbuatan zina dan itu selalu dilakukan dalam berpacaran. Maka Daffa dan Kania telah melarang anak-anaknya untuk berpacaran karena hal itu hanya membuat mereka menambah dosanya.

__________

Mobil milik Daffa yang dikendarai oleh Aland berhenti di sebuah mini market. Aland memarkirkan di depan sana karena Nadhira dan Cyra ingin membeli minuman. Sebentar lagi mereka akan sampai di kediaman sang Kakek dan Nenek.

Shasha memeluk langan Rayyan. Ia tak beranjak sedikitpun dari tempat yang ia duduki saat ini. Terlalu takut untuk nanti masuk ke dalam rumah sang Kakek dan Nenek. Sudah pasti kedua orang tuanya akan bertanya banyak tentang dirinya. Apalagi wajahnya yang sembab membuatnya terlihat sangat kacau.

"Udahlah, gak papa. Kita gak bakal bilang apa-apa ke Ayah Bunda." Ucap Rayyan memberi pengertian. Ia menatap seluruh orang yang berada di dalam mobil itu mengangguk setuju.

Rena menghela nafas. Ia membuka pintu mobilnya lebih dahulu lalu memutari ke sisi pintu yang lainnya. Meminta Karel untuk beralih duduk di depan. Tanpa banyak bertanya Karel menurut dan pindah ke depannya. Jari telunjuk Rena bergerak, mengisyaratkan Rayyan untuk bergeser ke tempat Karel yang telah kosong. Rayyan juga Shasha menurut dan langsung bergeser.

Rena langsung masuk kembali ke dalam mobil lalu menutup pintu mobilnya. "Shasha, liat Kakak!" Pinta Rena kepada Shasha yang masih memeluk lengan Rayyan. Ia menggeleng berkali-kali tanda menolak permintaan sang Kakak Sepupu.

Tanpa meminta kembali Rena langsung menarik pelan kepala Shasha agar menatap ke arahnya. "Jangan nangis! Dia gak cocok sama kamu!" Ucap Rena kesal dengan tingkah Shasha.

"Bukan begitu, Kak. Aku cuma takut Ayah, Bunda marah." Elak Shasha. Ia justru bersyukur karena dapat melihat kedok asli dari sang kekasih.

"Bagus. Sekarang hapus make up kamu!" Suruh Rena kembali. Gerakan tangan Shasha sangat pelan membuat Rena greget sendiri melihatnya.

"Udahlah, Kakak aja yang apusin!" Ucap Rena merebutnya dari Shasha.

Dengan telaten Rena menghapus make up tipis Shasha lalu kembali memberikannya make up supaya tidak terlihat bahwa dirinya baru saja menangis. "Tinggal tiban pake make up aja, Shasha!" Ucap Rena yang masih fokus pada orang yang ia beri make up. Sedangkan Shasha hanya diam menurut. Benar juga apa yang dikatakan oleh Kakak sepupunya itu.

Terpopuler

Comments

Nurhayatins Aqil

Nurhayatins Aqil

lupa mngkn thor alur crtx

2022-12-09

0

Rapa Rasha

Rapa Rasha

Lo kak itu kenapa kok gk paham q lanjut deh

2022-12-09

0

Nia Ramdania

Nia Ramdania

kok tiba " beda cerita ya, bukannya tdi lgi bahas mo balapan liar ya

2022-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 1-Prolog
2 2-Kabur
3 3-Geng Motor
4 Second Life Bab 4
5 Second Life Bab 5
6 Second Life Bab 6
7 Second Life Bab 7
8 Second Life Bab 8
9 Second Life Bab 9
10 Second Life Bab 10
11 Second Life Bab 11
12 Second Life Bab 12
13 Second Life Bab 13
14 Second Life Bab 14
15 Second Life Bab 15
16 Second Life Bab 16
17 Second Life Bab 17
18 Second Life Bab 18
19 Second Life Bab 19
20 Second Life Bab 20
21 Second Life Bab 21
22 Second Life Bab 22
23 Second Life Bab 23
24 Second Life Bab 24
25 Second Life Bab 25
26 Second Life Bab 26
27 Second Life Bab 27
28 Second Life Bab 28
29 Second Life Bab 29
30 Second Life Bab 30
31 Second Life Bab 31
32 Second Life Bab 32
33 Second Life Bab 33
34 Second Life Bab 34
35 Second Life Bab 35
36 Second Life Bab 36
37 Second Life Bab 37
38 Second Life Bab 38
39 Second Life Bab 39
40 Second Life Bab 40
41 Second Life Bab 41
42 Second Life Bab 42
43 Second Life Bab 43
44 Second Life Bab 44
45 Second Life Bab 45
46 Second Life Bab 46
47 Second Life Bab 47
48 Second Life Bab 48
49 Second Life Bab 49
50 Second Life Bab 50
51 Second Life Bab 51
52 Second Life Bab 52
53 Second Life Bab 53
54 Second Life Bab 54
55 Second Life Bab 55
56 Second Life Bab 56
57 Second Life Bab 57
58 Second Life Bab 58
59 Second Life Bab 59
60 Second Life Bab 60
61 Second Life Bab 61
62 Pengumuman
Episodes

Updated 62 Episodes

1
1-Prolog
2
2-Kabur
3
3-Geng Motor
4
Second Life Bab 4
5
Second Life Bab 5
6
Second Life Bab 6
7
Second Life Bab 7
8
Second Life Bab 8
9
Second Life Bab 9
10
Second Life Bab 10
11
Second Life Bab 11
12
Second Life Bab 12
13
Second Life Bab 13
14
Second Life Bab 14
15
Second Life Bab 15
16
Second Life Bab 16
17
Second Life Bab 17
18
Second Life Bab 18
19
Second Life Bab 19
20
Second Life Bab 20
21
Second Life Bab 21
22
Second Life Bab 22
23
Second Life Bab 23
24
Second Life Bab 24
25
Second Life Bab 25
26
Second Life Bab 26
27
Second Life Bab 27
28
Second Life Bab 28
29
Second Life Bab 29
30
Second Life Bab 30
31
Second Life Bab 31
32
Second Life Bab 32
33
Second Life Bab 33
34
Second Life Bab 34
35
Second Life Bab 35
36
Second Life Bab 36
37
Second Life Bab 37
38
Second Life Bab 38
39
Second Life Bab 39
40
Second Life Bab 40
41
Second Life Bab 41
42
Second Life Bab 42
43
Second Life Bab 43
44
Second Life Bab 44
45
Second Life Bab 45
46
Second Life Bab 46
47
Second Life Bab 47
48
Second Life Bab 48
49
Second Life Bab 49
50
Second Life Bab 50
51
Second Life Bab 51
52
Second Life Bab 52
53
Second Life Bab 53
54
Second Life Bab 54
55
Second Life Bab 55
56
Second Life Bab 56
57
Second Life Bab 57
58
Second Life Bab 58
59
Second Life Bab 59
60
Second Life Bab 60
61
Second Life Bab 61
62
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!