(BAB REVISI)
Cyra melepas ponselnya, menatap Shasa yang masih setia menunggu kedatangan kakak sepupunya di parkiran bandara. "Kak, kenapa ga langsung nyamperin mereka? Emang mereka kenal plat mobil ayah?" Protes remaja yang berumur 15 tahun itu pada sang kakak.
Shasa menatap balik adiknya. "Mau turun?"
"Iya. Cyra mau buang air juga…" keluhnya.
"Ya udah ayo turun!" Ajak Shasa dengan tangan yang menggapai tasnya. Ia mengambil ikat rambut dan mengikat asal rambutnya yang tergerai.
"Kakak tunggu Cyra!" Teriak Cyra ketika dirinya ditinggal oleh sang kakak dengan kunci mobil yang diberikan kepadanya, disuruh untuk mengunci kembali mobilnya.
Cyra berlari karena ia tertinggal jauh dengan sang kakak yang sudah menyebrangi jalan. Hingga sebuah mobil berwarna hitam melaju dengan cepat ke arah gadis itu. Karena kelalaian Cyra dalam menyebrang, sampai gadis itu tak memperhatikan sekitarnya.
"KAKAK!!" Pekik Cyra takut. Tapi untung saja mobil itu berhasil berhenti tepat 5 cm di hadapan Cyra. Shasa tentu ikut terkejut, ia berbalik dan berlari ke arah sang adik untuk memastikan keadaannya.
"Astaga Cyra, kamu ga papa kan?!" Disaat itulah tangis Cyra terdengar. Antara takut dan terkejut menjadi satu, itulah yang dirasakan oleh Cyra.
"Kamu ga papa? Ada yang terluka? Apa kita perlu ke dokter?" Tanya sang pemilik mobil yang tak kalah khawatir dari Shasa.
"Maafin saya mas... Saya ga liat ada mobil…" Gadis itu membuka suaranya, tak menyalahkan si pengendara mobil karena memang itu kesalahannya.
"Saya juga minta maaf, saya terlalu cepat bawa mobilnya." Pria itu beralih menghadap ke arah Cyra kembali. "Kamu beneran ga papa?" Cyra mengangguk mengiyakan, dengan memeluk erat Shasa karena takut.
"Bener Ra?" Tanya Shasa, dan lagi lagi Cyra hanya mengangguk karena tak berani menatap pria tadi.
"Ya udah. Kamu masih mau nunggu Ka Rena sama Karel?"
"Iya, ayo kak!"
Shasa menatap pria yang hampir menabrak adiknya, terlihat seumuran dengannya. "Kalau gitu saya duluan ya, maaf sebelumnya." Pamit Shasa sebelum meninggalkan lelaki tersebut.
Mata lelaki itu terpaku pada Shasa. Matanya menangkap sosok yang tidak terlihat asing lagi di matanya. Kira kira dimana ia pernah bertemu dengan wanita itu?
"Tunggu!" Baru saja Shasa berbalik ingin melanjutkan langkahnya, namun pria itu menahannya. Ia mengeluarkan sebuah kartu dan memberikannya pada Shasa. "Sebagai gantinya, terima kartu nama saya. Kalau ada apa apa, langsung hubungi saya aja."
Shasa mengangguk. "Oke," ucap Shasa menerima. Ia langsung berlari menghampiri Cyra.
Sedangkan pria tadi masih memperhatikan Shasa. Karena bunyi klakson kendaraan orang menyadarkannya dari lamunan panjang tentang Shasa. Ia kembali masuk ke dalam mobil dan pergi dari bandara dengan pikiran yang masih tertuju pada sosok wanita tadi.
__________
Shasa mengedarkan pandangannya, masih mencari keberadaan kakak sepupunya itu. Hingga akhirnya orang yang ditunggu keberadaannya terlihat dipandangannya.
Tangannya terangkat dan melambai dengan memanggil nama mereka. "Kak Ren, Karel!" Panggilnya kencang, membuat salah satu si pemilik nama menoleh dan berlari ke arahnya.
"Caca!!" Pekik Rena bahagia. Ia berlari dan meninggalkan kopernya pada Karel-sang adik. Hingga keduanya bertubrukan dan saling memeluk erat, melepaskan kerinduan di antara keduanya.
"Kak Caca doang? Cyra engga?" Protes Cyra dengan bibir yang berbentuk kerucut.
Pelukan keduanya terlepas bersamaan dengan Karel yang baru menghampiri kakaknya. Rena menatap Cyra intens. Hingga tatapan Rena kembali pada Shasha. "Itu Cyra? Kirain anak tetangga." Ucap Rena dengan menunjuk gadis itu.
"Kak Renaaa!" Protes Cyra kembali.
Rena tertawa puas. "Bercanda sayang. Ulululu... sini dong," Ucap Rena membawa Cyra ke dalam pelukannya. "Gak ketemu 2 tahun, udah gede aja Cyra."
"Kak Rena nya gak balik balik sih!"
"Kamu juga ga nyamperin aku!" Balas Rena tak mau kalah.
"Kan aku masih sekolah…"
"Aku juga kuliah…" Dan lagi lagi, Rena bersikeras untuk tak disalahkan.
"Udah-udah!" Shasa memisahkan keduanya. Kemudian ia beralih menatap satu orang asing yang berdiri di antara mereka. "By the way, dia siapa? Temen lo?" Ucap Shasa bertanya pada Karel.
"Nope. Dia calon kakak ipar gue." Balas Karel dengan melepaskan headphonenya dan menggantungkannya di lehernya.
Mulut Shasa dan Cyra terbuka lebar. Mereka berdua terkejut mendengar kabar bahwa sang kakak sudah memiliki calon jodohnya. "Oh my god! Really?!" Tanya Shasa langsung menutup mulutnya.
"Of course."
"Kalau gitu kita harus cepet pulang, dan merayakan ini!" Usul Shasa cepat. Ia menarik salah satu koper yang paling kecil dan juga menarik lengan Rena, tak lupa dengan Cyra yang selalu berjalan tepat di sebelahnya.
__________
Sedangkan di sisi lain, motor ninja yang Rayyan bawa baru saja berhenti di kediaman kakek dan neneknya. Ia turun bersama dengan Nadhira yang sebelumnya ngotot agar dia saja yang membawa motornya.
Nadhira berhenti, menatap ke arah motor Rayyan yang masih terparkir dengan sembarangan. Ia juga belum melepaskan jaket kulit berwarna hitam yang biasa ia gunakan ketika berkendara sepeda motor.
"Bang, sini gua parkir dulu motornya." Tawar Nadhira, tangannya sudah bersiap menerima uluran kunci motor dari Rayyan.
Rayyan ikut berbalik menatap motornya. "Gak papa, biasanya juga begitu." Balas Rayyan acuh.
"Nanti mobil Kak Caca sama Ayah gak bisa parkir kalau abang parkir sembarangan gini!"
Rayyan menimang ucapan Nadhira. Ada benarnya juga dengan apa yang dikatakan oleh adiknya. "Ya udah." Putus Rayyan pada akhirnya.
Nadhira menahan pergerakan Rayyan yang ingin membenarkan posisi motornya. "Gua aja, abang masuk duluan. Lagian cuma sebentar." Bujuk Nadhira kembali. Saat ini ia benar benar ingin mengendarai motor ninja berwarna hitam mengkilat itu.
"Nih, hati hati ya!" Peringat Rayyan, takut adiknya jatuh mengingat motornya yang berat dan tinggi.
"Sip, gampang kok."
Setelah mengatakan hal itu, Rayyan benar benar masuk ke dalam kediaman utama kakek neneknya. Sedangkan Nadhira bersorak senang dalam hatinya.
Ia menyalakan ponselnya, melacak keberadaan Cyra untuk mengetahui dimana keberadaan mobil kakaknya. Kemudian setelahnya ia melacak keberadaan kedua orang tuanya. Lagi lagi ia dibuat bersorak dalam hati ketika mengetahui keberadaan keduanya masih jauh dengan rumah sang kakek nenek mereka dan kebetulan jalan yang mereka lalui sedang dalam masa perbaikan, jadi mau tidak mau mereka harus ikut terjebak dalam kemacetan.
Gadis itu memasukkan ponselnya, dan memasangkan earphone bluetooth nya di telinganya. Melakukan panggilan dengan tangan satu lagi yang merogoh kantung jaketnya, mengeluarkan STNK yang berhasil ia curi dari kantung celana Rayyan sebelumnya.
Saat panggilan tersambung, ia tersenyum senang. "Sharelock sekarang, gue otw." Ucap Nadhira pada lawan bicaranya melalui telepon.
Ia memasukkan kembali STNK milik Rayyan, memakai sarung tangannya untuk berkendara dan memakai helm fullface milik Rayyan. Gadis tomboy itu menatap pantulan dirinya dari spion motor. "Perfect." Ucapnya tersenyum singkat.
Saat itu juga, tangannya memutar kunci motor dan mulai melajukan motor ninja itu. Dan disaat yang bersamaan Rayyan keluar berusaha untuk mengejarnya.
"NADHIRA MAU KEMANA LO?!!" Teriak sang abang karena takut ia akan dimarahi oleh ayah dan bundanya karena telah memberikan izin pada Nadhira untuk berkendara.
"30 MENIT BANG!!" Balas Nadhira memutar kepalanya kebelakang, melihat Rayyan yang tak dapat menggapainya karena ia memutar gas dengan sangat kencang.
"AH **!*!!" Umpat Rayyan dengan segala kekesalannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Rapa Rasha
seru lanjut
2022-12-09
0
Subrinemer
hehehe kasian juga Rayyan jadi makanan nyamuk ayah d bunda 😂😂😂
2021-10-09
1
re
Rayyan curhat ortunya pacaran aja hehe
2021-08-24
0