3-Geng Motor

(BAB REVISI)

Rayyan memandang gelisah ke arah gerbang masuk rumah keluarga besar sang ibu, sudah 15 menit Nadhira keluar dari rumah menggunakan motornya tapi tak juga kunjung kembali. Ia takut saat kakak dan kedua orang tuanya datang akan menanyakan keberadaan Nadhira.

Sang Nenek menatap Rayyan yang terlihat mondar mandir di depan pintu masuk, dari gerak gerak lelaki itu, sudah dapat dipastikan bahwa ia sedang cemas.

"Rayyan…" panggilnya pelan pada sang cucu. Si pemilik nama langsung menoleh.

"Ya?" Balas Rayyan mencoba setenang mungkin agar neneknya tak curiga padanya.

"Kamu ngapain disini? Dhira mana?"

Deg!

Pertanyaan yang ingin Rayyan hindari pun terlontar dari mulut neneknya. Apa yang harus ia katakan? Rayyan bergeming di tempat. Ia masih memikirkan alasan yang tepat untuk menjelaskan pada neneknya.

"Rayyan?" Panggil Alfira-neneknya.

"Ah? Eh Dhira? Dia tadi aku suruh buat beli barang sebentar. Mungkin setengah jam lagi Grandma, soalnya lumayan jauh,"

"Aarggh!! Alasan apa ini?!! Gak masuk akal! Pasti Grandma bakal tanya kenapa bukan gue aja yang jalan!"

Rayyan mengumpat dalam hati, merutuki kebodohannya karena adiknya itu.

"Kenapa gak kamu aja? Emang beli apaan?"

Rayyan mengangkat bahunya dengan menggelengkan kepalanya, tanda tak tahu. Ia tak ingin membuat banyak kebohongan untuk melindungi dirinya maupun Nadhira. Semoga saja neneknya tak banyak bertanya.

"Ya udah nanti kamu tanyain langsung ke Dhira. Sekarang masuk aja dulu. Ga bosen tunggu dia di luar?" Rayyan mengangguk mengiyakan ucapan neneknya. Ia melangkah masuk ke dalam mansion keluarga besar ibunya dengan mengumpati Nadhira yang bisa membuatnya kena masalah besar.

__________

Sedangkan di tempat lain Shasa yang tengah menyetir menghela napas kasar. Ia sengaja masuk ke dalam tol untuk menghindari kemacetan, namun siapa sangka saat masuk ke dalam tol ia tetap terjebak ke dalam kemacetan karena kecelakaan beruntun yang terjadi di tol yang mereka lalui.

Cyra yang juga merasa bosan pun menopang dagunya menggunakan tangan yang ia taruh di atas sisi pintu.

"Kak, kita keluar tol aja. Lewat situ bisa kan? Setau Cyra jalan itu udah selesai masa perbaikannya." Usul Cyra ketika melihat jalan keluar dari tol di sebelah kiri mereka.

Shasa ikut menoleh ketika Cyra menunjukkan jalan padanya. Benar apa yang dikatakan oleh Cyra, mereka bisa saja keluar dari arah kiri mereka tapi saat ini posisi mereka sedang di sisi jalan tol paling kanan dan sebentar lagi akan melewati persimpangan itu, sulit baginya untuk berpindah jalur disaat kanan dan kirinya dipenuhi kendaraan yang terjebak dalam kemacetan seperti dirinya.

"Iya sih… Tapi kak Caca juga susah kalo mau kesana." Keluh Shasa membuat Cyra mengangguk setuju.

Tring!

Sebuah pesan masuk ketika Shasa sedang berbicara dengan adik bungsunya. Wanita itu menoleh dan meraih ponselnya, mengecek notifikasi apa yang ia dapatkan.

Gadis cantik dengan rambut yang dikuncir asal itu tersenyum sinis. Ia membuka notifikasi tersebut dan memperbesar layar ponselnya.

"Dhira… Dhira…" gumamnya pelan dengan terkekeh pelan.

Cyra memperhatikan kakaknya. "Kenapa kak?"

"Nope." Balas Shasa acuh dengan menaikkan kedua bahunya.

Gadis itu memutar kepalanya. Di kursi belakang hanya Karel-lah yang masih terjaga sedangkan Rena dan calon suaminya itu sudah tertidur lelap di dalam mobil.

"Rel! Karel!"

Lelaki yang umurnya lebih muda satu tahun darinya itu tak bergeming di tempat. Sepertinya ia tak mendengar suara Shasa yang memanggilnya karena sedang menggunakan headphone.

"Bang Karel!" Teriak Cyra dengan melemparkan permen yang ada di dalam mobil ke arah lelaki itu. Dan itu berhasil membuat Karel melepaskan headphonenya.

"Hmm? Kenapa?" Cyra memberi isyarat pada lelaki itu kalau yang memanggil bukanlah dirinya melainkan Shasa.

"Napa Sa?"

"Tolong gue bisa?" Tanya Shasa to the point.

Karel mengerutkan alisnya. Dengan sedikit ragu ia bertanya. "Apa?" Balasnya.

Shasa melihat ponselnya sebentar, memastikan bahwa ponselnya masih menyala. "Gantiin gue nyetir." Pinta gadis itu dengan mata yang kembali fokus pada jalanan di depan nya.

"Kenapa Kak?"

"Capek?"

Cyra dan Karel bertanya secara bersamaan kepada Shasa, sedangkan yang ditanya hanya tersenyum simpul.

"Enggak, ada urusan mendadak yang harus gue kerjain. Bisa?" Karel mengangguk mengiyakan. Tak keberatan, toh ia hapal jalan menuju rumah grandma dan grandpa mereka.

"Thanks." Ucap Shasa pada sepupunya. Kemudian ia beralih menatap Cyra sebentar. "Cyra, tolong hubungi sekretaris Ayah buat bawain motor Kakak. Anter motornya di pintu keluar tol selanjutnya." Pinta Shasa serius.

Karena nada bicara Kakaknya yang sangat serius, Cyra tak bertanya apapun, ia tau pasti ada yang tak beres. Sudah biasa bagi Cyra ketika melihat Kakaknya yang selalu lemah lembut tiba tiba berubah menjadi sangat serius, bahkan suasana nya mendadak sangat dingin karena perubahan Shasa.

"Oke."

__________

Nadhira melepaskan helm fullface dan juga melepaskan sarung tangan yang ia kenakan. Mengibas-ibaskan rambutnya yang yadi ia gulung ke atas.

Ia tersenyum melihat sekumpulan teman temannya yang sudah menunggu kedatangannya. Ia berjalan dengan memeluk helm di sisinya.

"Dah lama?" Tanya Nadhira dengan ber-tos ria pada teman temannya.

"Enggak, santai aja!"

"Mana nih yang ngajak tanding? Kok ga muncul? Takut ya?" Teriak Nadhira keras. Ia tertawa kencang, meremehkan lawannya karena belum juga datang. Padahal mereka duluan yang mulai dan mengajak genk nya untuk Tanding dengan mereka, tapi mereka pula yang belum datang.

Brum… Brum…

Suara Nadhira memelan. Ia melihat sekumpulan anak genk motor yang mengajak mereka untuk tanding sudah datang.

Pria yang berada di depan Nadhira membuka kaca dari helm yang ia gunakan. "Sayangnya gue bukan pengecut yang cuma bisa bacot! Biar gue buktinya kalau sekolah lo ga pantes di jadiin panutan!" Ucap lelaki itu yang masih berada di atas motor ninja yang dikenakan olehnya.

Nadhira tertawa sinis, ia cukup mengapresiasikan keberanian lelaki itu karena telah berani menantangnya.

"Oke, gue ga takut." Balas Nadhira dengan enteng.

"Sikat bos!"

"Kalahin mereka Ra!"

"Maju lo!"

Suara teriakan teman teman Nadhira terdengar kencang, menyemangati Nadhira yang merupakan ketua genk mereka, gadis tomboy yang memang suka membuat ulah dan menindas orang sesukanya.

Gadis berumur 16 tahun itu tersenyum singkat sebelum memutar tubuhnya dan berjalan ke arah motor yang ia gunakan. Ia telah siap untuk mengikuti balap motor ilegal yang itu.

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

hebat anak nya Daffa dan Nia jos pokoknya😁🤗 lanjut

2022-12-09

0

chika callysta

chika callysta

pasti rayyan yg narik shasa

2021-04-22

0

Dinda Natalisa

Dinda Natalisa

Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.

2021-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 1-Prolog
2 2-Kabur
3 3-Geng Motor
4 Second Life Bab 4
5 Second Life Bab 5
6 Second Life Bab 6
7 Second Life Bab 7
8 Second Life Bab 8
9 Second Life Bab 9
10 Second Life Bab 10
11 Second Life Bab 11
12 Second Life Bab 12
13 Second Life Bab 13
14 Second Life Bab 14
15 Second Life Bab 15
16 Second Life Bab 16
17 Second Life Bab 17
18 Second Life Bab 18
19 Second Life Bab 19
20 Second Life Bab 20
21 Second Life Bab 21
22 Second Life Bab 22
23 Second Life Bab 23
24 Second Life Bab 24
25 Second Life Bab 25
26 Second Life Bab 26
27 Second Life Bab 27
28 Second Life Bab 28
29 Second Life Bab 29
30 Second Life Bab 30
31 Second Life Bab 31
32 Second Life Bab 32
33 Second Life Bab 33
34 Second Life Bab 34
35 Second Life Bab 35
36 Second Life Bab 36
37 Second Life Bab 37
38 Second Life Bab 38
39 Second Life Bab 39
40 Second Life Bab 40
41 Second Life Bab 41
42 Second Life Bab 42
43 Second Life Bab 43
44 Second Life Bab 44
45 Second Life Bab 45
46 Second Life Bab 46
47 Second Life Bab 47
48 Second Life Bab 48
49 Second Life Bab 49
50 Second Life Bab 50
51 Second Life Bab 51
52 Second Life Bab 52
53 Second Life Bab 53
54 Second Life Bab 54
55 Second Life Bab 55
56 Second Life Bab 56
57 Second Life Bab 57
58 Second Life Bab 58
59 Second Life Bab 59
60 Second Life Bab 60
61 Second Life Bab 61
62 Pengumuman
Episodes

Updated 62 Episodes

1
1-Prolog
2
2-Kabur
3
3-Geng Motor
4
Second Life Bab 4
5
Second Life Bab 5
6
Second Life Bab 6
7
Second Life Bab 7
8
Second Life Bab 8
9
Second Life Bab 9
10
Second Life Bab 10
11
Second Life Bab 11
12
Second Life Bab 12
13
Second Life Bab 13
14
Second Life Bab 14
15
Second Life Bab 15
16
Second Life Bab 16
17
Second Life Bab 17
18
Second Life Bab 18
19
Second Life Bab 19
20
Second Life Bab 20
21
Second Life Bab 21
22
Second Life Bab 22
23
Second Life Bab 23
24
Second Life Bab 24
25
Second Life Bab 25
26
Second Life Bab 26
27
Second Life Bab 27
28
Second Life Bab 28
29
Second Life Bab 29
30
Second Life Bab 30
31
Second Life Bab 31
32
Second Life Bab 32
33
Second Life Bab 33
34
Second Life Bab 34
35
Second Life Bab 35
36
Second Life Bab 36
37
Second Life Bab 37
38
Second Life Bab 38
39
Second Life Bab 39
40
Second Life Bab 40
41
Second Life Bab 41
42
Second Life Bab 42
43
Second Life Bab 43
44
Second Life Bab 44
45
Second Life Bab 45
46
Second Life Bab 46
47
Second Life Bab 47
48
Second Life Bab 48
49
Second Life Bab 49
50
Second Life Bab 50
51
Second Life Bab 51
52
Second Life Bab 52
53
Second Life Bab 53
54
Second Life Bab 54
55
Second Life Bab 55
56
Second Life Bab 56
57
Second Life Bab 57
58
Second Life Bab 58
59
Second Life Bab 59
60
Second Life Bab 60
61
Second Life Bab 61
62
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!