EPISODE 3 DI MABUK CINTA

Semenjak kejadian itu, aku semakin berani untuk melangkah lebih jauh, karena pak Gun sudah membuatku di mabuk cinta.

Seperti biasanya pada hari Sabtu Malam pak Gun datang ke rumahku, aku selalu minta giliran di pijat setelah suamiku, karena setelah di pijat, suamiku pasti akan tertidur pulas.

"Mas kamu duluan saja," pintaku kepada suamiku.

"Iya Dik," jawab suamiku tanpa ada rasa curiga sedikitpun.

Setelah suamiku selesai di pijat, entah kenapa pada waktu itu dia tidak tidur, suamiku masih menonton Tv sembari memainkan HP nya.

Aku pun mempunyai ide untuk menyuruh dia membeli makan.

"Mas aku lapar, belikan nasi goreng ya," pintaku kepada suamiku.

"Oh iya Dik," jawab suamiku tanpa ada rasa curiga sedikitpun suamiku pergi membelikan aku nasi goreng.

Pada saat suamiku pergi membeli makan, inilah waktu yang aku manfaatkan bersama pak Gun, walau hanya sebentar tapi sangat berarti buatku.

Hampir satu bulan aku lakukan bersama pak Gun, dan suamiku tidak menyadarinya, aku benar-benar sudah terjerat cinta pak Gunawan.

Sampai pada hari kamis pagi, aku akan berangkat kerja, kalau aku berangkat kerja selalu di antar oleh suamiku sampai di depan tempat kerjaku.

Tetapi pagi itu aku ingin sekali bertemu dengan pak Gun di tempat praktek pijatnya, jika pagi pak Gun membuka praktek pijat di rumahnya yang buka dari jam 08.00 Pagi sampai jam 17.00 Sore.

Sekitar pukul 06.30 Pagi, aku di antar suamiku.

Setelah suamiku pulang....

Aku tidak langsung masuk ke tempat kerjaku, tapi aku mencari angkot untuk pergi kerumahnya pak Gun.

Sekitar 30 menit perjalanan dari tempat kerjaku ke rumah pak Gun.

Setelah sampai di rumah pak Gun....

Aku lihat dia sibuk dengan pasiennya yang sudah antri untuk di pijat.

Pak Gun kaget melihat kedatanganku, karena ini yang pertama kalinya bagiku datang kerumahnya.

"Ibu Lisa," ujar pak Gun kaget melihatku di tengah-tengah pasiennya yang antri.

Aku hanya tersenyum melihat pak Gun, kemudian pak Gun datang menghampiriku.

"Tunggu ya Bu," ucap pak Gun berbisik di dekatku.

"Iya, lanjutkan dulu Pak, saya tunggu disini," kataku sembari menatap wajah pak Gun.

Kemudian pak Gun melanjutkan aktifitasnya memijat pasiennya, hampir 30 menit aku menunggu, kemudian pak Gun datang lagi menghampiriku.

"Kenapa ibu tidak bilang kalau mau kesini," ujar pak Gun seraya berdiri di depanku.

"Saya sengaja Pak, saya hanya ingin lihat Pak Gun," ucapku sambil tersenyum.

"Oh begitu ya, iya tunggu sebentar ya Bu, saya selesaikan dulu," ujar pak Gun kemudian masuk ke dalam ruangannya.

"Iya pak, saya juga ikut antri ini pak," ucapku tersenyum.

Beberapa saat kemudian, kini giliran ku untuk di pijat.

Aku masuk ke dalam kamar yang memang di sediakan untuk para pasiennya.

Di dalam ruangan pijat pak Gun....

"Oh ini ruangan pijatnya ya Pak," tanyaku kepadaku pak Gun sembari melihat isi di dalam kamar itu.

"Iya seperti inilah tempat kerja saya Bu," ujar pak Gun.

Kami pun duduk di tempat tidur yang ada di dalam ruangan itu.

"Ibu tidak kerja hari ini?" tanya pak Gun melihat ke arahku.

"Libur Pak," jawabku sambil tersenyum.

"Meliburkan diri ya Bu," canda pak Gun di ikuti senyumannya.

"Iya, Pak," jawabku tersipu malu.

"Tidak enak kalau panggil bapak?" kata pak Gun.

"Mau panggil apa?" tanyaku.

"Mas atau sayang juga boleh," ujar pak Gun.

"Saya takut kalau di rumah lupa panggil sayang," kataku kepada pak Gun.

"Ya sudah panggil Bapak saja," ujar pak Gun.

"Saya tidak apa-apa lama disini, di luar masih banyak yang antri Pak," ucapku kepada pak Gun.

"Nggak masalah biar saja mereka antri Bu," kata pak Gun dengan tenang.

Kami pun terdiam sejenak, pak Gun memandang ku aku pun juga memandang wajah pak Gun, ada rasa bergetar di hati ketika saling bertatapan mata.

"Ibu mau di pijat hari ini?" tanya pak Gun kepadaku.

"Boleh Pak," ucapku senang.

"Pijat biasa apa yang spesial?" tanya pak Gun seraya sedikit tersenyum kepadaku.

"Terserah Bapak saja," ucapku pasrah.

"Ya sudah, berbaring Bu," pinta pak Gun.

Aku pun menuruti perintahnya, aku berbaring di tempat tidur, kemudian pak Gun mulai mengolesi tubuhku dengan minyak urut dan mulai memijat ku.

Awalnya pijatan biasa lalu berganti ke pijatan yang spesial yang membuatku merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Hampir 2 jam aku di dalam ruangan kerja pak Gun, sampai akhirnya pak Gun menyelesaikan pijatannya, kami berdua bermandikan keringat bercampur dengan minyak urut yang membasahi tubuhku.

Setelah itu kami duduk di pinggiran ranjang...

"Bayar nggak pak pijatannya?" tanyaku tersenyum kepada pak Gun sembari aku merapikan pakaianku.

"Biasanya yang harus bayar saya Bu," canda pak Gun seraya tersenyum.

"Bapak bisa saja," ucapku sambil tersipu malu.

"Terima kasih ya Bu?" ucap pak Gun kepadaku.

"Saya yang harus berterima kasih sama Bapak, karena Bapak sudah memijat saya gratis," ujar ku kepada pak Gun.

Pak Gun hanya tersenyum mendengar aku berkata seperti itu.

"Ya sudah, saya langsung pulang ya Pak," kataku kepada pak Gun.

"Nggak mau nunggu Bu?" tanya pak Gun sembari memegang tanganku dengan mesra.

"Takut malam Pak, nanti saya di cari suami saya," ujar ku sembari aku beranjak dari tempat tidur.

"Oh iya, malam minggu saya ke rumah ibu ya?" tanya pak Gun.

"Iya Pak, memangnya Bapak tidak bisa malam minggu ini datang ke rumah?" tanyaku kepada pak Gun.

"Masalahnya Bu Lisa kan sudah di pijat hari ini," ujar pak Gun kepadaku.

"Iya saya sudah, tapi suami saya kan belum Pak," kataku kepada pak Gun.

"Iya Bu." ucap pak Gun singkat.

"Tapi malam minggu ini saya di pijat lagi ya Pak," pintaku sambil tersenyum kepada pak Gun.

"Siap Bu," ucap pak Gun tegas.

"Pak saya mau tanya," kataku kepada pak Gun.

"Tanya apa Bu?" ucap pak Gun memandang wajahku yang penuh keringat.

"Bapak jawab jujur ya, apa Bapak juga memijat seperti saya ke pasien yang lain?" tanyaku melihat ke arah pak Gun.

"Kenapa ibu tanya seperti itu," ucap pak Gun sembari mengerutkan dahinya.

"Jawab saja Pak, tapi jujur ya," pintaku agar pak Gun berkata jujur.

"Hanya sama Bu Lisa saya memijat seperti itu," jawab pak Gun dengan tatapan penuh keyakinan.

"Serius Pak?" tanyaku memastikan jawaban pak Gun.

"Iya serius," ucap pak Gun yakin.

"Kalau pasiennya cewek cantik?" tanyaku sedikit tersenyum ke arah pak Gun.

"Tidak ngaruh Bu, saya bekerja secara profesional," kata pak Gun.

"Tapi sama saya?" cetus ku melihat wajah pak Gun.

"Pertama lihat Bu Lisa, saya langsung jatuh cinta, cinta pada pandangan pertama Bu," ujar pak Gun seraya memandangi wajahku.

"Begitu ya Pak," ucapku.

"Iya Bu, Bu Lisa bagaimana?" tanya pak Gun menatapku tajam.

"Bapak tidak bisa menebak saya datang kesini karena apa?" kataku.

"Karena minta di pijat?" ujar pak Gun.

"Karena saya juga cinta sama Bapak," jawabku melihat ke arah pak Gun.

"Ibu bisa saja, saya jadi malu Bu." Pak Gun menundukkan wajahnya yang memerah.

"Tolong sebisa mungkin rahasiakan ini ya Pak," pintaku kepada pak Gun.

"Iya Bu, saya janji," sahut pak Gun dengan tegas.

"Ya sudah saya pulang dulu Pak," ujar ku seraya beranjak dari tempat tidur di ruangan itu.

"Cium dulu Bu?" pinta pak Gun seraya mencegahku yang akan pergi dari ruangannya.

"Bapak ini banyak yang nunggu itu Pak," ucapku sembari aku berbalik ke arah pak Gun yang duduk di pinggiran tempat tidur.

Aku pun mencium pak Gun, kemudian aku keluar dari ruangan itu, aku lihat orang yang sudah antri memandangiku dengan tatapan yang penuh tanda tanya, ada sedikit raut emosi di wajah mereka.

Sampai salah satu orang yang antri bertanya kepadaku...

"Kok lama Bu?" tanya orang itu sedikit kesal.

Belum sempat aku jawab pak Gun keluar dari ruangannya.

"Iya ibu itu keluhannya banyak sekali, itu saja masih belum selesai" jawab pak Gun.

Aku pun berlalu pergi dari rumah pak Gun, karena aku lihat jam masih pukul tiga sore, aku berkeliling belanja keperluan kosmetik ku sampai waktu jam kerja pulang.

Aku lakukan agar suamiku tidak curiga.

Terpopuler

Comments

maharastra

maharastra

owalahhh...gendeng diplihara...cinta ohh cinta

2022-10-14

0

Rahman Gany

Rahman Gany

tumbuh cinta terlarang

2021-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!