EPISODE 2 PIJAT ATAS BAWAH

Hari-hariku kini hidup dalam bayangan, bayangan dari pak Gunawan, setiap hari aku selalu memikirkan dia, memikirkan pijatannya yang membuat diriku terbang melayang melintasi awan.

Aku jadi tidak sabar ingin cepat-cepat akhir pekan, dimana hari itu pak Gun akan datang ke rumahku untuk memijat ku.

Sampai pada akhirnya waktu yang aku tunggu-tunggu datang juga, kini malam minggu datang, hatiku berdebar sangat kencang.

Tepat pukul 19.00 Malam, saat itu aku dan suamiku lagi menonton Tv.

Tok....Tok....Tok.

"Mas itu pak Gun sudah datang," ujar ku kepada suamiku.

"Iya Dik," ucap sembari beranjak dari tempat duduknya.

Kemudian suamiku membuka pintu rumah.

"Silahkan masuk Pak," ujar suamiku menyuruh pak Gun masuk.

"Iya Pak," kata pak Gun seraya masuk ke dalam rumahku.

"Dik, buatkan kopi," ujar suamiku kepadaku.

"Iya mas," ucapku sembari pergi ke dapur untuk membuat kopi.

Setelah aku membuatkan kopi, aku segera menghidangkannya ke ruang tamu, dimana suamiku dan pak Gun lagi asik mengobrol.

Dan entah kenapa pak Gun malam itu nampak gagah dan ganteng, aku sampai tidak bosan melihatnya.

Begitu juga dengan pak Gun, saat mengobrol dengan suamiku dia terus memandangiku, dengan tatapan penuh makna, sesekali dia tersenyum kepadaku.

Suamiku tidak menyadari hal ini, suamiku tetap saja fokus mengobrol dengan pak Gun.

Ketika suamiku mengobrol dengan pak Gun, tiba-tiba Handphone suamiku berdering.

"Aduh Dik, aku ada orderan nih," ujar suamiku sambil memperlihatkan HP nya kepadaku.

Ternyata suamiku menerima orderan online.

"Ya sudah mas, aku nggak usah di pijat," ujar ku menatap wajah suamiku.

"Kasihan pak Gun jauh-jauh datang kesini Dik," ucap suamiku seraya memandangku.

"Iya sudah, jangan lama-lama ya mas," pintaku kepada suamiku.

"Iya, kalau sudah selesai aku langsung pulang Dik," kata suamiku seraya beranjak dari tempat duduknya.

Tanpa ada rasa curiga sedikitpun, suamiku tetap menyuruhku untuk di pijat, memang pak Gun terlihat pendiam dan baik.

"Pak, saya tinggal dulu ya," ucap suamiku berpamitan kepada pak Gun.

"Oh iya, silahkan pak," jawab pak Gun seraya menganggukkan kepalanya.

Setelah itu suamiku berangkat, aku pun mengantarnya sampai pintu gerbang.

"Mas, hati-hati ya," ujar ku seraya mencium tangan suamiku.

"Iya, aku berangkat Dek," ucap suamiku.

"Iya mas." ucapku.

Begitu suamiku berangkat, aku menghampiri pak Gun di ruang tamu dan duduk di dekatnya.

"Sudah mau di pijat Bu?" tanya pak Gun seraya tersenyum.

"Tunggu ya Pak, saya ganti baju dulu," ucapku sembari beranjak dari tempat dudukku.

"Iya Bu," jawab pak Gun dengan lembut dan sopan.

Aku pun menuju ke kamar untuk berganti baju, kurang lebih 5 menit aku berada di dalam kamar, setelah berganti baju aku kembali ke ruang tamu untuk menemui pak Gun.

"Mari Pak," ajak ku kepada pak Gun untuk segera memijat ku.

Kamipun berjalan menuju ke kamar, setelah sampai di kamar, aku segera tengkurap di atas ranjang, sengaja aku tidak menutup pintu rumah dan pintu kamar agar tidak ada kesan negatif dari tetangga.

"Pelan-pelan ya Pak," pintaku kepada pak Gun supaya memijat ku dengan pelan.

"Iya Bu," ucap pak Gun dengan tegas.

Lalu, pak Gun mulai membuka kain yang menutupi tubuhku dan mengolesi minyak urut di punggungku.

"Permisi ya Bu," ucap pak Gun dengan sopan kepadaku saat dia membuka kain yang menutupi punggungku.

Setelah mengolesi minyak urut, kemudian pak Gun mulai memijat punggungku dengan lembut.

Pijatannya sungguh enak dari enaknya membuatku merasakan kantuk dan benar-benar ingin terpejam, mungkin karena pijatannya dari seorang laki-laki jadi terasa pijatannya di tubuhku.

Setelah hampir 15 menit memijat leher dan punggungku kemudian pak Gun berpindah memijat kaki dan pahaku, aku membenamkan kepalaku di bantal menikmati pijatannya.

Kurang lebih 10 menit memijat kaki dan pahaku, kemudian pak Gun memintaku untuk telentang,

"Telentang ya Bu," kata pak Gun.

"Oh iya Pak," ucapku seraya membalikkan tubuhku.

Saat itu pak Gun membantuku untuk telentang, saat tubuhku di balikkan, aku masih berusaha untuk terpejam karena aku sudah terbuai dengan pijatan pak Gun.

Aku mencoba masih terlelap, bahkan sekarang ketika tubuh depanku di pijat aku masih terlelap, saat pak Gun akan memijat area sensitif ku, aku sebenarnya ingin menolaknya tapi lagi-lagi aku lepas kendali, aku hanya bisa diam dan menikmati pijatannya.

Aku pun lagi-lagi menurut karena tidak tahu harus bagaimana, aku seperti terhipnotis oleh pak Gun, apa yang akan dia lakukan terhadapku, aku hanya bisa pasrah.

Pijatannya sungguh enak dan lembut, membuat kenikmatan ini tidak bisa lagi aku lukis kan dengan kata-kata.

Hingga beberapa menit kemudian aku mengatakan kepada pak Gun.

"Pak, nanti suamiku datang," ujar ku kepada pak Gun.

Mendengar perkataan ku lantas pak Gun segera beranjak dari atas tempat tidur kemudian keluar dari kamarku.

Aku mendengar pak Gun menutup pintu rumah dan menguncinya, setelah itu dia kembali masuk ke dalam kamarku.

Tanpa banyak bicara pak Gun kembali melanjutkan pijatannya, dia terus membuatku melayang-layang, sampai pak Gun akan melakukan pijatan di luar batas kewajaran.

"Bapak mau apa?" tanyaku kepada pak Gun.

"Maaf Bu, ini akan membuat ibu semakin sehat dan bugar, percayalah Bu," ujar pak Gun menjelaskan kepadaku.

Sampai pada akhirnya aku melakukannya dengan pak Gun.

Aku diam seperti terhipnotis, pikiranku kacau, kenapa aku sampai mau melakukannya, apa karena aku jarang melakukannya dengan suamiku atau karena melihat pak Gun yang ganteng dan gagah, entahlah, yang jelas sekarang aku terjerat cinta pak Gun.

Setelah beberapa menit istirahat, kamipun sudah rapi kembali seperti semula dan kami kembali duduk di ruang tamu, tidak lupa aku membuka kembali pintu rumahku.

"Pak, tolong jangan ceritakan ini kepada suamiku," pintaku kepada pak Gun.

"Iya Bu, maafkan saya Bu," ucap pak Gun.

"Sudah pak, jangan di bahas," pintaku dengan tegas seraya menatap pak Gun.

Belum 10 menit kami duduk, terdengar suara motor suamiku, kemudian suamiku masuk ke dalam rumah.

"Sudah di pijat Dik?" tanya suamiku.

"Sudah mas, di pijat disini," jawabku mengatakan kepada suamiku kalau aku di pijat di ruang tamu.

"Kenapa nggak di kamar Dik?" tanya suamiku sembari duduk di sampingku.

"Nggak enak sama tetangga mas," jawabku sambil melihat ke arah pak Gun.

"Oh iya Dik," kata suamiku.

Aku berharap pak Gun tidak berbicara kepada suamiku dan mengatakan yang sebenarnya kalau tadi aku di pijat di kamar.

Tapi pak Gun sepertinya paham dengan maksudku, dia hanya diam mendengarkan aku dan suamiku berbicara.

Kemudian suamiku mengajak pak Gun untuk memijatnya.

"Mari Pak," ajak suamiku kepada pak Gun.

"Iya Pak," ucap pak Gun.

Setelah itu suamiku dan pak Gun beranjak dari tempat duduknya kemudian menuju ke kamar, sedangkan aku yang sudah kelelahan karena aktifitas ku dengan pak Gun tiduran di depan Televisi.

Sampai tidak terasa aku pun tertidur.

Terpopuler

Comments

maharastra

maharastra

uhhhhh dasarrr...jablay

2022-10-14

0

Rahman Gany

Rahman Gany

akhirx pertahanan nya juga jebol

2021-12-22

0

ewa dewata

ewa dewata

crtx g detail

2021-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!